Tim penyusun:
1.Lina safitri
2.Lusi yuliani
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
1. Kemoterapi
2. Radioterapi
3. Transplantasi sumsum tulang
4. Terapi suportif
7. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.Riwayat penyakit
b.Kaji tanda -0 tanda anemia
c.Kaji adanya tanda – tanda leukopenia
d.Kaji adanya trombositopenia
e.Kaji adanya tanda –tanda invasi ekstra medulola
f.Kaji adanya pembesaran testis
g.Kaji adanya Hematuria,hipertensi,gagal ginjal,inflamasi disekitar
rectal
2. Analisa Data
a. Data subjektif
b. Data obyektif
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
5.Evaluasi keperawatan
URAIAN KASUS
Pemeriksaan fisik :
B1 (Breath):RR 37x/menit, sesak napas, menggunakan
otot bantu pernapasan yaitu otot sternokleidomastoid.
B2 (Blood):TD 80/50 mmHg, CRT >3detik, akral dingin, HR
80x/menit, Hb 6,7 gr/dl, leukosit 70.500 ml3, trombosit
44.000ml3
B3 (Brain): sakit kepala
B4 (Bladder): -
B5 (Bowel): BB turun, mual, muntah, pembesaran limfa,
pembesaran hati
B6 (Bone):Nyeri tulang dan sendi
3. ANALISA DATA
Diagnosis Keperawatan I
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan oksigen tidak terdistribusi dengan baik
Tujuan : Pertukaran gas dapat terdistribusi dengan baik
Kriteria Hasil : RR 24x/menit, pasien tidak mengeluhkan sakit kepala, Hb normal, SaO 2 >
95%, Hasil AGD menunjukkan nilai normal PO 2 80-100, PCO2 35-45, pH 7-7,5.
Intervensi Rasional
Atur posisi klien semifowler Posisi fowler memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan
upaya bernapas
Berikan oksigen dan pantau efektifitasnya Terapi oksigen dapat mengoreksi hipoksemia yang terjadi akibat
penurunan ventilasi paru
Tingkatkan pola pernapasan yang optimal dalam Mengoptimalkan pertukaran gas alveoli dengan pembuluh darah
memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbondioksida
dalam paru
Tingkatkan bedrest, batasi aktivitas dan bantu kebutuhan Menurunkan konsumsi oksigen selama periode penurunan
perawatan diri sehari-hari sesuai keadaan pasien pernapasan dan dapat menurunkan beratnya gejala
Sajikan makanan dengan tampilan menarik yang berprotein/ Meningkatkan nafsu makan anak agar kebutuhan nutrisi tercukupi
kalori sangat tinggi yang disajikan pada saat individu ingin atau terpenuhi dan mendukung proses metabolic pasien yang
makan berisiko tinggi terhadap malnutrisi
Berikan porsi makan porsi kecil tapi sering (enak kali per hari Untuk mengurangi perasaan tegang pada lambung sehingga
ditambah dengaan makanan kecil diberikan makanan sedikit tapi sering
Pantau kebutuhan cairan dan elektrolit klien Mencegah terjadinya kekurangan cairan dan elektrolit pada klien
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam memnutukan protein pasien Bekerjasama dalam pemberian nutrisi pasien agar adekuat dan
yang mengalami ketidakadekuatan asupan protein tepat.
Dampak leukemia terhadap pemenuhan KDM
a. Problem Oksigenisasi Respirasi irregular, cepat atau lambat, sirkulasi perifer menurun, perubahan mental, agitasi gelisah,
tekanan darah menurun, hypoksia, akumulasi secret, nadi ireguler.
b. Problem Eliminasi Konstipasi, medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltik, kurang diet serat dan asupan makanan juga
mempengaruhi konstipasi.
c. Problem Nutrisi dan Cairan Asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic menurun, distensi abdomen, kehilangan BB, bibir
kering dan pecah-pecah, lidah kering dan membengkak, mual, muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan cairan menurun.
d. Problem suhu Ekstremitas dingin, kedinginan menyebabkan harus memakai selimut.
e. Problem Sensori Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat mendekati kematian, menyebabkan kekeringan pada
kornea, Pendengaran menurun, kemampuan berkonsentrasi menjadi menurun, pendengaran berkurang, sensasi menurun.
f. Problem nyeri Ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra vena, pasien harus selalu didampingi untuk
menurunkan kecemasan dan meningkatkan kenyaman.
g. Problem Kulit dan Mobilitas Seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit sehingga pasien terminal memerlukan
perubahan posisi yang sering.
h. Masalah Psikologis Pasien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami banyak respon emosi, perasaaan marah dan putus
asa seringkali ditunjukan. Problem psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain ketergantungan, hilang control
diri, tidak mampu lagi produktif dalam hidup, kehilangan harga diri dan harapan, kesenjangan komunikasi/ barrier komunikasi.
i. PerubahanSosial-Spiritual Pasien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan menderita penyakit kronis
yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan.
KESIMPULAN
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum
tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan
menyingkirkan jenis sel lain. Leukemia juga digambarkan berdasarkan jenis
sel yang berproliferasi. Sebagai contoh, leukemia limfoblastik akut,
merupakan leukemia yang paling sering di jumpai pada anak, menggambarkan
kanker dari turunan sel limfosit primitive. Leukemia granulostik adalah
leukemia eosinofil, neutrofil, atau basofil. Leukemia pada orang dewasa
biasanya limfositik kronis atau mielobastik akut. Angka kelangsungan hidup
jangka panjang untuk leukemia bergantung pada jenis sel yang terlibat, tetapi
berkisar sampai lebih dari 75% untuk leukemia limfositik akut pada masa
kanak-kanak, merupakan angka statistic yang luar biasa karena penyakit ini
hamper brsifat fatal. Obat yang dapat memicu terjadinya leukimia akut yaitu
agen pengalkilasi, epindophy ilotoxin. Kondisi genetik yang memicu leukimia
akut yaitu Down sindrom, bloom sydrom, fanconi anemia, ataxia
telangiectasia. Bahan kimia pemicu leukimia yaitu benzen. Kebiasaan hidup
yang memicu leukimia yaitu merokok, minum alkohol keduanya.
Diagnosis Keperawatan II
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam suhu tubuh pasien kembali normal (36,6 C – 37,2 C).
Kriteria Hasil : Suhu Normal antara 36,6 C – 37,2 C, tanda-tanda infeksi berkurang atau hilang, kulit berwarna normal, turgor
lentur, membrane mukosa lembab .
Intervensi Rasional
Monitor tanda-tanda vital, mengumpulkan dan menganalisis dara kardiovaskular Untuk menentukan tindakan dan mencegah komplikasi pada pasien
pernapasan dan suhu tubuh.
Kompres menggunakan waslab hangat di aksila, kening, tengkuk, dan lipatan paha. Konduksi suhu membantu menurunkan suhu tubuh yang memungkinkan pelepasan panas
secara konduksi dan evaporasi.
Anjurkan menggunakan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien d Pakaian yang minimal akan membantu mengurangi pengupan tubuh.
engan selimut saja
Anjurkan asupan cairan oral, sedikitnya 2 L per/hari, dengan tambahan cairan selama Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat, sehingga perlu
aktivitas yang berlebihan atau aktivitas sedang dalam cuaca panas. diimbangi dengan intake cairan yang banyak.
Pantau suhu dan warna kulit minimal setiap 2 jam, sesuai dengan kebutuhan Untuk mengetahui adanya perubahan yang terjadi pada pasien
Aktivitas kolaboratif: Memberikan perawatan dengan memberikan bantuan farmakologi yang dapat menunjang
Berikan obat antipiretik, jika perlu proses perawatan
Wassalamualaikum wr wb
____SELESEI____