BAB I
PENDAHULUAN
antara lain nyeri, kaku sendi, krepitasi, sparme otot, keterbatasan lingkup
gerak sendi (LGS), dan penurunan kekuatan otot. Osteoarthritis juga dapat
sulit berdiri dari posisi jongkok, naik turun tangga, dan juga menyebabkan
pasien antara lain, pemanasan dengan infra red, terapi latihan dan edukasi
kepada pasien untuk melakukan latihan. Aplikasi panas pada sendi yang
darah, mengurangi nyeri dan spasme (Sujatno, dkk, 2002). Manfaat terapi
2005)
gejala utama adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu
kasus.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu membuat pengkajian keperawatan pada klien dengan
osteoarthitis.
keperawatan.
osteoartritis.
osteoartritis.
osteoartritis.
a. Masyarakat
osteoartritis.
osteoartritis.
c. Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
b. Klasifikasi
sendi.
c. Etiologi
1. Umur.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal
osteoartritis.
3. Genetic
inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan
4. Suku.
orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini
5. Kegemukan.
d. Prevalensi
usia<40 tahun, 30% pada usia 40 – 60 tahun, dan 60% pada usia >61
e. Patogenesis
beberapa faktor dan proses ini dapat dianggap sebagai produk dari
sel dan homeostasis. Secara tidak langsung ROS telah terlibat dalam
(Afonso, 2007).
Peristiwa ini telah memperkuat konsep bahwa OA merupakan
(Krasnokutsy, et al.,2008).
1. Riwayat Penyakit
a. Nyeri
- Membutuhkan analgesic
b. Hilangnya fungsi
- Kekakuan (stiffness)
- Keterbatasan gerakan
- Krepitasi
2. Pemeriksaan Fisik
a. Hambatan gerak
b. Krepitasi
(Sudoyo, 2014).
2. Lutut
dengan krepitasi.
3. Jari
4. Kaki
h. Derajat OA
1. Kellgren- Lawrence
lima tahap :
Gambar 1: Gambar Radiologis Grade Osteoartritis berdasarkan
grade Kellgren-Lawrence
a) Grade 0
b) Grade 1
c) Grade 2
Tahap ini disebut sebagai tahap ringan dari OA.Pada tahap ini
d) Grade 3
et al., 2010).
Index)
lutut. Instrumen ini memiliki tiga subskala yaitu nyeri, kekakuan, dan
intensitas nyeri yang dirasakan pada sendi- sendi pada saat berjalan,
1. Medikamentosa
mengurangi rasa
sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak
maka OAINS
ginjal.
c. Injeksi cortisone.
d. Suplementasi-visco.
Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang
2. Perlindungan sendi
(pronatio).
3. Diet
osteoartritis. Penurunan
4. Dukungan psikososial
5. Persoalan Seksual
6. Fisioterapi
7. Operasi
prostesis.
8. Terapi konservatif
a. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan.
serta kalsium)
2) Pemeriksaan fisik :
3) Riwayat Psikososial.
b. Diagnosa Keperawatan
penyakit.
spasme otot
c. Tujuan
d. Intervensi
proses penyakit
Intervensi :
tongkat
kontraktur
tujuannya
Intervensi :
spasme otot
Intervensi :
mekanika tubuh
Intervensi :
a) Anjurkan untuk melakukan aktivitas fisik untuk
cukup
e. Evaluasi
a) Mengekspresikan perasaan
c) Meningkatkan komunikasi
tempat fraktur
dan vitamin D.
kebutuhan.
oesteoartritis.
yang mencukupi
f. Dokumentasi
A. PENGKAJIAN
Sumber data : Pasien, keluarga pasien dan status rekam medis pasien
dokumentasi
1. Identitas
a. Pasien
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SLTA
Yogyakarta
1. Nama : Bp. S
2. Umur : 52 Tahun
3. Pendidikan : SLTA
c. Riwayat Kesehatan
1. Kesehatan Pasien
a) Alasan masuk RS :
a) Genogram
Keterangan gambar :
: laki- laki
: perempuan
2004
d. Kesehatan Fungsional
a. Nutrisi
b. Pola Eliminasi
c. Pola Aktivitas
1. Sebelum Sakit
secara mandiri.
(2) Kesehatan pernafasan
a) Selama Sakit
simetris.
dalam,
membersihkan
dan
menyiram)
1 Perlu pertolongan 1 1
pada
beberapa kegiatan
tetapi dapat
mengerjakan
sendiri kegiatan
yang lain
No Fungsi Skor Uraian Ni No Fungsi
lai
Sk
or
Hari Hari Hari 3
1 2
2 Mandiri
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu 1
ditolong
memotong
makanan
2 Mandiri 2 2
6 Berrubah sikap dari 0 Tidak mampu
berbaring keduduk
1 Perlu 1 1
banyak bantuan
untuk bisa duduk
(>2 orang)
2 Bantuan ( 2 orang) 2
3 Mandiri
7 Berpindah/ berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) 1 1
dengan kursi
roda
2 Berjalan 2
dengan
bantuan 1
orang
3 Mandiri
Tidak mampu
8 Memakai baju 0 Tidak mampu
1 Sebagian 1 1 1
dibantu(misal
mengancingk
an baju)
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan 0
2 Mandiri 1 1
10 Mandi 0 Tergantu
ng
oranglain
1 Mandiri 1 1 1
Total skor 7 11 13
Tingkat
ketergantungan
Paraf & nama Herry Purwanto
Perawat
Keterangan :
Kesimpulan Hasil :
1. Ketergantungan berat ( 7)
2. Ketergantungan sedang ( 11)
3. Ketergantungan ringan ( 13)
(5) Tabel Pengkajian Resiko Jauh
Pasien Ny.E di Ruang Kirana di Rumah Sakit dr.Soetarto tanggal 3 Juli 2018
Tanggal PENILAIA 4 3 2 1
N
3/7/2018 Kondisi Baik Sedang Buruk Sangat
fisik buruk
Status Sadar Apatis Bingung Stupor
mental
Aktifitas Jala Jalan Kursi roda Ditem
n dengan pat
send bantuan tidur
iri
Mobilitas Bebas Agak Sang Tidak
berger terbat at mamo
ak as terbat u
as berger
ak
Inkontensia Kontine Kadan Selalu Inkontinesi
n g- inkontinen a urin&alvi
kadan sia
g urin
inkotenensi
a
Skor 4+4 3+3 2
Toral skor 16
Paraf&na Herry Purwanto
ma
perawat
Tanggal PENILAIA 4 3 2 1
N
4/7/2018 Kondisi Baik Sedang Buruk Sangat
fisik buruk
Status Sadar Apatis Bingung Stupor
mental
Aktifitas Jala Jalan Kurdi roda Ditem
n denga pat
send n tidur
iri bantu
an
Mobilitas Bebas Agak Sang Tida
berger terbat at k
ak as terbat mam
as ou
bergerak
Inkontensia Kontine Kadang- Selalu Inkontinesi
n kadang inkontinen a urin&alvi
inkotenen sia urin
sia
Skor 4+4+4 3+3
Toral skor 18
Paraf&na Herry Purwanto
ma
perawat
Tanggal PENILAIA 4 3 2 1
N
5/7/2018 Kondisi Baik Sedang Buruk Sangat
fisik buruk
Status Sadar Apatis Bingung Stupor
mental
Aktifitas Jala Jalan Kurdi roda Ditem
n denga pat
send n tidur
iri bantu
an
Mobilitas Bebas Agak Sang Tida
bergera terbat at k
k as terbat mam
as ou
bergerak
Inkontensia Kontine Kadang- Selalu Inkontinesi
n kadang inkontinen a urin&alvi
inkotenen sia urin
sia
Skor 4+4+4+ 3
4
Toral skor 18
Paraf&na Herry Purwanto
ma
perawat
( Sumber Data Sekunder : RM Pasien)
Keterangan :
16-20 : resiko rendah terjadi dekubitus
12-15 : resiko sedang terjadi dekubitus
<12 : resiko tinggi terjadi dekubitus
Kesimpulan Hasil
a) Sebelum sakit
1-2 jam.
b) Selama sakit
1-2 jam.
b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
2) Pola hubungan
penyakitnya.
5) Konsep diri
terdapat kecacatan.
b) Harga diri: Hubungan pasien dengan
keluarga,masyarakat baik.
7) Nilai –
bisa bekerja.
d. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
BB = 45 Kg
IMT= BBTB
4) Skala Nyeri
9 10
5) Dada
bronchial.
diketuk.
6) Payudara
8) Abdomen
jelas.
11) Genetalia
a) Pada wanita
b) Pada pria
12) Ektremitas
IV
( Sumber data sekunder : RM Pasien)
B. ANALISA DATA
otot.
penyakitnya.
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
dilutut, siku, pergelangan tangan maupun disendi-sendi lain Hal ini terjadi
karena tidak semua tanda dan gejala yang ada dalam teori ada pada pasien.
Data yang ditemukan pada kasus Ny”E” sering merasa nyeri pada
lutut kanan dan nyeri bertambah apabila banyak berjalan dan sering
beraktifitas, susah bergerak (kaku), sering merasakan kram pada kedua kaki.
b. Perencanaan
merencanakan sesuai dengan teori yang ada dalam cara penyuluhan dam
c. Pelaksanaan/ Implementasi
lakukan adalah :
dibuat.
ada.
d. Evaluasi
memilih bahwa masalah yang dihadapi oleh keluarga yaitu masalah belum
teratasi.
pencegahannya
melakukan aktivitas.
2. Masalah kedua : Keluarga mampu merawat keluarga
tradisional.
BAB IV
A. Kesimpulan
memperoleh hasil atau data yang mengarah pada masalah Ny”E” yang
menderita Osteoartritis.
tentang
Osteoartritis dengan kriteria telah mampu menjelaskan pengertian
pencegahannya.
B. Saran-saran
pemeriksaan laboratorium.
3. Untuk memperoleh hasil evaluasi sesuai dengan kriteria dan tujuan yang di
berkesinambungan.
4. Disarankan kepada keluarga Ny”E” agar memelihara dan mempertahankan
terjadinya penyakit.
EGC : Jakarta
Watson Roger ( 2002 ), Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Edisi 10, Jakarta ;
EGC
Yatim, Faisal. 2006. “Penyakit Tulang dan Persendian”. Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
70
lxxi