Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut Prayitno (dalam Asmuji2012), manajemen adalah suatu proses rangkaian
kegiatan yang sistematik dan terencana. Menurut Follet (dalam Cecep 2013), manajemen
adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Segala sesuatu harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut sangat beragam, bergantung
pada jenis organisasi. Bagi suatu organisasi tahapan tersebut dapat berupa perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian (Follet dalam
Cecep, 2013).
Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia serta sumber daya organisasi
lainnya. Berdasarkan pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa manajemen pada dasarnya
merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan
pencapaian tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut sangat beragam,
bergantung pada jenis organisasi. Bagi suatu organisasi tahapan tersebut dapat berupa
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian
(Suarli &Yayan, 2013).
Menurut Simamora (2009), manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia serta sumber
daya organisasi lainnya. Berdasarkan pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa
manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu
yang terkait dengan pencapaian tujuan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dan prinsip
manajemen keperawatan dalam pelaksanaan manajemen pelayanan keperawatan di
ruang rawat inap Siti Fatimah ( ruang anak ) RS islam ibnu sina yarsi Bukittinggi.
2. Tujuan khusus
Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
a. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen
keperawatan yang terdapat di ruang rawat inap Siti Fatimah ( ruang anak ) RS
islam ibnu sina yarsi Bukittinggi.
b. Mempraktekan konsep teori manajemen asuhan keperawatan , baik konsep teori
dan prinsip manajemen keperawatan .
c. Mengaplikasikan model keperawatan dengan cara bermain peran (role play ) di
salah satu ruangan di ruang rawat inap Siti Fatimah ( ruang anak ) RS islam
ibnu sina yarsi Bukittinggi
d. Memudahkan perawat yang ada di ruang rawat inap Siti Fatimah ( ruang anak )
RS islam ibnu sina yarsi Bukittinggi dalam mengatasi masalah yang terkait
dalam manajemen keperawatan dengan metode tim yang di paparkan dalam
analisa SWOT .

C. Manfaat Penulisan
Dengan di adakan nya praktek manajemen keperawatan di harapkan akan di
berikan manfaat kepada :
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi perinsip manajemen
keperawatan di lapangan .
b. Mahasiswa mendapatkan pengalaman baru dilapangan dalam hal penerapan
manajemen keperawatan .
2. Perawat
a. Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek berlangsung di
ruang rawat inap Siti Fatimah ( ruang anak ) RS islam ibnu sina yarsi
Bukittinggi .
b. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen pelayanan dan
manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran oleh mahasiswa ( role
play ) .
3. Rumah sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai bahan masukan
bagi rumah sakit dalam upaya peningkatan mutu manajerial pelayaan rumah sakit
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

A. Pengertian Manajemen Keperawatan


Menurut Prayitno (dalam Asmuji2012), manajemen adalah suatu proses rangkaian
kegiatan yang sistematik dan terencana. Menurut Follet (dalam Cecep 2013), manajemen
adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Segala sesuatu harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut sangat beragam, bergantung
pada jenis organisasi. Bagi suatu organisasi tahapan tersebut dapat berupa perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian (Follet dalam
Cecep, 2013).
Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia serta sumber daya organisasi
lainnya. Berdasarkan pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa manajemen pada dasarnya
merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan
pencapaian tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut sangat beragam,
bergantung pada jenis organisasi. Bagi suatu organisasi tahapan tersebut dapat berupa
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengawasan dan pengendalian
(Suarli &Yayan, 2013).
Menurut Simamora (2009), manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia serta sumber
daya organisasi lainnya. Berdasarkan pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa
manajemen pada dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu
yang terkait dengan pencapaian tujuan.

B. Fungsi manajemen keperawatan


Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the right things), sedangkan
efisien adalah mengerjakan pekerjaan dengan benar (doing things right). Manajemen
diperlukan untuk menjalankan organisasi kegiatan secara efektif dan efisien. Agar
manajemen yang dilakukan mengarah pada kegiatan secara efektif dan efisien,
diperlukan fungsi manajemen (managerial functions).
Fungsi manajemen adalah berbagai tugas atau kegiatan manajemen yang
mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen adalah elemen – elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Banyak sekali ahli yang mengemukakan
tentang fungsi manajemen dengan demikian, fungsi manajemen adalah serangkaian
kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing – masing dan
mengikuti satu tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Menurut Simamora (2009) fungsi
manajemen terdiri atas lima fungsi, antara lain:
1. Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan merupakan fungsi pertama dan utama dalam kegiatan
manajemen. Fungsi perencanaan merupakan landasan fungsi manajemen secara
keseluruhan. Tanpa fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi manajemen lainnya
dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan sebagai proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, menentukan startegi untuk pencapaian tujuan organisasi
secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengorganisasi pekerjaan
organisasi hingga tujuan organisasi tercapai (Simamora, 2009).
Perencanaan atau planning, kegiatan seorang manajer adalah menyusun
rencana. Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Untuk membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus
ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah – langkah selanjutnya.
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang
tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi (Simamora, 2009).
Perencanaan adalah fungsi administratif yang menempatkan beberapa resiko
terhadap pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Ini memastikan bahwa
kemungkinan hasil akan dapat diinginkan dan efektif dalam segi penggunaan
manusia dan sumber material serta produksi produk atau pelayanan. Dalam
keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien atau pasien akan
menerima pelayanan keperawatan yang mereka ingin dan butuhkan serta bahwa
pelayanan ini diberikan oleh pekerjaan keperawatan yang memuaskan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas – tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek
personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Rosyidi, 2013).
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua yang penting dilaksanakan oleh
setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan
berhasil guna. Pengorganisasian merupakan pengelompokan yang terdiri dari
beberapa aktivitas dengan sasaran mencapai tujuan yang telah ditentukan masing –
masing kelompoknya untuk melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara
horizontal dan vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang
komplek, maka pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya
melalui kelompok – kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai
(Triwibowo, 2013).
Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua
tenaga termasuk perawat bertanggungjawab dalam penyelesaian masalah kesehatan
klien. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal akan menentukan
mutu pelayanan keperawatan yang diberikan pengorganisasian manajemen
keperawatan meliputi struktur organisasi ruang rawat, pengelompokkan kegiatan
(metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan evaluasi kegiatan kelompok kerja
(Triwibowo, 2013).
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi ruang rawat terdiri dari struktur bentuk dan bagan.
Berbagai bentuk struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan, tergantung pada
besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagai wadah
dan pusat kegiatan pelayanan keperawatan perlu memiliki struktur organisasi
tetapi ruang rawat tidak termasuk dalam struktur organisasi rumah sakit. Oleh
karena itu, direktur rumah sakit perlu menerbitkan surat keputusan yang mengatur
struktur organisasi ruang rawat (Triwibowo, 2013).
Berdasarkan surat keputusan direktur tersebut dibuat struktur organisasi
ruang rawat untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan
baik vertikal maupun horizontal. Dapat juga dilihat posisi tiap bagian, wewenang
dan tanggung jawab serta tanggung gugat. Bentuk organisasi dapat pula
disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan atau sistem penugasan yang
digunakan (Triwibowo, 2013).
1) Manfaat pengorganisasian
Ada beberapa manfaat pengorganisasian dalam manajemen keperawatan,
yaitu :
a) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b) Hubungan organisatoris antara orang – orang didalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya
c) Pendelegasian wewenang
d) Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik (Rosyidi, 2013).
2) Tahap dalam pengorganisasian
Tahapan – tahapan dalam sebuah pengorganisasian adalah:
a) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah teruang dalam
fungsi manajemen,
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
c) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan – satuan kegiatan yang
praktis
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
f) Mendelegasikan wewenang (Rosyidi, 2013).
3) Ciri-ciri organisasi
Lima hal yang menjadi ciri – ciri organisasi adalah :
a) Terdiri atas sekelompok orang
b) Ada kegiatan – kegiatan yang berbeda tapi saling berkaitan
c) Tiap anggota mempunyai suumbangan usaha
d) Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan
e) Adanya suatu tujuan (Suarli & Bahtiar, 2010).
4) Prinsip-prinsip organisasi
Setiap organisasi kemungkinan besar mempunyai prinsip - prinsip, seperti:
a) Tujuan yang jelas (clear objective)
b) Skala hierarki (the scalarprinciple)
c) Kesatuan komando / perintah (unity of cammand)
d) Pelimpahan wewenang (delegation of authority),
e) Pertanggungjawaban (responsibility),
f) Pembagian kerja (division of works),
g) Rentang kendali (span of control),
h) Fungsionalisasi (functionalization),
i) Pemisahantugas (task separation)
j) Fleksibilitas (flexibility)
k) Keseimbangan (balance)
l) Kepemimpinan (leadership) (Suarli & Bahtiar, 2010).
3. Kepegawaian (satffing)
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah : prinsip rekruitment,
seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien.
Komponen tersebut merupakan suatu proses yang mana nantinya berhubungan
dengan penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua personel yang ada.
Terdapat beberapa langkah yang diambil untuk memerlukan waktu kerja dan
istrahat pegawai, yaitu : menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit, memberrikan
waktu masuk dan libur pekerjaan, memeriksa jadwal yang telah selesai, menjamin
persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen keperawatan, memasang
jadwal untuk memberitahukan anggota staf dan memperbaiki serta memperbaharui
jadwal tiap hari.
4. Pengarahan (directing)
Menurut Asmuji (2012) pengarahan merupakan hubungan manusia dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaganya secara efektif dan efisien dalam pencapaian suatu
organisasi. Di dalam kepemimpinan selalu melibatkan semua elemen dalam sistem
pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut adalah seorang
pemimpin. Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan
keperawatan di ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk
melaksanakan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan adalah agar
membuat perawat atau staf melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka
lakukan.
Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan melalui : saling
memberi motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan pendelegasian,
menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan kolaborasi dan koordinasi.
Kegiatan saling memberi motivasi merupakan unsur yang penting dalam pelaksanaan
tugas pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang rawat inap. Hal-hal yang perlu
dilakukan oleh kepala ruang adalah selalu memberikan reinforcement terhadap hal -
hal yang positif, memberikan umpan balik, memanggil perawat yang kurang
termotivasi, mungkin prestasi yang dicapai perlu diberikan penghargaan. Menurut
Muninjaya (2004) terdapat lima tujuan dan fungsi pengarahan, antara lain :
a. Pengarahan bertujuan menciptakan kerja sama yang lebih efisien. Pengarahan
memungkinkan terjadinya komunikasi antara atasan dan bawahan.
b. Pengarahan bertujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf.
c. Pengarahan bertujuan menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.
Perawat yang diarahkan jika salah, diberi motivasi jika kinerja menurun, dan
diberi apresiasi atas hasil kerja akan memberikan penguatan rasa memiliki dan
menyukai pekerjaan.
d. Pengarahan bertujuan mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf.
e. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih dinamis.

Secara garis besar, fungsi pengarahan diantaranya adalah sebagai berikut:


a. Motivasi
Motivasi merupakan fungsi inti dari manajemen. Motivasi kerja adalah
keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberi tenaga, mengarahkan,
menyalurkan, mempertahankan, dan melanjutkan tindakan dan perilaku karyawan
atau tenaga kerja (Tansuhaj dalam Donny, 2005).
Motivasi dapat diartikan sebagai bagian integral dari hubungan industrial
dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan sumber daya
manusia dalam suatu perusahaan. Didalam lingkungan perusahaan sangat
diperlukan motivasi kerja. Pada hakekatnya motivasi karyawan dan pengusaha
berbeda karena adanya perbedaan kepentingan maka perlu diciptakan motivasi
yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha
dan ketenangan kerja, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita–cita kedua
belah pihak dapat di wujudkan (Vest dan Markham dalam Donny, 2005).
Menurut Cecep (2013), motivasi diartikan sebagai dorongan, kekuatan,
kebutuhan, semangat yang mendorong seseorang untuk mencapai prestasi tertentu
sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Kekuatan, dorongan, semangat,
kebutuhan dan mekanisme psikologis yang dimaksudkan diatas merupakan
akumulasi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam
individu sendiri dan faktor eksternal berasal dari luar individu.
Menurut Wiramihardja (dalam Efa dkk, 2011), motivasi diartikan sebagai
kebutuhan psikologis yang telah memliki corak atau arah yang ada dalam diri
individu yang harus dipenuhi kejiwaannya terpelihara, yaitu keadaan seimbang
yang nyaman. Motivasi merupakan sesuatu yang menimbulkan dorongan atau
semangat kerja. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja adalah
atasan, rekan kerja, kebijaksanaan dan peraturan. Keberhasilan organisasi
(manajemen) dalam mempertahankan perawat terbaik yang dimiliki tidak dicapai
dengan mudah. Seorang manager sebaiknya menjadi motivator bagi bawahannya
dalam bekerja, seorang manager harus mengetahui perilaku sesuai dengan situasi
dan kondisi yang diinginkan. Motivasi yang diberikan oleh atasan dapat
menimbulkan kepuasan kerja bagi bawahannya.
Menurut Donny (2005), terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja, diantaranya Faktor intrinsik adalah faktor-faktor dari dalam yang
berhubungan dengan kepuasan, antara lain keberhasilan mencapai sesuatu dalam
karir, pengakuan yang diperoleh dari institusi, sifat pekerjaan yang dilakukan,
kemajuan dalam berkarir, serta pertumbuhan profesional dan intelektual yang
dialami oleh seseorang.
Menurut Kinman (dalam Donny, 2005) elemen dari motivasi intrinsik
diantaranya:
a. Ketertarikan pada pekerjaan
b. Keinginan untuk berkembang
c. Senang pada pekerjaannya
d. Menikmati pekerjaannya.
Sebaliknya, apabila para pekerja merasa tidak puas dengan pekerjaannya,
ketidakpuasan itu pada umumnya dikaitkan dengan faktor-faktor yang sifatnya
ekstrinsik atau yang bersumber dari luar, seperti kebijaksanaan organisasi,
pelayanan administrasi, supervisi dari atasan, hubungan dengan teman sekerja,
kondisi kerja, gaji yang diperoleh, dan ketenangan bekerja (Cooke dalam Donny,
2005).
b. Supervisi
Menurut Cecep (2013), supervisi sebagai kegiatan yang merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, mempercayai
dan mengevaluasi secara berkesinambungan secara menyeluruh sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki anggota. Menurut Maria dkk (2008)
supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (penggerakkan / pengarahan)
dalam fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala
kegiatan yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan lancar.
Menurut Kuswantoro, dkk (2007) supervisi kepala ruangan adalah suatu
aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga perawatan
dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan dimana
supervisi harus memberikan pengawasan yang baik. Supervisi adalah suatu proses
fasilitasi sumber-sumber yang diperlukan staf, dilaksanakan dangan cara
perencanaan, pengarahan, bimbingan, motivasi, evaluasi, dan perbaikan agar
staf dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Kepala ruangan sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan supervisi, karena dengan adanya supervisi dan
pengarahan kepada staf keperawatan dapat meningkatkan kinerja, kinerja
staf akan meningkat apabila ada kepuasan kerja.
c. Delegasi
Menurut Cecep (2013) delegasi merupakan suatu proses dimana
sesorang atasan mempercayakan pekerjaan dan tanggung jawab tertentu
pada seseorang untuk dikerjakan. Delegasi merupakan penyelesaian pekerjaan
tertentu sebagai proses pengarahan kinerja untuk mencapai tujuan
organisasi. Pelaksanaan pendelegasian banyak mengalami masalah, dimana
proses delegasi tidak terlaksana secara efektif, ketidakefektifan kesalahan
yang sering terjadi ada tiga antara lain :
1) Undergelegasi (pelimpahan terlalu sedikit), dimana orang yang menerima
tugas limpahnya diberikan wewenang yang sangat terbatas dan sering tidak
terlalu jelas mengenai wewenang yang harus dilakukan, sehingga tugas
limpah tersebut tidak diselesaikan dengan baik. Masalah lain adalah
kekhawatiran seseorang bahwa mereka tidak mampu melakukan
seperti apa yang dilakukan orang yang menerima delegasi.
2) Overdelegasi (pelimpahan delegasi berlebihan), pemberian tugas limpah
yang terlalu berlebih akan berdampak penggunaan waktu yang sia-sia.
Hal ini disebabkan keterbatasan memonitor pelaksanaan tugas yang
dilimpahkan
3) Improperdelegasi (pelimpahan yang tidak tepat), kesalahan yang diberikan
adalah kesalahan pada waktu pemberian tugas limpah, orang yang tidak
tepat, dan alasan delegasi
d. Komunikasi
1) Pengertian Komunikasi
Menurut Muslikhah & Fatmawati (dalam Cecep, 2013) komunikasi bisa
diartikan sebagai proses penyampaian informasi, makna atau pemahaman
dari pengirim ke sipenerima. Komunikasi merupakan proses penyampaian
pesan dari pengirim kepada sipenerima pesan. Proses pengarahan berperan
sebagai penggerak aktivitas kominikasi agar pengelolaan informasi menjadi
lebih baik.
2) Faktor yang Mempengaruhi Proses Komunikasi
Menurut Muslikha & Siti (2010), proses komunikasi dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain:
 Perkembangan, agar komunikasi efektif dengan perawat dari sisi
bahasa, maupun proses berfikir dari orang tersebut.
 Persepsi, persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap
suatu kejadian atau peristiwa. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya komunikasi.
 Nilai - nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga
penting bagi perawat untuk me nyadari nilai seseorang.
 Latar belakang dan sosial budaya, bahasa dan gaya komunikasi akan
sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya akan membatasi cara
bertindak dan berkomunikasi seseorang.
 Emosi, emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian,
seperti marah, sedih, senang dan akan dapat mempengaruhi perawat
berkomunikasi dengan orang lain.
 Jenis kelamin, setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasiyang
berbeda-beda.
 Pengetahuan, tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi
yang dilakukan.
 Peran dan hubungan, gaya komunikasi sesuai dengan peran dan
hubungan antara orang yang berkomunikasi. Cara berkomunikasi
seseorang perawat dengan koleganya dan cara komunikasi perawat
dengan kliennya akan berbeda tergantung perannya.
 Lingkungan, lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi
yang efektif.
 Jarak, jarak akan memperngaruhi komunikasi.
e. Managemen Konflik
Proses manajemen konflik menggambarkan cara individu berperilaku dalam
membicarakan dan menyelesaikan konflik. Konflik adakah mekanisme
psikologis dasar yang berpusat pada tujuan yang saling bertentangan.
Konflik hadir kapan saja, ketika satu perangkat tujuan, kebutuhan atau minat
tidak sesuai dengan perangkat yang lain. Menghadapi konflik ditempat kerja,
seorang manajer harus mampu menjadi penegah konflik dan
menyelesaikannya, tindakan untuk menyelesaikan hal ini biasa dikenal
dengan manajemen konflik. Strategi manajemen konflik terdiri dari
kolaborasi, kompromi, kompetisi, akomodasi, dan menghindar (Marquis
dalam Simamora 2009).

5. Pengarahan (controling)
Fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi
terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga
fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan program yang dituangkan dalam
bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil
yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi. Penyimpangan harus dapat
dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan.
Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujun agar penggunaan sumber daya
dapat lebih diefisienkan, dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program
dapat lebih diefektifkan. Adapun tugas seorang kepala ruangan dalam fungsi
pengawasan adalah : (1) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, (2) Melalui supervisi, (3) Evaluasi, (4)
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang sudah disusun bersama ketua tim.
A. Kepala Ruangan
1. Peran kepala ruangan
Kepala Ruangan diberi tanggung jawab untuk memperkerjakan, mengembangkan
dan mengevaluasi stafnya. Mereka di berikan tanggung jawab untuk pengembangan
anggaran tahunan unit yang di pimpinnya dan memegang kewenangan untuk mengatur
unit sesuai tugas dan tanggung jawabya, memantau kualitas perawatan, menghadapi
masalah tenaga kerjanya, dan melakukan hal-hal tersebut dengan biaya yang efektif
(Potter & Perry, 2005).
Menurut Arwani (2006) Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, Perlu
melakukan kegiatan koordinasi, kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan
melakukan kegiatan evaluasi, kegiatan penampilan kerja staff dalam upaya
mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih
disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta
pengalaman staf di unit yang bersangkutan.
2. Fungsi kepala ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut:
a) Perencanaan
Dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan
peraturan - peraturan, membuat perencanaan jangka panjang dan jangka pendek
untuk mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi, menetapkan biaya -
Universitas Sumatera Utara biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan
pengelolaan rencana perubahan.
b) Pengorganisasian
Meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, menetapkan
metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat,
mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuaan unit, serta melakukan peran
dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewenang dengan
tepat,
c) Ketenagaan
Pengaturan ketenagaan dimulai dari rekrutmen, interview, mencari, orientasi
dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosial isasi staf, dan
sosialisasi staf.
d) Pengarahan
Mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti
motivasi untuk semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi dan
memfasilitasi kolaborasi.
e) Pengawasan
Meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal,
dan pengawasan pofesional. Seorang manejer dalam mengerjakan kelima
fugsinnya tersebut sehari-hari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan,
pembelian, produksi, personalia dan lain - lain.

3. Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan


Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut Depkes
(1994) adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:
1) Melaksanakan jumlah dan kategori tenaga serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan/ peraturan yang berlaku (Bulanan,
Mingguan, harian).
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau
tenaga lain yang bekerja di ruang rawat.
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada perawatan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai standart.
5) Mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.
6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan
pengadaan sesuai kebutuhan pasien agar pelayanan optimal.
7) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain
yang diperlukan di ruang rawat. Universitas Sumatera Utara
8) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
9) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
10) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan
cara penggunaannya.
11) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien
dan mencatat program pengobatan.
12) Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk
tingkat kegawatan, infeksi dan non infeksi, untuk memudahkan pemberian
asuhan keperawatan.
13) Mengadakan pendekataan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang sedang dialami pasien.
14) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindung selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
15) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien/ keluarga dalam batas
wewenangnya.
16) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindung selama
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
17) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan
keperawatan dan kegiatan yang dilakukan secara tepat dan benar.
18) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang lain, seluruh kepala
seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Universitas
Sumatera Utara Sakit
19) Menciptakan dan memelihara suasana kerja antara petugas kesehatan lain,
pasien dan keluarga pasien yang dirawat.
20) Memberi motivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara kebersihan
ruangan dan lingkungan.
21) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruangan.
22) Memelihara dan meneliti pengisian daftar pemintaan makanan berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa/ meneliti ulang saat
pengkajianya.
23) Memeiihara buku register dan bekas catatan medis.
24) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan
keperawatan serta kegiatan Iain di ruang rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian, meliputi:
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan, melaksanakan penilain terhadap upaya peningkatan
pengetahuan keterampilan di bidang perwatan.
2) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan pegawai (D.P.
3) bagi pelaksanaan keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di
bawah tangung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik pangkat/
golongan, melanjutkan sekolah).
4) Mengawasi dan mengendalikan pendaya gunaan peralatan perawatan serta
obat - obatan secara efektif dan efisien.
5) Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat
A. Ketua Tim
1. Kedudukan
Perawat ketua group/tim adalah seorang perawat professional dalam melaksanakan
tugas, bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
2. Tugas Pokok
Melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien/ anggota keluarga sesuai standart
profesi serta menggunakan dan memelihara logistic keperawatan secara efektif dan
efisien.
3. Uraian tugas :
a. Bersama anggota group/ tim melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standart.
b. Bersama anggota group/ tim mengadakan serah terima tugas dengan group/ tim
(group petugas ganti) mengawasi :
1) Kondisi klien/ anggota keluarga.
2) Logistic keperawatan.
3) Administrasi rekam medic.
4) Pelayanan pemeriksaan penunjang.
5) Kolaborasi program pengobatan.
c. Melanjutkan tugas
1) tugas yangbelum
2) diselesaikan oleh group sebelumnya.
d) Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.
e) Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visit dokter.
f) Membantu pelaksanaan rujukan.
g) Melakukan orientasi terhadap klien/ anggota keluarga baru mengenai :
1) Tata tertib ruangan rumah sakit.
2) Perawat yang bertugas.
h) Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan.
i) Memelihara kebersihan ruang rawat dengan :
1) Mengatur tugas cleaning sevice.
2) Mengatur tugas peserta didik.
3) Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta
didik dan pengunjung ruangan.
j) Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.
k) Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan
l) Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungannya

B. CI (Clinical Instructure)
1. Uraian Tugas
a. Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik.
b. Melakukan pre conference dan membahas laporan pendahuluan.
c. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis pasien
d. Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi teraupetik.
e. Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan
f. Melakukan bed side teaching
g. Melakukan ronde keperawatan
h. Mengambil alih tindakan yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu
i. Melakukan post conference yang membahas tentang kegiatan peserta didik
dalam melakukan asuhan keperawatan.
j. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat apabila
peserta didik tidak hadir.
k. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat apabila
peserta didik tidak hadir :
1) Memberi bimbingan peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikannya
dalam hal : melaksanakan asuhan keperawatan dengan penerapan proses
keperawatan.
2) Membimbing pembuatan laporan kasus.
l. Memberi penilaian terhadap hasil kerja peserta didik sesuai dengan tepat
tugasnya dan menyerahkan kepada koordinator instruktur klinis setiap akhir
minggu.
m. Mengkoordinasikan tugas bimbingan kepada penanggung jawab sore dan
malam

C. Perawat Pelaksana
Dalam memberikan asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional perawat
pelaksana dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang
perawatan, perawat pelaksana secara langsung maupun tidak langsung memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai
perawat pelaksana disebut care giver yaitu perawat menggunakan metode pemecahan
dalam membantu pasien mengtasi masalah kesehatan, menurut Potter & Perry (2005)
dalam melaksanakan asuhan keperawatan peran perawat pelaksana bertindak sebagai
berikut:
1. Pemberi Perawatan
Perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses
penyembuhan, proses penyembuhan lebih dari sekedar sembuh dari penyakit
tertentu, sekalipun keterampilan tindakan yang meningkatkan kesehatan fisik
merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan keperawatan. Perawat
memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi
upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial.
2. Pembuat keputusan klinis
Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya
berpikir kritis melalui proses Keperawatan sebelum mengambil tindakan
keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan dan
mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan
pendekatan terbaik bagi tiap klien. Universitas Sumatera Utara.
3. Pelindung dan advocat klien
Perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien
dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau
pengobatan. Dalam menjalankan perannya sebagai advocath, perawat melindungi
hak klien sebagai manusia dan secara hukutn, serta membantu klien dalam
menyatakan hak-haknya dibutuhkan.
4. Manajer kasus
Perawat mengoordinasikan aktivitas anggota tim kesehatan lain, misalnya ahli gizi
dan ahli terafi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada
klien, Selain itu perawat juga mengatur waktu kerja dan sumber yang tersedia di
tempat kerja.
5. Rehabilitator
Merupakan proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidak berdayaan lainnya,
sering kali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka dan perawat membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan
keadaan tersebut.
6. Pemberi kenyamanan.
Merawat klien sebagai seorang manusia, merupakan peran tradisional dan historis
dalam keperawatan dan telah berkembang sebagai sesuatu peran yang penting
dimana perawat melakukan peran baru. Selama melakukan tindakan keperawatan,
perawat dapat memberikan kenyamanan dengan Universitas Sumatera Utara
mendemonstrasikan perawatan kepada klien sebagai invidu yang memiliki perasaan
dan kebutuhan yang unik.
7. Komunikator
Peran sebagai komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat yang lain,
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antara sesama
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunikasi
8. Penyuluhan
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data - data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran.
9. Peran karier
Sejumlah peran dan fungsi di bebankan pada perawat di berbagai lingkungan kerja.
Berkarier, merupakan kebalikan dari semuanya, dimana perawat ditempatkan posisi
jabatan tertentu. Karena kesempatan bekerja bagi perawat meningkat, perkembangan
perawat sebagai profesi dan meningkatnya perhatian pada keahlian dalam pekerjaan,
maka profesi perawat menawarkan peran tambahan dan kesempatan dan kesempatan
berkarier yang lebih luas.
10. Perawat pendidik
Perawat pendidik bekerja terutama di sekolah keperawatan, departemen
pengembangan staf dari suatu lembaga perawatan kesehatan, dan departemen
pendidikan klien.
BAB III

ANALISIS SITUASIONAL

A. PENGKAJIAN
Rumah sakit islam ibnu sina yarsi bukittinggi terletak di jalan Batang Agam-
Belakang Balok Bukittinggi. Rumah sakit yarsi bukittinggi memiliki beberapa
fasilitas pelayanan, yaitu:
1. Poliklinik Umum
2. IGD/UGD
3. KIA
4. Poliklinik Gigi
5. Poliklinik Spesialis
a. Penyakit Dalam
b. Jantung
c. Jiwa
d. Syaraf
e. Paru
f. Anak
g. Kulit
h. Tht
i. Mata
j. Kebidanan
k. Ginekologi
l. Bedaah Umum
m. Bedah Onkologi
n. Bedah Urologi
o. Bedah Tulang
p. Bedah Digestif
q. Bedah Syaraf
6. Konsultasi
a. Psikologi
b. Gizi
c. Ruhul Islam
7. Medical Check Up
8. Praktek Sore
9. Apotik 24 jam
10. Labotratorium 24 jam
a. Patologi Klinik
11. Rontgen
a. Radiognostik
1) Usg 2D
2) Usg 3D
3) Ct scan
4) Treadmill
b. Alat Canggih
1) Laparaskopi
2) Facho
12. Fisioterapi
a. Rawat Inap
13. OK/RR
14. ICU
15. Perinatologi
16. Ruang Bersalin
17. Rekam Medis 24 jam
18. Ambulance 24 jam
19. Pusat Informasi
B. GAMBARAN
RS Islam Yarsi Bukittinggi memiliki visi dan misi
a. Visi
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Yarsi Bukittingi menjadi rumah sakit tipe B di
tahun 2020.
b. Misi
1) Melaksnakan pelayanan prima
2) Melengkapi sumber daya
3) Meningkatkan profesionalisme
4) Mengadakan kerja sama dengan institusi terkait
5) Menerapkan nilai-nilaiislami dalam memberikan pelayanan
c. Falsafah
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi merupakan sarana dakwah bila hal
dalam bidang pelayanan kesehatan sebagai perwujudan keamanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT
d. Motto
Bekerja dan beramal engan menerapkan ridha Allah SWT
e. Tujuan
Berkurangnya angka kesakitan dan kecacatan melalui pelayanan kuratif,
rehabilitatif disamping pelayanan perventif dan promotif sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku dan kaidah ajaran Islam tanpa pembedaan
agama,kedudukan,warna kulit serta status sosial.
f. Landasan teori
1) Jujur dalam segala hal
2) Amanah dalam mengemban tugas
3) Disiplin dalam menjalankan tugas
4) Ikhlas dalam melayani
g. Latar belakang ruangan
Ruangan Siti Fatimah ( Anak ) RS Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi memiliki
karyawan sebanyak 12 orang. Kepala ruangan membagi karyawan untuk dinas
pagi sebanyak 4 orang, dinas sore sebanyak 3 orang, malam 2 orang dan libur
atau cuti sebanyak 3 orang. Setiap 6x dinas kryawan diberi libur sebanyak 1 atau
2 kali dalam seminggu. Ruangan Siti Fatimah tidak memiliki struktur ruangan,
dan juga tidak memiliki visi dan misi ruangan.
Selama 6 hari berdinas di ruangan Siti Fatimah RS Ibnu Sina Yarsi
Bukittinggi, mahasiswa menemukan bebrapa masalah dengan konsep manajemen
keperawatan, seperti:
1) Timbang terima tidak dilakukan tepat waktu, dan tidak di buka oleh Kepala
Ruangan namun dibuka oleh perawat yang berdinas pada shift hari itu
2) Ruangan Siti Fatimah tidak menjalankan konsep Pre dan Post Conference
sesuai teori manajemen keperawatan, tapi langsung digabung pada saat
timbang terima keperawatan
3) Ruangan Siti Fatimah jarang menjalankan konsep Supervisi ( 1 kali 3 bulan)
4) Ruangan Siti Fatimah tidak menjalankan konsep Ronde Keperawatan sesuai
teori manajmen keperawatan
5) Perawat di ruangan Siti Fatimah sebelum melakukan tindakan tidak mengacu
ke 5 moment

C. PERUMUSAN MASALAH
Ronde
Kami mengangkat ronde sebagai masalah utama karena di dapat kan hasil dari
observasi selama 1 minggu tidak ada dilakukan ronde , dan hasil wawancara di
dapatkan bahwa karu mengatakan kalau ronde itu tidak begitu penting untuk
dilakukan .
Jika ronde tidak dilakukan maka berdampak pada masalah dan kondisi pasien yang
tidak mengalami peningkatan dalam kesehatannya, akan menambah hari rawat. Hal
ini bertolak belakang dengan fungsi sebagai tenaga kesehatan dalam meminimalkan
masalah kesehatan pasien
Sedangkan fungsi dari ronde bisa meminimalkan masalah pasien, dengan ronde juga
bisa membantu memenuhi kebutuhan pasien dan dengan ronde kita bisa menjalin
kerjasama antar tim kesehatan dalam menegakan diagnosa yang lebih tepat, dengan
ronde juga bisa memberikan pendidikan kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
pasien .
JADWAL DINAS MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN SITI FATIMAH
(ANAK) RS ISLAM IBNU SINA BUKITTINGGI

NAMA HARI TANGGAL DAN PERAN


SENIN SELASA21 RABU KAMIS JUM’AT SABTU
20-05-2019 -05-2019 22-05-2019 23-05-2019 24-05-2019 25-05-2019
MIFTAHUL KATIM B PP A KATIM A KARU PP B PP A
HIDAYATI
YOLLA
MUHAMMAD KATIM A PP B PP A KATIM B PP B KARU
IRVAN
NURUL DWI PP A KATIM B PP B KATIM A KARU PP B
FEBRIANI
RAHAYU KARU PP B KATIM B PP B KATIM A PP A
PUTRI SULNI
RINONA PP A KATIM A KARU PP B PP A KATIM B
IVERTA
ALVAENSI
RIYAN PP B KARU PP A PP A KATIM B KATIM A
HIDAYAT
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. (2012). Manajemen keperawatan.jakarta: EGC

Cecep. (2013). Pengarahan, pengawasan dan manajemen keperawatan. Jakarta: FKUI

Simamora.(2009). dasar - dasar administrasi kesehata masyarakat . airlangga university


press: Surabaya

Suarli, dkk. (2013). Management and Leadership for Nurse Manager. Jones and barllet.
Boston

Maria, dkk. (2008). Nursing manager. Jones and barllet. Boston


Kuswanto. (2007). Peran dan fungsi manajement keperawatan di rumah sakit. Surabaya:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai