KARTIKA
SDK 161016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2013). Salah satunya ialah gastritis yang timbul akibat gaya hidup manusia.
antaranya Inggris 22%, Cina 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis
29.5%. Di dunia insiden gastritis sekitar 1,8– 2,1 juta dari jumlah
yang paling sering terjadi. Akhir-akhir ini peningkatan penyakit Gastritis atau
yang secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau sakit ulu hati
penyakit gastritis terjadi karena pola hidup yang bebas hingga berdampak
Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis
sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya
(Kemenkes, 2015).
gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6% yaitu
Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7%
dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang
dilakukan pada masyarakat Jakarta pada tahun 2014 yang melibatkan 1.645
60% artinya masalah gastritis ini memang ada di masyarakat dan tentunya
Selatan pada tahun 2014 yaitu sebesar 80.767 kasus dan pada tahun 2015 mengalami
Luwu pada bulan Januari - Agustus tahun 2017 diperoleh data tentang
yaitu pola makan, jenis makanan, stres, makanan pedas, panas asam terutama
alkohol, jika dari faktor tersebut dapat dikonsumsi terus menerus maka akan
hasil bersama berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Perilaku
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survey
Indonesia (FKUI) belum lama ini, sekitar 60 persen penduduk Jakarta yang
termasuk dalam usia produktif sudah terkena maag (gastritis). Bahkan, pada
remaja sendiri sudah ada sekitar 27 persen yang menderita gastritis. Hal
2015).
Pada usia remaja sangat rentan terserang gejala gastritis, dari tingkat
kesibukan dan gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres
remaja yang masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya karena faktor
asupan makanan atau telat makan. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian
sebagian besar usia remaja yang paling rentan terhadap kejadian gastritis
yaitu pada usia 12-15 tahun. Hal demikian dapat dikategorikan bahwa usia
terjadinya gastritis, yaitu dengan cara hidup sehat (Williams & Wikins, 2012).
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang ”Hubungan Pola Makan Dengan
Apakah ada hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada siswa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
pentingnya menjaga pola makan yang lebih baik dan benar agar kejadian
makan yang baik dan benar baik itu pendidik maupun kepada seluruh
peserta didik.
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
kenyataan yang ada dalam suatu penelitian dan juga dapat di jadikan
makan yang dulunya kurang baik menjadi lebih baik demi meningkatkan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Gastritis
dapat disebabkan adanya suatu iritasi dan infeksi atau peradangan pada
makanan yang terlalu asam dan pedas, obat-obatan yang dapat mengiritasi
lambung seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) dan
organik, seperti adanya luka atau peradangan pada saluran cerna bagian
lambung yang dapat bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis
gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis
makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat
2. Etiologi
Menurut Muttaqin, Arif & Sari, Kumala, (2011) ada beberapa faktor
Phycomycosis.
lambung.
j. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan
3. Klasifikasi Gastritis
a. Gastritis Akut
terdapat pada mukosa. Dan secara garis besar gastritis akut dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu gastritis eksogen akut dan gastritis
b. Gastritis Kronis
lambung. Tipe B (H. pylori) mengenai antrum dan pylorus. Tipe ini
4. Manifestasi Klinik
khas (Brunner & Suddarth, 2002). Manifestasi gastritis akut dan kronik
1) Anoreksia
11) Pusing
12) Pucat
13) Lemas
2) Anoreksia
3) Naucea
2016).
5. Patofisiologi Gastritis
Helicobacter pylori. Oleh karena itu, gaster memiliki dua faktor yang
sangat melindungi integritas mukosanya,yaitu faktor defensif dan faktor
6. Pencegahan
penyembuhan luka.
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur namun hindari sayur
7. Penatalaksanaan gastritis
2010).
2) Bila korosi luas atau berat, 11iagno, dan lafase dihindari karena
bahaya perforasi.
B. Tinjauan Teori Pola makan
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah
Pendapat dari berbagai sumber dapat diartikan secara umum bahwa pola
Pola yang dianut oleh remaja dimiliki melalui proses belajar yang
menghasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini sampai dewasa dan
Usia remaja merupakan peralihan pola masa anak, namun pada usia
(Khasanah, 2012).
Uripi (2002) dalam Wahyu, Dewi (2015) pola makan terdiri dari
a. Frekuensi makan
kali makanan selingan, dan dinilai kurang baik bila frekuensi makan
setiap harinya 2 kali makan utama atau kurang. Pada umumnya setiap
Dwigint, 2015).
dengan jeda waktu makan yang terlalu lama (frekuensi makan kurang
dari tiga kali dalam sehari) akan menyebabkan terjadinya maag. Jeda
antara 4-5 jam. Kerja lambung akan meningkat pada pagi hari, yaitu
jam 07.00-09.00. ketika siang hari berada dalam kondisi normal dan
2012).
buru atau terlalu cepat (Abata, 2014) dan makan di atas jam 21.00
WIB dan tidak lama kemudian langsung pergi tidur. Jadwal makan
yaitu:
kita sedang istirahat total atau tidur, tubuh mulai menyerap atau
waktu makan seperti sarapan pada jam 06.00-08.00, makan siang pada
jam 12.00- 13.00, dan makan malam antara jam 18.00-20.00 (Tilong,
2014).
b. Jenis Makanan
pagi, makan siang, dan makan malam yang terdiri dari makanan
Dwigint, 2015).
2) Makanan yang sangat asam atau pedas seperti cuka, cabai, dan
dinding lambung).
c. Porsi Makan
berupa nasi, roti tawar, dan mie instant. Jumlah atau porsi makanan
pokok antara lain : nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie instant
untuk ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram. Lauk pauk
mempunyai dua golongan lauk nabati dan lauk hewani, jumlah atau
gram, tempe 50 gram (dua potong), tahu 100 gram (dua potong).
sayuran antara lain : sayur 100 gram. Buah merupakan suatu hidangan
mulut. Jumlah porsi buah ukuran 100 gram, ukuran potongan 75 gram.
bahan makanan, karena nilai gizi setiap bahan makanan tiap kelompok
harus disertai lauk dalam jumlah yang lebih besar. Porsi makanan
dalam sehari.
2) Golongan protein
adalah sebanyak 100 gram atau dua potong ikan daging atau
gram atau 4-6 potong tempe. Tempe dapat diganti dengan tahu
3) Golongan sayuran-sayuran
kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin C. semakin hijau warna
keadaan matang.
4) Golongan buah-buahan
5) Lain-lain
sendok makan).
2. Tujuan Makan
dan memperoleh tenaga bagi kesehatan sel. Agar dapat digunakan dalam
e. Membangun protoplasma
konsumsi makanan yang berdampak buruk bagi kesehatan. Hal itu perlu
(Khasanah, 2012).
4. Cara Pengolahan makanan
merebus suatu cairan bisa berupa air saja atau air kaldu dalam panci
uap air.
zat gizi yang terdapat dalam makanan tidak banyak rusak atau hilang,
cooker).
hilang.
5. Pola Makan Yang Baik dan Sehat
Makan yang baik dan benar akan menentukan kualitas dan masa
depan tubuh kita. Kebanyakan kita makan mengikuti selera lidah (asal
enak dan kenyang), namun lupa memenuhi hak dan selera tubuh
karena meningkatkan daya tahan kerja. Bagi anak sekolah makan pagi
tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan saja,
Meskipun tidak pernah memberi asupan zat gizi pada sel-sel tubuh,
d. Kurangi fastfood.
rasa sakit pilu dan lara, kemudian mati dalam penyesalan tanpa ada
aroma sedap dan memikat, rasa sangat lezat dengan waktu singkat
Zat-zat tersebut adalah zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk
harus bebas dari pengawet atau bahan tambahan lain yang dapat
sehari merupakan aturan paling baik bagi tubuh. Yang lebih baik lagi
apabila waktu makan itu telah di tetapkan sedemikian rupa. Rentang
waktu makan antara makan pertama dan kedua jangan kurang dari 4
pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan dan
2015).
a. Faktor ekonomi
jenis siap santap (fast food), seperti ayam goreng, pizza, hamburger,
nasehat yang dianggap baik ataupun tidak baik yang lambat laun akan
akan dikonsumsi.
Kebudayaan menuntun orang dalam cara bertingkah laku dan
tabu), meskipun tidak semua hal yang tabu masuk akal dan baik dari
sisi kesehatan. tidak sedikit hal yang ditabukan merupakan hal yang
baik jika ditinjau dari kesehatan, salah satu contohnya adalah anak
c. Agama
d. Pendidikan
e. Lingkungan
kantin dan tempat jajan yang menjual makanan yang sehat akan
membentuk pola makan yang baik pada anak. Sekolah diluar negeri
f. Faktor usia
untuk dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan
sehari sekali.
g. Jenis kelamin
kodrat pria diciptakan untuk tampil lebih aktif dan lebih kuat dari pada
wanita.
jumlah yang cukup untuk hampir semua zat gizi, walaupun pilihan
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Dasar Pemikiran
antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin
menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.
deduktif (aplikasi teori) dan induktif ( fakta yang ada, empiris), kemudian
Keterangan :
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen
b. Variabel Dependen
2. Defenisi Operasional
(Setiadi, 2013).
a. Variabel Independen : Pola makan
Pola makan adalah Cara atau kebiasaan makan res- ponden yang
-hari.
Skor :
infeksi.
Skor :
Terjadi Gastritis
Sari, Intan. 2014. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada
Pasien Yang Berobat Di Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala
Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Pada.
Http://Repository.Utu.Ac.Id/Id/Eprint/1373. (diakses Tanggal 10 Oktober
2019).
Shalahuddin, Iwan. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada
Remaja Di Sekolah Menengah Kejuruan Ybkp3 Garut. Pada
https://ejurnal.stikes-bth.ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/view/303.
(diakses Tanggal 10 Oktober 2019).
Yatmi, Fitriah. 2017. Pola Makan Mahasiswa Dengan Gastritis Yang Terlibat
Dalam Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Di Universitas Islam
Negeri Jakarta. Pada
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/35958. (diakses
Tanggal 10 Oktober 2019).