Anda di halaman 1dari 2

MUSIK LITURGI -- 1712040 – 2 SKS – Smtr 6/192

Bagian A: PEMAHAMAN KONSEPTUAL

1. Pengertian Musik Liturgi


Musik Liturgi adalah musik yang digunakan untuk ibadat/liturgi (Katolik), yang memiliki
kedudukan yang integral dalam ibadat, serta mengabdi pada kepentingan ibadat. Dalam
Konstitusi Liturgi – Sacrosanctum Concilium (SC) art. 112 dikatakan: “Musik Liturgi semakin
suci, bila semakin erat berhubungan dengan upacara ibadat, entah dengan mengungkapkan
doa-doa secara lebih mengena, entah dengan memupuk kesatuan hati, entah dengan
memperkaya upacara suci dengan kemeriahan yang lebih semarak.”
Musik atau nyanyian liturgi mengabdi pada partisipasi umat dalam ibadat. KL/SC art. 114
menguraikan: “Khazanah musik liturgi hendaknya dilestarikan dan dikembangkan secermat
mungkin. … Para uskup dan para gembala jiwa lainnya hendaknya berusaha dengan tekun,
supaya pada setiap upacara liturgi yang dinyanyikan segenap umat beriman dapat ikut serta
secara aktif dengan membawakan bagian yang diperuntukkan bagi mereka.”

2. Fungsi Musik Liturgi


Musik liturgi memiliki fungsi/peran yang jelas dalam ibadat:
a. Nyanyian Pembuka berfungsi membuka misa, membina kesatuan umat yang
berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri masa liturgi atau pesta yang dirayakan,
dan mengiringi perarakan (masuk) imam beserta pembantu-pembantunya (Pedoman
Umum Misale Romawi baru / PUMR no. 47-48).
b. Nyanyian Tuhan, Kasihanilah Kami – Kyrie – berfungsi sebagai seruan kepada Tuhan
dan memohon belaskasihannya. Teks liturgi yang resmi adalah: (1) seruan “Tuhan,
kasihanilah kami” dibawakan oleh imam/solis dan diulang satu kali oleh umat; (2)
seruan “Kristus, kasihanilah kami” dibawakan oleh imam/solis dan diulang satu kali
oleh umat; (3) seruan “Tuhan, kasihanilah kami” dibawakan oleh imam/solis dan
diulang satu kali oleh umat (PUMR no. 52).
c. Madah Kemuliaan – Gloria – adalah madah pujian yang sangat dihormati sejak zaman
Kristen kuno. Lewat madah ini Gereja yang berkumpul atas dorongan Roh Kudus
memuji Allah Bapa dan Anak domba Allah, serta memohon belas kasihan-Nya. Teks
madah ini tidak boleh diganti dengan teks lain, juga tidak boleh ditambahi atau
dikurangi, atau ditafsirkan dengan gagasan yang lain (PUMR no. 53).
d. Nyanyian Mazmur Tanggapan merupakan unsur pokok dalam Liturgi Sabda. Mazmur
Tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang penting karena menopang
permenungan atas Sabda Allah (Bacaan I dari Kitab Suci Perjanjian Lama). Mazmur
Tanggapan biasanya diambil dari buku Bacaan Misa (Lectionarium), para pemazmur
biasanya menggunakan buku resmi “Mazmur Tanggapan dan Alleluya Tahun ABC”.
e. Nyanyian Ayat Pengantar Injil/Alleluya, dengan aklamasi Ayat Pengantar Injil ini umat
beriman menyambut dan menyapa Tuhan yang siap bersabda kepada mereka dalam
Injil, dan sekaligus menyatakan iman (PUMR no. 62).
f. Nyanyian Aku Percaya – Credo – (fakultatif, maksudnya boleh tidak dinyanyikan):
maksudnya adalah agar seluruh umat yang berhimpun dapat menanggapi Sabda Allah
yang dimaklumkan dari Alkitab dan dijelaskan dalam homili. Dengan melafalkan
kebenaran-kebenaran iman lewat rumusan yang disahkan untuk penggunaan liturgis,
umat mengingat kembali dan mengakui pokok-pokok misteri iman sebelum mereka

1
merayakannya dalam Liturgi Ekaristi. Oleh karenanya tidak diperbolehkan
menggantinya dengan teks lain (PUMR no. 67-68)
g. Nyanyian Persiapan Persembahan, fungsinya adalah untuk mengiringi perarakan
persembahan, maka digunakan nyanyian dengan tema persembahan. Kalau tidak ada
perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian (PUMR no. 74).
h. Nyanyian Kudus – Sanctus – adalah nyanyian partisipatif umat dalam Doa Syukur
Agung. Nyanyian Kudus harus diambil dari buku teks resmi (Tata Perayaan
Ekaristi/TPE) (PUMR no. 78 b).
i. Nyanyian Bapa Kami – Pater Noster – berfungsi sebagai permohonan rezeki sehari-hari,
mohon pengampunan dosa supaya anugerah kudus itu diberikan kepada umat yang
kudus. Teks Bapa Kami harus diambil dari buku teks misa resmi (TPE) bukan dari teks
yang asal-asalan atau teks liar (PUMR no. 85)
j. Nyanyian Anak Domba Allah – Agnus Dei – berfungsi mengiringi pemecahan roti dengan
teks misa resmi sbb: “Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami
(2 X). Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai.” (PUMR no.
83).
k. Nyanyian Komuni – Communio – tujuannya adalah: (1) agar umat secara batin bersatu
dalam komuni juga menyatakan persatuannya secara lahiriah dalam nyanyian bersama,
(2) menunjukkan kegembiraan hati, dan (3) menggarisbawahi corak “umat/jemaat”
dari perarakan komuni. Maka lagu komuni harus bertemakan komuni/tubuh dan darah
Kristus, tidak boleh menyanyikan lagu untuk orang kudus/Maria, tanah air, panggilan-
pengutusan, atau yang lainnya (PUMR no. 86).
l. Nyanyian Madah Pujian sesudah Komuni berfungsi sebagai ungkapan syukur atas
santapan yang diterima yaitu Tubuh (dan Darah) Kristus sebagai keselamatan kekal
bagi manusia (PUMR no. 88).
m. Nyanyian Penutup berfungsi mengantar imam dan para pembantu-pembantunya
meninggalkan altar dan menuju ke sakristi.

TUGAS INDIVIDUAL [A-01]:


1. Membaca dan memahami konsep-konsep dan fungsi MusLit di atas.
2. Diskusikanlah dengan teman-teman atau dosen (via WAG) tentang hal-hal yang dipandang
perlu.
3. Bandingkanlah dan refleksikanlah konsep-konsep di atas dengan praktik/pengalaman
nyata dalam kehidupan sebagai umat di lingkungan, stasi, atau paroki masing-masing.
4. Susunlah sebuah rancangan nyanyian Misa untuk Minggu Paskah VI (17 Mei 2020) dengan
bacaan: Kis. 8:5-8; 1 Ptr. 3:15-18; Yoh. 14:15-21.
5. Hasil (tulisan)-nya dikirim ke WAG Musik Liturgi dengan identitas yang jelas paling lambat
pada Minggu, 17 Mei 2020.
6. Hasilnya boleh diketik (komputer) atau ditulis-tangan (yang jelas terbaca).

SELAMAT BERTUGAS !

@ABA

Anda mungkin juga menyukai