1
merayakannya dalam Liturgi Ekaristi. Oleh karenanya tidak diperbolehkan
menggantinya dengan teks lain (PUMR no. 67-68)
g. Nyanyian Persiapan Persembahan, fungsinya adalah untuk mengiringi perarakan
persembahan, maka digunakan nyanyian dengan tema persembahan. Kalau tidak ada
perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian (PUMR no. 74).
h. Nyanyian Kudus – Sanctus – adalah nyanyian partisipatif umat dalam Doa Syukur
Agung. Nyanyian Kudus harus diambil dari buku teks resmi (Tata Perayaan
Ekaristi/TPE) (PUMR no. 78 b).
i. Nyanyian Bapa Kami – Pater Noster – berfungsi sebagai permohonan rezeki sehari-hari,
mohon pengampunan dosa supaya anugerah kudus itu diberikan kepada umat yang
kudus. Teks Bapa Kami harus diambil dari buku teks misa resmi (TPE) bukan dari teks
yang asal-asalan atau teks liar (PUMR no. 85)
j. Nyanyian Anak Domba Allah – Agnus Dei – berfungsi mengiringi pemecahan roti dengan
teks misa resmi sbb: “Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami
(2 X). Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, berilah kami damai.” (PUMR no.
83).
k. Nyanyian Komuni – Communio – tujuannya adalah: (1) agar umat secara batin bersatu
dalam komuni juga menyatakan persatuannya secara lahiriah dalam nyanyian bersama,
(2) menunjukkan kegembiraan hati, dan (3) menggarisbawahi corak “umat/jemaat”
dari perarakan komuni. Maka lagu komuni harus bertemakan komuni/tubuh dan darah
Kristus, tidak boleh menyanyikan lagu untuk orang kudus/Maria, tanah air, panggilan-
pengutusan, atau yang lainnya (PUMR no. 86).
l. Nyanyian Madah Pujian sesudah Komuni berfungsi sebagai ungkapan syukur atas
santapan yang diterima yaitu Tubuh (dan Darah) Kristus sebagai keselamatan kekal
bagi manusia (PUMR no. 88).
m. Nyanyian Penutup berfungsi mengantar imam dan para pembantu-pembantunya
meninggalkan altar dan menuju ke sakristi.
SELAMAT BERTUGAS !
@ABA