Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran IPA sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari

siswa, karena saat ini siswa diharuskan untuk mempunyai kemampuan yang

beralasan (dengan didasari bukti-bukti yang didapatkan dari penelitian,

eksperimen dan kondisi yang terjadi di lapangan) bukan asal-asalan dalam

berkomunikasi serta memecahkan masalah dalam hidupnya. Esler dan Esler

(1984) mengutip definisi dari The Commission on Science Education of The

American for The Advancement of Science bahwa keterampilan-

keterampilan untuk melakukan kegiatan IPA dikategorikan menjadi delapan

keterampilan proses dasar dan lima keterampilan proses terpadu.

Keterampilan dasar meliputi, keterampilan mengobservasi, mengklarifikasi,

mengukur, mengkomunikasi, menginferensi, memprediksi, mengenal

hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka.

Ketrampilan proses terpadu menjadi dasar yang benar dalam membuat

inferensi (kesimpulan berdasarkan hasil observasi) atau membuat hipotesis

yang akan diuji dengan observasi yang lebih lanjut. Ilmu Pengetahuan Alam

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana


bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA

diarahkan untuk inquiry dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak

buruk terhadap lingkungan.

Penerapan sistem pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif,

Kreatif, inovatif, Efektif dan Menyenangkan) untuk saat ini dinilai sangat

cocok untuk diterapkan di lingkungan sekolah. Sistem PAKEM ini sangat

menguntungkan dan menyenangkan, dikarenakan sistem pembelajarannya

yang terprogram, bervariasi (tidak monoton) dan tidak membosankan. Di

tingkat SD/MI perlu juga ada penekanan model pembelajaran Salingtemas

(Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui

penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiry ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada


pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Jika dalam model

pembelajaran yang lama guru lebih banyak berceramah, maka dalam

penerapan model yang baru guru lebih ditekankan untuk menjadi fasilitator

yang menjembatani dalam proses pembelajaran, oleh karena itu guru

dituntut untuk lebih variatif, inovatif dan profesional dalam

mengembangkan strategi pembelajaran serta menyediakan sarana dan

sumber belajar agar siswa menjadi lebih aktif dan terfokus dalam mengikuti

proses pembelajaran yang berujung pada hasil belajar yang memuaskan.

Menurut Oemar Hamalik dalam Dinn Wahyudin, dkk (2004 :

3.26) merinci tiga ciri khas dalam ciri pembelajaran sebagai berikut :

a. Rencana adalah penataran ketenagaan, material dan prosedur yang

merupakan unsur sistem pembelajaran dalam suatu perencanaan

khusus.

b. Saling ketergantungan (interdependence) antara unsur sistem

pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat

essenssial dan masing-masing memberi sumbangannya kepada sistem

pembelajaran.

c. Tujuan sistem pembelajaran memiliki tujuan tertentu yang hendak

tercapai.

Dengan adanya ciri khas tersebut maka tugas seorang perancang

sistem pembelajaran adalah mengorganisasi tenaga, prosedur serta sarana

dan prasarana agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien.

Proses belajar merupakan hal yang dialami peserta didik sebagai suatu
respon terhadap segala acara pembelajaran yang disiapkan oleh pendidikan.

Oleh karena itu, acara pembelajaran yang dapat mempengaruhi proses

belajar siswa sangat ditentukan oleh pendidik.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung yang harus

diperhatikan oleh seorang guru adalah bagaimana kemajuan belajar yang

dialami oleh siswa dan kesulitan atau masalah apa yang dihadapi oleh siswa.

Dalam proses pembelajaran, guru memberikan materi berdasarkan unit atau

topik tertentu. Guru harus mengamati dengan jeli apakah ada kemajuan

penguasaan antara unit yang satu dengan yang lainnya (Asmawi Zaenul,

dkk, 2005 : 2.23). Kejelian seorang guru di dalam mengamati kemajuan

penguasaan materi antara unit akan sangat menentukan keberhasilan seorang

guru dalam pembelajaran.

Pada akhir kegiatan pembelajaran hendaknya memperhatikan

kemampuan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan atau

seberapa jauh hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan tujuan yang telah

ditetapkan pada perencanaan pembelajaran. Untuk mengetahui adanya

kemajuan belajar yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran perlu

diadakan tes. Tes yang dilakukan adalah tes formatif. Tes ini diberikan

sesudah satu kegiatan atau unit belajar diselesaikan. Bertujuan untuk

mengumpulkan data atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan siswa

dalam pelajaran. (Asmawi Zaenul, dkk, 2004: 2.24) “ Dengan diadakannya

tes formatif, guru dapat mengetahui sejauh mana kemajuan yang diperoleh

siswa selama proses pembelajaran berlangsung”.


Oleh karena itu penumbuhan kemampuan dalam diri siswa akan

sangat membantu dalam dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi target

yang diterapkan tidak akan tercapai apabila proses pembelajaran tidak dapat

diikuti oleh siswa secara maksimal. Siswa dan guru adalah kunci pokok

dalam keberhasilan pembelajaran dalam sebuah lembaga pendidikan. Proses

belajar mengajar akan sukses apabila kedua belah pihak tadi saling memberi

dan menerima (take and give) dalam sebuah proses.

1. Identifikasi Masalah

Keberhasilan dalam satu pembelajaran ditunjukan oleh

sebuah indikator yaitu siswa dapat menguasai materi yang diajarkan.

Tingkat penguasaan siswa biasa dinyatakan dalam nilai. Pada

semester kedua tahun pelajaran 2008/2009 ini hasil pembelajaran mata

pelajaran IPA masih belum memenuhi target yang memuaskan. Hal

ini ditunjukkan oleh hasil nilai yang diperoleh siswa pada mata

pelajaran IPA siswa kelas II SD Negeri Jogoloyo Kecamatan

Wonosalam Kabupaten Demak memperoleh nilai kurang dari 60,00

masih 23% dari 30 siswa, beberapa anak belum jelas tentang konsep

yang dijelaskan oleh guru, padahal guru telah menjelaskan secara lisan

dan menggunakan media di depan kelas serta keadaan kelaspun terasa

tenang.

Berkenaan dengan hal tersebut, penulis mohon bantuan

kepada teman sejawat dan supervisor untuk mengidentifikasikan

kekurangan pembelajaran yang penulis laksanakan. Dan dari hasil

diskusi dengan teman sejawat serta supervisor maka dapat diperoleh


beberapa masalah-masalah yang terjadi ketika pembelajaran mata

pelajaran IPA berlangsung, sebenarnya akar permasalahan yang

menyebabkan semua itu adalah :

1.1 Guru kurang jelas dalam memberikan materi dalam artian

kurangnya contoh-contoh konkrit dalam kehidupan siswa.

1.2 Rendahnya pengusaan materi yang diterima,

1.3 Siswa takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.

1.4 Metode yang digunakan oleh guru dirasa perlu ditingkatkan dan

diselaraskan sesuai dengan materi.

1.5 Alat peraga yang digunakanpun sangat minim sekali.

2. Analisis Masalah

Setelah proses pengidentifikasian masalah berlangsung, maka

didapatkan hasil analisa dari masalah yang menjadi kendala dalam

proses pembelajaran untuk segera mendapat tindak lanjut, yaitu :

2.1 Meningkatkan pemahaman konsep dan memberikan contoh-

contoh konkrit.

2.2 Menerapkan metode demonstrasi / eksperimen dengan

memanfaatkan media belajar lebih optimal.

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah ibarat jantung dari setiap rencana penelitian dari

data yang akan menjadi fokus perbaikan. Jadi semakin tegas serta terarah

sehingga masalah yang muncul akan semakin jelas pula serta arah

pelaksanaannya dengan penelitian yang diajarkan di SD Negeri Jogoloyo

Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak tahun pelajaran 2008/2009.


Berdasarkan hal tersebut di atas, maka yang menjadi fokus perbaikan

pembelajaran adalah :

“Bagaimana meningkatkan pemahaman serta hasil belajar siswa dengan

penerapan metode demonstrasi dan mengoptimalkan pemanfaatan media

belajar mata pelajaran IPA tentang mendiskripsikan pengaruh cahaya

matahari dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas 2 semester 2 SD

Negeri Jogoloyo kecamatan Wonosalam kabupaten Demak tahun pelajaran

2008/2009 ?“

C. Tujuan Penelitian

Penelitian pembelajaran ini bertujuan untuk :

1. Menemukan cara yang efektif melalui metode eksperimen

dan pemanfaatan media belajar untuk meningkatkan

pemahaman siswa dalam membedakan manfaat serta

pengaruh dari panas dan cahaya matahari.

2. Melalui metode eksperimen dan pemanfaatan media belajar

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat mulai refleksi,

merancang kegiatan pembelajaran, pelaksanaan observasi serta diskusi

dengan teman sejawat dan pembimbing. Berdasarkan hal tersebut, laporan

ini memuat pendahuluan, perencanaan dan pelaksanaan perbaikan

pembelajaran yang terdiri dari dua siklus hasil yang diperoleh serta

kesimpulan dan saran tindak lanjut.


D. Manfaat Penelitian

1. Terhadap Siswa

Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan siswa

akan semakin meningkatkan hasil belajar siswa, disamping itu juga

untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan

masalah serta mempunyai keberanian dalam mengemukakan

pendapatnya di dalam kelas, berani bertanggungjawab baik terhadap

diri sendiri maupun orang lain serta kelompoknya terhadap proses

pembelajaran, sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam

kehidupan dan di dunia yang selalu berubah dan berkembang dengan

pesat melalui latihan bertindak atas dasar penelitian yang logis,

rasional, kritis, jujur, cermat dan efektif.

2. Terhadap Guru

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas memiliki manfaat

yang penting bagi pengembangan profesionalisme guru. Guru yang

profesional tentu tidak enggan melakukan perubahan-perubahan

dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan agar proses

pembelajaran itu tetap relevan, lebih efektif dan efisien. Bahkan ia

selalu berupaya menemukan model-model pembelajaran yang lebih

cocok, walaupun model yang diterapkannya sekarang sudah dirasakan

memuaskan oleh sebagian besar guru.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu media yang

dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di dalam
kelas, dan kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-

perbaikan secara profesional. Dengan melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas guru ditantang untuk memiliki keterbukaan terhadap

pengalaman dan proses pembelajaran yang baru. Pelaksanaan

program-program baru oleh guru dalam kegiatan Penelitian Tindakan

Kelas dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan bagi guru. Oleh

karena itu, keterlibatan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas akan

secara tidak langsung dapat meningkatkan profesionalisme guru

dalam proses pembelajaran.

3. Terhadap Instansi

Keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini

akan menjadi motifasi para pendidik untuk mengembangkan metode

dan solusi dari lebih banyak masalah untuk diteliti di wilayah gugus

sekolah kami pada khususnya dan di manapun tempat pada umumnya.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Guru atau Pendidik

“Kecakapan kerja direalisasikan dalam perbuatan yang bermakna,

bernilai sosial dan memenuhi standar karakteristik tertentu yang diakui oleh

kelompok profesinya atau oleh warga masyarakat“ dikemukakan oleh WR

Houston (1974:4). Juga suatu jabatan profesional yang harus memenuhi

kriteria profesional yang meliputi syarat-syarat fisik, mental atau pribadi,

ilmiah atau pengetahuan dan ketentuan nilai (Hamalik,2002:59). Guru

adalah orang yang profesinya / pekerjaannya / mata pencahariannya

mengajar (Poerwadarminta,2000:288). Merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pertimbangan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat (UU RI No. 20 th.

2003).

B. Perkembangan Siswa Didik

Kebanggaan guru adalah jika mampu melahirkan anak didik

menjadi manusia yang cerdas, berbudi luhur dan terampil serta memiliki

daya adaptabilitas yang tinggi dalam menghadapi aneka perubahan situasi.

Dan tantangan guru adalah bagaimana guru mampu menjalankan roda

pembelajaran untuk melahirkan manusia sejati dari, oleh, dan untuk


masyarakat yang selalu berubah khususnya yang diajarkan dalam

pembelajaran IPA.

Menurut Tilaar (1999:28) merumuskan hakekat pendidikan sebagai

“suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang

memasyarakat dan membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi

lokal, nasional dan global”. Pendidikan merupakan proses

berkesinambungan. Pendidikan mengimplementasikan bahwa peserta didik

memiliki kemampuan. Kemampuan yang (Unmanen) (tetap ada) sebagai

makhluk sosial dan juga mengimplemantasikan bahwa manusia adalah

mahkluk yang tidak pernah selesai.

Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan :

1. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia

artinya bahwa keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif

tidak sama dengan sesamanya tetapi juga dengan alam, ide-ide dan

yang lebih utama lagi yaitu dengan Sang Pencipta.

2. Eksistensi manusia yang memasyarakat. Proses pendidikan adalah

proses memujudkan eksistensi manusia yang memasyarakat dalam

proses ini akan terjadi. Internalisasi nilai-nilai pembaharuan dari

revilasasi (penyegaran moral).

3. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan

jenjang proses tersebut dapat menembus dimensi masa yang lalu, kini

dan masa depan, selain itu berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi komunikasi, proses pendidikan juga dapat menembus

dimensi lokal, nasional, regional dan global.


Menurut (Sunarya Kartadinata,1999:6.14) mengemukakan tentang

pengertian pendidikan dalam rumusan yang sederhana tetapi penuh makna

yaitu “Pendidikan adalah proses membawa manusia dari apa adanya kepada

sebagaimana seharusnya“.

Setiap organisme baik manusia, hewan bahkan makhluk hidup pasti

akan mengalami perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini

meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme

tersebut baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Jadi arti

peristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hanya

tertuju pada aspek psikologi saja melainkan juga aspek biologis.

Menurut Rochman Nata Wijaya (1989:7), “Pemahaman tentang kepribadian

murid serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, perbedaan

individual di kalangan peserta didik, kebutuhan , motivasi, dan kesehatan

mental peserta didik, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi pada

tingkat-tingkat usia tertentu, serta fase-fase perkembangan yang dialami

mereka“. Adalah sebuah pemahaman yang harus dimiliki guru dalam

mengetahui karakteristik peserta didik. Hal ini adalah sebuah dasar bagi

guru untuk menentukan bahan yang akan diajarkan.

Secara singkat perkembangan (development) adalah proses atau

tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan (growth)

sendiri berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran serta

arti pentingnya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia ini berarti mekar

terbuka atau membentang menjadi besar luas dan banyak serta menjadi

bertambah sempurna dalam hal kepribadian pikiran, pengetahuan dan


sebagainya. Berdasarkan dari hasil pengamatan dan penelitian dari Jean

Piaget, Piaget beranggapan bahwa cara berpikir anak tidak sama dengan

cara berpikir orang dewasa. Beliau menyadari bahwa yang membedakan

cara berpikir anak-anak dari orang dewasa bukanlah semata-mata dari

banyaknya pengetahuan itu sendiri.

Masa kanak-kanak adalah masa periode yang merupakan

fondamental dasar bagi kehidupan seseorang yang akan dilanjutkan proses

kematangan dengan cara belajar yang baik akan tetapi perkembangan ini

meliputi berbagai pola diantaranya sebagai berikut.

1. Perkembangan meliputi pola yang tertentu dan juga dapat

diramalkan banyak ragam di dunia ini khususnya perkembangan pada

anak.

2. Anak pasti akan mengalami perbedaan-perbedaan melalui

tingkatan-tingkatan atau prophrase perkembangan.

Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses sudah tentu

di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-

perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan lainnya

berkaitan secara berurutan dan fungsional. Menurut Jereme S. Bruner salah

satu penentang teori S.R. Bond (Barlow,1985:113) dalam proses

pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase pembelajaran siswa

menempuh tiga episode atau fase.

a. Fase informasi (Tahap penerimaan materi)

b. Fase transformasi (Tahap pengubahan materi)

c. Fase evaluasi (Tahap penilaian materi-materi)


C. Sistem Pembelajaran

Pendekatan dalam pembelajaran IPA ini yang dimaksudkan adalah

sebagai cara pandang kita terhadap proses belajar, murid dalam mata

pelajaran IPA dan upaya menciptakan kondisi dan iklim kelas serta terjadi

proses belajar mengajar. Pendekatan ini sangat penting sebagai guru

khususnya bidang studi IPA ia harus berfungsi sebagai manager kelas dan

fasilitator belajar, ia juga seyogyanya menjadi teladan.

Dari pendapat (Collins, 1991 halaman 6), “Integrated learning

occurs when an authentic event or exploration of a topic is the driving force

in the curriculum. By participating in the event or exploration, students

learn both the processes and content relating, to more than one curriculum

area at the same time“ yang artinya ialah : “Pembelajaran terpadu akan

terjadi antara lain jika kejadian yang wajar atau eksplorasi suatu topik

merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan aktif di

dalam eksplorasi tersebut siswa-siswa akan mempelajari materi ajar dan

proses belajar melalui beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan“.

Dalam tulisan tersebut jelas bahwa pemacu dalam pelaksanaan

pembelajaran terpadu melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik

diangkatlah tema tertentu.

D. Metode Pembelajaran

“Seseorang diharapkan berperan sebagai inovator atau agen

perubahan, maka guru perlu memiliki wawasan yang memadai mengenai


berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah dan mungkin

dikembangkan pada jenjang pendidikan“, M.C.Ryan (1990).

Metode dan inovasi pembelajaran tidak selamanya menjamin

keberhasilan proses dan tercapainya hasil belajar yang maksimal, seringkali

dalam penerapannya mendapatkan hambatan serta kendala yang terpapar

dari hasil belajar. Penelitian yang lebih mendetail hendaknya segera

dilakukan oleh guru yang mencakup pengamatan kelas pada waktu

mengajar, mengidentifikasi faktor-faktor khusus yang mempengaruhi

kelancaran proses belajar mengajar dan mempengaruhi hasil belajar,

menganalisis alat penilaian untuk mengembangkannya secara lebih efektif.

Menurut Harlen (1992:97) untuk menumbuhkembangkan sikap

ilmiah siswa ada tiga jenis peranan utama guru yakni: memperlihatkan

contoh, memberikan penguatan dengan pujian dan persetujuan, dan

memberikan kesempatan untuk mengembangkan sikap. Semasih siswa

menunjukkan keinginan untuk berbuat, harus diberikan kesempatan untuk

beraktivitas. Memberikan objek baru adalah memberikan kesempatan pada

siswa untuk mengembangkan sikap ingin tahu. Mendiskusikan hasil

eksperimen memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir kritis.

Menurut Magno (dalam Karhami, 2000:5) “Salah satu cara untuk

mengembangkan sikap ilmiah adalah dengan memperlakukan siswa seperti

ilmuwan muda sewaktu anak mengikuti kegiatan pembelajaran sains.

Keterlibatan siswa secara aktif baik fisik maupun mental dalam kegiatan

labolatorium akan membawa pengaruh terhadap pembentukan pola tindakan

siswa yang selalu didasarkan pada hal-hal yang bersifat ilmiah“.


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti terdorong untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan

kompetensi dasar “ Mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh panas dan

cahaya matahari terhadap kondisi alam dan kehidupan sehari-hari “, pada

siswa kelas 2 Semester 2 di SD Negeri Jogoloyo Kecamatan Wonosalam,

Kabupaten Demak tahun 2008/2009 dengan penerapan metode demonstrasi

dan mengoptimalkan pemanfaatan media belajar. Tak kalah pentingnya

dalam pembelajaran khususnya di bidang studi IPA guru harus

memanfaatkan sumber belajar, media serta metode yang dianggap paling

tepat dengan merancang metode dan pendekatan kognitif serta juga

menggunakan penerapan penggunaan metode berlandaskan pendekatan

kognitif. Masih juga banyak cara-cara dalam pembelajaran IPA di SD agar

tujuan perbaikan pembelajaran tercapai maka peran guru harus

mengkorelasikan metode-metode mana yang dianggap benar dan juga

mungkin sebagai pendukung utama. Dengan demikian harapan guru untuk

memajukan peserta didik tidaklah mudah dengan hanya menggunakan satu

cara melainkan akan melalui beberapa cara ataupun tahapan-tahapan supaya

kegiatan belajar mengajarnya akan berhasil berkaitan dengan peserta didik

yang mendapatkan nilai tuntas dan juga yang belum tuntas itu disebabkan

beberapa faktor antara lain ditinjau dari segi keluarga, orang tua juga

berperan aktif dalam membantu proses belajar anak di rumah.


E. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat

penting dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan

multimedia sangat memungkinkan dapat mengaktifkan peserta didik dalam

belajar yang penuh makna (meaningful learning) atau meningkatkan

pemahaman siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara lafal media diartikan sebagai medium atau perantara.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, media diartikan

sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli telah

mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran dalam

Hernawan dkk (2006) antara lain sebagai berikut :

1. Media pembelajaran sebagai sarana komunikasi, baik dalam

bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat

kelasnya.

2. Media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.

3. Media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar .

4. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya pada

diri siswa.
5. Media pembelajaran adalah sebagai alat fisik dimana pesan-

pesan instruksional dikomunikasikan.

6. Media pembelajaran sebagai setiap alat, baik hardware maupun

software yang digunakan sebagai media komunikasi dan yang

tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar

mengajar.

Dari keenam definisi media pembelajaran yang dikemukakan

di atas dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa yang

dimaksud dengan media pembelajaran adalah, “segala alat

pembelajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk

menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar

mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran

tersebut”.

2. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Dari beberapa pengertian tentang media pembelajaran yang

telah dikemukakan oleh para ahli, tersirat tujuan dari penggunaan

suatu media, yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan

secara lebih mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat

menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan akurat. Dalam

kerangka proses belajar mengajar yang dilakuakn guru, penggunaan

media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan

belajar mengajar itu terhindar dari gejala verbalisme, yakni

mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami

arti dan maknanya.


Menurut Sumantri (1999) secara khusus media pembelajaran

digunakan dengan tujuan sebagai berikut :

a. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih

memahami konsep, sikap dan keterampilan tertentu dengan

menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik

bahan.

b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi

sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.

c. Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi

karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau

mengoprasikan media tertentu.

d. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta

didik.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan berupa

sejumlah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap kepada peserta

didik sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami dan

memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan itu. Secara umum

media pembelajaran berfungsi sebagai :

a. Alat bantu mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.


c. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit dan konsep yang abstrak

sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat

verbalisme.

d. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

e. Mempertinggi mutu belajar mengajar.

Hal tersebut di atas sesuai dengan yang telah disampaikan

oleh Sumantri (1999).

4. Alasan Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Sumantri (1999) alasan penggunaan media

pembelajaran karena bertitik tolak dari dua hal berikut ini :

A. Belajar merupakan perubahan tingkah laku.

Belajar dipandang sebagai perubahan perilaku peserta

didik. Perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya

tetapi melalui suatu proses. Proses perubahan perilaku ini

dimulai dari adanya rangsangan yaitu peserta didik menangkap

rangsangan kemudian mengolahnya sehingga membentuk suatu

persepsi. Semakin baik rangsangan diberikan semakin kuat

persepsi peserta didik terhadap rangsangan tersebut.

Pembentukan persepsi harus diupayakan secara kuat oleh guru

agar terbentuk pengalaman belajar peserta didik yang bermakna.

Tetapi ada kalanya pembentukan persepsi dapat terganggu

karena terdapat kekurangan dan hambatan dalam alat indera,

minat, pengalaman, kecerdasan, perhatian serta kejelasan objek

yang akan dikenalkan. Untuk menanggulangi kekurangan atau


hambatan terbentuknya persepsi harus diupayakan suatu bentuk

alat bantu yang memudahkan atau mengurangi hambatan-

hambatan penguasaan peserta didik. Oleh karena itu digunakan

media pembelajaran sebagai pemecahannya.

B. Belajar merupakan proses komunikasi.

Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan

proses komunikasi. Proses komunikasi adalah proses

menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui saluran atau

media tertentu ke penerima pesan. Dalam proses penyampaian

pesan tersebut tidak selamanya sukses, karena terdapat beberapa

hambatan atau gangguan dalam proses komunikasi ini disebut

noises. Noises atau hambatan dalam peristiwa komunikasi bisa

bermacam-macam. Dalam proses pengajaran, noise ini dapat

berupa keterbatasan peserta didik secara fisik maupun

psikologis, kultural, maupun lingkungan. Keterbatasan secara

fisik dapat berupa cacat tubuh, keterbatasan daya indera, sakit,

kelelahan. Keterbatasan secara psikologis dapat berupa minat,

kecerdasan, kepercayaan, sikap dan lain sebagainya.

Keterbatasan secara kultural misalnya adat istiadat yang

berbeda, kebiasaan hidup, sikap hidup, norma-norma

kepercayaan, bahasa dan sebagainya. Keterbatasan dalam aspek

lingkungan dapat berupa keadaan yang mencekam atau

menakutkan, bising, polusi dan sebagainya. Untuk meredam,

memperkecil, mengatasi atau menghilangkan beragam


keterbatasan dalam komunikasi itu dapat digunakan alat

perantara yang disebut media pembelajaran.

5. Prinsip-prinsip Pemilihan Suatu Media

Sebelum memutuskan untuk menggunakan media tertentu

dalam suatu peristiwa pembelajaran, seorang guru perlu memahami

prinsip-prinsip atau faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam

pemilihan suatu media. Dalam Sumantri (1999) menyebutkan prinsip-

prinsip pemilihan media tersebut, yaitu :

a. Memilih media harus berdasarkan tujuan pembelajaran dan bahan

pembelajaran yang akan disampaikan.

b. Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

peserta didik.

c. Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik

dalam pengadaannya dan penggunaannya.

d. Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau

pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.

e. Memilih media harus memahami dari karakteristik dari media itu

sendiri.

Menurut Sumantri (1999), faktor-faktor yang harus

dipertimbangkan dalam memilih media adalah :

a. Objektivitas, artinya pemilihan media tidak didasarkan karena

kerusakan pribadi atau sekedar hiburan sehingga menghiraukan

kegunaan dan relevansinya dengan bahan dan karakteristik

peserta didik.
b. Program pembelajaran, memilih media harus disesuaikan dengan

program pembelajaran karena tidak semua media dapat

digunakan untuk semua program pembelajaran.

c. Situasi dan kondisi, pemilihan media harus disesuaikan dengan

situasi belajar mengajar artinya disesuaikan dengan metode

mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan kelas dan sekolah.

d. Kualitas teknik, yaitu kesiapan operasional media sebelum

digunakan.

e. Keefektifan dan keefesiensian penggunaan, artinya penggunaan

media bukan semata-mata karena melaksanakan salah satu

komponen pembelajaran tetapi apakah media itu betul-betul

berguna untuk memudahkan pengguasaan peserta didik.

Bath (1995) memberikan contoh suatu pembelajaran yang

melatih ketrampilan proses dengan menggunakan berbagai macam

obyek yang dikenal dan ditemukan oleh siswa di kehidupan sehari-

hari, yaitu berbagai jenis buah-buahan.

F. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa untuk

memperbaiki pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar

“mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh panas dan cahaya matahari

terhadap kondisi alam dan kehidupan sehari-hari” dan materi pokok

“panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari” maka

peneliti berpendapat bahwa akan melakukan perbaikan pembelajaran


dengan menggunakan metode demonstrasi dan mengoptimalkan

pemanfaatan media belajar. Dengan menggunakan kedua metode

tersebut diharapkan pemahaman siswa akan meningkat secara

bertahap untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Dalam pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar

“mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh panas dan cahaya

matahari terhadap kondisi alam dan kehidupan sehari-hari” dan

materi pokok “panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-

hari”. Menggunakan metode demonstrasi dan mengoptimalkan

pemanfaatan media belajar, maka ada peningkatan pemahaman dan

hasil belajar siswa.


BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Perbaikan pelaksanaan ini dilihat dari aspek pendekatan metodologis,

menggunakan metode penelitian tindakan yang akan difokuskan pada situasi kelas

atau penelitian tindakan kelas. Hal ini dipilih atas dasar analisis masalah dan

tujuan penelitian yang mendapat sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi

di lapangan berdasarkan prinsip daur ulang yang meliputi : perencanaan,

pelaksanan, pengamatan atau pengumpulan data atau instrument dan refleksi.

Gambar 3.1
Gambar langkah-langkah pelaksanaan penelitian

Siklus I

Siklus II
A. Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 2 di SD Negeri Jogoloyo

Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Waktu

pelaksanaan masing-masing siklus disesuaikan dengan jadwal

pelajaran yang berlaku di sekolah tersebut. Adapun waktu

pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2009.

b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2009.

3. Mata Pelajaran

Fokus dari penelitian ini adalah pembelajaran IPA dengan kompetensi

dasar “Mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh panas dan cahaya

matahari terhadap kondisi alam dan kehidupan sehari-hari“.

4. Kelas dan Karakteristik Siswa

Populasi sekaligus menjadi sample penelitian ini adalah kelas 2

dengan jumlah siswa 31 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 11

siswa perempuan. Setiap siswa mempunyai tingkat kemampuan

intelegensi yang heterogen dan kepribadian yang berbeda-beda.


B. Diskripsi Pelaksanaan Perbaikan Per-Siklus

Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dua siklus. Urutan

pelaksanaan setiap siklus adalah sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan Pelaksanaan Perbaikan.

Perencanaan yaitu kegiatan mempertimbangkan dan

memiliki upaya-upaya yang dapat dilaksanakan untuk

memecahkan masalah. Hasil pertimbangan dan pemilihan

tersebut selanjutnya dituangkan dalam pelaksanaan

pembelajaran Siklus I. Perencanaan yang dilakukan berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran Siklus I, yaitu :

1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP)

(terlampir).

2. Menentukan sarana dan prasarana pembelajaran, antara

lain alat peraga dan media pembelajaran.

3. Menentukan instrument pengamatan yang digunakan,

antara lain berupa lembar observasi dan lembar penelitian.

b. Pelaksanaan

Tindakan pelaksanaan meliputi :

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai apersepsi.

3. Guru menyampaikan materi informasi pelajaran secara

klasikal.
4. Guru membacakan teks bacaan (materi pelajaran yang

berpaduan).

5. Guru meminta siswa untuk menceritakan kembali isi

bacaan yang didengar.

6. Guru mempergunakan alat peraga.

7. Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan.

8. Guru membagikan lembar kerja untuk didiskusikan tiap

kelompok.

9. Guru melakukan pengamatan kinerja siswa dalam diskusi

kelompok.

10. Guru memimpin jalannya diskusi kelas untuk membahas

hasil diskusi kelompok.

11. Guru membimbing siswa dalam merumuskan simpulan

hasil diskusi.

12. Guru memberikan soal-soal sebagai evaluasi, pada akhir

pembelajaran.

13. Guru menyimpulkan materi diakhir pembelajaran.

14. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutupnya dengan

salam.

c. Pengamatan, Pengumpulan Data dan Instrument Yang

Digunakan

Pengamatan yang dilakukan dalam perbaikan

pembelajaran Siklus I menggunakan sistem kolaborasi, artinya


peneliti bekerja sama dengan teman sejawat yang bertindak

selaku observer.

Observer yang dipercaya dan dipandang cukup

mampu menjalankan tugas oleh peneliti adalah Ibu Hajjah

Idha Laila, S. Pd. Beliau adalah guru kelas 5 di SD Negeri

Jogoloyo kecamatan Wonosalam kabupaten Demak. Dengan

latar belakang pendidikan yang matang, faktor usia yang masih

termasuk kategori produktif serta pola berpikir yang rasionalis-

agamis, maka peneliti memilih beliau karena dalam

keseharianpun peneliti sering melakukan sharring pendapat

untuk memecahkan dalam berbagai masalah pembelajaran

ataupun yang berkaitan dengan masalah sekolah lainnya.

Pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan

data-data yang ditemukan dalam pembelajaran Siklus I

berlangsung. Data-data tersebut diolah dan dibahas untuk

merumuskan simpulan tentang kegagalan ataupun keberhasilan

pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan.

Instrument yang digunakan dalam pembelajaran

Siklus I ada dua macam, yaitu :

1. Lembar Penilaian

Lembar penilaian digunakan untuk mengamati hasil

belajar siswa melalui tes akhir.

2. Lembar Observasi Sistematis


Lembar observasi ini berbentuk format isian, untuk

mengetahui kemunculan kegiatan atau tindakan yang

dilaksanakan dalam proses pembelajaran. “ Pengamatan

hanya menandai dengan memberi tanda V (cek) pada

kegiatan yang muncul “ (Wardani, dkk, 2003 : 3.24).

d. Refleksi

Refieksi yaitu renungan terhadap pengalaman

melaksanakan pembelajaran. Dari refleksi inilah didapat

gagasan umum yang berupa kendala-kendala yang dialami

berkaitan dengan proses pembelajaran. melalui teman sejawat

sebagai observer yang dapat peneliti alami adalah :

1. Dari segi persiapan : program perencanaan pembelajaran

ada tetapi komponen-komponennya belum maksimal.

2. Dari segi membuka pelajaran : pada saat membuka

pelajaran apersepsi yang diberikan oleh guru kurang

relevan dengan materi dan belum mampu membangkitkan

minat dan perhatian anak.

3. Dari segi penguasaan materi : urutannya belum sistematis.

4. Dari segi penyajian : penyajian materi urut tetapi tidak

lengkap.

5. Dari segi metode : tidak bervariatif.

6. Dari segi memotivasi siswa : variatif tetapi kurang

lengkap.
7. Dari segi pelaksanaan evaluasi : evaluasi dilaksanakan

tetapi kurang sesuai dengan rencana.

8. Dari segi umpan balik : guru belum mengadakan umpan

balik terhadap hasil evaluasi yang diperoleh siswa.

9. Dari segi bimbingan terhadap siswa yang mengalami

kesulitan belajar : guru melaksanakan secara umum jadi

tidak sesuai dengan tingkat kesulitan masing-masing

siswa.

10. Dari segi alokasi waktu : efektif tetapi tidak sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

11. Dari segi penggunaan alat peraga : media dan alat peraga

kurang menarik dan tidak efektif.

12. Dari segi mengakhiri pembelajaran : guru mengakhiri

pembelajaran dengan tergesa-gesa.

13. Dari segi tindak lanjut : guru tidak memberikan tugas PR

sebagai pengayaan dan pelatihan siswa di rumah.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan yaitu kegiatan mempertimbangkan dan

memilih upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi dalam pembelajaran siklus I. Hasil

pertimbangan dan pemilihan tersebut selanjutnya dituangkan


dalam pelaksanaan pembelajaran Siklus II. Perencanaan yang

dilakukan adalah :

1. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dengan

mengadakan revisi terhadap kekurangan-kekurangan yang

terdapat dalam rencana perbaikan pembelajaran Siklus I.

2. Merancang pembuatan alat peraga (Panel Surya).

3. Merancang dan menentukan instrument pengamatan.

b. Pelaksanaan

Tindakan pelaksanaan pada Siklus II yaitu :

1. Guru memberikan pertanyaan sebagai apersepsi.

2. Guru menjelaskan kembali materi tentang Kegunaan

Cahaya dan Panas Matahari serta Pengaruhnya bagi

Kehidupan Sehari-hari.

3. Guru memotivasi siswa untuk bertanya tentang materi

pelajaran yang belum dipahami.

4. Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih

menantang, siswa untuk berfikir.

5. Guru membimbing siswa melaksanakan praktek di muka

kelas ataupun di dalam kelompok belajar siswa.

6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk dipecahkan

dalam kegiatan diskusi kelompok.

7. Guru mengamati jalannya pembelajaran dan memberikan

bimbingan bagi kelompok yang mengalami kesulitan.


8. Guru memberikan tes formatif untuk dikerjakan oleh

siswa.

9. Guru membimbing siswa untuk membuat simpulan.

10. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutupnya dengan

salam.

c. Pengamatan, Pengumpulan Data dan Instrument Yang

Digunakan

Pengamatan yang dilakukan dalam perbaikan

pembelajaran Siklus II ini menggunakan sistem kolaborasi,

artinya peneliti bekerja sama dengan teman sejawat yang

bertindak selaku observer.

Pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan

data-data yang ditemukan selama proses pembelajaran Siklus

II berlangsung. Selanjutnya data-data tersebut diolah dan

dibahas untuk merumuskan simpulan tentang kegagalan

ataupun keberhasilan pembelajaran siklus II yang telah

dilaksanakan.

Instrumen pengamatan yang digunakan dalam

pembelajaran siklus II ada dua macam, yaitu :

1. Lembar Penelitian

Lembar penelitian digunakan untuk mengamati hasil

belajar siswa melalui tes akhir.


2. Lembar Observasi Sistematis

Lembar observasi ini digunakan teman sejawat, untuk

mengamati kinerja peneliti selama pembelajaran siklus II

berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi II ini diakhiri dengan pembelajaran tuntas.

Peneliti merasa telah berhasil dalam memberikan informasi

tentang Fungsi dari cahaya dan panas matahari serta

pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat ditelaah

melalui hasil tes formatif siklus II yang mencapai nilai

ketuntasan belajar. Juga ditinjau dari hasil observasi teman

sejawat pada siklus II sebagai berikut :

1. Dari segi persiapan : program rencana pembelajaran ada,

komponen-komponennya sudah lengkap dan maksimal.

2. Dari segi membuka pelajaran : pada saat membuka

pelajaran apersepsi yang diberikan oleh guru relevan

dengan materi dan mampu membangkitkan minat dan

perhatian anak.

3. Dari segi penguasaan materi : urutannya sudah sistematis.

4. Dari segi penyajian : penyajian materi urut dan lengkap.

5. Dari segi metode : bervariatif.

6. Dari segi memotivasi siswa : variatif dan sudah lengkap.

7. Dari segi pelaksanaan evaluasi : evaluasi dilaksanakan

sesuai dengan rencana.


8. Dari segi umpan balik : guru sudah mengadakan umpan

balik terhadap hasil evaluasi yang diperoleh siswa,

dilanjutkan memberikan perbaikan dan pengayaan.

9. Dari segi bimbingan terhadap siswa yang mengalami

kesulitan belajar : guru melaksanakan secara umum sudah

sesuai dengan tingkat kesulitan masing-masing siswa.

10. Dari segi alokasi waktu : efektif sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

11. Dari segi penggunaan alat peraga : media dan alat peraga

sudah menarik dan lebih efektif.

12. Dari segi mengakhiri pembelajaran : guru mengakhiri

pembelajaran dengan memberikan kesimpulan materi dan

tugas PR.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uraian Singkat Hasil Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti

dibantu oleh teman sejawat yang bertindak selaku pengamat atau observer.

Pola yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Mata pelajaran yang dijadikan objek perbaikan

pembelajaran adalah IPA dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan

kegunaan serta pengaruh panas dan cahaya matahari terhadap kondisi alam

dan kehidupan sehari-hari“, pada siswa kelas 2 Semester 2 di SD Negeri

Jogoloyo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak tahun 2008/2009.

Proses pembelajarannya dilaksanakan sebanyak dua kali tatap muka atau

dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

B. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Per-Siklus

I. Siklus I

1. Rencana Perbaikan

Perencanaan perbaikan dilaksanakan oleh peneliti

dalam rangka peningkatan pemahaman siswa dan perbaikan

hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan kompetensi

dasar “Mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh panas dan

cahaya matahari terhadap kondisi alam dan kehidupan sehari-


hari“ dengan menerapkan metode demonstrasi pada siklus I

berjalan kurang memuaskan dikarenakan kurang optimalnya

pemanfaatan media belajar.

2. Pelaksanaan

Pada saat membuka pelajaran apersepsi yang diberikan

oleh guru kurang relevan dengan materi dan belum mampu

membangkitkan minat dan perhatian anak, penggunaan media

belajar kurang optimal dikarenakan oleh minimnya media

belajar yang digunakan. Hal ini berimbas pada tingkat

pemahaman materi dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa

kurang maksimal. Berikut ini adalah perolehan nilai yang dapat

kita lihat dalam tabel.

Tabel 4.1

HASIL EVALUASI SISWA PADA PERBAIKAN SIKLUS I

No. Rentang Nilai Jumlah Siswa


1 21 - 30 2
2 31 - 40 2
3 41- 50 6
4 51 - 60 3
5 61 - 70 7
6 71- 80 2
7 81 - 90 8
8 91 - 100
Jumlah 30
Rata-rata kelas 53.67
Ketuntasan 57%
Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus I, diperoleh

data siswa yang mendapatkan nilai 60 kebawah sebanyak 13

anak (57%). Dari hasil analisis data maka dapat diartikan bahwa

ketuntasan belajar belum tercapai, sebagaimana tercantum

dalam grafik berikut.

Grafik 4.1

GRAFIK HASIL EVALUASI SISWA PADA PERBAIKAN SIKLUS 1

8
7
6
jumlah siswa

5
4
3
2
1
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 91-100
0
rentang nilai

Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa hasil yang

didapatkan dari proses penelitian pada siklus pertama

membuahkan hasil yang kurang memuaskan, sehingga perlu

adanya tindak lanjut pada penelitian perbaikan pembelajaran

siklus kedua.

Hasil refleksi yang dilakukan peneliti dapat diuraikan

sebagai berikut :
1) Kemampuan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA

dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan kegunaan

serta pengaruh panas dan cahaya matahari terhadap

kondisi alam dan kehidupan sehari-hari“ sangat rendah.

Hal ini ditunjukan perolehan nilai tes akhir, dari 30 orang

hanya 17 siswa yang tuntas belajar.

2) Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran, terlihat banyaknya siswa yang hanya

terdiam mendengarkan ceramah guru dan tidak mau

merespon setiap pertanyaan yang diajukan guru.

3) Kurang menariknya alat peraga yang ditampilkan.

Dari hasil renungan tersebut, muncul gagasan peneliti

untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran

IPA dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan kegunaan

serta pengaruh panas dan cahaya matahari terhadap kondisi alam

dan kehidupan sehari-hari“

Gagasan-gagasan peneliti yang akan dilaksanakan pada

pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut :

1) Merancang kembali pembelajaran dengan

menetapkan penggunaan metode yang lebih variatif,

sehingga proses pembelajaran tidak berlangsung monoton

dan terkesan kaku.


2) Untuk menarik atau meningkatkan minat siswa,

penggunaan alat peraga dari barang-barang bekas dan

benda dua dimensi (gambar-gambar yang relefan).

II. Siklus II

1. Rencana Perbaikan

Perencanaan perbaikan dilaksanakan oleh peneliti

dalam rangka peningkatan pemahaman siswa dan perbaikan

hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan kompetensi

dasar “Mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh panas dan

cahaya matahari terhadap kondisi alam dan kehidupan sehari-

hari“ dengan menerapkan metode demonstrasi pada siklus II

berjalan memuaskan dikarenakan optimalnya pemanfaatan

media belajar.

2. Pelaksanaan

Pada saat membuka pelajaran apersepsi yang diberikan

oleh guru sudah relevan dengan materi dan mampu

membangkitkan minat serta perhatian anak karena berkaitan erat

dengan lingkungan disekitar siswa, penggunaan media belajar

sudah optimal dikarenakan media belajar yang digunakan belum

pernah dijumpai serta digunakan oleh siswa sehingga sangat

membantu sebab siswa merasa ingin tahu dan ingin

menggunakannya. Hal ini berimbas pada tingkat pemahaman

materi dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa cukup


maksimal. Berikut ini adalah perolehan nilai yang dapat kita

lihat dalam tabel.

Tabel 4.2

HASIL EVALUASI SISWA PADA PERBAIKAN SIKLUS II

No. Rentang Nilai Jumlah Siswa


1 21 - 30
2 31 - 40
3 41- 50 1
4 51 - 60 1
5 61 - 70 7
6 71- 80 13
7 81 - 90 7
8 91 - 100 1
Jumlah 30
Rata-rata kelas 74.28
Ketuntasan 93%

Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus II,

diperoleh data siswa yang mendapatkan nilai 60 kebawah

sebanyak 2 anak ( 7% ). Dari hasil analisis data maka dapat

diartikan bahwa ketuntasan belajar telah tercapai, sebagaimana

tercantum dalam grafik berikut.


GRAFIK HASIL EVALUASI SISWA PADA PERBAIKAN SIKLUS 2

14

12

10
jumlah siswa

2
41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
0
rentang nilai
Grafik 4.2

Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa hasil yang

didapatkan dari proses penelitian pada siklus kedua

membuahkan hasil yang cukup memuaskan, sehingga perlu

adanya tindak lanjut pada penelitian perbaikan pembelajaran

siklus II

Hasil refleksi yang dilakukan peneliti dapat diuraikan

sebagai berikut :

1) Kemampuan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA

dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan kegunaan

serta pengaruh panas dan cahaya matahari terhadap

kondisi alam dan kehidupan sehari-hari“ cukup tinggi.


Hal ini ditunjukan perolehan nilai tes akhir, dari 30 orang

hanya 28 siswa yang tuntas belajar.

2) Siswa sangat antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran, terlihat banyaknya siswa yang terlihat aktif

memperhatikan mendengarkan arahan guru, demonstrasi

guru dan ingin mendemonstrasikannya sendiri serta

bersemangat dalam merespon setiap pertanyaan yang

diajukan guru.

3) Alat peraga yang ditampilkan sesuai dan relevan dengan

materi pembelajaran akan memberi pengaruh yang sangat

besar pada hasil pembelajaran, karena pemahaman di

tingkat siswa SD/MI khususnya pada siswa kelas rendah

masih sangat membutuhkan contoh-contoh konkrit dan

contoh yang diambil dari lingkungan sekitar.

C. Pembahasan

Dari semua hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan uraian

yang telah disampaikan, penulis mendapatkan banyak sekali pengalaman

serta hikmah yang luar biasa besar dan bermanfaat dirasakan oleh penulis.

Setiap masalah pastilah ada jalan keluar atau solusinya, cepat atau lambat

masalah itu terselesaikan tergantung pada cara kita menyikapi dan strategi

yang kita gunakan untuk menguraikan permasalahan tersebut. Dalam proses

penguraian setiap masalah, kita akan dapatkan banyak hal-hal yang baru dan

luar biasa yang sangat membantu kita menyelesaikan masalah yang datang

dikemudian hari.
Di dalam proses penelitian yang telah dilaksanakan, penulis

mendapatkan banyak manfaat dari media belajar atau alat bantu

pembelajaran dan atau yang biasa disebut dengan alat peraga yang dapat

digunakan untuk memecahkan masalah yang penulis hadapi.

Berbagai sudut pandang, maksud atau tujuan tertentu menyebabkan

timbulnya berbagai macam pengertian tentang alat peraga. Marilah kita lihat

berbagai pendapat para ahli pendidikan yang menjelaskan pengertian alat

peraga.

a) Gagne menempatkan alat peraga sebagai komponen sumber, dia

mendefinisikan alat peraga sebagai, “komponen sumber belajar di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”.

b) Briggs berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk

mengkomunikasikan meteri (pesan kurikuler) supaya terjadi proses

belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai “wahana

fisik yang mengandung materi pembelajaran”.

c) Wilbur Schramm nampaknya melihat alat peraga dalam pendidikan

sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan. Oleh sebab itu dia

mendefinisikan alat peraga, sebagai berikut “Alat peraga adalah

teknologi pembawa informasi atau pesan pembelajaran”.

d) Yusuf Hadi Miarso melihat alat peraga secara makro dalam

keseluruhan sistem pendidikan sehingga definisinya berbunyi

“Segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar”.

Setelah kita mengetahui pengertian alat peraga secara luas di atas,

di sini kita hanya akan membicarakan pengertian alat peraga dalam


pengertian yang terbatas, yaitu sebagai alat bantu pengajaran, khususnya

dalam pengajaran IPA di SD. Ini berarti alat bantu yang digunakan oleh

guru bertujuan untuk :

1. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran

2. Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting

3. Memberi variasi dalam pengajaran

4. Memotivasi belajar.

Terlepas dari ragamnya pengertian tentang alat peraga, jelaslah

bagi kita bahwa alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki

fungsi yang jelas, yaitu: memperjelas, memudahkan siswa memahami

konsep/prinsip atau teori, dan membuat pesan kurikulum yang akan

disampaikan kepada siswa menarik, sehingga motivasi belajar siswa

meningkat dan proses belajar dapat lebih efektif dan efesien.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam siklus I dan siklus II serta dari

analisis data nilai tes akhir pembelajaran IPA dengan materi pokok

Kegunaan Cahaya dan Panas Matahari serta Pengaruhnya bagi Kehidupan

Sehari-hari, ternyata ada perbedaan cukup signifikan antara pembelajaran

Siklus I dan Siklus II setelah diadakan perubahan yang mendasar dalam

hal pengoptimalan penggunaan media pembelajaran. Di samping itu juga

tindakan meningkatkan motivasi belajar siswa, pemberian contoh yang

menantang dengan mengambil contoh-contoh dari lingkungan disektar maka


akan memacu siswa untuk berfikir kritis, serta dengan menerapkan sistem

belajar kelompok akan dapat menanamkan jiwa disiplin dan bertanggung

jawab.

B. Saran

Beberapa cara untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi yang disampaikan guru di kelas dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Melaksanakan PTK

Dengan melaksanakan PTK guru dapat mengetahui kesalahan

yang terjadi dalam proses pembelajaran untuk selanjutnya dapat

dianalisis dan diperbaiki. Dengan ini diharapkan hasil belajar siswa

akan meningkat, sebaliknya juga kesalahan itu dibiarkan berlarut-larut

maka guru akan mengajar dengan cara yang sama sehingga hasil

belajar siswa tidak ada peningkatan, bahkan mungkin menurun.

Memilih, menentukan strategi, metode dan alat peraga yang

tepat. Dengan metode dan strategi yang tepat proses pembelajaran

dapat berjalan secara sistematis, tidak membosankan dan

memngkatkan motivasi siswa. Dan kenyataan tersebut, maka guru

dituntut untuk lebih selektif, kreatif dan inovatif dalam memilih dan

menentukan strategi, metode dan media pembelajaran yang sesuai

dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

2. Meningkatkan Wawasan

Sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini,

hal tersebut sangat diperlukan oleh guru. Cara yang efektif adalah

melalui KKG (Kelompok Kerja Guru), di sini diharapkan terjadi


“sharring”, tukar pendapat maupun berbagi pengalaman mengajar,

baik itu kesulitan-kesulitan dan temuan baru dalam proses

pembelajaran.

C. Tindak Lanjut

Selanjutnya untuk meningkatkan motivasi guru sebagai upaya

dalam peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran, keberhasilan

penelitian ini akan ditindaklanjuti sebagai :

1. Acuan pola perbaikan mata pelajaran yang lain.

2. Ditularkan melalui pelaksanaan kegiatan KKG yang dilaksanakan

setiap hari sabtu di PSBG (Pusat Sumber Belajar Gugus) Ki Hajar

Dewantoro.

3. Siklus PTK akan berakhir jika perbaikan sudah berhasil dilakukan

artinya sesuai yang ditargetkan.

Penelitian perbaikan pembelajaran merupakan salah satu

alternatif penyelesaian masalah yang sering dihadapi oleh guru kelas

di sekolah dasar, yang berujung pada peningkatan hasil belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan, dkk (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.


Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Djam’an Satori, dkk (2007). Profesi Keguruan. Jakarta : Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka.

Udin S. Winataputra, dkk (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat


Penerbitan Universitas Terbuka.

Noehi Nasution,dkk (2003). Pendidikan IPA di SD. Jakarta : Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka.

Tisno Hadi Subroto & Ida Siti Herawati (2004). Pembelajaran Terpadu. Jakarta :
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Hopkinds D 1993. A Teacbers Guide to classroom Research. Bucking Ham: open


university press.
Pembelajaran IPA di SD, Balai Pustaka
HTTP://www.pdf_search_engine.com/metode_pembelajaran_ipa_sd_pdf
2html. diambil dari internet pada tanggal 03 Mei 2009 jam 23:25.

Mery dan Jonh Gribbin, 2000. Jendela Iptek : Ruang dan Waktu. Jakarta : Balai
Pustaka.

Poerwadarminta W.J.S., 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai


Pustaka.

Sunaryo Karta Dinata dan Nyoman Dantes, 1995. Landasan-landasan Sekolah


Dasar. Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Tilaar, HAR 1999. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia.


Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Wahyudin, Dinn, dkk (2004). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka.

Wasis Sucipto, dkk (2008). Pemanfaatan Media Belajar di Sekolah. Materi


disajikan dalam Work Shop & Rool Out Pelatihan Pengelolaan Pusat
Sumber Belajar Gugus (PSBG) DBE 2 Jateng. Gedung PSBG Ki Hajar
Dewantoro, Wonosalam-Demak tanggal 2-3 Desember 2008.

Zaenul, Asmawi, dkk (2005). Tes dan Asesmen di SD. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
LAMPIRAN

1. Jaringan Tema

2. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I

3. Lembar Soal Tes Formatif Siklus I

4. Lembar Kunci Jawaban Soal Tes Formatif Siklus I

5. Lembar Kerja Kelompok Siklus I

6. Instrumen Penilaian Siklus I

7. Lembar Observasi Siklus I

8. Daftar Nilai Pembelajaran IPA kelas 2 semester 2

9. Refleksi Siklus I

10. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II

11. Lembar Soal Tes Formatif Siklus II

12. Lembar Kunci Jawaban Soal Tes Formatif Siklus II

13. Lembar Kerja Kelompok Siklus II

14. Instrumen Penilaian Siklus II


15. Lembar Observasi Siklus II

16. Refleksi Siklus II

17. Surat Pernyataan Mahasiswa Berkaitan dengan Teman Sejawat

18. Surat Pernyataan Kesediaan Untuk Menjadi Teman Sejawat

19. Surat Pernyataan Kepala Sekolah

20. Daftar Nama Formasi Kepala/Guru/Penjaga/Tenaga Administrasi

21. Silabus Tematik Kelas 2 Semester 2

Lampiran 1

JARINGAN TEMA

IPA

Memberikan contoh
kegunaan serta pengaruh
dari sinar dan panas
matahari

Peristiwa Alam

Bahasa Indonesia

Menceritakan kegunaan
serta pengaruh dari sinar
dan panas matahari
dengan kata-kata sendiri.

Lampiran 2

Rencana Perbaikan Pembelajaran


Siklus 1

Tema : PERISTIWA ALAM


Kelas / Semester : II / II
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 2 x 35 Menit )
Hari, Tanggal : Senin, 16 Maret 2009

Standart Kompetensi

 IPA : Memahami berbagai berbagai peristiwa alam dan


pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
 B. Indonesia : Memahami pesan pendek dan cerita yang
dilisankan.

Kompetensi Dasar
 IPA : Mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh panas
dan cahaya matahari terhadap kondisi alam dan
kehidupan sehari-hari.
 B. Indonesia : Menceritakan kembali cerita yang didengarkan.

Indikator

 IPA : Menceritakan kegunaan panas dan cahaya


matahari dalam kehidupan sehari-hari.
 B. Indonesia : Menjawab pertanyaan sesuai isi cerita.
Menceritakan kembali cerita dengan menggunakan
kata-kata sendiri.

Tujuan Perbaikan

 Melalui metode eksperimen dan pemanfaatan media belajar siswa dapat


memahami serta membedakan manfaat dari panas dan cahaya matahari.

Materi Pokok

 Panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah Kegiatan

A. Kegiatan awal ( 5’ )

☼ Siswa mempersiapkan diri, berdo’a, guru mengabsen siswa.


☼ Apersepsi :
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi :
1. Apakah sumber energi yang terbesar dialam semesta ini ?
2. Bagaimanakah dunia ini jika tidak ada matahari ?

B. Kegiatan Inti ( 60’ )

☼ Siswa mendengarkan penjelasan tentang kegunaan serta pengaruh


cahaya matahari terhadap kondisi alam dan kehidupan sehari-hari.
☼ Siswa mendengarkan teks bacaan yang dibacakan guru.
☼ Siswa diminta menceritakan kembali isi teks bacaan dengan kata-
kata sendiri.
☼ Siswa diperlihatkan contoh hasil kegunaan cahaya dan panas
matahari ( ikan asin, kerupuk dan gambar-gambar ).
☼ Siswa diminta memberikan contoh kegunaan cahaya dan panas
matahari.
☼ Siswa diminta untuk membedakan kegunaan cahaya dan panas
matahari contoh bahan yang disebutkan atau ditunjukkan oleh
guru.
☼ Siswa diberikan lembar pengamatan kelompok untuk dikerjakan
secara kelompok.
☼ Memberikan penilaian dan menganalisa hasil pengamatan
kelompok.
☼ Siswa dibagikan lembar tes formatif untuk dikerjakan secara
individu .
☼ Memberikan penilaian dan menganalisa hasil tes formatif siswa.

C. Kegiatan akhir ( 5’ )

☼ Menyimpulkan materi.
☼ Ditutup dengan salam dan istirahat.

Alat Peraga : ☼ Lingkungan sekolah, dan sekitarnya.


☼ Ikan asin, kerupuk.
☼ Gambar yang mendukung.
Sumber bahan : ☼ Buku Paket
☼ Buku Sekolah Elektronik
☼ Buku Penunjang
☼ Lingkungan Sekitar.
Metode

Ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan tugas.

Penilaian

Prosedur : Selama proses pembelajaran.


Jenis : Tertulis : Pilihan ganda
Lisan : Tanya jawab
Unjuk kerja : Hasil pengamatan dan praktek

Mengetahui :
Kepala Sekolah SD N Jogoloyo Guru Kelas 2

SUPARYATI, A.Ma.Pd. ARIEF TRI NUGROHO, A.Ma.Pd.


NIP. 19510803 197402 2 002 NIM . 813865103
Lampiran 3

LEMBAR SOAL TES FORMATIF 1

1. Yang terasakan hangat oleh kulit kita adalah ....


a. Sinar matahari
b. Panas matahari
c. Cahaya matahari

2. Sebutkan contoh manfaat panas matahari untuk ....


a. Membuat kue
b. Pembuatan garam
c. Membuat pakaian

3. Energi yang digunakan untuk mengeringkan cucian adalah ....


a. Energi listrik
b. Energi panas matahari
c. Energi bunyi

4. Mengeringkan biji padi merupakan proses pemanfaatan ....


a. Cahaya matahari
b. Panas matahari
c. Panas bulan

5. Nelayan menggunakan energi panas matahari untuk ....


a. Menanak nasi
b. Mengeringkan biji padi
c. Mengeringkan ikan

Lampiran 4

LEMBAR KUNCI JAWABAN SOAL TES FORMATIF 1

1. Yang terasakan hangat oleh kulit kita adalah ....


a. Sinar matahari
b. Panas matahari
c. Cahaya matahari

2. Sebutkan contoh manfaat panas matahari untuk ....


a. Membuat kue
b. Pembuatan garam
c. Membuat pakaian

3. Energi yang digunakan untuk mengeringkan cucian adalah ....


a. Energi panas matahari
b. Energi listrik
c. Energi bunyi

4. Mengeringkan biji padi merupakan proses pemanfaatan ....


a. Cahaya matahari
b. Panas bulan
c. Panas matahari

5. Nelayan menggunakan energi panas matahari untuk ....


a. Menanak nasi
b. Mengeringkan biji padi
c. Mengeringkan ikan

Lampiran 5

Lembar Kerja Kelompok

Isilah kolom dengan tanda X sesuai dari hasil praktek.

Hasil Pengamatan :

Energi yang dibutuhkan


No. Kegiatan
Panas Cahaya
1. Menjemur padi

2. Melihat sekitar kita

3. Menjemur kerupuk

4. Menyalakan lampu/listrik

5. Membuat batu bata

NAMA KELOMPOK : ............................................


Lampiran 6

INSTRUMEN PENILAIAN SIKLUS I

Judul kegiatan : Manfaat dan kegunaan cahaya dan panas matahari dalam

kehidupan sehari-hari.

Tujuan Kegiatan : Melalui metode eksperimen dan pemanfaatan media

belajar siswa dapat memahami serta membedakan manfaat

dari panas dan cahaya matahari.

Alat dan bahan : ☼ Lingkungan sekolah, dan sekitarnya.

☼ Ikan asin, kerupuk.

☼ Gambar yang mendukung.

Aspek Kognitif

Tes Formatif

Prosedur Kerja : Memilih jawaban yang benar.

Score : Jumlah jawaban benar x 20 = Nilai

N maks : 100

N min : 0
Aspek Afektif

Tabel Pengamatan Kelompok

Prosedur Kerja : Isilah kolom dengan tanda X sesuai dari hasil praktek.

No. Kegiatan Energi yang dibutuhkan


Panas Cahaya
1. Menjemur padi
2. Melihat sekitar kita
3. Menjemur kerupuk
4. Menyalakan lampu/listrik
5. Membuat batu bata

No. Nama Siswa ASPEK

Kerja Sama Partisipasi Keberhasilan Hasil


mengeluarkan gagasan (n)

1. LIA SAFITRI 3 2 2 46,67


2. BAGUS SURYO 3 3 3 60
3. AHMAD ROZIKIN 3 2 3 53,33
dst ... ... ... ... ...

Score : a = 5 ( n : 3 ) x 20 = Nilai

b = 3

c = 2

N maks : 100

N min : 40

Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI

SIKLUS I

Mata Pelajaran : IPA


Kelas / Semester : 2/2
Hari / Tanggal : Senin, 16 Maret 2009
Fokus Observasi : Kegiatan Belajar Mengajar

No. Aspek yang di Observasi Kemunculan Komentar


Baik Cukup Kurang
1. Apersepsi ( Pemberian contoh dari
lingkungan, flash back materi, pertanyaan ) √
2. Penggunaan metode √
3. Penggunaan media belajar √ Terlalu minim
Kurang fariasi
4. Penggunaan metode kerja kelompok √
5. Pemberian tugas latihan √
6. Pemberian Rangkuman / Kesimpulan √ Kurang Terfokus

Jogoloyo, 16 Maret 2009

Teman Sejawat

Hj. Idha Laila, S.Pd.


NIP 19660324 199010 2 005

Lampiran 8
DAFTAR NILAI
HASIL PEMBELAJARAN IPA
KELAS 2 / SEMESTER 2
SD NEGERI JOGOLOYO KEC. WONOSALAM KAB. DEMAK
TAHUN AJARAN 2008 / 2009

Nomor Nilai
Nama
Urut Induk Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 1273 LIA SAFITRI 48.33 51.67 68.34
2 1292 BAGUS SURYO 65 70 76.67
3 1293 AHMAD ROZIKIN 56.67 61.67 71.67
4 1295 WASIUN ALIM ALIAS SUKACA 43.33 51.67 68.34
5 1300 SITI MUKOYIMAH 35 48.33 53.34
6 1302 MUHAMMAD SOBRI 65 71.67 70
7 1308 MOCHAMAD DULBICHAR 51.67 70 81.67
8 1312 MIFTAHUL KHOIR 48.33 61.67 73.34
9 1316 DEWANTARA ALI HAMID 50 61.67 71.67
10 1319 MINHAJUL KOWIN 58.33 68.34 78.34
11 1321 SOFIYATI 43.33 48.33 61.67
12 1322 NIKMATUL ULFAH 35 43.33 48.34
13 1328 BENYAMIN ADI YUSUF 83.33 86.67 93.34
14 1329 MUHAMMAD TAUFIQ 46.67 71.67 78.34
15 1330 M. ILYAS BAHARUDIN 43.33 68.33 71.67
16 1331 M. TOHIRIN 51.67 76.67 81.67
17 1332 KINANDA AYU HIDAYAH 76.67 81.67 83.34
18 1334 SITI NUR CHOLISOH 65 61.67 70
19 1335 RIKA LAILATUL FARIQ 48.33 61.67 71.67
20 1336 AYU DEWI FARIKHAH 51.67 56.67 73.34
21 1338 AHMAD NURUDDIN 56.67 68.33 83.34
22 1340 ZUSRIL ARIFIN 43.33 56.67 76.67
23 1342 MUHAMMAD ANDY ARIEF 43.33 70 68.34
24 1343 AHMAD CHARIRI 61.67 83.33 86.67
25 1344 TA'RIFATUL UMAH 45 65 73.34
26 1345 KHOIRUL UMAM ( A ) 50 71.67 76.67
27 1346 BURHANUDIN 65 70 68.34
28 1347 INTAN PERMATA SARI 61.67 76.67 88.34
29 1348 KHOIRUL UMAM ( B ) 48.33 81.67 86.67
30 1354 NABILA ISLAMIYAH 60 68.33 73.34
jumlah 1601.66 1985.04 2228.48

Lampiran 9
REFLEKSI
Siklus I

Tema : PERISTIWA ALAM


Kelas / Semester : II / II
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh
panas dan cahaya matahari terhadap kondisi
alam dan kehidupan sehari-hari.
Indikator : Menceritakan kegunaan panas dan cahaya
matahari dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 2 x 35 Menit )
Hari, Tanggal : Senin, 16 Maret 2009

A. Refleksi.

Setelah melaksanakan pembelajaran IPA siklus I pada pokok

bahasan Kegunaan Panas dan Cahaya Matahari Dalam Kehidupan

Sehari-hari, sebagian siswa masih belum memahami isi dari materi yang

telah disampaikan. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum dapat

memfokuskan pikiran dan mendapat gambaran yang jelas dari apa yang

dikehendaki oleh guru.

B. Permasalahan.

Dikarenakan guru lebih banyak melakukan ceramah dan siswa akan

menjadi pendengar pasif hingga terciptalah pembelajaran monoton dan

membosankan yang sering kali membuat siswa menjadi jenuh, melamun

ataupun ribut sehingga hasil belajar siswa masih kurang dari apa yang

diharapkan.

C. Identifikasi
Dapat dilihat dari hasil analisis tes formatif masih ada siswa ( 23%)

masih mendapatkan nilai kurang dari 60, atau dapat juga diartikan

bahwa ketuntasan belajar belum tercapai

D. Cara Mengatasi

Untuk mengatasi persoalan tersebut, perlu dilakukan perubahan

suasana didalam kelas dan suasana dalam proses pembelajaran. Guru

dalam proses pembelajaran lebih difokuskan sebagai fasilitator atau

menjembatani anak menuju ke inti materi, oleh karena itu guru dituntut

untuk lebih variatif, inofatif, dan profesional dalam mengembangkan

strategi pembelajaran serta menyediakan sarana atau media dan sumber

belajar agar siswa menjadi lebih aktif dan terfokus dalam mengikuti

proses pembelajaran, yang berujung pada hasil belajar yang memuaskan.

E. Fokus Yang Diperbaiki

Dengan penerapan metode Demonstrasi dan mengoktimalkan

pemanfaatan media belajar untuk meningkatkan pemahaman serta hasil

belajar siswa.

F. Hal Unik Yang Dijumpai

- Pada saat penelitian siklus pertama siswa masih terasa

canggung dan saling bertanya kepada teman mereka dengan

kehadiran pengamat yang ikut berada didalam kelas, sehingga

pada awal-awal pembelajaran perhatian siswa masih terbagi

hal ini terlihat dari tingkah dan sikap siswa yang tidak seperti

biasa hal ini berlangsung hingga perempat waktu pertama,


setelahnya merekapun telah dapat memposisikan diri seperti

biasa.

- Ada dua orang siswa yang terlihat introvet terhadap kehadiran

pengamat. Kedua siswa berlatar belakang dari keluarga pra-

sejahtera dan yang lebih memprihatinkan adalah belum adanya

sekolah pra-SD( TK ) di wilayah desa Jogoloyo. Atas sikap dan

perilaku kedua siswa sebetulnya sudah pernah menjadi wacana

dalam bedah kasus di gugus sekolah.


Lampiran 10

Rencana Perbaikan Pembelajaran


Siklus II

Tema : PERISTIWA ALAM


Kelas / Semester : II / II
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 2 x 35 Menit )
Hari, Tanggal : Senin, 23 Maret 2009

Standart Kompetensi

☺ IPA : Memahami berbagai berbagai peristiwa alam dan


pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
☺ B. Indonesia : Memahami pesan pendek dan cerita yang
dilisankan.

Kompetensi Dasar

☺ IPA : Mendiskripsikan kegunaan serta pengaruh panas


dan cahaya matahari terhadap kondisi alam dan
kehidupan sehari-hari.
☺ B. Indonesia : Menceritakan kembali cerita yang didengarkan.

Indikator

☺ IPA : 1. Menceritakan kegunaan panas dan cahaya


matahari dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menceritakan pengaruh panas dan cahaya
matahari dalam kehidupan sehari – hari.

☺ B. Indonesia : Menjawab pertanyaan sesuai isi cerita.


Menceritakan kembali cerita dengan menggunakan
kata-kata sendiri.

Tujuan Perbaikan

☺ Melalui metode eksperimen dan pemanfaatan media belajar siswa dapat


memahami, membedakan manfaat serta pengaruh dari panas dan cahaya
matahari.

Materi Pokok

 Panas dan cahaya matahari kehidupan sehari-hari.

Langkah Kegiatan

A. Kegiatan awal ( 5’)

☼ Siswa mempersiapkan diri, berdo’a, guru mengabsen siswa.


☼ Apersepsi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi :
1. Coba sebutkan kegunaan panas matahari ?
2. Coba sebutkan kegunaan cahaya matahari ?
3. Apa akibatnya jika terlalu lama terkena terik matahari ?
B. Kegiatan Inti ( 60’)

☼ Siswa diajak menyanyikan lagu “ Matahari Tenggelam “ secara


bersama-sama.
☼ Siswa mendengarkan penjelasan tentang kegunaan serta pengaruh
panas dan cahaya matahari.
☼ Siswa mendengarkan teks bacaan yang dibacakan guru.
☼ Siswa diminta menceritakan kembali isi teks bacaan dengan kata-
kata sendiri.
☼ Siswa melaksanakan demo menggunakan berbagai macam alat
peraga.
☼ Siswa diminta memberikan contoh kegunaan serta pengaruh sinar
dan cahaya matahari.
☼ Siswa diberikan lembar pengamatan kelompok.
☼ Memberikan penilaian dan menganalisa hasil pengamatan
kelompok.
☼ Siswa dibagikan lembar tes formatif untuk dikerjakan secara
individu .
☼ Memberikan penilaian dan menganalisa hasil tes formatif siswa.

C. Kegiatan akhir ( 5’)

☼ Menyimpulkan materi.
☼ Ditutup dengan salam dan istirahat.

Sarana Dan Sumber Belajar

Alat Peraga : ☼ Lingkungan sekolah, dan sekitarnya.


☼ LED, Solar sel ( panel surya ), kabel dan senter
☼ Payung.
☼ Kacamata
☼ Sun Block.
☼ Gambar yang mendukung.
Sumber bahan : ☼ Guru
☼ Buku Paket
☼ Buku Sekolah Elektronik
☼ Buku Penunjang
☼ Lingkungan Sekitar.
Metode

Ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan tugas.

Penilaian

Prosedur : Selama proses pembelajaran.


Jenis : Tertulis : Pilihan ganda
Lisan : Tanya jawab
Unjuk kerja : Hasil pengamatan dan praktek

Kepala Sekolah SD N Jogoloyo Guru Kelas 2

SUPARYATI, A.Ma.Pd. ARIEF TRI NUGROHO, A.Ma.Pd.


NIP. 19510803 197402 2 002 NIM. 813865103

Mengetahui

Lampiran 11
LEMBAR SOAL TES FORMATIF 2

1. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari untuk ....


a. menghangatkan daun
b. menumbuhkan bunga
c. membuat makanan sendiri

2. Gambar berikut menunjukkan manfaat panas matahari untuk ....


a. membuat kue
b. pembuatan garam
c. membuat batu bata

3. Kaca mata hitam digunakan saat ....hari


a. siang
b. sore
c. malam

4. Pada saat siang hari sebaiknya kita menggunakan pakaian yang ....
a. tebal
b. tipis
c. besar

5. Saat kita pergi berjalan disiang hari hendaklah kita membawa …… untuk
melindungi dari terik matahari.
a. payung
b. dasi
c. tas

Lampiran 12
LEMBAR KUNCI JAWABAN SOAL TES FORMATIF 2

1. Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari untuk ....


a. menghangatkan daun
b. menumbuhkan bunga
c. membuat makanan sendiri

2. Gambar berikut menunjukkan manfaat panas matahari untuk ....


a. membuat kue
b. pembuatan garam
c. membuat batu bata

3. Kaca mata hitam digunakan saat ....hari


a. siang
b. sore
c. malam

4. Pada saat siang hari sebaiknya kita menggunakan pakaian yang ....
a. tebal
b. tipis
c. besar

5. Saat kita pergi berjalan disiang hari hendaklah kita membawa …… untuk
melindungi dari terik matahari.
a. payung
b. dasi
c. tas

Lampiran 13
Lembar Kerja Kelompok

Isilah kolom dengan tanda X sesuai dari hasil praktek.

Hasil Pengamatan :

Energi yang dibutuhkan


No. Kegiatan
Panas Cahaya
1. Melihat sekitar kita

2. Menyalakan lampu/listrik

3. Membuat batu bata

1. Akibat terburuk jika kita terlalu lama terkena panas dan cahaya matahari

adalah terkena penyakit …………….

2. Untuk melindungi kulit dari panas dan cahaya matahari yang berlebihan

adalah dengan menggunakan …………..

NAMA KELOMPOK : ............................................

Lampiran 14

INSTRUMEN PENILAIAN SIKLUS II


Judul kegiatan : Kegunaan dan pengaruh sinar/cahaya dan panas matahari

dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Kegiatan : Siswa memahami serta dapat membedakan

manfaat/kegunaan dari sinar dan panas matahari.

Alat dan bahan : ☼ Lingkungan sekolah, dan sekitarnya.

☼ Panel Surya ( Solar Sel ).

☼ Payung.

☼ Kacamata.

☼ Sun Block.

☼ Gambar yang mendukung.

Aspek Kognitif

Tes Formatif

Prosedur Kerja : Memilih jawaban yang benar.

Score : Jumlah jawaban benar x 20 = Nilai

N maks : 100

N min : 0

Aspek Afektif

Tabel Pengamatan Kelompok

Prosedur Kerja : Isilah kolom dengan tanda X sesuai dari hasil praktek.
No. Kegiatan Energi yang dibutuhkan
Panas Cahaya
1. Melihat sekitar kita
2. Menyalakan lampu/listrik
3. Membuat batu bata

1. Akibat terburuk jika kita terlalu lama terkena panas dan cahaya matahari

adalah terkena penyakit …………….

2. Untuk melindungi kulit dari panas dan cahaya matahari yang berlebihan

adalah dengan menggunakan …………..

No. Nama Siswa ASPEK

Kerja Sama Partisipasi Keberhasilan Hasil


mengeluarkan gagasan (n)

1. LIA SAFITRI 5 3 2 68,34

2. BAGUS SURYO 5 3 3 76,67

3. AHMAD ROZIKIN 5 3 3 71,67

dst

Score : a = 5 ( n : 3 ) x 20 = Nilai

b = 3 N maks : 100

c = 2 N min : 40

Lampiran 15

LEMBAR OBSERVASI

SIKLUS II
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : 2/2
Hari / Tanggal : Senin, 23 Maret 2009
Fokus Observasi : Kegiatan Belajar Mengajar

No. Aspek yang di Observasi Kemunculan Komentar


Baik Cukup Kurang
1. Apersepsi ( Pemberian contoh dari
lingkungan, flash back materi, pertanyaan ) √
2. Penggunaan metode √
3. Penggunaan media belajar √
4. Penggunaan metode kerja kelompok √
5. Pemberian tugas latihan √
6. Pemberian Rangkuman / Kesimpulan √

Jogoloyo, 23 Maret 2009

Teman Sejawat

Hj. Idha Laila, S.Pd.


NIP 19660324 199010 2 005

Lampiran 16

REFLEKSI
Siklus II

Tema : PERISTIWA ALAM


Kelas / Semester : II / II
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan ( 2 x 35 Menit )
Hari, Tanggal : Senin, 23 Maret 2009

Setelah melaksanakan pembelajaran IPA siklus II pada pokok


bahasan Kegunaan serta Pengaruh Panas dan Cahaya Matahari Dalam
Kehidupan Sehari-hari, sebagian besar siswa telah memahami isi dari
materi yang telah disampaikan. Hal ini disebabkan karena siswa telah
dapat memfokuskan pikiran dan mendapat gambaran yang jelas dari
Media Belajar ( Alat Peraga dan Gambar ) serta Sumber Belajar yang
menarik dan tidak terbatas.
Dengan sistem pembelajaran semacam ini guru lebih difokuskan
sebagai fasilitator atau menjembatani anak menuju ke inti materi,
sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan, ini dapat
dilihat dari hasil analisis tes formatif dan nilai pengamatan sebagian
besar siswa ( 93% ) masih mendapatkan nilai lebih dari 60. Masih
adanya 2 orang siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 ( 7% )
atau dapat juga diartikan bahwa ketuntasan belajar telah tercapai.

Lampiran 17

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ARIEF TRI NUGROHO, A. Ma. Pd.


NIM : 813865103

UPBJJ – UT : SEMARANG

Menyatakan bahwa :

Nama : Hj. IDHA LAILA, S. Pd.

Tempat Mengajar : SD NEGERI JOGOLOYO

Guru Kelas : V ( lima )

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam Pelaksanaan Perbaikan


Pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional ( PKP ) PDGK 4501

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Wonosalam, 16 Maret 2009

Yang Membuat Pernyataan

Teman Sejawat Mahasiswa

Hj. IDHA LAILA, S. Pd. ARIEF TRI NUGROHO, A. Ma. Pd.


NIP 19660324 199010 2 005 NIM 813865103

Lampiran 18

SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM
PENYELENGGARAAN PKP
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : Hj. IDHA LAILA, S. Pd.
NIP : 19660324 199010 2 005 Tempat Mengajar
: SD Negeri Purworejo 2
Unit Kerja : SD Negeri Jogoloyo Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : ARIEF TRI NUGROHO, A. Ma. Pd.
NIM : 813865103
Program Studi : S 1 – PGSD
Unit Kerja : SD Negeri Jogoloyo Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Wonosalam, 16 Maret 2009


Kepala Sekolah Teman Sejawat

SUPARYATI, A.Ma.Pd. Hj. IDHA LAILA, S. Pd.


NIP 19660324 199010 2 005
NIP. 19510803 197402 2 002

Lampiran 19

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK


UNIT PELAKSANA TEKHNIS DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KECAMATAN WONOSALAM
SEKOLAH DASAR NEGERI JOGOLOYO
Alamat : Jalan P. Diponegoro Desa Jogoloyo Kecamatan
Wonosalam

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN KEPALA SEKOLAH


DALAM MENYELENGGARAKAN PKP

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :


Nama : SUPARYATI, A.Ma.Pd.

NIP : 19510803 197402 2 002


Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SDN Jogoloyo Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak
Menyatakan persetujuan atas digunakannya SD Negeri Jogoloyo Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak untuk pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : ARIEF TRI NUGROHO, A. Ma. Pd.
NIM : 813865103
Program Studi : S 1 – PGSD
UPBJJ-UT : Semarang
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Wonosalam, Maret 2009


Kepala Sekolah

SUPARYATI, A.Ma.Pd.
NIP. 19510803 197402 2 002

Lampiran 20
DAFTAR FORMASI
NAMA KEPALA/GURU/PENJAGA/TENAGA ADMINISTRASI
SEKOLAH-SD NEGERI JOGOLOYO

Nama dan NIP dan Ijazah Gol


No L/P Agama Jabatan
Tempat, Tanggal lahir Karpeg Tahun Ruang

Suparyati, A.Ma Pd 19510803 197402 2 001 D.2


1 P Islam KS IV/a
Demak, 04 Agustus 1950 A. 747931 2006
Rochimah, A.Ma Pd 19521010 197401 2 003 D.2
2 P Islam Guru IV/a
Demak, 10 Oktober 1952 A. 749497 2001
H. Rochman, A.Ma Pd 19500430 197512 1 002 D.2
3 L Islam Guru IV/a
Wonogiri, 30 April 1950 B.999504 1998
Hj. Rustiyati, A.Ma Pd 19531129 197512 2 002 D.2
4 P Islam Guru IV/a
Grobogan, 29 November 1953 B.999498 1999
Sri Yatini, S.Pd.SD 19570811 197701 2 003 S1
5 P Islam Guru IV/a
Kendal, 11 Agustus 1957 B.693728 2007
Siti Shofiah, A.Ma Pd 19520320 198304 2 001 D.2
6 P Islam Guru IV/a
Demak, 20 Maret 1952 C.0686740 2003
Hj. Idha Laila, S.Pd 19660324 199010 2 005 S1
7 P Islam Guru IV/a
Demak, 24 Maret 1966 E.945672 2001
H. Abdur Rodli, A.Ma Pd 19561114 198304 1 001 D.2
8 L Islam Guru IV/a
Demak, 14 Nopember 1956 C.0697265 1996
Suwondo 19540307 198011 1 00.. SMA Penjaga
9 L Islam II/c
Demak, 07 Maret 1954 C.0697740 2005 SD
Arief Tri Nugroho, A.Ma Pd NIGTT D.2
10 L Islam Guru .
Demak, 29 April 1976 991022001 2006
Noor Laily Apriyani, S.Pd . S1
11 P Islam Guru .
Demak, 25 April 1980 . 2005
Umi Syarifah A. Ma Pd . D2
12 P Islam Guru .
Demak, 29 April 1987 . 2007
Umi Fadhilah . SLTA Tenaga
13 P Islam .
Demak, 30 November 1982 . 2001 Administrasi

Danang Supriyanto . SMK


14 L Islam Guru
Demak, 7 Maret 1984 . 2003
Abdul Ghafur, A.Ma. . D.2
15 L Islam Guru
Mengetahui Jogoloyo, Maret 2009
Kepala UPTD DIKPORA Kepala
Kecamatan Wonosalam Sekolah Dasar Negeri Jogoloyo

H. MINTARSO, S.Pd. SUPARYATI, A.Ma.Pd


NIP 19571223 197701 1 001 NIP 19510803 197402 2 001

Lampiran 21
SILABUS TEMATIK KELAS II
TEMA : PERISTIWA ALAM
Kelas / Semester : 2 / II

N Standart Kompetens Materi Kegiatan Indikator Penil Alo Sumber


Kompetensi Pembelajara kasi
o i Dasar Pokok aian Belajar
n Wa
ktu

1. IPA
Memahami Mendiskripsi Panas dan Menjelaskan Menceritakan Penga 1x
berbagai kan cahaya kegunaan kegunaan matan pert Solar Sel
berbagai kegunaan matahari panas dan panas dan emu
Baterre
peristiwa serta kehidupan cahaya cahaya Tertu an
alam dan pengaruh sehari-hari. matahari matahari lis LED
pengaruhnya panas dan dalam dalam
dalam cahaya kehidupan kehidupan Lisan Kabel
kehidupan matahari sehari-hari sehari-hari. Kerupuk
sehari-hari. terhadap Menceritakan
kondisi alam pengaruh Ikan asin
dan panas dan Payung
kehidupan cahaya
sehari-hari. matahari Kacamata
dalam
Sun Block
kehidupan
sehari-hari Gambar
Buku paket.
2. BAHASA Buku
INDONESIA
Memahami Menceritakan Teks cerita. Mendengar Menjawab penunjang
pesan pendek kembali cerita kan pertanyaan Buku
dan cerita yang pembacaan sesuai isi
yang didengarkan. pendek dan cerita. Sekolah
dilisankan. menceritaka Menceritakan Elektronik
n kembali. kembali
cerita dengan
menggunakan
kata-kata
sendiri.

Mengetahui
Kepala SD Negeri Jogoloyo Guru kelas 2

SUPARYATI, A.Ma.Pd. ARIEF TRI NUGROHO, A.Ma.Pd.


NIP 19510803 197402 2 001

Anda mungkin juga menyukai