Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 4, No. 1, (2019) Halaman 62-73 E-ISSN 2581-1002


ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KEJELASAN SASARAN


ANGGARAN, DAN PERGANTIAN KEPALA SKPD TERHADAP
AKUNTABILITAS KINERJA

Surya Benediktus Manullang*1, Syukriy Abdullah*2


1,2
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
e-mail: suryabmanullang@gmail.com *1, syukriya@gmail.com*2

Abstrak
The purpoese of this study was to determine the effect of internal controls (PI), budget clarity (KSA) and the change
of head of agency (PKS) on performance accountability (AK) at agencies of North Sumatera Province for Fiscal
Year 2017. Samples in this study is at least 3 employees who perform accounting functions or use of budgets at 41
unit of the agencies in the Province of North Sumatera, so that obtained 60 observations. Data were analyzed by
using multiple regression analysis with the help of SPSS program. The data used in the primary data in the form of
interviews and giving questionnaires to employees. The result of the research shows that (1) internal control (PI) has
influence to performance accountability (AK) with positive influence, (2) budget clarity (KSA) has positive effect on
performance accountability (AK), (3) changed of head of agency (PKS) have negative effect on performance
accountability (AK).

Keywords: internal control, budget clarity, change of head of agency, performance accountablity.

1. Pendahuluan Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh


Pemerintah pada tahun 2010 telah menerbitkan pemerintah daerah yang terkait dalam penggunaan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 sebagai anggaran diwajibkan untuk dapat dilakukan
pedoman akuntabilitas kinerja bagi instansi pemeritah. pengukuran dan dinyatakan keterkaitannya. Dalam
Akuntabilitas kinerja merupakan sebuah bentuk pelaksanaan akuntabilitas kinerja, setiap kegiatan
pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan harus memiliki indikator yang jelas sehingga dapat
atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah diketahui tingkat keberhasilan dan manfaat dari
berdasarkan pada sasaran yang telah direncanakan pelaksanaan kegiatan tersebut khususnya bagi
melalui suatu sistem pertanggungjawaban secara masyarakat. Hal ini merupakan kewajiban pihak
periodik. Pembentukan sistem pertanggungjawaban ini pemegang amanah (pemerintah) sebagai
tidak lepas dari tujuan utama pemerintah yaitu pertanggungjawaban kepada pihak pemberi amanah
menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (masyarakat) terhadap aktivitas maupun kegiatan yang
atau yang sering disebut dengan good governance. dilaksanakan (Mardiasmo 2002:20).
Akuntabilitas kinerja tidak lepas dari sistem Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
yang membentuknya. Sistem akuntabilitas kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara masih memiliki
instansi pemerintah (SAKIP) merupakan sebuah banyak kekurangan. Hal ini dapdat diketahui dari
rangakaian yang sistematis yang dimana perolehan nilai evaluasi SAKIP 2015 yang diterbitkan
dilaksanakannya perencanaan strategis, pengukuran oleh Kementerian Reformasi Birokrasi yang dimana
kinerja, pelaporan kinerja hingga pemanfaatan atas Provinsi Sumatera Utara masih berada pada predikat
informasi kinerja yang diraih untuk perbaikan kinerja CC dengan skor 58,00. Skor tersebut merupakan
di masa yang akan datang. Dengan kata lain, sistem akumulasi nilai yang diperoleh Pemerintah Provinsi
akuntabilits kinerja harus menggambarkan kinerja Sumatera sehingga diperlukan adanya perbaikan
instansi pemerintah secara aktual (Susilo, 2005). sistem akuntabilitas kinerja pada Provinsi Sumatera
Utara.

62
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
Penelitian terdahulu menggambarkan beberapa kepala SKPD diduga dapat mempengaruhi
faktor yang dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja akuntabilitas kinerja pada instansi pemerintah. Hasil
pada instansi pemerintah. Pertama, pengendalian penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian
internal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh internal, kejelasan sasaran anggaran dan pergantian
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Primayoni, kepala SKPD memiliki pengaruh mempengaruhi
dkk (2014) dan Afrina, dkk (2015) menemukan bahwa akuntabilitas kinerja. Dimana pada variabel
pengendalian ataupun pengawasan internal yang pengendalian internal dan kejelasan sasaran anggaran
dilaksanakan pada instansi pemerintah berpengaruh memiliki pengaruh parsial yang positif dan signifikan
signifikan potisitif terhadap akuntabilitas Kinerja. Hal terhadap akuntabilitas kinerja, sedangakan pergantian
ini juga sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2001) kepala SKPD memiliki pengaruh parsial yang negatif
yang dimana mengatakan bahwa pengawasan memiliki dan tidak signifikan terhadap akuntabilitas kinerja.
pengaruh terhadap kinerja SKPD.
Kedua, kejelasan sasaran anggaran. Penelitian 2. Kerangka Teori dan Perumusan Hipotesis
yang telah dilakukan oleh Mega Cahyani dan Utama Laporan akuntabilitas kinerja merupakan
(2015) menemukan kejelasan sasaran anggaran gambaran dari akuntabilitas kinerja yang dilaksanakan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pada instansi pemerintah. Laporan akuntabilitas
akuntabilitas. Hal ini juga ditemukan dalam penelitian kinerja menggambarkan hasil pengukuran kinerja
Kewo (2014) yang menemukan semakin baik terhadap penggunaan anggaran atas program-program
kejelasan terhadap sasaran anggaran yang ingin yang direncanakan berdasarkan kepada rencana
dicapai maka semakin baik akuntabilitas kinerja yang strategis. Hal ini menjadikan anggaran merupakan
akan diraih. sebuah elemen yang penting dalam akuntabilitas
Ketiga, pergantian kepala SKPD. Penelitian kinerja. Menurut Kenis (1979) anggaran dapat
yang dilakukan oleh Supit, dkk. (2015) menemukan digunakan sebagai alat evaluasi kinerja.
bahwa pergantian kepala SKPD memiliki banyak Menurut Mardiasmo (2009:61), anggaran
dampak terhadap situasi kerja pada Dinas Kesehatan merupakan estimasi kinerja yang ingin dicapai yang
Kota Jayapura. Salah satu dampak yang dihasilkan dinyatakan dengan ukuran finansial, sedangkan proses
berkurangnya motivasi bekerja pada Dinas Kesehatan dalam mempersiapkan anggaran disebut sebagai
Kota Jayapura. Secara lebih spesifik penelitian yang penganggaran. Dalam pelaksanaan sistem
dilakukan oleh Sofyan (2013) menemukan bahwa penganggaran Kenis (1979) menyatakan bahwa
situasi kerja mempengaruhi kinerja pegawai pada kejelasan sasaran anggaran merupakan salah satu
Kantor BAPPEDA. Perubahan situasi kerja yang karakteristik dari sistem penganggaran. Kenis (1979)
diakibatkan oleh pergantian kepala SKPD juga menjelaskan kejelasan sasaran anggaran
dimungkinkan juga dapat berpengaruh terhadap merupakan sebuah penggambaran atas tujuan anggaran
akuntabilitas kinerja pada instansi pemerintah. Namun yang secara jelas dan spesifik. Oleh karena itu,
untuk membuktikan asumsi tersebut maka peneliti kejelasan sasaran anggaran menjadi sebuah hal yang
harus membuktikan terlebih dahulu dan penting dalam peningkatan pertanggungjawaban
mengungkapkan apakah pergantian kepala SKPD juga dalam pelaksanaan akuntabilitas kinerja pada instansi
dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja. pemerintah.
Data yang digunakan dalam pengujian variabel Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
pada penelitian ini menggunakan data primer yang Presiden Nomor 60 Tahun 2008 tentang sistem
dihasilkan dari penyebaran kuesioner kepada para pengendalian internal. Dengan diadakan pelaksanaan
responden. Responden pada penelitian ini terdiri dari pengendalian internal yang tepat pada instansi
sampel penelitian yang dimana terdiri dari 20 SKPD pemerintah diharapkan dapat meningkatan efektivitas
yang dimana pada setiap SKPD diwakilkan oleh 3 dan efisiensi terhadap kinerja dan penggunaan
pegawai yang memiliki tugas dan tanggungjawab anggaran. Sistem pengendalian internal ini terdiri dari
dalam penggunaan anggaran dalam pelaksanaan kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan
kegiatannya. Penggunaan variabel pengendalian kegiatan pengawasan lainnya dalam penyelenggaran
internal, kejelasan sasaran anggaran dan pergantian tugas dan fungsi instansi pemerintah.

63
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dari diberlakukannya akuntabiltas kinerja pada
memberikan kewenangan lebih kepada Aparat pemerintah. Penggunaan indikator-indikator yang tepat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam hal dalam pelaksanaan kegiatan dapat mengurangi
pencapaian kinerja instansi pemerintah. APIP bertugas penggunaan anggaran yang tidak tepat sasaran.
melaksanakan reviu terhadap laporan kinerja instansi Sistem pengendalian internal terdiri dari
pemerintah demi terciptanya keandalan informasi yang komponen-komponen ataupun prosedur-prosedur yang
disajikan dalam laporan kinerja tersebut. APIP juga dibuat sedemikian rupa demi tercapainya kondisi yang
melakukan pengevaluasian atas pengimplementasian efektif, efisisien dan relevan dalam sebuah organisasi
SAKIP dan/atau evaluasi kinerja sesuai dengan demi keberlangsungan dan pencapain tujuan sebuah
kebutuhan berdasarkan kewenangannya (Peraturan organisasi. Pada sistem pemerintahan, sebuah instansi
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Pasal 29). Dengan pemerintah juga melaksanakan sistem pengendalian
demikian kualitas dan kapabilitas APIP sangat internal yang dimana hal ini menjadi kewajiban dan
diperlukan dalam proses pencapaian tujuan dan ketaatan suatu instansi atas kebijakan pemerintah
sasaran organisasi yang nantinya menghasilkan kinerja dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor
yang maksimal. 60 Tahun 2008.
Tolak ukur kinerja pada pemerintahan Inspektorat daerah menjadi pengawas internal
merupakan ukuran yang dicapai pada setiap perangkat pada sistem pemerintahan di daerah. Inspektorat
daerah (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal memiliki fungsi sebagai pengontrol atas penggunaan
167). Dalam pemerintahan daerah, Gubernur berhak keuangan dan kinerja dari instansi pemerintah. Hal ini
mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
pemberhentian pimpinan satuan kerja kepada Pejabat 2014 yang menjelaskan bahwa Aparat Pengawasan
Pembina Kepegawaian instansi yang terkait (UU No.5 Intern Pemerintah (APIP) pada pemerintah daerah
Tahun 2014). Hal ini menyebabkan adanya memiliki tugas untuk melaksankan reviu atas laporan
pertanggungjawaban pimpinan satuan kerja sebagai kinerja demi terciptanya sebuah keyakinan atas
unsur pembantu kepada Gubernur sebagai pimpinan keterandalan laporan kinerja. Dengan adanya
dalam pemerintah deaerah dan menjadi kontrak dari keterlibatan pihak pengawas dalam sistem
perspektif keagenan. pengendalian internal, dalam hal ini Aparat
Manajemen terkait erat dengan usaha dalam Pengawasan Internal Pemerintahan, diharapkan dapat
menangani kompleksitas. Sebaliknya kepemimpinan meningkatkan akuntabilitas kinerja pada instansi
berkaitan dengan perubahan (John, dkk. 2011). Namun pemerintah. Dengan demikian hipotesis pertama dalam
Konflik antara principal dan agent sangat sering penelitian ini adalah:
terjadi, dikarenakan setiap individu memiliki motivasi H1. Pengendalian internal berpengaruh terhadap
dan kepentingannya sendiri (Anthony, 2005). Hal ini akuntabilitas kinerja.
menyebabkan sering terjadinya pergantian kepala
SKPD oleh gubernur. Manajemen yang baik Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap
seharusnya menghasilkan keteraturan dan konsistensi. Akuntabilitas Kinerja
Pergantian pemimpin dianggap sebagai faktor Penyusunan anggaran yang dilaksanakan
terpenting atas keberhasilan maupun kegagalan dari pemerintah sering kali terjadi ikonsistensi, sehingga
sebuah organisasi (Menon, 2002). banyak program yang dilaksanakan oleh pemerintah
tidak memiliki sasaran yang jelas ataupun tidak sesuai
Pengaruh Pengendalian Internal terhadap anggaran yang direncanakan. (Fauzi dalam Kewo dan
Akuntabilitas Kinerja Nuny, 2014). Inkosistensi pemerintah dalam
Pengendalian internal yang efektif dalam penyusunan anggaran ini dapat memperburuk kinerja
pemerintahan akan mampu menciptakan keseluruh dari pemerintah itu sendiri. Sehingga diperlukannya
proses kegiatan yang baik, sehingga terciptanya sebuah pembentukan anggaran yang memiliki
keefesienan terhadap penggunaan sumber daya yang kejelasan sasaran anggaran yang tepat.
digunakan (Primayona, dkk. 2014). Peningkatan Kejelasan sasaran anggaran merupakan
efisiensi terhadap anggaran merupakan tujuan utama penjebaran dari tujuan yang ingin dicapai dalam

64
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
periode tertentu. Sehingga pembentukan landasan apabila pimpinan SKPD diberhentikan maupun diganti
pokok terhadap penggunaan anggaran dikemudian hari oleh Gubernur. Pergantian ini dapat terjadi pada saat
harus memiliki gambaran yang jelas dan dapat tahun anggaran sedang berjalan dan memungkinkan
dipertanggungjawabakan (Kenis, 1979). Menurut terjadinya pengaruh-pengaruh terhadap kinerja instansi
penelitian Bastian (2006) kejelasan terhadap pemerintah tersebut. Dengan demikian hipotesis ketiga
penyusunan anggaran memiliki dampak positif dalam penelitian ini adalah:
terhadap pencapaian sasaran dan dapat menimbulkan H3. Pergantian kepala SKPD berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan terhadap karyawan atas pencapaian akuntabilitas kinerja.
yang diraih.
Penyusunan perencanaan dalam akuntabilitas 3. Metode Penelitian
kinerja juga terbentuk dalam rencana strategi yang Sampel dan Data
dibentuk oleh pemerintah. Perencanaan strategi yang Penelitian ini dirancang menggunakan
dimaksud tidak lepas dari indikator hasil yang ingin penelitian kuasal dengan pendekatan kuantitatif.
dicapai oleh pemerintah. Hingga dikemudian hari, Populasi dalam penelitian ini merupakan pegawai-
indikator tersebut dapat dibandingkan terhadap pegawai yang berkerja pada Satuan Kerja Perangkat
realisasi yang dihasilkan dan menjadi bentuk Daerah yang terdapat pada pemerintah Provinsi
pertanggungjawaban pemerintah dalam pelaksanaan Sumatera Utara yang dimana melaksanakan tugas dan
akuntabilitas kinerja. Dengan demikian hipotesis fungsi akuntansi atau penggunaan anggaran.
kedua dalam penelitian ini adalah: Sedangkan sampil pada penelitian ini berjumlah 60
H2. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap respon yang dimana merupakan perwakilan dari 20
akuntabilitas kinerja. SKPD yang dimana setiap SKPD diwakilkan oleh 3
orang pegawai.
Pergantian Kepala SKPD terhadap Akuntabilitas Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
Kinerja adalah data primer. Data yang digunakan merupakan
Seorang pemimpin merupakan seseorang yang kumpulan hasil dari penyebaran kuesioner yang
menjalankan fungsi kepemimpinan yang dimana diberikan kepada responden. Dimana pertanyaan yang
seorang pemimpin memiliki pengaruh kepada orang diberikan dalam kuesioner mewakilkan setiap
lain pada situasi tertentu dalam mencapai sebuah variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
tujuan (Tannabeum, Weschler dan Nassarik. 1961).
Dalam pelaksanaan akuntabilitas kinerja, pimpinan Operasionalisasi Variabel
SKPD berperan penting dalam tingkat keberhasilan Pada penelitian ini, variabel-variabel yang
yang dicapai oleh suatu SKPD. Hal ini dikarenakan digunakan terdiri atas tiga variabel bebas dan satu
pimpinan masing-masing SKPD memiliki variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebas
tanggungjawab atas pelaksanaan dan pencapaian yang digunakan terdiri atas pengendalian internal (PI),
kinerja sesuai dengan perjanjian kinerja dan anggaran kejelasan sasaran anggaran (KSA) dan pergantian
yang telah dialokasikan untuk masing-masing SKPD kepala SKPD (PKS). Sedangkan variabel terikat yang
(Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 Pasal 13). digunakan dalam penelitian ini adalah akuntabilitas
Menon (2002) menjelaskan bahwa pergantian kinerja instansi pemerintah pada satuan kerja
seorang pemimpin terkadang dianggap sebagai faktor perangkat daerah provinsi Sumatera Utara (AK). Pada
terpenting dari keberhasilan maupun kegagalan suatu Tabel 3.1 berikut menjelaskan bagaimana operasional
organisasi. Pergantian kepala SKPD dimungkinkan dan pengukuran variabel-variabel yang digunakan.

65
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Variabel Dependent
Akuntabilitas 1. Keterkaitan antara pencapaian kinerja dengan program dan kebijakan.
Kinerja 2. Visi dan misi program perlu ditetapkan sesuai rencana strategi
organisasi.
3. Indikator kinerja perlu ditetapkan untuk setiap kegiatan atau program.
4. Melakukan analisis keuangan setiap kegiatan atau program selesai Interval
dilaksanakan.
5. Akuntabilitas kinerja meningkatkan transparansi.
Variabel Independent
Pengendalian 1. Pengelolaan tugas dan fungsi, keuangan, barang, kepegawaian
Internal terhadap penyelenggaran urusan pemerintah daerah.
2. Reviu rencana kerja anggaran.
3. Reviu laporan keuangan.
4. Reviu laporan kinerja instansi pemerintah daerah.
5. Evaluasi sistem pengendalian internal.
6. Pengaduan masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Interval
7. Pendampingan, asistensi dan fasilitasi.
8. Tugas pembantuan dan dana bantuan keuangan.
9. Pemeriksanaan terpadu dengan inspektorat jenderal
kementerian/inspektorat utama/inspektorat lembaga pemerintah non
kementerian, inspektorat daerah.
Kejelasan 1. Tujuan
Sasaran 2. Kinerja
Anggaran 3. Standar
4. Jangka waktu Interval
5. Sasaran prioritas
6. Tingkat Kesulitan
7. Koordinasi
Pergantian 1. SOP pergantian kepala SKPD.
Kepala SKPD 2. SOP pergantian kepala SKPD. Interval
3. Tipe kepimpinan Kepala SKPD yang baru.
4. Pengaruh SKPD terhadap kinerja instansi.

Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Dengan demikian diperlukan adanya uji asumsi klasik
Hipotesis untuk menghindari sifat bias dan keefesienan pada
Uji Validitas dan Reliabilitas hasil analisis yang digunakan.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah 1. Uji Normalitas
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu distribusi yang dihasilkan antara variabel
untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh dependen dan variabel independen yang
kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:68). digunakan dalam model regresi liner berganda
Menurut Ghozali (2011:47) reliabilitas yang digunakan. Menurut Ghozali (2013:160)
merupakan metode pengukuran terhadap kuesioner sebuah model regresi dapat dikatakan baik apabila
yang menjadi indikator suatu variabel. Sebuah data yang dihasilkan memiliki distribusi normal
kuesioner menjadi reliabel apabila jawaban informan ataupun mendekatinya.
terhadap pertanyaan yang ada pada kuesioner 2. Uji Multikolonieritas
memberikan jawaban yang konsisten. Uji multikolonieritas berfungi untuk mengetahui
tingkat korelasi anatara variabel bebas yang
Uji Asumsi Klasik digunakan dalam model regresi. Variabel bebas
Pada penelitian ini, pengujian hipotesis yang memiliki korelasi satu dengan yang lain,
menggunakan metode analisis regresi berganda. maka variabel bebas tersebut tidak bersifat
66
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
ortognal atau dalam kata lain variabel-variabel Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
bebas yang digunakan tidak sama dengan nol. Uji statistik t merupakan pengujian yang
Untuk mengetahui apakah virabel-variabel bebas dilakukan untuk melihat pengaruh yang dihasilkan
yang digunakan memiliki sifat ortognal atau tidak variabel bebas secara individual terhadap variabel
maka peneliti menggunakan nilai tolerance dan terikat yang digunakan dalam penelitian (Ghozali,
nilai Varian Inflation Factor (VIF) yang 2013:178).
dihasilkan. Secara umum, nilai batas terhadap
suatu variabel dalam pengujian multikolonieritas Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
memiliki nilai tolerance ≤ 0,1 ataupun nilai VIF ≥ Pada penelitian ini, penentuan persentase
10 (Ghozali, 2013:105) pengaruh yang dihasilkan variabel-variabel
3. Uji Heteroskedastisitas independen secara serentak terhadap variabel
Sebuah model regresi dikatakan baik apabila dependen menggunakan perhitungan koefisien
varian dari residual yang dihasilkan tidak determinasi adjusted R2. Penggunaan adjusted R2 pada
memiliki sifat heteroskedastitas. Pengujian penelitian ini bertujuan untuk lebih memudahkan
apakah model regresi bersifat heteroskedastitas peneliti dalam menarik kesimpulan/hipotesis atas
atau bersifat homokedastistas dapat dilakukan hasil-hasil yang akan didapat dalam penelitian ini.
dengan melihat grafik plot yang dihasilkan antara Menurut Santoso (2000) model regresi yang memiliki
nilai prediksi terikat (ZPRED) dengan residualnya dua atau lebih variabel bebas dapat menggunakan
(SRESID). Jika pada grafik plot menghasilkan adjusted R2 sebagai koefisen determinasinya. Pada
pola tertentu maka hal ini menandakan bahwa intinya penentuan besaran koefisien determinasi ini
adanya heteroskedastisitas. Sedangkan jika grafik bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
plot menghasilkan pola pola yang tidak beraturan model dalam menerangkan variasi yang dihasilkan
ataupun memiliki titik-titik yang menyebar baik oleh variabel terikat.
di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y
maka hal ini menandakan tidak terdapat 4. Hasil Dan Pembahasan
heteroskedastitas (Ghozali, 2013:139). Deskripsi Data
Pendeskripsian data digunakan untuk
Uji Hipotesis menggambarkan data yang digunakan dalam penelitian
Pada penelitian ini, pengujian hipotesis ini. Dari 60 kuesioner yang disebarkan kepada para
menggunakan metode analisis regresi berganda. responden, keseluruhan kuesioner dikembalikan. Hal
Dengan persamaan sebagai berikut: ini sangat berguna untuk menghasilkan data yang baik
Y = a + b1X1 + b2X2 + e dalam penelitian ini. Berikut deskripsi data yang
Dimana: dihasilkan dalam penelitian ini:
Y = Akuntabilitas Kinerja
a = Konstanta Tabel 4.1
b1, b2 = Koefisien Regresi Statistik Deskriptif
X1 = Pengendalian Internal Variabel Media Min Max Mean Std.
X2 = Kejalasan Sasaran Anggaran n Deviasi
PI (X1) 26 21 30 26,28 2,558
e = Error terms
KSA (X2) 31 27 35 31,38 2,457
PKS (X3) 30,5 23 34 29,17 3,445
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) AK (Y) 31 26 35 31.23
Menurut Ghozali (2013:177) pengujian Sumber: Data Primer, Diolah (2017)
hipotesis secara simultan (Uji F) bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel independen secara Berdasarkan pada statistik deskriptif dari data
bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel yang diperoleh dapat diketahui bahwa jawaban
dependen pada suatu penelitian. kuesioner pada variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini memiliki distribusi yang normal.
Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai yang

67
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
dihasilkan antara median dan mean yang tidak jauh dimana seluruh butir pertanyaan yang digunakan
berbeda. adalah valid.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas Uji Reliabilitas


Uji Validitas Uji reliabilitas data yang digunakan pada
Data yang digunakan dinyatakan valid jika nilai penelitian ini dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha
Rhitung > Rtabel, yang dimana Rtabel dalam penelitian ini yang dihasilkan, jika nilai Cronbach Alpha > 0,60
adalah 0,2500 . Pengujian validitas dilakukan untuk maka suatu indikator variabel dikatakan reliabel.
mengetahui valid tidaknya butir-butir pertanyaan yang (Sarjono dan Julianta, 2011:45). Uji reliabilitas
digunakan dalam kuesioner. Pada Tabel 4.2 dapat digunakan untuk menguji tingkat konsistensi kuesioner
diketahui bahwa butir-butir pertanyaan yang yang diberikan kepada responden. Pada Tabel 4.2
digunakan dalam menjelaskan variabel akuntabilitas diketahui bahwa variabel akuntabilitas kinerja
kinerja terdiri dari 7 butir pertanyaan. Pada butir-butir memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,641, variabel
tersebut dinyatakan valid dikarenakan memiliki nilai pengendalian internal memiliki nilai Cronbach Alpha
Rhitung > Rtabel. Pada variabel pengendalian internal sebesar 0,808, variabel kejelasan sasaran anggaran
terdiri dari 6 butir pertanyaan yang dimana seluruh memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,770, variabel
butir pertanyaan yang digunakan adalah valid. Pada pergantian kepala SKPD memiliki nilai Cronbach
variabel kejelasan sasaran anggaran terdiri dari 7 butir Alpha sebesar 0,843. Dengan demikian dapat
pertanyaan yang dimana seluruh butir pertanyaan yang disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam
digunakan adalah valid. Pada variabel pergantian penelitian ini adalah reliabel yang dimana pada
kepala SKPD terdiri dari 7 butir pertanyaan yang masing-masing variabel memiliki memiliki nilai
Cronbach Alpha yang lebih besar daripada 0,60

Tabel.4.2
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
No Variabel Butir Validitas* Reliabilitas* Ket.
Pertanyaan R Hitung Ket. Cronbach Alpha
1. Akuntabilitas Kinerja (Y) Y1 0,460 Valid
Y2 0,628 Valid
0,641 Reliabel
Y3 0,633 Valid
Y4 0,543 Valid
Y5 0,682 Valid
Y6 0,506 Valid
Y7 0,500 Valid
2. Pengendalian Internal X11 0,726 Valid
(X1) X12 0,711 Valid
X13 0,723 Valid
X14 0,737 Valid 0,808 Reliabel
X15 0,762 Valid
X16 0,660 Valid
3. Kejelasan Sasaran Anggaran (X2) X21 0,641 Valid
X22 0,642 Valid
X23 0,682 Valid
X24 0,687 Valid 0,770 Reliabel
X25 0,718 Valid
X26 0,513 Valid
X27 0,713 Valid
4. Pergantian Kepala SKPD (X3) X31 0,838 Valid
X32 0,838 Valid
X33 0,845 Valid
X34 0,734 Valid 0,843 Reliabel

68
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
No Variabel Butir Validitas* Reliabilitas* Ket.
Pertanyaan R Hitung Ket. Cronbach Alpha
X35 0,722 Valid
X36 0,656 Valid
X37 0,308 Valid
Sumber: Data Primer, Diolah (2017)

Pengujian Asumsi Klasik Asymp. Sig. (2-tailed) .951


Uji Normalitas Sumber: Data Primer, Diolah (2017)
Pengujian normalitas bertujuan untuk
mengetahui distribusi data yang dihasilkan oleh Uji Multikolonieritas
variabel bebas dan terikat yang digunakan dalam Pengujian multikoloniertias diperlukan untuk
penelitian. Sebuah data dapat dilihat tingkat mengetahui korelasi yang dihasilkan antara variabel
kenormalitasannya dengan melakukan uji Kolmogrov- dependen dan independennya. Sebuah model regresi
Smirnov Test. Jika pengujian Uji Kolmogrov-Smirnov dikatakan baik apabila antar variabel tidak mengalami
Test menghasikan nilai yang lebih besar dari 0,05 korelasi. Pada penelitian ini pengujian
maka data yang digunakan dapat dikatakan memiliki multikolonieritas dilakukan dengan melihat hasil dari
distribusi yang normal. Dari hasil pengujian nilai tolerance atau nilai VIF (Variance Inflation
Kolmogrov-Smirnov Test yang dilakukan dengan Factor) yang dihasilkan oleh model yang digunakan
bantuan SPSS versi 18 pada Tabel 4.3 dapat diketahui dengan bantuan aplikasi program SPSS versi 18.
bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam Ghozali (2013:106) menyatakan bahwa sebuah model
penelitian ini memenuhi syarat dalam pengujian memiliki sifat multikolonieritas jika pada perhitungan
normalitas. yang dilakukan menghasilkan nilai tolerance lebih
Tabel 4.3 kecil dari 0,10 dan memiliki nilai VIF lebih besar dari
Hasil Uji Normalitas 10 dan begitu juga sebaliknya. Hasil dari pengujian
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test multikolonieritas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Kolmogrov-Smirnof Z .518

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Colollinearity Statistic
Dependen Independen Tolerance VIF
Y Akuntabilitas Kinerja X1 Pengendalian Internal .976 1.025
X2 Kejelasan Sasaran Anggaran .991 1.009
X3 Pergantian Kepala SKPD .977 1.023
Sumber: Data Primer, Diolah (2017)

Pada hasil pengujian multikoloniertias yang SKPD memiliki nilai tolerance sebesar 0,997 dan nilai
ditampilkan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa VIF sebesar 1.023
masing-masing variabel independen memiliki nilai
VIF yang tidak lebih dari 10 dan juga memiliki nilai Heteroskedastisitas
tolerance yang tidak kurang dari 0,10. Dengan Pengujian heteroskedastitas diperlukan untuk
demikian dapat dikatakan bahwa model yang mengetahui apakah sebuah model yang digunakan
digunakan dalam penelitian ini terbebas dari sifat memiliki indikasi bersifat heteroskedastitas atau tidak,
multikolonieritas. Pada variabel pengendalian internal jika sebuah model yang digunakan memiliki sifat
memiliki nilai tolerance sebesar 0,976 dan nilai VIF heteroskedastisitas maka model tersebut
sebesar 1.025, variabel kejelasan sasaran anggaran mengindikasikan bahwa varian antar residual memiliki
memiliki nilai tolerance sebesar 0,991 dan nilai VIF nilai taksir yang tidak efisien. Pengujian
sebesar 1.009, sedangkan variabel pergantian kepala heteroskedastitas yang dilakukan pada penelitian ini

69
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
menggunakan bantuan aplikasi program SPSS versi 18 Pada gambar grafik scatterplot yang
yang dimana pengujian dilakukan dengan ditampilkan pada Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa
menggunakan uji scatterplot. Penganalisaan ini titik-titik yang dihasilkan memiliki penyebaran acak,
dilakukan dengan melihat grafik scatterplot yang baik di atas maupun di bawah 0 pada sumbu Y dan
dihasilkan antara nilai prediksi variabel ZPRED tidak terlihat adanya sebuah pola dari gambar grafik
dengan residualnya SPRESID dari program SPSS. scatterplot tersebut. Ghozali (2013:126) menyatakan
Berikut grafik scatterplot yang dihasilkan dari bahwa sebuah model dikatakan bebas dari
program SPSS versi 18. Berikut uji heteroskedastisitas heteroskedastisitas jika hasil uji scatterplot yang
yang telah dilakukan oleh peneliti: dilakukan memiliki penyebaran titik secara acak dan
Gambar 4.1 tidak terbentuknya sebuah pola terentu. Maka model
Hasil Uji Heteroskedastisitas regresi yang digunakan peneliti juga bebas dari sifat
Sumber: Data Primer, Diolah (2017) heteroskedastisitas.

Hasil Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan model regresi linear berganda.
Penggunaan model ini dipilih untuk mendukung
hipotesis awal yang telah disusun oleh peneliti.
Berikut data yang hasilkan dengan menggunakan
metode regresi linear berganda dalam pengujian
hipotesis:.

Tabel 4.5
Hasil Regresi Linear Berganda
Persamaan Regresi: Y = 12,163 + 0,284X1 + 0,390X2 - 0,022X3 + ε
Uraian Konstanta X1 X2 X3
t. Value 2,609 2.823 3.759 -.292
Sig. Value 0,012 0,007 0,000 0,772
F Value/ Sig. F 8.035 / 0,000
R / R2 / Adj. R2 0,549 / 0,301 / 0,263
Sumber: Data Primer, Diolah (2017)

Pengaruh Pengendalian Internal, Kejelasan sebesar 74% merupakan variabel-variabel lain yang
Sasaran Anggaran dan Pergantian Kepala SKPD tidak digunakan dalam penelitian ini.
Terhadap Akuntabilitas Kinerja Penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian
Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis Primayona, dkk (2015) yang menermukan bahwa
dengan metode regresi linear berganda maka dapat kejelesan sasaran anggaran dan pengendalian internal
diketahui bahwa variabel bebas yang digunakan dalam secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
penelitian, yaitu: pengendalian internal, kejelasan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
sasaran anggaran dan pergantian kepala SKPD Hanya saja pada penelitian ini juga menambahkan
berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja. variabel pergantian kepala SKPD yang dimana
Hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi F yang sepengetahuan peneliti, belum ada penelitian yang
dihasilkan sebesar 0,000 pada tingkat signfikansi meneliti pengendalian internal, kejelasan sasaran
sebesar 5%. Variabel bebas yang digunakan dalam anggaran dan pergantian kepala SKPD secara
penelitian ini juga turut mempengaruhi akuntabilitas bersama-sama terhadap akuntabilitas kinerja.
kinerja pada instansi pemerintah di Provinsi Sumatera
Uttara, dimana pengaruh besaran yang dihasilkan
adalah sebesar 26,%. Hal ini dibuktikan dari hasil
adjustment R2 yang dihasilkan. Dengan kata lain, sisa
70
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
Pengaruh Pengendalian Internal terhadap mempengaruhi akuntabilitas kinerja secara signifikan.
Akuntabilitas Kinerja Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikansi yang
Berdasarkan pada hasil penelitian hipotesis yang dihasilkan yaitu sebesar 0,000 dan tidak lebih besar
terdapat pada tabel 4.5, maka dapat diketahui bahwa dari derajat signifikansi yang ditetapkan, yaitu sebesar
variabel pengendalian internal memiliki besaran nilai 5%.
koefisien regresi sebesar 0,284. Hal ini menandakan Hasil pengujian ini menemukan bahwa
bahwa kenaikan yang dialami pada pengendalian kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan dan
internal sebesar 100% maka akan meningkatkan memiliki pengaruh yang positif secara parsial terhadap
akuntabilitas kinerja sebesar 28,4%. Variabel akuntabilitas kinerja. Hal ini menandakan bahwa
pengendalian internal juga mempengaruhi penyusunan sasaran anggaran yang jelas memiliki
akuntabilitas kinerja secara signifikan. Hal ini dapat pengaruh yang cukup besar terhadap akuntabilitas
diketahui dari nilai signifikansi yang dihasilkan yaitu kinerja. Semakin terperinci tujuan dan sasaran
sebesar 0,007 dan tidak lebih besar dari derajat anggaran yang diterapkan, maka akan semakin baik
signifikansi yang ditetapkan, yaitu sebesar 5%. akuntabilitas kinerja yang dihasilkan pada satuan kerja
Hasil pengujian ini menemukan bahwa perangkat daerah Provinsi Sumatera Utara Hal ini
pengendalian internal berpengaruh signifikan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kewo (2014)
memiliki pengaruh yang positif secara parsial terhadap yang dimana menemukan bahwa variabel kejelasan
akuntabilitas kinerja. Hal ini menandakan bahwa, sasaran anggaran mempengaruhi akuntabilitas kinerja.
semakin baik pengendalian internal yang dilaksanakan Hasil pengujian pada penelitian ini berbeda
oleh satuan kerja perangkat daerah di Provinsi dengan hasil yang ditemukan oleh Herawati (2011)
Sumatera Utara, maka semakin baik akuntabilitas yang dimana menemukan bahwa variabel kejelasan
kinerja yang dihasilkan.Hal ini sejalan dengan sasaran anggaran tidak berpengaruh signifikan dan
penelitian yang dilakukan oleh Primayoni, dkk (2014) memiliki pengaruh yang negatif. Hasil penelitian
yang dimana menemukan bahwa pengendalian internal Herawati (2011) menandakan bahwa kejelasan sasaran
berperan penting dan sangat strategis. Pengendalian anggaran tidak terlalu berpengaruh terhadap
internal yang dilakukan oleh pihak inspektorat menjadi akuntabilitas kinerja, bahkan peningkatan atas
katalisator dan dinamisator dalam peningkatan kinerja kejelasan sasaran anggaran menjadikan akuntabilitas
aparatur dan menyukseskan pembangunan daerah. kinerja menurun. Hal ini dapat dimungkinkan apabila
Dalam penelitiannya, Benedek et al. (2014) juga sasaran anggaran yang direncanakan oleh sebuah
menemukan bahwa pengendalian internal berpengaruh instansi pemerintah membebankan pegawai dalam
positif terhadap akuntabilitas kinerja. Sistem proses pelaksanaannya sehingga hasil yang diperoleh
pengendalian internal yang dilaksanakan dengan tepat atas pelaksanaan sasaran anggaran tersebut tidak
dapat berperan penting dalam megimplementasikan berjalan secara maksimal.
tujuan organisasi, membangun manajemen keuangan
yang tepat dan sehat dengan kata lain pembentukan Pengaruh Pergantian Kepala SKPD terhadap
administrasi publik yang berorientasi kepada Akuntabilitas Kinerja
integritas. Berdasarkan pada hasil penelitian hipotesis yang
terdapat pada tabel 4.5, maka dapat diketahui bahwa
Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap variabel pergantian kepala SKPD memiliki besaran
Akuntabilitas Kinerja nilai koefisien regresi sebesar -0,022. Hal ini
Berdasarkan pada hasil penelitian hipotesis yang menandakan bahwa kenaikan yang dialami pada
terdapat pada tabel 4.5, maka dapat diketahui bahwa pergantian kepala SKPD sebesar 100% maka akan
variabel kejelasan sasaran anggaran memiliki besaran mengurangi akuntabilitas kinerja sebesar 2,2%.
nilai koefisien regresi sebesar 0,390. Hal ini Variabel pergantian kepala SKPD juga mempengaruhi
menandakan bahwa kenaikan yang dialami pada akuntabilitas kinerja secara signifikan. Pada tingkat
kejelasan sasaran anggaran sebesar 100% maka akan signifikansi, nilai yaitu sebesar -0,292.
meningkatkan akuntabilitas kinerja sebesar 39%. Hasil pengujian ini menemukan bahwa
Variabel kejelasan sasaran anggaran juga pergantian kepala SKPD memiliki pengaruh terbalik

71
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
dan signfikan terhadap akuntabilitas kinerja. Semakin 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada bagian
tinggi akuntabilitas kinerja, maka pergantian kepala sekretariat, bagian umum, bagian pelayanan
SKPD semakin rendah, begitu juga sebaliknya apabila program, bidang anggaran, bidang
akuntabilitas menurun, maka pergantian kepala SKPD pembendaharaan, bidang akuntansi dan pelaporan
cenderung meningkat. Hasil penelitian ini didukung yang dimana pegawai yang menjadi responden
oleh penelitian Supit, dkk. (2015) yang menemukan merupakan pegawai yang pada hari pemberian
bahwa pergantian kepala SKPD memiliki banyak kuesioner berada di lokasi kerja.
dampak terhadap situasi kerja Pada Dinas Kesehatan 3. Persepsi yang dihasilkan responden yang
Kota Jayapura. Sehingga dapat dimungkinkankan disampaikan secara tertulis melalui instrument
pergantian kepala SKPD juga dapat mempengaruhi kuesioner dapat mempengaruhi validitas dari hasil
akuntabilitas kinerja. penelitian.

5. Kesimpulan, Keterbatasan Dan Saran Saran


Kesimpulan Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat sebelumnya, berikut ini adalah beberapa saran yang
diambil kesimpulan sebagai berikut: dapat diberikan penulis berdasarkan hasil penelitian
1. Pengendalian internal, kejelasan sasaran anggaran untuk manajemen instansi terkait dan begitu juga
dan pergantian kepala SKPD secara simultan dan kepada peneliti-peneliti selanjutnya, antara lain:
bersama-sama mempengaruhi akuntabilitas kinerja 1. Sebaiknya pengendalian internal yang dilakukan
SKPD Provinsi Sumatera Tahun 2017. oleh Pemerintah Provinsi Sumatera terhadap SKPD
2. Pengendalian internal secara parsial berpengaruh harus lebih ditingkatkan agar akuntabilitas kinerja
positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja pada SKPD yang ada juga dapat meningkat. Hal ini
SKPD Provinsi Sumatera Tahun 2017. agar terbentuknya keefektifan dan keefesienan
3. Kejelasan sasaran anggaran secara parsial SKPD dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
berpengaruh positif dan signifkan terhadap 2. Sebaiknya pimpinan instansi lebih meningkatkan
akuntabilitas kinerja SKPD Provinsi Sumatera kejelasan sasaran anggaran atas anggaran yang
Tahun 2017. akan direncanakan.. Hal ini dapat bermanfaat untuk
4. Pergantian kepala SKPD berepengaruh negatif dan memudahkan para pegawai-pegawai pada instansi
signfikan secara parsial terhadap akuntabilitas terkait untuk mengetahui tingkat sasaran anggaran
kinerja SKPD Pronvsi Sumatera Utara Tahun 2017. yang hendak dicapai. Dengan demikian pegawai
5. Koefisien determinasi yang dihasilkan pada dari semua golongan dapat meningkatkan
penelitian ini adalah sebesar 26,3% sedangkan kinerjanya.
sisanya sebesar 73,7% merupakan variabel lain 3. Pemerintah Provinsi Sumatara Utara hendaknya
yang tidak termasuk dalam penelitian ini. memperhatikan proses pergantian kepala SKPD
6. Pengujian pada penelitian ini telah memenuhi yang akan dilakukan ataupun direncanakan di
syarat dan kelayakan pada uji statisik, yaitu melalui masa-masa yang akan datang. Pergantian kepala
pengujian simultan, multikolonieritas, SKPD yang terlalu sering dapat menyebabkan
heteroskedastisitas, validitas, dan realibilitas berkurangnya kinerja atas SKPD terkait.
sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini Hendaknya pembinaan dan pengawasan terhadap
dapat dipertanggungjawbakan keandalan datanya. para pimpinan SKPD lebih diutamakan dari pada
pergantian kepala SKPD itu sendiri.
Batasan Penelitian 4. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk
Penelitian ini pada hakikatnya memiliki menggunakan sampel yang lebih banyak bahkan
beberapa batasan dalam menentukan hasil jika dimungkinkan menggunakan seluruh SKPD
penelitiannya, yaitu: sebagai populasi penelitian untuk menghasilkan
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada 20 SKPD yang penelitian yang lebih baik.
dimana pada Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 5. Pada penelitian selanjutnya diharapkan melakukan
2017 memiliki 41 SKPD. penambahan kepada variabel-variabel lain yang

72
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 4, No. 1, (2019)

 ISSN: 1978-1520
masih terkait dengan akuntabilitas kinerja sehingga Mardiasmo. 2001. Desentralisasi Sistem dan
dapat menjadi pembanding dan meningkatkan hasil Desentralisasi Fiskal. Yogyakarta: FE UGM.
terkait penelitian tentang akuntabilitas kinerja itu Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi
sendiri. Pertama, Yogyakarta: Andi.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Daftar Pustaka Yogyakarta: Andi.
Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Mega Cahyani, Ni Made dan I Made Karya Utama
Control System. Jakarta: Salemba Empat. (2015). Kejelasan Sasaran Anggaran,
Afrina, Dina., Ria Nelly Sari dan Lila Anggraini. Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan
2015. Pengaruh Penerapan Akuntansi pada Akuntabilitas Kinerja. E Jurnal Akuntansi
Pemerintah Daerah, Pengendalian Internal dan UNUD Vol.10(3):825-840.
Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Kinerja (Studi Persepsian pada Satuan Kerja Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Perangkat Daerah Kota Pekanbaru). Jurnal Pemerintah.
Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Riau. Presiden Nomor 60 Tahun 2008 tentang sistem
Vol.3(2): 1-15. pengendalian internal
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Primayona, Ni Kadek Rina, I Made Prana Adiputra
Pengantar. Jakarta: Erlangga. dan Edy Sujana. 2014. Pengaruh Kejelasan
Benedek, Maria, Klara TubakSzentene, Daniel Beres. Sasaran Anggaran terhadap Akuntabilitas
2014. Internal Control in Local Governments. Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus pada
Public Finance Quarterly Vol.3: 296-309. SKPD Kabupaten Klungkung). Jurnal
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Akuntansi Program S1 E-Journal S1 Akuntansi
dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5. Pendidikan Ganesha. Vol. 2 (1)
Semarang: Universitas Dipenogoro. Santoso, Singgih. 2000. SPSS Statistik Parametrik.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
dengan Program IBM SPSS 21 Edisi 7. Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs
Semarang: Universitas Dipenogoro. LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk
Herawati, N. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Riset. Jakarta: Salemba Empat..
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Daerah Kota Jambi. Jurnal Cakrawal Pemerintah Daerah.
Akuntansi. Vol.6(2): 151:161. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Kenis, I. 1979. Effect of Budgetary Goal Aparatur Sipil Negara
Characteristic on Managerial Attitudes and Youke A, Supit, Chriswardani Surayawati dan Ayun
Performance. The Accounting Review: 707-721. Sriatmi. 2015. Dampak Pegantian Pemimpin
Kewo, Cecilia Lelly. 2014. The Effect of Participative terhadap Situasi Kerja Dinas Kesehatan Kota
Budgeting, Budget Goal Clarity and Internal Jayapura Provinsi Papua. Jurnal Manajemen
Control Implementation on Managerial Kesehatan Indonesia. Vol 3 (3): 186-193.
Performance. Research Journal of Finance and
Accounting.Vol.5(12): 81-87.
Kewo, Cecilia Lelly dan Nunuy Nur Afiah. 2017.
Pengaruh Penganggaran Partisipatif, Kejelasan
Sasaran Anggaran dan Implementasi
Pengendalian Kinerja terhadap Kinerja
Manajerial Instansi Pemerintah Daerah serta
Implikasinya pada Akuntabilitas Keuangan.
Makalah di presentasikan pada Seminar
Akuntabilitas dan Bisnis. Bandung. 20 Juli
2017.

73

Anda mungkin juga menyukai