Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

(PEWARNAAN BAKTERI)

NAMA:NUR MASLINA DIAPUTRI

NIM: 1900031

KELAS: D3-2A

KELOMPOK: 1(SATU)

Dosen pengampu : MUSYIRNA RAHMAH NST,M.SI

Nama Asisten : 1. DEA AMANDA

2.YULINDA ANGGRAINI

3. ABDUL WAHAB

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-
sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan.
Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di
identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut
berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya  yaitu mengetahui reaksi dinding
sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro,
1998).
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum.
Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam.
Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan
tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus,
sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah
melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).
Pewarna gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri. Dalam
proses ini, olesan bakteri yang sudah erfiksasi dikenai larutan-larutan berikut :zat
pewarna kristal violet, larutan iodium, larutan alkohol, dan zat pewarna
tandinganberupa zat warna safranin. Metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuan Denmark Hans Christian Gram (1853- 1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884, untuk membedakan antara
pneumokokus dan klebsiella pneumonieae. Bakteri yang terwarnai dengan metode
ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya akan tampak berwarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun gram
negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci denan alkohol,
dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air.
BAB II

ISI

2.1 METODE

Pewarnaan Sederhana

a. Apusan bakteri dibuat dan difiksasi diatas api

b. Zat warna biru metilen atau larutan karbol fuksin basa ditambahkan.

c. Zat warna dibiarkan selama 30 detik, kemudian dicuci dan dikeringkan dengan
kertas saring atau tissue.

d. Apusan bakteri yang telah diwarnai diamati dibawah mikroskop .

e. Hasil pengamatan dibuat pada lembar kerja.

2. Pewarnaan gram

a. Apusan bakteri dibuat dan difiksasi diatas api

b. Larutan kristal violet ditambahkan dan didiamkan selama 1 menit, kemudian


dicuci dengan air

c. Larutan lugol ditambahkan dan didiamkan selama 1 menit, kemudian dicuci


dengan air

d. Larutan pemucat ( alkohol ) ditambahkan dan didiamkan selama 10 – 20 detik,


dan dicuci dengan air.

e. Larutan safranin O ditambahkan dan didiamkan selama 1 menit, dan dicuci


dengan air dan dikeringkan dengan kertas saring atau tissue.

f. Preparat diamati dibawah mikroskop.

g. Hasil pengamatan diamati pada lembar kerja


PRINSIP DASAR

Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen
selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari Dasar pewarna yang disebut
kromogen. Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada
komponen seluler maupun pada pewarna.

Terdapat tiga macam metode pewarnaan yaitu

1. pewarnaan sederhana
2. pewarnaan diferensial
3. pewarnaan gram.

Pewarnaan sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan


diferensial memakai serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram
merupakan metode pewarnaan yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel
bakteri.

Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan


mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-
sifat fisik dan kimia yang khas dari pada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.

Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa
yaitu dengan cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung,
menggunakan kondensor medan gelap dan lainlain.Tetapi pengamatan dari
pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untuk melihat bagian-bagian sel
dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya transparan.

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena
selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi
hal tersebut maka di kembangkan suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel
dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel
bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-
penelitian mikrobiologi.
PROSEDUR PENELITIAN

1. Pewarnaan sederhana

Preparat ulas di buat pada object glass setelah jarum ose dipijarkan pada lampu Bunsen,

1/2 tetes crystal violet ditetesi pada preparat ulas tersebut,

diamkan, setelah itu di cuci dengan air mengalir dan diamati pada mikroskop.

2. Pewarnaan gram
1. Jarum ose dipijarkan lalu diambil bakteri E.coli,
2. dibuat preparat ulas pada object glass,
3. ditetesi crystal violet lalu didiamkan selama 1 menit,
4. dicuci dengan air mengalir,
5. ditetesi lugol lalu didiamkan selama 1 menit,
6. di cuci kembali pada air mengalir,
7. ditetesi alkohol 95% lalu didiamkan 30 detik,
8. dicuci pada air mengalir,
9. ditetesi lagi safranin lalu didiamkan 2 menit,
10. dicuci pada air mengalir,
11. lalu dikeringkan dan diamati di bawah mikroskop.

2.2 DATA YANG DIPEROLEH


No Pewarnaan bakteri Pengamatan
1 Pewarnaan sederhana Terdapat banyak bakteri yang
Berbentuk cocus, warna yang
terlihat violet (ungu).
2 Pewarnaan negatif Terdapat banyak bakteri
berwarna putih dan berbentuk
batang. latar belakang berwarna gelap.

2.3 PEMBAHASAN
Hasil yang didapatkan dari praktikum adalah:
1 Pewarnaan sederhana Terdapat banyak bakteri yang berbentuk cocus,
warna yang terlihat violet (ungu).
2 Pewarnaan negatif Terdapat banyak bakteri berwarna putih dan
berbentuk batang. latar belakang berwarna gelap
Pada pewarnaan sederhana menguraikan satu jenis zat warna saja dengan
dilakukan fiksasi terlebih dahulu. Saat diamati dibawah mikroskop terdapat
banyak bakteri yang berbentuk basis atau batang yang bewarna ungu pada
sampel cincau.
Pada pewarnaan gram termasuk pewarnaan diferensial (untuk
membedakan) karena dapat membedakan bakteri-bakteri yang bersifat gram
negaif. Pada pewarnaan ini didapat bakteri berwarna biru, menandakan bahwa
bakteri tersebut berupa gram positif. Pada pewarnaan negatif yang diwarnai
adalah latar belakangnya sedangkan bakterinya sendiri tidak mengalami
pewarnaan saat diamati dibawah mikroskop terdapat banyak bakteri berwarna
putih yang ada pada sampel es teh.
Crystal violet adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini digunakan
sebagai histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet
memiliki sifat-sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing. Crystal violet dipakai
sebagai zat warna primer dikarenakan mampu melekatkan bakteri pada kaca
dan mencegah autolisis pada sel, membuat sel-sel lebih kuat atau keras,
mencegah mengkerutnya globula-globula protein sel, mempertinggi sifat
reaktif gugusangugusan, membunuh bakteri secara cepat dengan tidak
mengubah bentuk dan strukturnya dan mengubah afinitas cat.
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10–15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.
2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%),
peptidoglikan terdapat di dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah
sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
3. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
4. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya
crystal violet.
5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
6. Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat.

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:


1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%),
peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan
lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti crystal
violet.
5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam praktikum tersebut didapatkan hasil yaitu jenis-jenis pewarnaan bakteri


antara lain, pewarnaan sederhana, pewarnaan differensial seperti pewarnaan gram,
pewarnaan tahan asam, dan lainlain, pewarnaan khusus seperti pewarnaan spora,
pewarnaan kapsul, dan lain-lain, dan pewarnaan negatif.

Pada pewarnaan gram didapat bakteri berwarna biru, menandakan bahwa


bakteri tersebut berupa gram positif, sedangakan pada pewarnaan negatif terdapat
banyak bakteri berwarna putih. Pada pewarnaan sederhana terdapat banyak
bakteri yang berbentuk basis atau batang yang bewarna ungu dan pada pewarnaan
spora terdapat spora berwarna kecoklatan.

B. DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Malang: Penerbit


Djambatan.

Karmana, Oman. 2008. Biologi. PT Grafindo Media Pratama: Jakarta

Pelczar, M. J. 2007. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

Subandi, 2009. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Gunung Djati Press:

Bandung

Volk & Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I.

Jakarta : Erlangga

Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press

JAWAB PERTANYAAN
1. Buatlah tabel perbedaan pewarnaan gram positif dan negatif sertai perbedaan
gambar hasil pewarnaannya
Jawab :

Gram Positif Gram Negatif


Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15- Struktur dinding selnya tipis, sekitar
80 nm, berlapis tunggal atau monolayer 10 – 15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.

Dinding selnya mengandung lipid yang Dinding selnya mengandung lemak


lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada lebih banyak (11-22%),
yang sebagai lapisan tunggal. Komponen peptidoglikan terdapat didalam
utama merupakan lebih dari 50% berat
ringan. Mengandung asam tekoat

Bersifat lebih rentan terhadap penisilin. lapisan kaku, sebelah dalam dengan
jumlah sedikit ± 10% dari berat
kering, tidak mengandung asam
tekoat.

Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh Kurang rentan terhadap senyawa


zat-zat warna seperti ungu kristal. penisilin

Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih Pertumbuhannya tidak begitu


rumit. dihambat oleh zat warna dasar
misalnya kristal violet.

Lebih resisten terhadap gangguan fisik. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan


relatif sederhana

Resistensi terhadap alkali (1% KOH) Tidak resisten terhadap gangguan


larut fisik.

Tidak peka terhadap streptomisin Resistensi terhadap alkali (1% KOH)


lebih pekat

Toksin yang dibentuk Eksotoksin Peka terhadap streptomisin


Endotoksin

Bakteri yang mempertahankan zat Bakteri yang tidak mempertahankan


warna kristal violet sewaktu zat warna kristal violet sewaktu
proses pewarnaan Gram sehingga proses pewarnaan Gram sehingga
akan berwarna biru atau ungu di akan berwarna merah bila diamati
bawah mikroskop. dengan mikroskop. 
2. Tabelkan 10 contoh bakteri gram positif dan negatif beserta bentuk
morfologinya
Jawab :
a. Bakteri Gram Positif & Morfologi nya

Staphylococcus Aureus

Bacillus Subtilis

Streptococcus Pneumoniae

Staphylococcus Epidermidis

Listeria Monocytogenes

Enterococcus Faecalis

Bacillus Cereus
Clostridium Botulinum

Micrococcus Luteus

Lactococcus Lactis

b. Bakteri Gram Negatif

Escherichia Coli

Pseudomonas Aeruginosa

Klebsiella Pneumoniae
Haemophilus Influenzae

Neisseria Meningitidis

Neisseria Gonorrhoeae

Helicobacter Pylori

Proteus Mirabilis

Enterobacter Aerogenes

Salmonella Enterica
3. Bahas tujuan penambahan setiap pereaksi pada teknik pewarnaan gram
Jawab :
a. Crystal Violet                                  
Berwarna ungu. Merupakan pewarna primer (utama) yang akan
memberi warna mikroorganisme target. Crystal Violet bersifat basa
sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat
asam, dengan begitu sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat
berwarna (Ungu).
b. Yodium     
Merupakan pewarna Mordan , yaitu pewarna yang berfungsi
memfiksasi pewarna primer yang diserap mikroorganisme target.
Pemberian yodium pada pengecatan gram dimaksudkan untuk
memperkuat pengikatan warna oleh bakteri.
c. Alkohol
Solven organik yang berfungsi untuk membilas atau melunturkan
kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Pemberian
alkohol pada pengecatan ini dapat mengakibatkan terjadinya dua
kemungkinan :
 Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu
 Bakteri menjadi tidak berwarna
d. Safranin
Safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder.
Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan
pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain ,
memberikan warna pada mikroorganisme non target.

Anda mungkin juga menyukai