Anda di halaman 1dari 38

STATUS OBSTETRI

Oleh:
Alessandra Nidia,S.Ked.
1465050067

Pembimbing:
dr. Maruarar Panjaitan , Sp.OG.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PERIODE 04 MEI 2020 – 18 JULI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan judul “Status Obstetri”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu kriteria ujian dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan
dan Kandungan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada:
1. dr. Maruarar Panjaitan, Sp.OG selaku pembimbing atas pengarahannya selama penulis
menyelesaikan makalah ini dan belajar dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan
Kandungan.
2. Jajaran para dokter dan staff Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSU UKI
3. Rekan-rekan dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkat kepada semua pihak yang telah turut
membantu. Penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran karena penyusunan Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Semoga Makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi
setiap orang yang membacanya.

Jakarta, 15 Mei 2020

Alessandra Nidia,S.ked
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………..
DAFTAR TABEL..............................................................................................

I. PENDAHULUAN………………………………………………………….
1.1. Abstrak .......................................................................................................
1.2. Latar Belakang ............................................................................................
1.3. Tujuan..........................................................................................................

II.TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….........................


2.1. Anamnesa ...................................................................................................
2.2. Pemeriksaan (Status Praesens)....................................................................
2.3. Pemeriksaan (Status Obstetri)……………………………………………..
2.4. Pemeriksaan Dalam……………………………………………………….
2.5. Pemeriksaan Panggul……………………………………………………...
2.6. Prosedur Pemeriksaan Antenatal…………………………………...……..
2.7. Prosedur Pemeriksaan Panggul……………………………………………

III.KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

Keluhan yang menyebabkan ibu untuk memeriksakan diri biasanya berkaitan dengan
kehamilan ,atau adanya infeksi pada kehamilan. Ibu yang memeriksakan diri berkaitan dengan
kehamilannya karena ingin mengetahui tentang terjadinya kehamilan.
Ibu yang memeriksakan diri berkaitan dengan terjadinya terdapat infeksi yang menyertai
di masa kehamilan kemungkinan pada Genito-urinaria, Diagnosis Kehamilan, prognosis
kehamilan atau manajemen kehamilan dan persalinan.
ABSTRACT

Complaints that cause mothers to check themselves are usually related to pregnancy, or
the presence of infection in pregnancy. Mothers who check themselves related to pregnancy
because they want to know about the occurrence of pregnancy. Mothers who check themselves
related to the occurrence of infections that accompany the pregnancy may be in Genito-urinary,
Pregnancy Diagnosis, pregnancy prognosis or management of pregnancy and childbirth
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pemeriksaan Leopold 1……………………………………………….


Gambar 2. Pemeriksaan Leopold 2………………………………………………..
Gambar 3. Pemeriksaan Leopold 3. ……………………………………………..
Gambar 4. Pemeriksaan Leopold 4. ……………………………………………..
Gambar 5. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri……………………………………
Gambar 6. Pengukuran Conjugata Vera. …………………………………………
Gambar 7. Pengukuran Bidang Hodge. …………………………………………
DAFTAR SINGKATAN

.
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Pemeriksaan Obstetri……………………………………………


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jika seorang wanita datang memeriksakan diri, karena merasa diri hamil, maka tugas kita
yang pertama ialah menentukan apakah ia betul-betul hamil atau tidak.
Jika kehamilan masih muda, maka kadang-kadang sukar untuk memberi kepastian, karena rahim
belum teraba dari luar.
Akan tetapi dengan mencari gejala-gejala lain (colostrum, keadaan buah dada, mual dan
muntah, dll) dapatlah kita mempunyai pegangan. Dalam hal yang sedemikian kita melakukan
pemeriksaan dalam (toucher) karena dengan toucher ini kita dapat menemukan lebih banyak
tanda-tanda kehamilan.
Jika kehamilan sudah lanjut misalnya lebih dari 5 bulan, maka pada umumnya lebih
mudah menentukan kehamilan. Selain dari pada menentukan kehamilan dengan pemeriksaan,
kita juga harus mendapat kesan bagaimana keadaan kehamilan, keadaan jalan lahir dan
kesehatan ibu.
Cara pemeriksaan kebidanan terbagi dalam : Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, diagnosa, terapi, dan prognosa.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan pada Referat ini
yaitu “Bagaimana cara melakukan Status Obstetri berdasarkan Masalah Sebagai Seorang
Dokter?”.

1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum referat ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik persalinan yang normal
serta penanganannya yang tepat sebagai seorang dokter.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari Karya Tulis ini adalah :
a. Mengetahui cara melakukan Status Obstetri yang tepat pada ibu hamil.
b. Mengetahui mekanisme Status Obstetri yang tepat berdasarkan masalah pada ibu
hamil.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan dasar obstetri pada umumnya mencakup pemeriksaan antenatal,


pemeriksaan panggul, palpasi dan auskultasi. Pemeriksaan antenatal memfokuskan pada hal-hal
yang harus segera dikenali serta bagaimana kondisi tertentu dapat berubah sesuai dengan usia
kehamilan. Pemeriksaan panggul bertujuan untuk mengetahui luas pintu atas panggul dan
penggolongan jenis panggul seorang ibu. Pemeriksaan palpasi bertujuan untuk mengetahui usia
kehamilan, letak, presentasi, jumlah bayi, kondisi bayi dan kesesuaian muatan dengan jalan lahir.
Indikasi dari pemeriksaan obstetri :
 Asuhan antenatal.
 Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan.
 Merencanakan persalinan.
 Persiapan penyelesaian persalinan.
 Kemajuan perkembangan kehamilan.
 Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi.
 Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam kehamilan.
2.1. Pemeriksaan Antenatal
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
 Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan,
persalinan dan nifas.
 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.
 Menurunkan angka mortalitas dan mordibitas ibu dan anak.
 Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah segera setelah seorang
wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau bidan mempunyai waktu yang cukup banyak
untuk mengobati atau memperbaiki keadaan-keadaan yang kurang memuaskan. Pada umumnya
pemeriksaan kehamilan dilakukan :
 1x sebulan sampai dengan bulan ke VI.
 2x sebulan dari bulan ke VI sampai dengan bulan ke IX.
 1x seminggu pada bulan terakhir.
Cara pemeriksaan :
Pemeriksaan kebidanan terbagi dalam :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan (status praesens dan status obstetri)
3. Diagnosa
4. Prognosa
5. Terapi
2.2. Anamnesa
Anamnesa digunakan untuk mendeteksi komplikasi- komplikasi dan mempersiapkan
kelahiran dengan mempelajari kehamilan keadaan ibu sekarang. Dapat di tanyakan mengenai
riwayat kehamilan yang dahulu dan kesehatan secara umum,kondisi sosio-ekonimi. Informasi
lengkap yang diperoleh dapat memudahkan untuk menentukan anjuran dan pengobatan yang
diberikan
Anamnesa yang diberikan pada ibu hamil, meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama,nama suami, usia, pekerjaan,agama dan alamat ibu) , guna
mengenal status sosial ekonomi,serta menunjukan anjuran dan pengobatan yang
diperlukan).
2. Keluhan utama atau apa yang diderita,apakah ibu dating untuk memeriksakan kehamilam
atau memiliki keluhan lain.
3. Riwayat Haid, untuk mengetahui faal alat kandungan.
4. Riwayat perkawinan.
5. Riwayat kehamilan sekarang,meliputi:
a. Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Dilakukan dengan menentukan Hari Pertama Haid Terkahir mulai dari tanggal
dan bulan dan tahun lalu di tentukan menggunakan Rumus Naegele :
Tanggal +7/Bulan -3/Tahun +1
Dengan catatan bahwa persalinan tepat jatuh pada usia kehamilan 40 minggu dan
taksiran persalinan ini untuk 28 hari.
Untuk siklus 35 hari :
Tanggal +14/ bulan -3/ tahun +1

b. Gerak janin
c. Adakah tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
d. Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu)
e. Keluhan lain yang memberikan informasi pada kehamilaan saat ini .
6. Riwayat kehamilan,:
a. Berapa kali hamil,anak yang lahir hidup,persalinan tepat waktu,persalinan
premature,keguguran atau kegagalan pada kehamilan,persalinan dengan tindakan
(dengan Forcep, Vakum Ekstraksi atau Operasi Cesar)
b. Perdarahan pada kehamilan,persalinan,kelahiran atau pasca persalinan.
c. Persalinan yang lalu : spontan atau buatan,aterm atau premature,perdarahan,saat
itu siapa yang menolong.
d. Riwayat hipertensi
e. Melahirkan janin dnegan BB < 2,5 kg atau > 4 kg
f. Nifas dan laktasi.
g. Bayi yang dilahirka : jenis kelamin,berat,dan panjang badan ,hidup atau mati bila
mati di usia berapa dana pa penyebabnya.
7. Riwayat kesehatan (penyakit yang pernah diderita meliputi ):
a. Penyakit Kardiovaskuler
b. TB Paru
c. Hepatitis B
d. Diabetes
e. Hipertensi
f. PMS atau HIV/AIDS
g. Malaria
h. Status imunisasi Tetanus Torch
i. Lain-lain
8. Riwayat penyakit pada keluarga
9. Riwayat sosial ekonomi,dan budaya meliputi :
a. Status perkawinan
b. Riwayat KB
c. Reaksi orangtua terhadap kehamilan
d. Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang),dengan perhatian
pada vitamin A dan Zat Besi.
e. Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok,minum alcohol,obat
tradisional dan olahraga.
f. Beban kerja sehari-hari
g. Tempat melahirkan dengan penolong siapa.
Dari anamnesa ini makan dapat membantu untuk menghetahui dukngan terhadap ibu dan
pengamil keputusan dalam keluarga,sehingga membantu ibu dalam merencanakan
persalinan yang baik.

2.3. pemeriksaan
2.3.1. Pemeriksaan umum
 Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran.
 Adakah anemia, sianosis, ikterus, atau dyspneu.
 Keadaan jantung dan paru-paru.
 Adakah edema : edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam
panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh defisiensi vitamin B1,
hipoproteinemia, dan penyakit jantung.
 Reflex patella (negative pada defisiensi vitamin B1 dan penyakit urat syaraf).
 Tekanan darah : tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistol atau 90
diastol. Juga perubahan 30 sistol dan 15 diastol diatas tensi sebelum hamil
menandakan toxaemia gravidarum.
 Berat badan : walaupun prognosa kehamilan dan persalinan bagi orang gemuk
kurang baik dibandingkan dengan orang normal beratnya, dalam menimbang
seseorang bukan beratnya saja yang penting, tapi lebih penting lagi perubahan
berat setiap kali ibu itu memeriksakan diri. Berat badan dalam trimester ke III tak
boleh tambah lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan. Penambahan yang lebih
dari batas-batas tersebut diatas disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan
disebut pra edema.
 Pemeriksaan laboratorium
- Urine : terutama diperiksa atas glukosa, zat putih telur, dan sedimen. Adanya
glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit
diabetes kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa hal-hal lain yang
menyebabkannya. Pada akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat
menjadi positif oleh adanya laktosa dalam urine. Zat putih telur positif dalam
urine pada nefritis, toxaemia gravidarum, dan radang dari saluran kencing.
- Darah : perlu ditentukan Hb 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering
timbul anemia karena defisiensi Fe. Selanjutnya perlu diperiksa reaksi
serologis (WR), golongan darah, dan kadar gula darah. Golongan darah
ditentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang cocok jika
penderita memerlukannya.
- Feses : diperiksa atas telur-telur cacing.
2.3. Status Obstetri
Dibagi dalam : inspeksi (periksa pandang), palpasi (periksa raba), dan auskultasi (periksa
dengar).
1. Inspeksi
- Muka : adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah edema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.
- Leher : apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar, atau kelenjar limfa membesar.
- Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, dan gelanggang susu,
keadaan putting susu, adakah colostrum.
- Perut : perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites misalnya
membesar ke samping); keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, nampakkah
gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka.
- Vulva : keadaan perineum, carilah varices, tanda Chadwick, condylomata,
fluor.
- Anggota bawah : cari varices, edema, luka, sikatriks pada lipat paha.
2. Palpasi
Maksudnya periksa raba ialah untuk menentukan :
 Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan.
 Menentukan letaknya anak dalam rahim.
Selain itu selalu harus diraba apakah ada tumor-tumor lain dalam rongga perut, kista,
mioma, dan limfa yang membesar.
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang terdiri atas 4 bagian :
 Leopold I
o Kaki penderita ditekuk pada lutut dan lipat paha.
o Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah muka
penderita.
o Rahim dibawa ke tengah.
o Tingginya fundus uteri ditentukan.
o Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting.
Sifat bokong ialah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
Pada letak lintang fundus uteri kosong.

Gambar 1. Pemeriksaan Leopold I


 Leopold II
o Kedua tangan pindah ke samping.
o Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak
yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil,
yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang memberikan
rintangan yang terbesar.
o Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong ialah pada
letak lintang.

Gambar 2. Pemeriksaan Leopold II


 Leopold III
o Dipergunakan satu tangan saja.
o Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
o Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.

Gambar 3. Pemeriksaan Leopold III


 Leopold IV
o Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki penderita.
o Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
o Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
o Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah
dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala
turun ke dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk
ke dalam rongga panggul.
c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari
kepala sudah melewati pintu atas panggul.

Gambar 4. Pemeriksaan Leopold IV.


Kalau pada kepala yang telah masuk ke dalam p.a.p kita masukkan tangan ke dalam
rongga panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk, sedangkan tangan satunya tertahan
oleh tonjolan kepala. Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh daerah dahi, sedangkan pada
letak defleksi oleh belakang kepala. Kalau tonjolan kepala bertentangan dengan bagian kecil,
maka anak dalam letak defleksi. Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi. Palpasi
secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau janin sudah cukup besar kira-kira
dari bulan VI ke atas.
Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian anak belum jelas, jadi kepala belum dapat
ditentukan begitu pula punggung anak. Sebelum bulan ke VI cukuplah untuk menentukan apakah
ada benda (janin) yang melenting ke seluruhannya di dalam rahim (ballottement in toto).
Ballottement di dalam rahim boleh dianggap tanda kehamilan pasti. Sebelum bulan ke III uterus
tak dapat diraba dari luar dan untuk mencari perubahan dalam besarnya, bentuknya, dan
konsistensinya dilakukan toucher atau pemeriksaan dalam. (Universitas Padjajaran, 1983)
Perubahan yang dapat ditemukan pada kehamilan muda ialah :
 Selaput lendir vulva dan vagina membiru ( Chadwick sign ).
 Portio lunak.
 Corpus uteri membesar dan lunak.
 Kalau 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam fornix posterior dan
tangan satunya pada dinding perut depan diatas symphisis, maka isthmus
uteri sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak berhubungan
dengan servix ( Hegar sign ).
 Pada waktu pemeriksaan maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak itu
menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi (
Braxton Hicks sign ).
 Kadang-kadang teraba bahwa fundus uteri tak rata karena uterus lebih
cepat tumbuhnya di daerah implantasi telur ( Piskacek sign ).
 Ballottement dari janin seluruhnya dapat dirasakan pada bulan 5 ke atas.
 Selain dari palpasi Leopold selalu harus diraba juga apakah pada rahim
atau di dalam rongga perut ada pembengkakan yang abnormal (mioma,
kista, lien yang membesar, dll).
Pemeriksaan Tinggi Fundus Unteri untuk Perkiraan Usia Kehamilan menurut Spielberg.

Gambar 5. Tinggi Fundus Uteri

12 minggu 1-2 jari diatas symphysis


16 minggu pertengahan antara symphysis dan pusat
20 minggu 3 jari dibawah pusat
24 minggu setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu pertengahan proc. xyphoideus dan pusat
36 minggu 3 jari di bawah proc xyphoideus
40 minggu pertengahan proc. xyphoideus dan pusat
 Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan
penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan secara spontan.
Rumus tersebut :
 Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N) x 155
 N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika
 N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika
 N = 13 bila kepala belum lewat PAP
3. Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop. Biasanya dipergunakan stetoskop monoaural tetapi dapat juga
dipergunakan stetoskop kepala atau dengan Doptone. Dengan stetoskop dapat didengar
bermacam-macam bunyi yang berasal :
a. Dari anak : bunyi jantung anak, bising tali pusat, dan gerakan anak.
b. Dari ibu : bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus.

 Bunyi jantung anak


Baru dapat didengar pada akhir bulan ke V, walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat
didengar pada akhir bulan ke III. Frekuensinya lebih cepat dari BJ orang dewasa ialah antara
120-160/menit. Karena badan anak dalam kyphose dan didepan dada terdapat lengan anak maka
BJ paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi biasa (letak
kepala) tempat ini kiri atau kanan dibawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat
ditentukan, maka BJ harus dicari pada garis tengah diatas symphysis.
Apakah yang dapat kita ketahui dari bunyi jantung anak :
 Dari adanya bunyi jantung anak : tanda pasti kehamilan dan anak hidup.
 Dari tempat bunyi jantung anak terdengar : presentasi anak, position anak (kedudukan
punggung), sikap anak (habitus), dan adanya anak kembar.
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat, maka presentasinya kepala, kalau
terdengar kiri kanan setinggi atau diatas pusat, maka presentasinya bokong (letak sungsang).
Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri, maka punggung sebelah kiri, kalau terdengar sebelah
kanan maka punggung sebelah kanan. Kalau terdengar di fihak yang berlawanan dengan bagian-
bagian kecil, sikap anak fleksi. Kalau terdengar sefihak dengan bagian-bagian kecil, sikap anak
defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan
dengan frekuensi yang berbeda (perbedaan lebih dari 10 / menit).
 Dari sifat bunyi jantung anak : kita dapat mengetahui keadaan anak. Anak yang dalam
keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya antara 120-160 per menit. Kalau
bunyi jantung kurang dari 120 / menit atau lebih dari 160 / menit atau tidak teratur, maka
anak dalam keadaan asfiksia (kekurangan O2).
Pada persalinan lebih baik lagi kalau sifat bunyi jantung ini dihubungkan dengan tekanan
intrauterine seperti dilakukan oleh Hon dan Caldeyro Barcia. Yang buruk ialah decelerasi,
apalagi bila berlangsung terus. Terutama waktu persalinan penting sekali bahwa kita tidak saja
mendengarkan ada atau tidaknya bunyi jantung, tetapi juga menentukan sifatnya (cepat, lambat,
tak teratur).
Cara menghitung bunyi jantung ialah dengan mendengarkan 3x5 detik. Kemudian jumlah bunyi
jantung dalam 3x5 detik dikalikan dengan 4.

 Bising tali pusat :


o Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Dengan mengubah sikap ibu sering
bising ini hilang.
 Bising rahim :
o Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu. Disebabkan
oleh arteri uterina.
 Bunyi aorta :
o Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu, untuk membedakan dengan BJ
anak, maka nadi ibu harus dipegang.
 Bising usus :
o Sifatnya tak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada dalam usus ibu.

C. Pemeriksaan Dalam
Biasanya dilakukan pemeriksaan dalam pada pemeriksaan pertama pada hamil muda dan sekali
lagi pada kehamilan ± 8 bulan untuk menentukan keadaan panggul.

Fungsi pemeriksaan dalam adalah


1. Menentukan bagian terbawah janin.
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi uuk, uub, dagu,
hidung, orbita dan mulut.
3. Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Menentukan pembukaan serviks.
5. Mengevaluasi keadaan vagina, serviksa dan panggul.

Indikasi pemeriksaan dalam :


1. Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
2. Jika ada sangkaan kesempitan panggul atau CPD.
3. Jika persalinan tidak maju.
4. Untuk menentukan nilai pelvis :
 Pendataran serviks.
 Pembukaan serviks.
 Konsistensi serviks.
 Turunnya bagian terbawah janin menurut hodge.

D. Pemeriksaan panggul
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya belum pernah diuji
dalam proses persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesa mengenai persalinan yang
gampang dapat memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul.
Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak aterm dengan spontan dan mudah,
dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walaupun begitu jalan lahir seorang
multipara yang dulunya tak menimbulkan kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit,
misalnya kalau timbul tumor tulang (exostose, osteoma, osteofibroma, dll) dari tulang panggul
atau tumor dari bagian lunak jalan lahir.

Tanda-tanda yang menimbulkan persangkaan panggul sempit ialah :


1. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.
2. Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata proses persalinan-persalinan yang
terdahulu sukar (riwayat obstetrik).
3. Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua.
4. Jika badan ibu menunjukkan kelainan seperti kifosis, skoliosis ataupun kelainan pada
tulang-tulang ekstremitas (kaki pendek sebelah atau pincang).
5. Jika ukuran-ukuran luar sempit.
Pemeriksaan dan pengukuran panggul biasanya dilakukan dengan toucher guna menentukan
luasnya jalan lahir. Pemeriksaan ini hanya dilakukan sekali selama masa kehamilan. Biasanya
terjadi pada bulan ke VIII. Hal-hal yang perlu dinilai dalam pemeriksaan ini adalah :
1. Conjugata diagonalis.
2. Conjugata vera.
Cara mengukur conjugata vera ialah jari tengah dan telunjuk dimasukan ke dalam vagina untuk
meraba promotorium (conjugata diagonalis) – 1,5 cm.

Gambar 6. Pengukuran Conjugata Vera.

3. Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau hanya sebagian.


4. Keadaan sacrum apakah konkaf dalam arah atas bawah dan dari kiri ke kanan.
5. Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau konvergen.
6. Apakah spina ischiadicae menonjol.
7. Keadaan os pubis : adakah exostose.
8. Keadaan arcus pubis.
Gambar 7. Pemeriksaan Hodge.
Bidang-bidang Hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai manakah bagian terendah janin
turun dalam panggul pada persalinan.

• Hodge 1 : Bidang yang dibentuk sejajar dengan pintu atas panggul antara bagian atas
symphysis dan promotorium.
• Hodge 2 : sejajar dengan H 1 terletak setinggi bagian bawah symphysis.
• Hodge 3 : sejajar dengan H 1 dan H 2 terletak setinggi spina ischiadica.
• Hodge 4 : sejajar dengan H 1, H 2, dan H 3 terletak setinggi os coccygis.

Pemeriksaan rontgen :
Baiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke IV rangka
janin belum nampak dan pada hamil muda pengaruh sinar rontgen terhadap janin lebih besar.
Indikasi pemeriksaan rontgen :
 Diperlukan tanda kehamilan pasti.
 Letak anak tak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
 Mencari sebab dari hidramnion (gemelli, anenchepal).
 Untuk menentukan kehamilan kembar.
 Untuk menentukan kematian anak dalam rahim.
 Untuk menentukan kelainan anak (hydrochepalus, anenchepalus).
 Untuk menentukan bentuk dan ukuran panggul.

 Diagnosa
Setelah pemeriksaan selesai kita tentukan diagnosa. Akan tetapi, pada pemeriksaan kehamilan
tidak cukup kita membuat diagnosa kehamilan saja, tetapi kita harus dapat menjawab pertanyaan
sebagai berikut :
1. Hamil atau tidak
Untuk menjawab pertanyaan ini kita mencari tanda-tanda kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan dapat dibagi dalam 2 golongan :
a. Tanda-tanda pasti :
 Mendengar BJ anak.
 Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa.
 Melihat rangka janin dengan sinar rontgen atau dengan ultrasound.
Jika hanya salah satu dari tanda-tanda ini ditemukan diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan
pasti. Sayang sekali tanda-tanda pasti baru timbul pada kehamilan yang sudah lanjut, ialah diatas
4 bulan, tapi dengan mempergunakan ultrasound kantong kehamilan sudah nampak pada
kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung anak sudah dapat didengar pada kehamilan.
2. Tanda-tanda mungkin :
Tanda-tanda mungkin sudah timbul pada hamil muda, tetapi dengan tanda-tanda mungkin
kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin kita dapati, makin besar
kemungkinan kehamilan.
Tanda-tanda mungkin dapat dibagi lagi dalam :
 Tanda-tanda objektif yang diperoleh pemeriksa. ( 1-10 )
 Tanda-tanda subjektif yang dirasakan oleh penderita. ( 11-15 )
Tanda-tanda mungkin adalah :
1. Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar
bentuknya. Kadang-kadang pembesaran tidak rata, tetapi didaerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya. Tanda ini dikenal dengan PISKACEK SIGN.
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah ialah menjadi lunak. Terutama daerah isthmus
uteri sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan
satunya pada dinding perut diatas symphysis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus
uteri sama sekali terpisah dari servix. Tanda ini disebut HEGAR SIGN.
2. Perubahan pada servix.
Diluar kehamilan konsistensi servix keras, kerasnya seperti kita meraba ujung hidung; dalam
kehamilan servix menjadi lunak pada perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun telinga.
3. Kontraksi Braxton Hicks.
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong menjadi keras karena
berkontraksi.
4. Ballottement.
Pada bulan ke IV dan V janin itu kecil dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau
rahim didorong dengan sekonyong konyong atau digoyangkan, maka anak melenting dalam
rahim. Ballottement ini dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang
melakukan pemeriksaan dalam. Demikian berharga gejala ini hingga oleh beberapa ahli,
ballottement didalam rahim dianggap sebagai tanda pasti. Ballottement diluar kehamilan dapat
ditimbulkan oleh tumor-tumor bertangkai dalam ascites seperti fibroma ovarii. Karena seluruh
badan janin yang melenting maka ballottement semacam ini disebut ballottement in toto untuk
membedakannya dengan ballottement yang ditimbulkan oleh kepala saja pada kehamilan yang
lebih tua.
5. Meraba bagian anak.
Dapat dilakukan kalau anak sudah agak besar, hanya kadang-kadang tumor yang padat seperti
mioma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai bentuk anak.
6. Pemeriksaan biologis.
Tidak dimasukkan tanda pasti karena keadaan lain dapat menimbulkan reaksi yang positif.
7. Pembesaran perut.
Setelah bulan ke III rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut.
8. Keluarnya colostrum.
9. Hiperpigmentasi kulit seperti pada muka yang disebut chloasma gravidarum (topeng
kehamilan). Hiperpigmentasi areola dan papilla mammae, hiperpigmentasi linea alba
(putih) yang menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
10. CHADWICK SIGN adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
11. Adanya amenorrhoe.
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorrhoe menandakan kemungkinan kehamilan.
Kadang-kadang amenorrhoe disebabkan oleh hal-hal lain diantaranya penyakit berat seperti
TBC, typhus, anemia atau karena pengaruh psikis misalnya karena perubahan lingkungan (dari
desa ke asrama) juga dalam masa perang sering timbul amenorrhoe pada wanita.
12. Mual dan muntah.
13. Ibu merasa pergerakan anak.
14. Sering kencing karena rahim yang membesar menekan pada kandung kemih.
15. Perasaan dada berisi dan agak nyeri.
I. Perbedaan antara primigravida dan multigravida :
Primi :
- Buah dada tegang
- Puting susu runcing
- Perut tegang dan menonjol ke depan
- Striae lividae
- Perineum utuh
- Vulva tertutup
- Hymen perforates
- Vagina sempit dan teraba rugae
- Portio runcing, ostium uteri externum tertutup

Multi :
- Lembek, menggantung
- Puting susu tumpul
- Perut lembek dan tergantung
- Striae lividae dan striae albicans
- Vulva mengangah
- Carunculae myrtiformis
- Vagina longgar, selaput lendir licin
- Portio tumpul dan terbagi dalam bibir depan dan bibir belakang
II. Tuanya kehamilan
Dapat diduga dari :
 Lamanya amenorrhoe
 Dari tingginya fundus uteri
Tetapi pada gemelli, hidramnion, dan mola hidatidosa fundus uteri lebih tinggi daripada
yang sesuai dengan tuanya kehamilan; sebaliknya pada oligohidramnion lebih rendah
daripada semestinya.
 Dari besarnya anak terutama dari besarnya kepala anak, misalnya diameter
biparietal dapat diukur secara tepat dengan ultrasound.
 Dari saat mulainya terasa pergerakan anak.
 Dari saat mulainya terdengar bunyi jantung anak.
 Dari masuk atau tidak masuknya kepala ke dalam rongga panggul.
 Dengan pemeriksaan amniocentesis (orange stained cells, kreatinin, dll)
Pada primigravida kepala anak pada bulan terakhir berangsur-angsur turun ke dalam rongga
panggul. Ini disebabkan karena rahim, ligamentum rotundum dan dinding perut makin teregang
dan karena kekenyalannya mendesak isinya ke bawah. Kekuatan ini dibantu juga oleh kekuatan
mengejan waktu buang air besar. Pada multigravida dinding rahim dan dinding perut sudah
kendor, kekenyalannya sudah kurang hingga kekuatan mendesak ke bawah tidak seberapa, maka
pada multipara biasanya kepala baru turun pada permulaan persalinan. Kalau pada primigravida
kepala belum turun pada akhir kehamilan, maka harus diingat kemungkinan panggul sempit atau
keadaan patologis lain (plasenta previa, hidramnion, gemelli).
III. Tanda-tanda kematian anak dalam rahim :
- Bunyi jantung tidak terdengar lagi.
- Rahim tidak membesar malahan fundus uteri turun.
- Palpasi anak menjadi kurang jelas.
- Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kira-kira 10 hari.
- Pada gambar rontgen terlihat :
1. Tanda Spalding : tulang-tulang tengkorak tutup menutupi, disebabkan isi
tengkorak berkurang karena otak mencair.
2. Tulang punggung sangat melengkung.
3. Adanya gelembung-gelembung gas dalam janin.
- Ibu tak merasa lagi pergerakan anak.
IV. Anak tunggal atau kembar.
Tanda anak kembar ialah :
 Perut lebih besar daripada yang sesuai dengan tuanya kehamilan.
 Meraba 3 bagian besar atau lebih ( yang dimaksud dengan bagian besar ialah
kepala dan bokong, sedangkan yang dimaksud dengan bagian kecil ialah kaki dan
tangan).
 Meraba 2 bagian besar berdampingan.
 Meraba banyak bagian-bagian kecil.
 Mendengar bunyi jantung anak pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan
perbedaan frekuensi 10 denyut atau lebih dalam 1 menit.
 Pemeriksaan elektrokardiografi, ultrasound.
 Pada hidramnion selalu harus diingat kemungkinan kehamilan kembar.
 Pada rontgen foto atau ultrasonogram nampak 2 kerangka janin.
V. Letak janin dalam rahim.
Letak anak sangat penting berhubungan dengan prognosa persalinan. Beberapa
letak seperti letak lintang dan letak dahi tak dapat lahir spontan pada anak hidup
dan aterm, dan jika tidak diperbaiki berbahaya bagi ibu maupun anak.
Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian :
1. Situs atau letak : letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.
2. Habitus atau sikap : letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain.
3. Positio atau posisi : letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap
dinding perut atau jalan lahir.
4. Praesentatio atau presentasi : apa yang menjadi bagian yang terendah.
Sikap anak yang fisiologis ialah :
o Badan anak dalam kyphose.
o Kepala menekur, dagu dekat pada dada.
o Lengan bersilang di depan dada.
o Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan lekuk lutut rapat pada badan.
VI. Letak intrauterine atau extrauterin
Oleh karena beberapa sebab, telur kadang-kadang bersarang diluar rahim seperti
didalam tuba, ovarium atau rongga perut. Keadaan demikian disebut kehamilan
ektopik (kehamilan diluar tempat biasa) atau kehamilan extrauterin (kehamilan
diluar rahim).
VII. Keadaan jalan lahir
VIII. Keadaan umum ibu :
Sangat mempengaruhi prognosa persalinan, ibu yang lemah atau sakit keras tentu dapat
diharapkan menyelesaikan persalinan dengan baik. Sering kita dapat menduga adanya penyakit
pada wanita hamil dari keadaan umum atau dari anamnesa. Misalnya : adanya anemia, sianosis,
sesak nafas, ikterus, keadaan nadi dan turgor harus membangkitkan kewaspadaan.

 Prognosa
Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan harus dapat kita membuat prognosa
atau ramalan persalinan, artinya kita berusaha meramalkan apakah persalinan kira-kira akan
berjalan dengan biasa atau sulit dan berbahaya. Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah
penderita harus bersalin di RSUP, RSU, atau boleh dirumah; apakah harus dipimpin dokter ahli
atau oleh bidan, apa yang harus disediakan supaya persalinan dapat berlangsung dengan selamat
untuk ibu dan anak .
Terapi (pengobatan)
Tujuan dari terapi pada wanita hamil ialah untuk mencapai taraf kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam kehamilan dan menjelang persalinan.
Yang paling sering memerlukan pengobatan atau perawatan ialah :
 Anemia.
 Penyakit defisiensi lainnya seperti hypovitaminose.
 Hiperemesis gravidarum.
 Perdarahan dalam kehamilan.
 Kelainan letak.
 Toxaemia gravidarum.
 Kegelisahan menjelang persalinan.
Selanjutnya ibu harus diberi nasihat mengenai cara-cara kehidupan waktu hamil, berapa kali
sebulan ia harus memeriksa diri, apa tanda-tanda bahaya, bila ia harus masuk rumah sakit atau
apa yang harus disediakan kalau akan bersalin di rumah.

III. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan

PROSEDUR STATUS OBSTETRI


Langkah Klinik
Keluhan Utama 1. Ucapkan salam dan perkenalan diri.
2. Ciptakan suasana membantu dan menyenangkan.
3. Tanya identitas dengan sopan.
4. Tanya tujuan mendatangi fasilitas kesehatan.
Anamnesis 1. Tanya tentang :
 Riwayat perkawinan.
 Riwayat haid, HPHT.
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga (masalah kehamilan).
 Kebiasaan (merokok, obat, jamu, hewan peliharaan).
 Riwayat persalinan.
2. Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid dan buat
taksiran persalinan.
Pemeriksaan 1. Umum
 Keadaan umum
 Tipe badan (astenikus, atletikus, piknikus)
 TB (cm), BB (kg)
 Warna konjungtiva, ikterik, edema, kloasma gravidarum
 Mulut, tenggorok : karies dentis, tonsil, faring
 TTV : TD, Nadi, RR, suhu
 Kondisi jantung paru
 Palpasi hati dan limpa
2. Khusus (Kehamilan > 20 minggu, langsung langkah 5)
Inspeksi
 TFU (penonjolan supra simfisis)
 Hiperpigmentasi (areola mamae, linea nigra) dan striae

Palpasi
 TFU
 Keadaan dinding perut
 Massa, cairan bebas atau nyeri tekan abdomen
3. Pada kehamilan 16-20 minggu, mulai dilakukan pemeriksaan
auskultasi. Karena pada usia kehamilan tersebut, sulit
menentukan punggung bayi, makan ujung stetoskop Laenec
diletakkan pada daerah subumbilikus.
Dengan alat fetoskop Doppler denyut jantung sudah dapat
didengar pada kehamilan 12 minggu atau lebih.
Dengar bunyi dan hitung frekuensi bunyi jantung bayi. Untuk
membandingkan dengan bising aorta, pegang nadi ibu saat
memeriksa bunyi jantung bayi.
4. Status Lokalis
Inspeksi
 Labium dan perineum
 Muara urethra
 Fluor albus atau sekret abnormal

Inspekulo
 Dinding vagina dan forniks
 Warna dan besar porsio
 Fluor albus atau sekret dalam lumen vagina
Pemeriksaan Dalam
 Vagina
 Besar dan konsistensi porsio
 Besar dan arah korpus uteri
 Tanda Hegar
 Adneksa
5. Khusus Obstetri
Inspeksi
 TFU, diukur dalam cm setelah kehamilan 20 minggu
 Hiperpigmentasi dan striae
 Jaringan parut post op
Palpasi
 Leopold 1
 Janin tunggal atau ganda
 Leopold 2
 Leopold 3
 Besar janin normal, PJT atau makrosomia
 Leopold 4
Auskultasi
 Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin (bila
kehamilan telah memasuki usia 38 minggu, pada
primigravida dan multigravida yang kepala bayi belum
masuk PAP, lakukan pemeriksaan panggul).
Pemeriksaan Lakukan pemeriksaan tambahan bila diperlukan :
Tambahan  Laboratorium rutin atau khusus
 Pelvimetri
 USG
PROSEDUR PEMERIKSAAN PANGGUL
Langkah Klinik
Persetujuan 1. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
Pemeriksaan 2. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
3. Jelaskan jika mungkin proses pemeriksaan akan membuat
khawatir dan rasa kurang nyaman tetapi tidak akan
menimbulkan gangguan pada kandungan
4. Pastikan bahwa ibu telah mengerti prosedur dan tujuan
pemeriksaan
5. Minta persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan 1. Ibu
 Ranjang periksa
 Kapas dan larutan antiseptik
2. Pemeriksa
 Sarung tangan
 Sabun dan air
 Apron
Pemasangan Sarung 1. Setelah cuci tangan keringkan tangan dengan handuk bersih
Tangan dan kering.
2. Lepaskan lipatan sarung tangan dan letakkan di atas meja,
ambil sarung tangan kanan dengan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri (pada tepi atas lipatan).
3. Masukkan tangan kanan ke dalam sarung tangan dan
sesuaikan jari-jari tangan dengan alur-alur jari yang tersedia.
4. Kencangkan sarung tangan dengan jalan menarik ujung
lipatan kemudian tarik lingkaran sarung tangan ke atas.
5. Ambil sarung tangan kiro dengan menyelipkan jari-jari
tangan kanan diantara lipatan sarung tangan (tahan sarung
tangan dengan ibu jari).
6. Masukkan jari-jari tangan kiri ke dalam alur jari yang
tersedia, kencangkan dengan jalan mendorong lipatan sarung
tangan ke atas kemudian tarik lingkaran sarung tangan
dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, untuk
menghilangkan lipatannya.
Pemeriksaan 1. Setelah mengosongkan kandung kemih, persilahkan ibu
untuk berbaring di atas ranjang periksa.
2. Persiapkan ibu dalam posisi litotomi.
3. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, sisihkan labium
mayus ke lateral untuk membuka vulva.
4. Masukkan telunjuk dan jari tengan tangan kanan ke dalam
lumen vagina, melalui introitus yang terbuka.
5. Pindahkan tangan kanan ke fundus uteri.
6. Arahkan bagian ventral atau palmar jari-jari tangan dalam ke
simfisis os pubis, tentukan besar sudut yang dibentuk antara
os pubis kiri dan kanan.
7. Dengan ujung bagian ventral jari-jari dalam, telusuri linea
inominata kiri sejauh mungkin, kemudian lakukan pula pada
bagian kanan dengan cara yang sama.
8. Letakkan jari dalam pada sekitar pertengahan linea inomita
kiri kemudian geser ke bawah (sejajar sumbu badan ibu)
menyusuri dinding samping panggul untuk menilai arah dan
sudutnya (rata, menyudut ke dalam atau ke luar).
9. Menjelang akhir dinding samping panggul (sekitar 5 cm dari
PAP) akan teraba tonjolan tulang, ke arah dalam jalan lahir
dan berbentuk segitiga yang disebut dengan spina iskiadika.
Nilai derajat penonjolan spina ke jalan lahir.
10. Lakukan hal yang sama pada dinding samping panggul
bagian kanan (gunakan bagian atau sisi medial jari tengah)
kemudian nilai distansia interspinarum.
11. Ruba tuberositas iskiadikum dengan meneruskan rabaan
dinding samping panggul hingga bagian ujung. Lakukan
untuk dinding kiri dan kanan, kemudian nilai distansia
intertuberosum (jarak antara kedua tuberositas)
12. Geser tangan dalam ke arah belakang sehingga teraba bagian
tulang yang rata dan mempunyai lekukan ke belakang, bagian
ini disebut sakrum. Nilai konkafitas tulang tersebut dengan
menyelusurinya ke arah atas dan bawah (tepat di bagian
tengah).
13. Teruskan perabaan bagian tengah sakrum hingga bertemu
tulang koksigis. Nilai inklinasi tulang tersebut, ke depan
(mengarah ke jalan lahir) atau ke belakang.
14. Pindahkan jari tangan dalam ke linea inominata kanan
kemudian telusuri sejauh mungkin ke belakang hingga posisi
jari mengarah ke tengah (sumbu badan ibu). Bila ditengah
teraba tonjolan tulang ke bagian dalam jalan lahir
(promontorium) maka pindahkan (jari) tangan kanan ke
tangan kiri untuk menentukan batas atau jarak dari titik
tersebut ke ujung jari kanan.
15. Keluarkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan sementara
jari telunjuk tangan kiri yang menentukan batas tadi, tetap
pada posisinya.
16. Ambil alat ukur atau penggaris dengan tangan kiri, dekatkan
dengan jari tengah tangan kanan dan batas yang telah dibuat
tadi untuk menentukan konyugata vera yang kemudia
dikonnversikan menjadi konyugata diagonalis.
17. Beritahu pada ibu bahwa pemeriksaan telah selesai dan
persilahkan ibu untuk mengambil tempat yang telah
disediakan.
Pencegahan Infeksi 1. Kumpulkan semua alat yang telah digunakan dan masukkan
ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
2. Basuh dengna larutan klorin 0,5% pada bagian wadah yang
terkena sekret atay cairan tubuh pasien.
3. Masukkan dan bersihkan sarung tangan ke dalam wadah yang
berisi larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam di
dalam wadah selama 10 menit.
4. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air yang
mengalir.
5. Keringkan dengan handuk kering dan bersih.

3.2. Kesimpulan
Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan harus dapat kita membuat
prognosa atau ramalan persalinan, artinya kita berusaha meramalkan apakah persalinan kira-kira
akan berjalan dengan biasa atau sulit dan berbahaya. pemeriksaan ini perlu untuk menentukan
apakah penderita harus bersalin di RSUP, RSU, atau boleh dirumah; apakah harus dipimpin
dokter ahli atau oleh bidan, apa yang harus disediakan supaya persalinan dapat berlangsung
dengan selamat untuk ibu dan janin.
Daftar pustaka

1. Chandranita I, Buku Patologi Obstetri.Edisi 1, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006;
(01);2-8. [Diakses pada :10 May 2020]. Available from: https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=4Bi81bklxPQC&oi=fnd&pg=PA1&dq=pemeriksaan+obstetri+ibu&ots=hdZUPi
Mwa5&sig=A4UCkk5JN_mGFcsu5idBkh_LDuE&redir_esc=y#v=onepage&q=pemeriksaan
%20obstetri%20ibu&f=false
2. Moegni E,. buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. 1st ed.
Jakarta.Penerbit WHO,UNICEF,USAID; 2013;(02);22-35.
3.Dewi S,. Pengaruh Pelatihan Ultrasonografi terhadap Tingkat Pengetahuan Residen Obstetri
dan Ginekologi mengenai Keamanan Penggunaan Ultrasonografi Obstetri. Jurnal Kesehatan
Reproduksi. 2019;6(1):23.
4. Tahir M, E.Med.unhas.ac.id. 2015;01-08.[diakses10 May 2020]. Available from:
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/03/BUKU-PANDUAN-
KETERAMPILAN-PEMERIKSAAN-OBSTERI.pdf
5. Puji Wahyuningsih H, Jakarta. Bppsdmk.kemkes.go.id. 2016;(04);81-100 [ Diakses pada; 10
May 2020]. Available from: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Praktikum-Asuhan-Kebidanan-Kehamilan-Komprehensif.pdf
6.Renata m. Pedoman Ketrampilan Medik,pemeriksaan Obstetri Edisi ke .Surabaya;2012;20-3.
[Diakses pada 10 Mei 2020]. Available from: https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=tqXIDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA24&dq=pemeriksaan+obstetri+ibu&ots=aKx
xkN_f--&sig=Fpu06hQL54UxfltkMfnRDgwSXsM&redir_esc=y#v=onepage&q=pemeriksaan
%20obstetri%20ibu&f=false
7. Handayani,M.Kes. Pedoman Pelayanan Antenatal. 1st ed. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan
Medik Dasar Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.; 2007.
8. Rofi'ah s, Yusniyanti b. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penurunan Tinggi Fundus
Uteri pada ibu [Internet]. Jurnal.Media.neliti.com. 2015 [diakses pada 10 May 2020]. Available
from: https://media.neliti.com/media/publications/131343-ID-faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan-pe.pdf
9.M Palaszewski, MD D. Obesity and Pregnancy: Practice Essentials [Internet].
Emedicine.medscape.com.2017. [Diakses pada 10 Mei 2020]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/2500092-overview
10.Hutchcraft M. Inspection and Palpation of the Gravid Abdomen & Understanding the
Friedman Curve [Internet]. Med.illinois.edu. 2015 [Diakses pada 10 Mei 2020]. Available from:
https://www.med.illinois.edu/m34/clerkships/obgyn/lectures/InspectionAndPalpationOfTheGrav
idAbdomen.pdf

Anda mungkin juga menyukai