Buku MK Avertebrata PDF
Buku MK Avertebrata PDF
Disusun oleh:
Cyska Lumenta
UNSRAT PRESS
2017
i
AVERTEBRATA AIR
Rancang Sampul : Art Division Unsrat Press
ISBN : 978-979-3660-79-0
Cyska Lumenta
i
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
1
2.2 SIFAT DAN CIRI UMUM
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang
merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh aktivitas
hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan
organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan
mitokondria. Ciri-ciri umum :
• Organisme uniseluler (bersel tunggal)
• Eukariotik (memiliki membran nukleus)
• Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
• Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
• Hidup bebas, saprofit atau parasit
• Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
• Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela.
Protozoa merupakan kelompok lain dari protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.
Beberapa organisme memiliki sifat antara algae dan protozoa. Sebagai
contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel
tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil
dan kemampuan untuk berfotosintesis.. Semua spesies Euglenophyta
yang mampu hidup pada nutrien kompleks tanpa adanya cahaya,
beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa.
Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak
berklorofil, dapat dimasukkan ke
2
dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh
bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan
protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang
lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae
karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak
aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah.
2.3 HABITAT
Hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau
daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme
inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme
sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk
manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada
permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan
kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut
yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat
berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula
protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit
atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa
berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan
bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan
lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni.
3
Di ekosistem air protozoa merupakan zooplankton.
Permukaan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis,
elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga
bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki
rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi
lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa
membentuk kista dan menjadi aktif lagi.
2.4 BENTUK SEL
Sebagian besar Protozoa uniseluler memiliki ukuran tubuh
antara 2um-2.000um, mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka
bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela.
Termasuk keluarga Protista,lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan.
Tubuh protozoa amat sederhana terdiri dari satu sel tunggal
(unisel). Namun demikian, protozoa merupakan sistem yang serba
bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa
mengalami tumpang tindih. Ukuran tubuhnya antara 3-1000 mikron.
Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat
memanjang (seperti sandal),fligel atau bersilia, bahkan ada yang
bentuknya tidak menentu serta adapula yang polimorfik, mempunyai
berbagai bentuk morfologi pada tingkat-tingkat yang berbeda pada
daur hidupnya.
4
2.5 STRUKTUR SEL
Umumnya struktur protozoa berupa membrane sel,
sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil (vakuola
berdenyut), dan inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pelindung
serta pengatur pertukaran makanan dan gas. Vakuola makanan
berfungsi mencerna makanan. Vakuola makanan terbentuk dari
proses makan sel atau sel dengan cara 'menelan' oleh setiap bagian
membrane sel atau melalui mulut sel. Zat-zat makanan hasil cernaan
dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi,
sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui
membrane plasma. Vakuola kontraktil berfungsi untuk mengeluarkan
sisa makanan berbentuk cair ke luar sel melalui membrane sel serta
mengatur kadar air dalam sel. Vakuola kontraktil merupakan vakuola
yang selalu mengembang dan mengempis. Inti sel berfungsi
mengatur aktivitas sel.
Sel Protozoa yang khas terbungkus oleh membran sitoplasma.
Banyak yang dilengkapi dengan lapisan luar sitoplasma, yaitu
ektoplasma, yang dapat dibedakan dari sitoplasma bagian dalam
yaitu endoplasma. Kebanyakan struktur seluler terdapat di dalam
endoplasma.
Setiap sel protozoa setidaknya mempunyai satu nukleus. Akan
tetapi banyak protozoa mempunyai nukleus rangkap atau multiple
nuclei disebagian besar siklus hidupnya. Siliata terdapat satu makro
nukleus besar dan satu nakleus kecil.. Tugas makro nukleus
5
mengawasi aktivitas metabolisme dan proses pertumbuhan serta
proses regenerasi, sedangkan mikronukleus mengendalikan kegiatan
reproduksi.
Pelikel adalah lapisan yang meliputi membran sitoplasma sel.
Beberapa spesies amoeba, pelikel ini merupakan lapisan yang tipis
dan tidak kompak. Pelikel siliata memiliki lapisan yang tebal dan
kadang kala mempunyai lekukan-lekukan dan struktur yang
beragam. Banyak protozoa membentuk struktur kerangka yang
memberikan kekakuan kepada sel-selnya. Lapisan penutup yang
longgar ini yang ada disebelah luar pelikel dinamakan cangkang atau
cangkerang (shell). Cangkang ini terdiri dari bahan organik yang
diperkuat dengan zat-zat anorganik seperti kalsium karbonat atau
silikat. Adanya pelikel adalah sebagai penggantidinding sel yang
berfungsi sebagai penutup merupakan salah satu ciri pembeda yang
utama dalam kelompok protista. E. Pertumbuhan dan
Perkembangbiakan.
Gambar 1. Pembelahan-mitosis
6
Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dan
seksual (generatif). Reprokduksi aseksual berlangsung dengan
pembelahan sel atau pembagian sel. Anak anak sel dapat berukuran
sama atau tidak sama. Apabila ada dua sel anak, maka
pembelahannya adalah pembelahan binner, jika terbentuk banyak
anak sel maka terjadi pembuahan bahurangkap (multiple fission)
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual
(vegetatif) diantaranya meliputi:
1. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali
dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma,
kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada
Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara
membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan
konjugasi. Euglena membelah secara membujur /memanjang
(longitudinal).
2. Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa
(Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi
di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut
sporozoid.
2.6 KLASIFIKASI
Filum protozoa dapat dibagi menjadi 4 kelompok yang
didasarkan dari bentuk gerak alihnya:
a. Rhizopoda (Sarcodind)
Alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu). Bergerak dengan
kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma
sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian
ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Jenis yang
paling mudah diamati adalah Amoeba. Amoeba sendiri terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu ektoamoeba dan entamoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh
8
organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus
(memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola
kontraktil), Foraminifera, Arceila, Radiolaria. Entamoeba adalah
jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya
Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
b. Flagellata (Mastigophora)
Alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk) yang berjumlah satu
atau lebih. Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan
juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap
makanan. Flagelata dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
1) Fitoflagelata (flagelata berbentuk seperti tumbuhan),
berkloroplas dan dapat berfotosintesis sehingga bersifat
autotrof. Contohnya: Euglena viridis, Noctiluca milliaris,
Volvox globator.
2) Zooflagelata (flagelata berbentuk seperti hewan), tidak
berkloroplas sehingga bersifat heterotrof. Contohnya :
Trypanosoma gambiens.
Genus yang dikenal dalam filum flagelata adalah Trypanosoma dan
Leishmania. Trypanosomiasis mencakup penyakit tidur Afrika
sedangkan Leishmaniasis menyebabkab lesio (luka patologis) pada
kulit.
c. Ciliata (Ciliophord)
Alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai
dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang
9
digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia
lebih pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu
makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup
sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk
reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang
dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi
seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan
hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium
caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
d. Sporozoa,
Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara
bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora
(sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid
memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex)
selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.
Semua sporozoa hidup sebagai parasit dan mengambil makanan
dengan menyerap nutrien dari inangnya. Contoh: Plasmodium
falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax, Gregarina.
10
2.7 Peranan Protozoa
Peranan protozoa bagi kehidupan manusia :
1. Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista
berklorotil yang berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda
air.
2. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam
proses pembusukan sisa makanan.
3. Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan
fosilnya dalam jumlah tertentu dapat membentuk endapan tanah
globigerina yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya
minyak bumi.
4. Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang
mati akan meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah
radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
5. Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator
terjadinya pencemaran air oleh zat organik.
11
12
BAB II
13
3.1.1 Tujuan Belajar
Menjelaskan ciri, morfologi, anatomi dan fisiologi ctenopora
14
Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu hanya
mempunyai dua lapisan badan yang terdiri dari dua lapisan sel
transparan yang hanya menyusun kulit terluarnya (ectoderm) dan
kulit bagian dalam (gastoderm) . Dinding tubuh ctenophore dapat
dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma.
Ctenophora merupakan hewan terbesar yang menggunakan
silia untuk lokomosi (pergerakan). Kemiripan ctenophore dengan
cnidaria diduga merupakan hasil evolusi konvergen akibat hidup di
lingkungan yang sama. Filum ctenophore dibagi menjadi dua kelas
yaitu Tentaculata (contohnya Mertensia ovum) dan Nuda (contohnya
Neis cordigera).
15
3. 3. BIOLOGI CTENOPHORA
3. 3. 1 Klasifikasi
3. 3. 1. 1 Kelas Tentaculata
Memiliki sepasang tentakel yang panjang, berbulu, kontraktil,
yang dapat ditarik kembali ke dalam sarung berbulu mata khusus.
Dalam beberapa ada yang lebih kecil, tentakel sekunder dan tentakel
utama berkurang. Tentakelnya memiliki colloblast sebagai
perangkap mangsa.
Memiliki mulut besar dan feed terutama pada moluska larva
dan copepod. Spesies ini dikenal dengan cahayanya "luminescent".
Banyak ditemukan di perairan tropis. Pada kelas Tentaculata terbagi
atas 4 ordo yaitu Cestida, Cydippida, Lobata dan Platyctenida.
16
3. 3. 1. 2 Kelas Nuda
Pada kelas Nuda tidak memiliki tentakel, hewan ini
menangkap mangsanya dengan membuka rongga mulutnya dengan
lebar dan memiliki faring yang besar. Mengisi sebagian besar dari
kantong/pundi - pundi tubuhnya.
Menghasilkan makrocilia pada ujung mulutnya ini menyatu
seperti ikatan dari beberapa ribuan cilia besar yang dapat digunakan
untuk menggigit keluar mangsanya yang mungkin terlalu besar untuk
ditelan seluruhnya atau sebagian besar dari ctenophore. Kelas nuda
hanya memiliki 1 ordo yaitu Berioda.
17
3.3.2 Sistem Reproduksi Dan Perkembangan
Hampir semua spesies ctenophore adalah hermafrodit atau
memiliki alat kelamin ganda. Reproduksi ctenophore dilakukan
secara generatif, meskipun ada beberapa spesies yang melakukan
reproduksi secara vegetative dengan cara fragmentasi.
Alat reproduksi ctenophore terletah di bawah cilia. Sel ovum
dan sperma dilepaskan melalui pori pori yang ada di epidermis.
Sebagian besar spesies ctenophore melakukan pembuahan secara
eksternal atau diluar tubuh ctenophore, meskipun ada beberapa
spesies yang melakukan secara internal.
Sebagian besar spesies dewasa dapat memperbaharui jaringan
yang rusak atau hilang walaupun hanya Platyctneid yang dapat
menghasilkan cloning yaitu membagi keluar dari sisi bagian tempat
tubuhnya untuk mengembangkannya menjadi individu baru.
3. 3. 3 Struktur Tubuh Dan Pergerakan
Seperti cnidaria (ubur - ubur) tubuh ctenophore terdiri atas sel
yang secara umum relative tebal, mirip jelly yaitu mesoglea yang
disisipkan diantara dua ephitelia yakni lapisan sel yang dibatasi oleh
jaringan antar sel dan serabut tempat membrane yang mana terlihat.
Ephitelia dari ctenophore memiliki dua lapisan sel atau lebih dari
satu dan beberapa sel ada yang di lapisan atas memiliki beberapa
cilia di tiap sel.
Diluar permukaan biasanya akan ditunjang oleh 8 deretan gigi
mirip sisir (comb rows) yang digunakan untuk berenang. Barisan
18
tersebut akan berorientasi untuk bergerak dari dekat mulut (ujung
mulut) untuk berhadapan dengan dasar (ujung aboral) dan lebih
memberikan jarak atau tidak lurus disekitar tubuh . Walaupun
susunan jarak itu bervariasi dibeberapa spesies dan di sebagian besar
spesies deretan gigi sisir tersebut memanjang hanya pada sebagian
jaraknya dari aboral ujung aboral terhadap mulut.
Combs dikenal dengan ctenes atau gigi mirip sisir yang
bergerak melewati setiap deretan dan tiap bagian terdiri dari ribuan
cilia yang tidak begitu panjang sampai 2 milimeter (0,079 inch).
3. 3. 4 Cara Makan, Pencernaan, dan Pernafasan
Ketika mangsa ditelan itu akan dicairkan di faring dengan enzim
dan kontraksi molekul dari faring dan proses hasilnya akan dibawa
sampai pada sistem saluran yang akan diproses lebih lanjut di cilia dan
dicerna oleh sel nutrisi. Cilia yang ada di saluran akan membantu
pengangkutan nutrisi ke otot di mesoglea. Lubang anus akan
mengeluarkan unsure kecil yang tidak dicerna, akan tetapi sebagian
besar zat yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui mulut.
3. 3. 5 Warna Dan Biopendar
Sebagian besar ctenophore yang hidup dekat permukaan
sebagian besar tidak berwarna dan hamper transparan (jelas).
Bagaimanapun beberapa spesies yang hidup yang lebih dalam
tampak begitu sangat berpigmen (berwarna) sebagai contoh spesies
yang dikenal sebagai "Tortugas Red".
19
Platyctenid pada umumnya hidup melekat pada organisme
dasar laut dan seringkali memiliki persamaan warna dengan
organisme tempatnya ini. Perut dari jenis laut dalam Bathocyroe
adalah merah yang mana tersembunyi pada Biolumuniscence dari
copepods yang menelannya.
3. 3. 6 Sistem Syaraf Dan Alatindera
Ctenophora tidak memiliki otak atau sistem saraf pusat tetapi
sebagai gantinya memiliki sebuah jaringan saraf yang mirip seperti
jarring laba - laba yang membentuk seperti cincin disekitar mulut
dan paling tebal terdapat struktur seperti jajaran gigi yang
menyerupai sisir, faring, tentakel,m dan sensory (indera yang
kompleks yang berada paling jauh dari mulut).
3. 4. EKOLOGI CTENOPHORA
Ctenophora ditemukan sebagian besar di lingkungan laut dari
kutub air hingga dengan daerah tropis dekat pesisir pantai dan
dilautan tengah dari permukaan air hingga laut dalam. Dipahami
secara baik adalah berasal dari bermacam - macam golongan jenis
pleurobrachia, beroe, dan mnemiopsis, seperti terbentuknya plankton
pantai yang diantaranya sebagian besar terjadi berkelompok dekat
pantai. Tidak ada ctenophore yang ditemukan di air tawar.
Hampir semua Ctenophora dalah predator mereka tidak ada
yang vegetarian dan hanya satu jenis golongan yang sebagiannya
adalah parasit. Jika makanannya berlimpah mereka dapat makan 10
20
kali dengan berat tubuhnya per hari. Mangsa beroe sebagian besar
pada ctenophore lain, mangsa spesies air permukaan yang lain pada
zooplankton yang ukurannya berkisar sangat kecil sekali, termasuk
moluska dan telur ikan hingga krustasea kecil yang akan menjadi
dewasa seperti copepoda, amphipoda, dan bahkan krill. Anggota dari
golongan mangsa haeckelia pada ubur - ubur dan memasukkan
mangsanya nematosit (sel penyengat) kedalam tentakelnya sebagai
ganti dari colloblast.
21
f. Mnemiopsis sangat baik untuk menyerang teritori baru yang
dapat menjadi perkembangbiakan yang sangat cepat dan
membolehkan perluasan lingkungan dari suhu air dan salinitas
g. Meningkatnya secara terus menerus dari penangkapan ikan yang
berlebihan dan oleh Eutrophication yang dapat mendorong
seluruh ekosistem jangka pendek yang menyebabkan populasi
Mnemiopsis meningkat bahkan lebih cepat dari yang normal.
22
BAB III
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI MOLUSKA
4. 1 LATAR BELAKANG
Berasal dari bahasa Latin, Mollucus yang berari lunak.
Phylum Mollusca adalah hewan yang memiliki tubuh lunak dan
berlendir. Phylum Mollusca termasuk dalam hewan yang bersifat
Triploblastik Celomata (Tubuh terdiri 3 lapis, ekso, meso, dan
endodermis) dengan sebaran habitat yang sangat luas. Phylum
Mollusca merapakan filum terbesar kedua setelah Phylum
Arthropoda.
Ukuran tubuh Mollusca sangat bervariasi mulai dari yang
panjangnya hanya beberpa millimeter hingga dapat mencapai
panjang 18 meter. Bentuk tubuhnya pun sangat bervariasi yang
bersifat Simetri Bilateral.
25
4.4 SISTEM ORGAN MOLLUSCA
4.4.1 Sistem Peredaran Darah Mollusca
Sistem peredaran darah Mollusca adalah sistem peredaran
darah terbuka, kecuali pada kelas cephalopoda. Arti sistem
peredaran darah terbuka adalah darah mengalir dari rongga terbuka
pada tubuh dan tidak ada arteri atau vena utamanya yang dapat
meningkatkan tekanan darah, sehingga tekanan darahnya lambat dan
juga organ tergenang oleh darah. Sistem peredaran darahnya terdiri
dari jantung dan pembuluh darah, jantung terdiri dari satu atau dua
atrium dan satu ventrikel.
4.4.2 Sistem Pencernaan Mollusca
Sistem pencernaan Mollusca terdiri dari mulut, esofagus,
lambung, usus dan anus. Pada jenis Mollusca tertentu, dibagian
mulutnya terdapat organ seperti rahang dan lidah yang bergerigi
yang dapat bergerak ke depan dan belakang.
4.4.3 Sistem Saraf Mollusca
Sistem saraf Mollusca terdiri dari cincin saraf yang
mengelilingi esofagus dan serabut saraf lainnya dengan menyebar
dari cincin tersebut untuk mempersarafi berbagai organ.
4.4.4 Sistem Ekskresi Mollusca
Sistem ekskresi Mollusca adalah berupa Nefridia yang
berperan mirip dengan ginjal, Nefridia juga mengeluarkan sisa
metabolisme dalam bentuk cairan.
4.4.5 Sistem Respirasi Mollusca
26
Sistem respirasi Mollusca ini berbeda-beda, jika hewan yang
hidup di air maka yang berperan adalah insang, sedangkan yang
hidup di darat melalui paru-paru namun juga dapat terjadi melalui
pertukaran udara dengan menggunakan terdapat di mantel, sistem ini
berfungsi mirip dengan paru-paru.
27
Gambar 4. Chiton sp
4.5.2 Scaphopoda
Scaphopoda merupakan kelompok hewan yang mempunyai
cangkang dengan bentuk tajam yang mirip taring atau terompet.
Habitat hewan ini terdapat di daerah berlumpur atau berpasir, dan
hidup dengan menanamkan diri di daerah tersebut. Di bagian ujung
cangkangnya terdapat lubang yang berfungsi untuk beradaptasi diri
pada habitatnya. Scaphopoda mempunyai kaki kecil yang digunakan
untuk bergerak, di bagian kepala terdapat beberapa tentakel dan tidak
mempunyai insang.
Scaphopoda hidup di laut atu di pantai, memiliki cangkang
yang tajam, berbentuk seperti terompet, memiliki kaki kecil. Contoh:
Dentalium vulgare.
28
Gambar 5. Dentalium vulgare
4.5.3 Gastropoda
Gastropoda adalah hewan yang menggunakan perutnya
sebagai kaki. Istilah Gastropoda berasal dan terdiri dari 2 kata yaitu
gaster yang berarti perut dan Podos yang berarti kaki.
Gastropoda menghasilkan lendir pada bagian perut yang
berfungsi untuk melindungi dan mempermudah dalam bergerak.
Gastropoda mempunyai cangkang dengan bentuk tubuh yang simetri
bilateral. Di bagian kepala terdapat 2 buah tentakel yang berfungsi
sebagai alat indra penglihatan dan penciuman. Gastropoda
merupakan hewan hermafrodit (2 jenis alat kelamin dalam 1 tubuh),
alat kelaminnya disebut Ovotestis yang menghasilkan sperma dan
ovum.
Sistem pernapasan Gastropoda adalah paru-paru atau insang yang
terletak di dalam rongga mantel. Hewan ini memiliki mulut yang
bergerigi dapat dikatakan penuh gigi hal ini disebut dengan radula.
29
Gastropoda memakan tumbuhan, tetapi ada juga yang memangsa
hewan lainnya.
Sistem pencernaan Gastropoda lengkap dan sistem ekskresi
hewan ini melalui nefridia yang bekerja seperti ginjal. Contoh hewan
gastropoda adalah siput. Hidupnya di darat, air tawar, maupun di
laut. Umumnya Gastropoda memiliki cangkang. Contoh: Siput.
Gambar 6. Siput
Sub kelas ini dibagi lagi ke dalam tiga ordo yaitu :
a) Archaeogastropoda, Contoh: Acmaea sp
b) Ordo Mesogastropoda, Contoh: Pleurocera sp
c) Ordo Neogastropoda, Contoh: Urosalpinx sp
4.5.4 Cephalopoda
Cephalopoda menggunakan kepalanya sebagai alat gerak.
Mempunyai endoskeleton,, eksoskeleton, atau tanpa keduanya.
Cephalopoda adalah kelompok dengan dua kaki di bagian kepalanya
dan hewan yang tidak memiliki cangkang. Tubuhnya terdiri dari
kepala, leher, dan badan. Bagian kepala relatif besar dan 2 buah mata
dan terdapat 10 bagian memanjang pada bagian kepala, 8
30
diantaranya berfungsi sebagai lengan berukuran panjang yang
disebut dengan tentakel. Hewan ini mempunyai rongga mantel yang
ditutupi oleh mantel khas yang ada padanya. Habitatnya dilaut dan
bernapas dengan insang, memiliki sistem pencernaan yang lengkap
dengan sistem peredaran darah tertutup, dan fertilisasi terjadi di air
laut. Cephalopoda dapat berubah warna denagn cepat karena
mempunyai otot khusus dan zat kromatofora yang melakukan
kombinasi perubahan warna tubuhnya. Pada umumnya melarikan diri
dari mangsanya dengan menghasilkan sejenis cairan seperti tinta.
Angggotanya dikenal adalah gurita dan cumi-cumi. Tubuhnya
simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan badan.
Contoh: Cumi-Cumi.
Gambar 7. Cumi-cumi
4.5.5 Pelecypoda (Bilvalvia)
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, esofagus yang pendek,
lambung, usus, rektum dan akhirnya bermuara pada anus. Anus
terdapat pada saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air.
Makanan filum ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat
31
dalam perairan berupa plankton, terutama fitoplankton. Makanan ini
dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-
sisa makanan dikeluarkan melalui anus. Hewan seperti kerang air
tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya
pembuahan dilakukan secara eksternal dan menghasilkan telur.
Sperma terdapat pada bagian yang berbeda berada didalam gonad
yang sama dan mempunyai gonaduct yang sama. Keadaan ini
terdapat pada Tridacnidae, Pectinidae, Teredinidae, Sphaeriidae air
tawar. Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan
dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke dalam ruangan supr-
abranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang dilepaskan
oleh he wan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi
larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki
alat kait dan ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari
induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi
kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah
Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.
33
2) Nakreas, ialah lapisan paling akhir yang terdiri dari CaCos halus,
yang berrungsi untuk menghasilkan sekret lapisan mutiara.
Contoh:
1) Meleagrina (kerang mutiara)
2) Anadonta (kijing)
3) Ostrea (tiram)
4) Panope Generosa (kerang raksasa)
35
36
BAB IV
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI CRUSTACEA
37
perkembangan melalui fase larva. Crustacea mempunyai 2 lubang
kelamin dibelakang dada.
5.1.1 Tujuan Belajar
Menjelaskan ciri, morfologi, anatomi dan fisiologi crustacea
43
Cephalotoraks mempunyai 5 pasang anggota tubuh yaitu
antena pertama, antena kedua, mandible, maxila pertama, maxilla
kedua. Antena pertama berjumlah 25 segmen yang berfungsi sebagai
alat sensor, gerak dan proses pembuahan/copulasi (jantan) untuk
menempel pada betina. Antena kedua lebih pendek & berfungsi alat
sensor jika ada mangsa atau saat terancam maka antenna ini yang
akan mengirim sensor ke otak. Mempunyai sebuah mata nauplius
median (di tengah) yang terdiri atas 3 buah ocelli yaitu 2 lateral dan
sebuah median. Selain itu juga terdapat sepasang maksilliped dan
masing pasangan mempunyai kaki renang yang biranius (3 segmen
eksopod & 3 segmen endopod). Pada betina memiliki egg sac atau
kantung telur untuk menyimpan telur. Bagian abdomen juga terdapat
kaki renang yang biramus yang berjumlah lima pasang.
46
bahwa copepoda lebih cepat tercerna dan cepat melewati usus serta
lebih bagus tercerna dibandingkan Artemia.
Copepoda kaya akan protein, lemak, asam amino esensial
yang dapat mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya tahan
tubuh serta mencerahkan warna pada udang dan ikan. Keunggulan
copepoda juga telah diakui oleh para peneliti, karena kandungan
DHA-nya yang tinggi, dapat menyokong perkembangan mata dan
meningkatkan derajat kelulushidupan larva. Copepoda juga
mempunyai kandungan lemak polar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Artemia sehingga dapat menghasilkan pigmentasi yang lebih
baik bagi larva ikan. Perairan Indonesia kaya akan kehadiran
berbagai jenis copepoda, memiliki peluang besar untuk memilih jenis
pakan hidup yang unggul sebagai pakan alternatif atau penggand
Artemia yang saat ini harganya kian melambung.
Selain itu, beberapa copepoda memiliki beberapa manfaat
tambahan. Mereka adalali "detritivores", yang berarti mereka akan
mengais sisa-sisa makanan ikan, kotoran ikan, dan bakteri di dalam
ekosistem. Mereka dapat membantu mengontrol kualitas air dengan
memakan makanan yang tidak terpakai yang akhirriya dapat
menyebabkan overload bakteri dalam kolam ikan.
Pembudidayaan copepoda memiliki kelebihan dan kekurangan,
antara lain:
47
a. Kelebihan Copepoda:
- Kandungan protein yang tinggi (44-52%)
- Kandungan asam amino yang tinggi: meningkatkan daya
reproduksi induk, mempercepat pertumbuhan, meningkatkan
daya tahan tubuh serta mencerahkan warna pada udang dan
ikan.
- Kandungan EFA (Essential fatty acid), DHA, serta (n-3)
HUFA (highly unsaturated fatty acid) sangat tinggi pada
tahap nauplius
- Lebih mudah untuk dicerna dibanding Artemia
- Dapat didistribusikan dalam berbagai tahap liidup (nauplii
atau copepodit) sesuai kebutuhan
b. Kekurangan Copepoda
- Sulit untuk diproduksi secara masal, terkait dengan siklus hidup
Copepoda betina mempunyai sebuah atau sepasang ovary
dan sepasang seminal receptacle, Copepoda jantan yang hidup bebas
biasanya mempunyai sebuah testes dan membentuk spermatofora. Pada
waktu kopulasi, copepoda jantan memegang yang betina dengan antena
pertama atau kakt renang keempat atau kelima yang berbentuk capit,
dan melekatkan spermatofora pada betina pada pembuahan seminal
receptacle. Sekali kopulasi dapat digunakan untuk membuahi 7 sampai
13 kelompok telur, Telur yang telah dibuahi dierami dalam sebuah atau
sepasang kantung telur. Tiap kantung telur berisi antara 5 sampai 50
butir telur. Copepoda betina mengerami telur
48
sampai selama 12 jam sampai 5 hari, maka kantung telur hancur dan
keluarlah larva yang disebut nauplius. Kemudian copepoda betina
tersebut akan menghasilkan kantung baru dan kelompok telur baru.
Stadia nauplius sebnyak 5 atau 6 instar, kemudian menjadi
copepodid sebanyak 5 instar, dan akhirnya menjadi dewasa.
Copepoda dewasa tidak mengalami pergantian kulit. Perkembangan
dari telur sampai dewasa memakan waktu antara satu minggu sampai
satu tahun. Copepoda hidup bebas berumur antara 6 bulan sampai
satu tahun lebih. Untuk mempertahankan diri terhadap lingkungan
buruk, beberapa caponoid dan harpaticoid air tawar menghasilkan
telur dengan cangkang tipis dan telur dorman dengan cangkang tebal.
Jenis air tawar yang lain, ada instar copepodid atau dewasa
melakukan estivasi dengan membungkus diri dengan selubung
organic yang keras dan menjadi siste. Selain untuk mempertahankan
diri terhadap lingkungan buruk, telur dorman atau siste juga
merupakan sarana penyebaran keturunan.
Copepoda hidup bernafas dengan permukaan tubuh. Kelenjar
makila merupakan alat ekskresi. Tidak ada jantung ataupun pembuluh
darah. Darah beredar dalam hemocoel karena adanya gerakan otot,
apendik saluran pencernaan. Hanya calanoid yang mempunyai jantung
semacam kantung. Susunan syaraf terpusat, dan benang syaraf tidak
melewati thorax. Copepoda yang hidup sebagai parasit lebih dari 1000
spesies. Kebanyakan sebagai ektoparasit, namun banyak juga sebagai
endoparasit dalam tubuh polychaeta, usus leli laut, saluran
49
pencernaan tunica dan kerang, bahkan pada Crustacea lain.
Endoparasit acapkali tidak mempunyai mulut, dan makanan
diabsorbsi langsung dari inang.
5.2.3 Cirripedia
Cirripedia merupakan salah satu ordo yang termasuk dalam
Entomostraca atau Crustacea rendah. Tubuhnya terdiri dari kepala dan
dada yang ditutupi karapaks berbentuk cakram yang hidup melekat di
laut. Cirripedia bersifat parasit dengan cara hidupnya yang
beranekaragam. Salahsatu diantaranya yaitu Teritip.
Klasifikasi Teritip:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Subclass : Cirripedia
Teritip sering diabaikan karena kita lebih tertarik pada
hewan-hewan laut yang berwarna-warni. Teritip biasa dikenal
dengan nama baraakel. Mereka dianggap sebagai salah satu makhluk
hidup tertua di bumi, karena diperkirakan hidup jutaan tahun yang
lain. Teritip merupakan Crustacea yang mirip dengan kepiting dan
udang. Mereka termasuk dalam kelas Cirripedia.
Teritip memiliki 6 tentakel yang digunakan untuk menangkap
makanan yang disebut dengan "cirri'*. Enam tentakel tersebut
dilengkapi dengan bulu-bulu yang berfungsi untuk menarik air ke
50
dalam cangkang, sehingga mereka bisa makan. Teritip mengeluarkan
tentakel dan memperluas bulu-bulunya ketika air laut pasang. Bulu-
bulu tersebut tersegmentasi untuk mengumpulkan plankton dari air.
Setelah mendapatkan makanan, tentakel membentuk seperti sendok
dimana partikel-partikel makanan yang didapatkan diteruskan ke
mulut. Tentakel kedua digunakan untuk menyaring kadar polusi dan
mendeteksi perubahan kondisi air, sehingga mereka bisa hidup
meskipun kondisi air tidak baik.
Ada sekitar 1000 spesies teritip yang telah diketahui. Terkadang
sulit dibedakan dengan mollusca karena cangkang luaraya yang keras.
Cangkang teritip digunakan sebagai mantel untuk menutupi tubuhnya
yang terbuat dari kalsit. Teritip hidup sebagai sessile (menempel pada
substrat). Hal tersebut dikarenakan mereka memiliki lem dari kelenjar
khusus yang mengandung protein, dimana lem tersebut dapat mengeras
dengan cepat di bawah air dan tekanan tinggi. Lem tetap dapat melekat
kuat meskipun teritip sudah mati. Mereka sering ditemukan menempel
di cangkang kepiting, ikan paus, batu, cangkang penyu, dan dinding
perahu. Kerak dari teritip dapat berkembang dengan cepat di dinding
kapal. Hal hit dapat mengurangi kecepatan kapal dan meningkatkan
konsumsi bahan bakar meskipun sudah dicegah dengan melapisi
dinding kapal menggunakan cat beracun. Namun, dengan cara tersebut
teritip masih bisa hidup karena mereka dapat mengakumulasi logam
berat yang berguna sebagai bio-indikator untuk mengukur polusi air.
Meskipun beberapa spesies
51
teritip bersifet parasit, namun sebagian besar teritip tidak berbahaya.
Hal tersebut dikarenakan teritip feeder filter, Teritip juga tidak
mengganggu dan tidak merugikan hewan lain.
Panjang tubuh teritip antara 1 sampai 7 cm. Rata-rata bisa hidup
5 hingga 10 tahun. Teritip merupakan hewan hermaprodit. Tetapi
mereka tidak membuahi dirinya sendiri. Mereka juga tidak mclcpaskan
telur dan sperma ke dalam air pada saat bersamaan. Setelah terjadi
pembuahan silang, telur akan dierarrii pada kantung telur yang terdapat
dalam rongga mantel. Telur akan menetas menjadi larva naupilus. Larva
ini berenang bebas. Ukurannya sekitar 500 mikron hingga 2mm. Pada
sudut-sudut depan larva terdapat duri seperti tanduk. Larva naupilus
tidak niakati. la memiliki antetia dan satu buah mata, Tubuhaya
berbentuk perisai, Juga mengalami molting (pergantian kulit) beberapa
kali. Pada tahap ini, sistem sarafhya mulai berkembang, yang digunakan
untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Fase Nauplius:
Kemudian larva naupilus berkembang menjadi larva cyprid.
Pada tahap ini, larva mulai mencari dan menempel pada substrat yang
cocok. Ketika menemukan substrat yang cocok, ia akan mengeluarkan
lem dari kelenjar khusus di antenanya untuk menempelkan dirinya
sebelum bermetamorfosis ke tahap dewasa. Setelah itu, ia akan
membentuk struktur yang keras seperti cangkang mollusca. Bersifat
fototropik negatif atau menjauhi cahaya. Larva ini menjelajahi
permukaan substrat dengan merayap. Otak larva cyprid cukup
52
kompleks. la memiliki sistem sensori ganda yang digunakan untuk
mendeteksi tetnpat hidup yang sesuai.
Fase cyprid:
Setelah dewasa, tubuhnya bisa mencapai 7 cm. Untuk
mencapai tahap dewasa, larva teritip membutuhkan waktu lebih dari
enam bulan. Karapaks sudah menyatu dengan tubuhnya, sehingga
hanya ada celah untuk jalan keluar masuk tentakel agar tetap bisa
makan serta celah untuk penis.
Fase dewasa
Predator teritip sangat banyak, seperti: cacing, siput, bintang
laut, dan ikan. Selain itu, teririp tidak mampu bertahan hidup apabila
ada iinibah minyak. Mereka juga saling bersaing mendapatkan
habitat yang layak bagi dirinya.
Teritip mengandung protein yang tinggi sehingga ia bisa dijadikan
sumber makanan bagi ikan-ikan. Fosilnya juga dapat dijadikan
sebagai tempat hidup hewan-hewan kecil.
53
5.3 STRUKTUR TUBUH CRUSTACEA
5.3.1 Struktur Tubuh
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepaJa dada yang
menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen).
Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan
5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki eapit (keliped) dan 4
pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang
antena, rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian
abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan di bagian ujungnya terdapat
ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga berfungsi untuk
menyimpan telurnya. Tubuh Crustacea bersegmen (beraas). Pada bagian
kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
2 pasang antena
1 pasang mandi bula, untuk menggigit mangsanya
1 pasang maksilla
1 pasang maksilliped
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan
dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu
pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang,
merangkak atau menempel di dasar perairan.
5.3.2 Sistem Gerak
Crustacea menggunakan kaki - kakinya untuk bergerak.
Terdiri dari lima pasang kaki yang masing - masing untuk sepasang
54
kaki paling depan dan paling besar di gunakan untuk mencapit
sesuatu, empat kaki sesudahnya di gunakan untuk berjalan dan juga
memiliki lima pasang kaki di bagian belakang yang fungsinya untuk
berenang (kaki renang). Serta ia juga menggunakan ekornya untuk
bergerak.
5.3.3 Sistem Peredaran Darah
Sistein peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah
terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah
tidak mengandung hemoglobin, meiainkan hemosianin yang daya
ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
5.3.4 Sistem Pencernaan
Crustacea memiliki system pecernaan yang sempurna, karena
di tubuhnya sudah ada mulut dan anus.. Alat pencernaan berupa
mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus,
lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini
memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala - dada
di kedua sisi abdomen.
5.3.5 Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali
Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh
permukaan tubuhnya. O2 masuk dari air ke pembuiuh insang,
sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan. C*2ini akan
diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuiuh darah.
5.3.6 Sistem Ekresi
55
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan
tumbuhan. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga
dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di
dalam kepala
5.3.7 Alat Indra dan Saraf
Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali,
dimana ganglion kepala (otak) terhubung dengan antena (indra peraba),
mata (indra penglihatan), dan statosista (indra keseimbangan).
5.3.8 Alat Reproduksi
Hewan ini bersifat hemaprodit. Alat reprodiiksi pada
umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah. Alat
kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat
kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan
terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
56
Crustacea disebut juga kelompok udang-udangan. Hewan ini
pada umumnya hidup di perairan baik di air danau, laut, maupun
sungai. Crusta- cea mempunyai rangka luar dari kitin yang mungkin
menjadi keras karena mengandung kapur. Crustacea sering juga
disebut hewan bercangkang. Untuk mempelajari macam-macam
Crustacea.
Gambar 8. Crustasea
Crustacea mempunyai dua pasang antena. Pada umumnya,
Crustacea mempunyai kaki satu pasang pada tiap ruas tubuh. Pada
udang dan kepiting terdapat 5 pasang kaki jalan. Kaki selain
digunakan untuk berjalan, juga dapat digunakan untuk berenang atau
menempel di dasar perairan. Kepala mungkin bergabung dengan
dada membentuk kepala-dada atau sefalotoraks. Ukuran Crustacea
sangat bervariasi, dari ukuran plankton yang sangat kecil sampai
sejenis kepitingA (kepiting laba-laba) yang hidup di dasar
57
laut dengan panjang kakinya kira-kira 3,5 m. Udang laut yang sangat
besar dapat mencapai berat lebih dari 10 kg.
Di alam, Crustacea mempunyai peran yang cukup penting.
Sebagian besar zooplankton di laut dan samudra adalah Crustacea.
Hewan ini terdapat di laut mulai dari pantai sampai laut yang dalam.
Crastacea juga mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting,
karena beberapa jenis tertentu merupakan bahan makanan yang baik
bagi manusia, yaitu mengandung banyak protein.
Selain itu, juga banyak yang hidup sebagai zooplankton yang
menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis ikan. Hanya sedikit
Crustacea yang bersifat merusak, misalnya ada yang biasa membuat
lubang pada kayu bagian luar dari perahu atau kapal.
58
BAB V
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI
ECHINODERMATA
59
6.1.1 Tujuan Belajar
Menjelaskan ciri, morfologi, anatomi dan fisiologi echinodermata
60
6.2 KELAS DAN ORDO PADA FILUM ECHINODERMATA
64
Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak ada. Pertukaran gas terjadi
melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit. Sistem
sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan
respirasi dan makan pada selom.
Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan
cabang saraf. Echinodermata tidak memiliki otak. Untuk reproduksi
Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus.
Reproduksi seksual pada anggota filum ini umumnya melibatkan
hewan jantan dan betina yang terpisah (dioecious) dan pembebasan
garnet dilakukan di air. Hewan dewasa yang radial berkembang dari
larva bilateral melalui proses metamorfosis.
Berikut ini akan dijabarkan deskripsi umum mengenai
anatomi dan fisiologi tubuh kelas-kelas yang termasuk dalam
fium Echinodermata.
6.4.1 Crinoidea
Crinoidea memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga atau
tumbuhan. Crinoidea merupakan anggota filum echinodermata yang
memiliki spesies paling sedikit (sekitar 550 spesies) dan merupakan
kelompok paling primitif dari filum echinodermata. Hewan ini hidup di
pantai sampai dengan kedalaman laut 3.500 meter di bawah permukaan
laut. Tubuhnya tidak memiliki duri, dan apabila memiliki tangkai
disebut lilia laut (Apabila bertangkai ia akan menempel pada dasar
65
laut dengan sirri, yaitu bagian ujung tangkai yang memiliki zat tanduk),
sedangkan yang tidak memiliki tangkai disebut bintang laut berbulu.
Pada bagian dasar tubuh (kaliks) jenis ini terdapat sisi oral
(mulut) dan sisi anus sedangkan lengannya berjumlah banyak
mengelilingi bagian kaliks tersebut. Biasanya jumlah lengan Crinoidea
merapakan kelipatan lima dan memiliki cabang yang disebut pinula.
Pada sisi oral terdapat celah bersilia yang disebut celah ambulakral.
Celah ini berfungsi untuk menangkap makanan, yaitu cairan,
zooplankton, atau partikel lainnya yang tersebar di air laut.
Gambar 9. Crinoidea
6.4.2 Asteroidea
Salah satu contoh hewan yang tennasuk dalam kelas
Asteroidea adalah Bintang laut (Asteropecten irregularis). Sesuai
namanya, bintang laut adalah sejenis hewan yang berbentuk bintang
dengan 5 lengan. Dipermukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri
66
dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai depantai.
Organ-organ dalam tubuh bintang laut bercabang ke seluruh
lengannya. Berikut ini adalah struktur tubuh dan pernanannya:
• Madreporit : merupakan lubang tempat masuknya air dari luar
tubuh letaknya di sisi aboral, ini berbeda dengan Ophiuroidea
yang berada di sisi oral.
• Saluran batu : saluran penghubung antara madreporit dengan
salurang cincin
• Saluran cincin : saluran yang melingkar yang bisa mengakses ke
semua lengan
• Saluran radial : saluran yang berasal dari saluran cincin meluas
ke seluruh lengan, saluran ini dari saluran cincin berpencar ke
tentakel masing masing
• Saluran lateral : saluran yang berasal dari saluran radial
yang mengalirkan air ke ampula.
• Ampula : suatu wadah menyerupai baton yang elastis , ketika
terisi air akan membentuk tonjolan seperti kaki yang menyerapai
tabung disebut kaki tabung.
• Kaki tabung : kaki yang terbentuk karena tekanan air di
ampula sehingga kaki bisa dipijakkan ke obyek sehingga
bias menggerakkan tubuhnya
• Sistem ambulakral ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau
membuka mangsa.
67
Untuk mekanisme fisiologis dari kelas Asteroidea dalam hal ini
bintang laut adalah sebagai berikut:
Sistem pencernaan, yang terdiri dari organ mulut, kerongkongan,
lambung, kemudian makanan yang diolah akan didistribusikan ke
cabang lengan kemudian melalui kantung pilorus dan
dikeluarkan lewat anus.
- Sistem saraf yang terdiri dari cincin saraf di mulut dan bercabang
ke masing-masing lengan.
- Sistem respirasi menggunakan branchia dermalis/papilla berupa
kantong tipis yang ada di setiap kulit lengan berupa tonjolan-
tonjolan.
- Sistem ekskresi. Untuk zat-zat sisa yang sisa proses metabolism
akan dikeluarkan melalui branchia dermalis.
- Sistem reproduksi
68
6.4.3 Ophiuroidea
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang
ular (Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular)
berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan
fleksibel. Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral
(dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki
pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya.
70
Gambar 11. Ophiuroidea
6.4.4 Echinoidea
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.
Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (Diadema
saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulatd). Hidup pada batuan
atau lumpur di tepi pantai atau dasar perairan. Makanannya adalah
rumput laut, hewan yang telah mati, biasanya nocturnal. Pennukaan
tubuh hewan ini berduri panjang.
Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok
kompleks yang disebut lentera aristoteles. Fungsi dari tembolok
tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa
ganggang atau sisa-sisa organisme.
Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir
(Echinarachnius parmd). Pennukaan sisi oral tubuhnya pipih,
sedangkan sisi aboralnya agak cembung. Tubuhnya tertutupi oleh duri
yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan
71
melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran. Kaki ambulakral
hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
Organisme yang tergolong kelas echinoidea ada yang bernapas
dengan insang namun ada pula yang bernapas dengan melakukan
modifikasi podia pada permukaan aboral atau yang biasanya dikenal
dengan istilah kaki tabung (tube feet). Organisme yang bernapas dengan
insang tergolong dalam echinoidea regular. Pada umumnya memiliki 5
pasang insang. Contohnya adalah golongan bulu babi.
72
Melimpahnya jumlah landak laur menandakan kondisi yang tidak
bagus.
73
sekitar mulut kemudian dikembangkan menjadi tentakel untuk
makan.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari timun laut:
• Bentuk tubuh menyerupai mentimun yang berkulit lunak.
• Tidak mempunyai lengan dan duri mereduksi menjadi spikula
• Daya regenerasi tinggi.
• Benvarna hitam coklat dan hijau.
• Dilengkapi alat pembelaan diri berupa zat perekat yang di
hasilkan dari anullus.
• Mulut dan anus terletak pada ujung berlawanan.
• Mulut dikelilingi oleh tentakel
Bagian tubuh Holothuroidea dan fungsinya:
• Tentakel: berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan
alat penagkap mangsa.
• Stomach/perut: sebagai alat pencernaan
• Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil
hormone kelamin.
• Saluran kelamin : Berfungsi sebagai saluran menuju gonad.
• Madreporit: Lempeng tali lapisan pada ujung saluran air.
• Esofagus: saluran di belakang rongga mulut berfungsi
menghubungkan rngga mulut dan lambung.
• Dorsal mesentery: berfungsi sebagai pembungkus usus dan
menggantungnya ke dinding tubuh pinggang.
• Anus : mengeluarkan sisa metabolisme pada teripang
74
• Cloaca: sebagai alat pencernaan.
• Intestin : sebagai alat pencernaan yang letaknya di antara pylorus
hingga usus. (Naidra 2012)
76
BAB VI
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI
NEMATODA
78
7.2 MORFOLOGI FILUM NEMATODA
Secara morfologi, bentuk tubuh nematoda jantan dan betina
longitudinal. Ukuran tubuh nematoda beragam, mulai dari kecil
sampai besar. Di daratan cacing ini bergerak merayap seperti ular,
sedangkan di air dengan cara berenang seperti belut Kebanyakan
spesies yang hidup ditanah berukuran kecil dengan kisaran panjang
1-2 mm, dengan lebar 1/20 mm kurang. Bentuk tubuh nematoda ada
2 yaitu fusiform dan filiform. Bentuk tubuh nematoda pada ujung
anterior dan posterior yaitu meruncing.
Pada bagian anterior terdapat suatu cekungan (amphid), Pada
bagian posterior terdapat bentuk yang sama (phasmid). Keduanya
berfungsi sebagai chemoreceptor. Bentuk dasar nematode ada dua
macam, yaitu:
1. Fusiform yaitu bagian tengah tubuh mempunyai diameter yang
paling besar, jadi bentuk tubuhnya seperti gelondong.
2. Fuliform yaitu diameter tubuh dari anterior - posterior sama
besar, jadi bentuk tubuhnya seperti benang.
79
Gambar 14. Morfologi Nematoda
80
7.4 FISIOLOGI REPRODUKSI DAN REGENERASI
7.4.1 Reproduksi
Anggota filum nematoda hanya melakukan reproduksi secara
seksual yaitu dengan peleburan garnet jantan dan garnet betina, ada
hewan jantan dan betina. Belum pernah ditemukan adanya anggota
nematoda yang berkembangbiak secara aseksual.
Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin
jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi
terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista
dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak
menguntungkan.
Jenis kelamin kebanyakan nematoda adalah terpisah
(uniseksual). Pada cacing jantan terdiri dari satu atau kadang-kadang
dua testis tubuler. Secara
berturutan setelah testis, vas eferens, vesikulum seminalis (sebagai
tempat menyimpan sperma), vas deferens dan terakhir kloaka.
Disebelah dorsal kloaka ditemukan kantung spikulum yang biasanya
ditemukan latau 2 atau tidak spikula (alat untuk kopulasi).
Disekeliling anus ditemukan beberapa papila yang kadang-
kadang bertangkai serta susunan berbeda pada setiap jenis cacing.
81
bentukan yang disebut Bursa. Tahap- tahap pertumbuhan nematoda
yaitu :
1. Telur
2. Juvenil tahap pertama : perkembangannya masih dalam telur
dan terjadi
molting yang pertama.
3. Juvenil tahap kedua : menetas dari telur dan terjadi molting yang
kedua
4. Juvenil tahap ketiga : molting ketiga
5. Juvenil tahap keempat: molting keempat
6. Dewasa : mampu menghasilkan sperma dan ovum
7.4.2 Regenerasi
Pada kebanyakan nematoda terbukti regenerasi dapat
dilkukan sangat terbatas, misalnya hanya beberapa segmen saja dari
bagian anterior yang dapat dibentuk, dan jumlah segmen ini
tergantung pada spesies.Pada cacing tanah Alloobophora foetida
jumlah itu empat atau lima saja. Apabila lima segmen itu kurang
dipotong dari dari bagian anterior dari cacing ini, maka regenerasi
akan terjadi secara lengkap.
Tetapi apabila lebih dari lima segmen dipotong, maka hanya
empat atau lima segmen baru yang dibentuk, dan dengan demikian
cacing ini akan lebih pendek dari aslinya. Apabila potongan
dilakukan di belakang segmen genital (segmen 10-14), maka hanya
empat atau lima segmen kearah anterior yang
82
dibentuk dan alat genital yang ikut terpotong tidak pernah
diperbaharui. Dengan demikian tipe regenerasi yang terjadi adalah
epimorfis. Epimorfis umum dijumpai pada hewan tingkat tinggi.
83
Trichinella spiralis, penyebab trichinosis (parasit pada
adenophoreanparasite).
Parasit pada mammalia lain, burung dan ikan
- kira-kira 8000 spp.
Contohnya Syngamus trachea - gapeworm of
galliform birds, trachea partially blocked by worms (a
secernentean parasite).
Parasit pada invertebrata (berhubungan dengan kontrol biologis,
misalnya serangga) - kira-kira 3500 spesies - contoh
Agamermis decaudata -parasit pada orhtoptera. S Peranan
nematoda bagi kehidupan manusia secara ekonomi tidak ada yang
menguntungkan bahkan merugikan.
Parasit pada tanaman - kira-kira 4000 spp dari endo dan
ektoparasit -contohnya Nacobbus, Meloidogyne, Belonolaimus,
Tylenchorhynchus and Scutellonema.
Nematoda laut yang hidup bebas - kira-kira4000 spp - metazoa
yang paling melimpah di sedimen dasar laut
contohnya Draconema cephalatum.
6500 -
Nematoda tanah dan air tawar yang hidup bebas - kira-kira
memakan bakteri, fungi, alga, detritus, dan juga sebagai
hewan mangsa -contohnya Cervidellus spitzbergensis nematoda
pemakan bakteri.
Habitat
84
Sebagian besar hewan ini hidup bebas dalam air dan tanah, tetapi
ada juga sebagai parasit dalam tanah, yakni merusak tanaman
atau dalam saluran pencernaan.
85
7. 6. 2 Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di
pertambangan daerah tropis. Cacing tambang dapat hidup sebagai
parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus
manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari
cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior
melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin
atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel
pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan
terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan
memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva
(organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.
86
menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan,
maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.
7.6.4 Wuchereria bancrofti (cacing rambut)
Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat
hidupnya di dalam pembuluh limfa. Cacing ini menyebabkan
penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan tubuh.
Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh
limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah
banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
7.6.5 Trichinella spiralis (cacing otot)
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan
penyakit trichinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi
cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.
Cacing betina dewasa melubangi dinding usus halus,
keturunan yang hidup terbawa oleh aliran darah menuju otot rangka
kemudian menjadi kista.
87
BAB VII
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI
COELENTERATA
8.2 MORFOLOGI
Cnidaria termasuk ke dalam hewan yang memiliki simetri
radial. Hcwanradial hanya memiliki bagian dorsal (atas) dan bagian
ventral (bawah) ataubagian oral (mulut) dan bagian aboral, tapi tidak
89
ada bagian anterior (kepala) danposterior (ekor). Bentuk tubuh dasar
hewan Cnidaria terdiri dari dua variasi, yaitu polip danmedusa yang
secara bergantian terjadi pada siklus hidupnya.
Polip adalah bentuk seperti tabung yang tnenetap dan
menempel pada substrat, seperti batu,dibagian aboral (beriawanan
dengan muiut) pada tubuhnya. Pada bagian atasterdapat mulut dan
anus yang menjadi satu sebagai tempat makan dan pengeiuaran
limbah. Organ ini dikeliiingi oleh tentakel. Karena menempel pada
substrat, polip bersifat pasif dalam mencari makanan dan
menggunakan tentakel untuk menangkap mangsa. Padaumumnya
ketika berbentuk polip, Cnidaria akan bereproduksi secara aseksual.
Membentuk koloni (jika progeninya tetap melekat satu sama lain)
atau klon (jikatcrpisah progeninya).
91
diplopblastik.Dua lapisan tersebut adalah epidermis atau ektodermis
pada hagian luar darrgastrodermis ata« endodermis di hagian hiar,
Lapisan tersebut dipisah olehmesoglea, sebuah serabut non seluler
bermateri seperti jeli yang tipis dibeberapa kelompok seperti hydra
namun cukup tebal pada ubur-ubur untukmenolongnya sehingga
dapat mengapung.
Sel-sel Pembentuk Lapisan Epidermis. Epidermis terdiri dari
lima tipe dasar sel, yaitu:
• Sel Epitneliomuskular (sel epitei otot) yang mempunyai ciri
bagian dasarnya melebar dan menempel pada mesoglea dan
berisi myofibril yang kontraktif. Sel ini berfungisi sebagai
peiindung tubuh dan otot longitudinal sejajar sumbuoral-
aboral.
• Set interstitial adaiah dasar sei yang dapai membentuk tipe sel
lain seperti sperma, sel telur atau cnidosil. Sel ini memiliki
berukuran kecil, agak bulat, nukieus besar, dan terietak di
antara sei epitei otot. Jadi, sel ini merupakandasar bag!
regenerasi dan perbaikan segala bagian tubuh.
• Sel Ketenjar lendir berfungsi menghasiikan lendir yang
digunakan sebagai pel indung, untuk menagkap tnangsa dan
meiekat pada substrat.
• Sel Sensori (sef indent) memiliki bentuk panjang langsing dan
tegak lurus epidermis. Pangkal sel indera berhubungan dengan
92
sel saraf yang tersusun seperti jala pada epidermis defeat
mesoglea.
• Sel Saraf berbentuk mirip multipolar neuron. Sel ini terletak
pada dasar ephel otot dan sejajar mesoglea.
8.4 FIS1OLOGI
8.4.1 Pergerakan
Pergerakan terjadi karena kontraksi otot. Kontraksi otot
berpengaruh terhadap cairan di dalam rongga gastrovaskuler yang
berfungsi sebagai rangka hidrostatik, PoKp banya dapat bergerak
meliuk-liuk, sedangkan medusa dapat berenang bebas dengan cara
berdenyut akibat kontraksi otot melingkar. Gerakan yang dihasilkan
93
searah vertikal, sedangkan gerakan horisontal bergantung pada arus
laut.
8.4.2 Cara Makan
Kebanyakan Coelenterata adalah karnivora dan makanan
mereka sebagian besar terdiri dari krustasea kecil, Mereka
menangkap mangsanya dengan cara agak pasif melayang melalui
tentakel mereka yang Coelenterata melepaskan nematosis menyengat
yang melumpuhkan mangsanya. Mereka menggunakan tentakei
mereka untuk menarik makanan ke dalam mulut mereka dan rongga
gastrovaskuler. Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan
tentakel, kemudian masuk ke rongga gastrovaskuler. Di dalam
rongga gastrovaskuler terdapat enzim semacam tripsin untuk
mencerna protein. Makanan akan hancur dan kemudian diaduk
hingga merata oleh gerakan flagela. Sel otot pencerna memiliki
pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikei makanan.
Pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Sari makanan hasil
pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi, sebagian
disimpan sebagai cadangan makanan berupa iemak dan glikogen.
Sisa pencernaan makanan dibuang melalui mulut Cnidaria tidak
memiliki anus.
94
8.4.3 Pernapasan dan ekskresi
Cnidaria tidak memiiiki alat pernapasan dan ekskresi.
Pertukaran gas diiakukan oiefa seiuruh permukaan tubuhnya secara
difusi. Sisa-sisa metaboiisme berupa amonia juga dibuang secara
difusi. Pertukaran gas berlangsung secara iangsung di permukaan
tubuh dan iimbah mereka dilepaskan baik meialui rongga
gastrovaskuler mereka atau dengan difusi meialui kulit mereka.
8.5 REPRODUKSI
Cnidaria berkembang biak secara aseksual dan seksuai.
Reproduksiaseksual terjadi pada stadium polip dan diiakukan dengan
jalan pertunasan(budding), pembelahan atau pencabikan telapak
kaki. Suatu tunas terjadi dari dinding tubuh yang menonjol keluar
diikuti perluasan rongga gastrovaskular kemudian pada ujungnya
terbentuk mulut dan tentakel, Reproduksi aseksual dimungkinkan
terjadi karena kebanyakan Cnidaria mempunyar daya generasiyang
besar. Tentakel yang putus akan diganti dengan yang baru.
Reproduksi seksual umumaya terjadi pada tahap medusa. Set telur
atau sperma sebagian besar berasal dari set interstisial yang
mengelompok sehingga membentuk ovari atau testis.
95
Gambar 16. Siklus Reproduksi
97
3) Anthozoa
Anthozoa (dalara bahasa yunaw, anthus = buoga, zoa =
hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti
bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk mednsa hanya bentak polip-
polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata
lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkolonia. Anthozoa
bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta
reproduksi seksual menghasilkan garnet
8.6 EKOLOGI
Kebanyakan Cnidaria bentuk polip memerlukan substrat
padat untuk tempat menempel, meskipun beberapa bersembunyi
dalam sedimen lembut dan memperpanjang mahkota tentakelnya di
permukaan laut. Polip berlimpah diperairan dangkal tetapi anemon
98
laut hidup daerah laut dalam. Medusa mempertahankan hidupnya di
dalam air dan terbawa oleh arus. Beberapa jenis seperti
Hydomedusae dan scyphameduscie hidup di permukaan air, umunya
diteluk dan sepanjang pantai, sedangkan yang lainnya berlimpah di
laut terbuka.
Cnidaria teiah berevoiusi dengan memiliki perrafaanan kimia
yang unik sehingga secara efektif mencegah predator untuk
memangsanya. Cnidarians masuk ke dalam kompleks asosiasi
dengan berbagai organisasi lain, termasuk uniseluler ganggang, ikan,
dan udang-udangan. Banyak Cnidaria terutama Anthozoa yang
menggantungkan diri pada zooxantheallae simbiosis dart jenis
Dinoflagellates dalam jaringan untuk bertahan hidup.
Zooxanthealla merupakan mikroalgae autropik yang termasuk
dalam Dinoflagellates. Zooxantheallae hidup bersimbiosis dalam
jaringan polip koral dan memberikan koral produksi nutrisi melalui
aktifitas fotosintesisnya.
Aktifitas ini memiiiki manfaat bagi koral dengan melepaskan
senyawa karbon untuk meningkatkan klasifikasi. Sedangkan polip
koral juga memberi keuntungan bagi zooxanthealla dengan
memberikan proteksi lingkungan agar dapat hidup didalamnya dan
menyediakan karbondioksida dari hasil respirasi Cnidaria untuk
proses fotosintesisnya.
99
8.7 PERAN/MANFAAT
a) Koral atau karang laut Koral dari kelas Anthozoa berfungsi
sebagai kompooen utama pembeniukckosisiem ierumbu karang.
Seperti yang telah kita ketahui terumbu karang memainkan
peran penting dalam kehidupan di lautan. Banyak makhluk
hidup yang tergantung padanya. Contoh : berbagai jenis ikan,
ganggang dan hewan laut lainnya yang memanfaatkan terumbu
karang sebagai tempai hidupnya, Seiam rtu, kemdahan terumbu
karang dapat dijadikan objek wisata yang menghasiIkan devisa
bagi negara. Karang di pantai juga dapat menahan ombak untuk
mencegah pengikiksan pantai.
b) Beberapa jenis Chidaria diperjualbelikan sebagai hewan hias
untuk akuarium laut hingga diekspor ke Singapura, Eropa,
Amerika Serikat, dan Kanada.
c) Untuk dikomsumsi dan diperdaganakan sebagai ubur-ubur asin,
contohnya adaah jenis Scyopozoa yang tidak beracun yaitu
Rhopflema Escuhlata Rhizosioma Octopus dan Pelagia
Nocliluca.
d) kerangka koral digunakan sebagai materiai bangunan untuk
membuat semen
e) kerangka Cnidaria juga dibuat sebagai perhiasan.
100
BAB VIII
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI
COELENTERATA
103
9.3 KLASIFIKASI CHORDATA
9.3.1 Sub Filum Hemichordata
Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit
untuk dibedakan, karena dalam sub phylum ini terdapat beberapa
jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing. Anatomi
hemichordata ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing.
Dataran badan dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang
mempunyai cilia. Pada badan dapat dibedakan:
Proboscis, yang berbentuk seperti conus.
Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi
colum dan basis proboscis.
Truncus, yang panjang agak pipih.
104
melekat atau sesil, setelah masa larva yang hidup bebas. Nothocord
hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja. Bentuk
hewan ini berrnacam-macam, ada yang kecil ada yang besar.
Beberapa hidup secara soliter bererapa hidup secara koloni. 4
Anatomi Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah
Ascidia berbentuk sebagai silinder atau bulat memanjang. Pada satu
ujung ia melekat pada sesuatu. Tubuhnya ditutup oleh tunica yang
dibuat dari cellulose atau tunicin. la dibuat oleh cel-cel mesoderm.
Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari
ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama
berjalan melingkar. Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yng
disebut lubang oral.
105
aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di dalam air biasanya
berenang lincah sekali. Sebutan Lancelet disebabkan ujung akhir
tubuh runcing. Ciri Chordata pada chepalochordata jelas sekali bila
dibandingkan dengan Sub Phylum Hemichordata dan Tunicata. la
adalah runcing pada kedua ujung. Ujung cranial disebut rostum. Pada
tepi dorsal terdapat suatu lipatan median longitudinal, ialah ship
dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip caudal yang
kemudian melanjtkan diri ke venral cranial sampai dimana
penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral.
Embryologi Fertilisasi berlangsung external. Pembelahan melalui
meridional, kemudian sampir equatorial, sehingga terjadi micromer
dan macromer dan terjadi bentuk morula. Kemudian terjadi bentuk
blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula terjadi oleh
karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula
berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalani dan
gastoporus mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi
ujung caudal, di dataran yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini
mendatar padahal dataran yang akan menjadi dataran ventral tetap
melengkung.
106
Gambar 22. Chepalochordata
9.3.4 Sub Filum Vertebrata
Filum Chordata merupakan salah satu dari tiga filum hewan
yang terbanyak anggota jenis hewannya saat ini. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya subfilum vertebrata. Kebanyakan hewan
yang kita kenal termasuk di dalam subfilum ini, misalnya: ikan,
katak, ular, burung, dan mamalia
Ciri khas vertebrata yaitu :
a. pada tingkat dewasa, korda dorsalisnya diganti oleh tulang
punggung (kolumna vertebralis) yang tersusun dari tulang biasa.
Di sebelah dorsal tulang punggung terdapat tulang Samsung
punggung.
b. Otak terdapat pada bagian anterior sumsum punggung. Otak
dilindungi oleh tulang tengkorak. Subfilum ini dibagi atas dua
superklas (induk kelas), yaitu Superkelas Pisces dan Superkelas
Tetrapoda
1. Superkelas Pisces
Superkelas ini dibagi atas tiga kelas, yaitu :
107
a. Kelas Agnatha.
Hewan yang termasuk kelas ini tidak mempunyai rahang.
Berdasarkan fosil yang ditemukan, pemula vertebrata termasuk
dalam klas ini. Pada zaman dahulu klas ini mempunyai banyak jenis
anggota. Pada masa kini, anggota jenisnya hanya dua yaitu
"cyclostoma" dan "lamprey". Hewan-hewan ini termasuk
mempunyai rahang dan pasangan snip. Korda dorsalisnya tetap ada,
selama hidupnya. Hanya sebagian saja yang diganti oleh tulang
rawan. Hidup secara parasit pada ikan. Mulutnya bertindak sebagai
batil pengisap untuk melekatkan diri pada tubuhikan, dan
memperoleh makanan dengan mengisap jaringan tubuh ikan yang
ditumpanginya. b. Kelas Chodrichthyes (Ikan Bertulang Rawan)
Yang termasuk kelas ini, misalnya ikan hiu dan ikan pari.
Hampir semuanya hidup di laut, hanya sedikit sekali yang hidup di
air tawar. Mempunyai rahang yang kuat, pasangan ship dan kerangka
yang tersusun atas tulang rawan. Celah insang tampak karena tidak
berpenutup insang. Ikan hiu merupakan jenis ikan karnivor yang bisa
menyerang manusia.
c. Kelas Osteicthyes (Ikan Bertulang Biasa)
Semua hewan yang termasuk kelas ini mempunyai kerangka
yang tersusun atas tulang biasa. Jumlah jenis beribu-ribu, habitat air
tawar atau laut. Yang termasuk klas ini, misalnya: ikan mas, ikan
lele, ikan salem. Celah insang tidak tampak karena ditutup oleh
operkulum (penutup insang). Siripnya ada yang berpasangan dan ada
108
yang tunggal. Ship yang berpasangan misalnya ship dada dan ship
perut. Sirip tunggal misalnya : ship punggung, ship ekor dan ship
belakang. Mempunyai gelembung renang yang berfungsi sebagai alat
hidrostatik.
2. Superkelas Tetrapoda
Hampir semua hewan yang termasuk superklas ini mempvmyai dua
pasang anggota gerak. Ada
beberapa jenis yang tidak mempunyai anggota gerak seperti
ular. Superkelas tetrapoda dibedakan atas 4 kelas, yaitu:
a. Kelas Amphibia
Amphibia merupakan hewan yang mempunyai 2 alam berbeda,
yaitu di darat dan air. Amfibia dewasa bernafas dengan paru-paru
dan berjalan dengan 4 kakinya. Keadaan demikian merupakan
penyesuaian dengan kehidupan darat. Kulitnya tipis dan lembab.
Karena kulimya tipis, maka air mudah menguap dari tubuh melalui
kulit. Agar tidak terlalu banyak penguapan, amfibi menyenangi
tempat-tempat yang basah atau lembab. Amfibi memerlukan air
untuk perkembangbiakannya. Telur dibuahi dan diletakkan di dalam
air. Telur kemudian menetas menjadi larva yang bernafas dengan
insang. Pada suatu periode dari pertumbuhan larva mengalami
metamorforsis menjadi katak dewasa.
Kelas ini dibedakan atas 3 ordo, yaitu:
109
1. Ordo Uredela: merupakan amphibi yang berekor, misalnya:
salamander. Salamander hanya terdapat di daerah subtropis.
Salamander mempunyai empat kaki yang berukuran sama.
2. Ordo Anura: merupakan amfibi yang tidak berekor, misalnya
katak. Kaki belakang mempunyai ukuran yang lebih besar dari
kaki depan.
3. Ordo Apoda: merupakan amfibi yang berbentuk seperti cacing,
tidak mempunyai kaki, misalnya caecilia. Caecilia terdapat di
hutan-hutan tropis.
b. Kelas Reptil
Reptil merupakan hewan yang menyesuaikan diri terhadap
kehidupan di darat. Reptil bernafas dengan menggunakan paru-paru,
mempunyai 2 pasang kaki. Kulitnya tebal, kering, dan bersisik. Kulit
berguna untuk mencegah penguapan air dari tubuhnya. Reptil
mampu hidup di daratan yang sangat kering. Perkembangbiakannya
tidak memerlukan air. Kebanyakan meletakkan telur di tanah atau
pasir. Telur dilindungi oleh cangkang dari kapur dan selaput;
cangkang bersifat kedap air sehingga berguna sebagai pelindung
kekeringan. Telur harus dibuahi sebelum berbentuk cangkang,
sehingga sperma dapat mencapai sel telur. Pembuahan terjadi di
dalam tubuh. Hewan jantan mempunyai alat kopulasi yang berguna
untuk menyampaikan sperma kedalam tubuh betina. Berdasar fosil
yang ditemukan, dahulu jenis reptil banyak dan tubuhnya lebih besar
110
dari sekarang. Contoh reptil tersebut antara lain dinosaurus dan reptil
terbang.
Sekarang hanya terdapat 4 ordo, yaitu
: l. OrdoChelonia
Misalnya kura-kura dan penyu. Hewan tersebut mempunyai
tulang rusuk yang besar dan berbentuk lempeng yang berpadu
dengan cangkang yang melingkupi permukaan tubuh. Kura-kura
hidup pada lingkunga darat. Penyu hidup di lingkungan air. Umur
kura-kura panjang sampai puluha tahun. Ada penyu yang umurnya
mencapai 150 tahun.
2. Ordo Squamata
Misalnya kadal dan ular. Kedua hewan tersebut hanya
ditemukan pada daerah kering, dan ada juga yang hidup di daerah air
tawar dan laut.
3. Ordo Crocodilia
Misalnya buaya dan alligator. Perbedaan antara keduanya
adalah alligator mempunyai moncong runcing, giginya menonjol
keluar dan menyenangi air asin. Reptil merupakan golongan hewan
pertama yang menyesuaikan diri dengan kehidupan darat. Namun
banyak juga raptil yang hidup di air. Meskipun demikian, ciri
kehidupan darat seperti bernafas dengan paru-paru dan meletakkan
telur di darat tetap ada.
4. Ordo Rhynchocephalia
111
Ordo ini hanya mempunyai satu jenis hewan saja, yaitu
Sphenodon. Habitatnyapun sangat terbatas, hanya hidup di pantai-
pantai Selandia Baru. Hewan ini bertampang primitif, masih sama
dengan nenek moyangnya zaman dahulu, sering dikatakan sebagai
fosil hidup.
c. Kelas Aves
Tubuh aves terbungk us oleh bulu, memiliki dua pasang
anggota gerak, yaitu berupa sepasang sayap dan sepasang kaki.
Masing-masing kaki berjari empat buah, cakar terbungkus oleh kulit
yang menunduk dan bersisik. Pada mulut terdapat paruh atau sudu
(cocor) yang terbungkus oleh zat tanduk. Respirasi dilakukan dengan
paru-paru dan berhubungan dengan kantung udara (saccus
pneumaticus). Suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan,
disebut homoitermis, sehingga suhu tubuh tetap.
113
berenang (web), ekor pendek dengan banyak bulu. Contohnya
Cygnus sp. (angsa) dan Dendrocygna javanica (belibis).
D. Kelas Mammalia
Disebut mammalia karena hewan-hewan yang termasuk
dalam klas ini mempunyai kelenjar susu (mammae). Kelenjar ini
menghasilkan susu. Pada tubuhnya terdapat bulu. Semua hewan yang
termasuk mammalia benafas dengan paru-paru. Suhu tubuhnya
konstan. Giginya berbeda dengan vertebrata yang lain.
Gigi mamalia dibedakan atas tiga tipe, yaitu:
1. gigi serf (insisor), untuk memotong makanan
2. gigi taring (kaninus), untuk mencabik-cabik makanan
3. gigi geraham (molar), untuk menggiling makanan.
114
BAB IX
CIRI, MORFOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI
ANNELIDA
117
PolyChaeta, memiliki Parapodia berfungsi sebagai insang karena terdapat
pembuluh darah halus. Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang
sifatnya kaku yang biasanya disebut seta, rambut dilapisi kutikula sehingga
licin. Umumnya ukuran tubuh PolyChaeta adalah 5-10 cm.
119
Lumbricus terestris, Pheretima sp (Cacing Tanah), berperan
membantu aerasi tanah sehingga menyuburkan tanah
Perichaeta musica (C.Hutan)
Ciri-Ciri OligoChaeta:
Tidak mempunyai parapodia
Mempunyai seta pada tubuhnya yang bersegmen
Memiliki sedikit rambut
Kepala berukuran kecil, tanpa alat peraba/tentakel dan mata
Mengalami penebalan antara segmen ke 32-37, yang disebut
dengan klitelum.
Telur terbungkus oleh kokon
Daya regenerasi tinggi
Hidup air tawar atau darat
Hermafrodit
10.5.3 Hirudenia
Hirudenia merupakan kelas Ilium Annelida yang tidak memiliki
seta (rambut) dan tidak memiliki parapodium di tubuhnya. Tubuh
Hirudinea yang pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang sedikit
runcing. Di segmen awal dan akhir terdapat alat penghisap yang berfungsi
dalam bergerak dan menempel. Gabungan dari alat penghisap dan
kontraksi serta relaksasi otot adalah mekanisme pergerakan dari Hirudinea.
Kebanyakan dari Hirudinea merupakan ekstoparasit yang sering didapati di
permukaan luar inangnya. Ukuran Hirudinea beragam dari 1-30 cm.
120
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan
cara menempel. Sebagian mereka membuat luka pada permukaan tubuh
inang sehingga dapat menghisap darahnya, sedangkan sebagian lain
mensekresikan suatu enzim yang dapat melubangi kulit, dan jika itu terjadi
maka waktunya mensekresikan zat anti pembeku darah, kebanyakan tidak
terasa saat kelas ini menempel pada inangnya karena ia menghasilkan suatu
zat anastesi yang dapat menghilangkan rasa sakit. Jenis ini dikenal dengan
sebutan lintah.
123
• Pakan alami harus mudah kita kembangbiakan untuk
persiapan pasokan
• Kandungan nutrisi dalam pakan alami tersebut harus tinggi
• Pakan alami tidak beracun dan tidak juga mengeluarkan racun
Rotifera merupakan salah satu jenis pakan alami untuk larva
yang biasa diberikan dan memenuhi kriteria di atas, serta sudah
banyak pembudidaya mengembangbiakannya. Pakan alami
merupakan salah satu solusi bila larva ikan kurang respon terhadap
pakan buatan, tetapi bila memang pakan buatan tersebut kandungan
gizi serta nutrisinya dan respon ikan untuk makan cukup baik maka
kita tidak perlu lagi menggunakan pakan alami, pakan alami kita
gunakan sebagai pakan selingan saja.
Rotifera (biasa disebut hewan roda) membuat sebuah filum
dari mikroskopis dan dekat-mikroskopis pseudocoelomate hewan.
Mereka pertama kali dijelaskan oleh John Harris pada tahun 1696,
dan bentuk lain yang dijelaskan oleh Anton van Leeuwenhoek pada
tahun 1703. Kebanyakan rotifera sekitar 0,1-0,5 mm panjang
(walaupiin ukuran mereka dapat berkisar dari 50 pM menjadi lebih
dari 2 mm), dan umum di air tawar lingkungan di seluruh dunia
dengan beberapa laut spesies, misalnya, orang-orang dari genus
Synchaeta. Beberapa rotifera berenang bebas dan benar-benar
planktonik , bergerak lain dengan inchworming sepanjang substrat,
dan beberapa sessile , hidup di dalam tabung atau holdfasts gelatin
yang melekat pada substrat.
124
11.1.1 Tujuan Belajar
Menjelaskan ciri, morfologi, anatomi dan fisiologi rotifer
11.2 KLASIFIKASI ROTIFERA
Menurut Hyman (1951) dan Suzuki (1983) dalam Julianty
(1999), Brachionus plicatilis memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Rotifera
Klas : Aschelmintes
Sub klas : Rotaria
Ordo : Eurotaria
Family : Brachionidae
Sub family : Brachioninae
Genus : Brachionus
Species : Brachionus plicatilis
125
Berdasarkan fase reproduksinya, Phylum Rotifera dibagi
menjadi tiga kelas:
a. Kelas Bdelloidea
Mempunyai jumlah spesies kurang lebih 350 spesies.
Tubuhnya tidak dilindungi oleh kutikula. Kelas Bdelloidea biasanya
hidup bersimbiosis dengan lumut. Ketika mengalami keadaan
lingkungan yang tidak dapat diprediksi, mereka dapat hidup dalam
keadaan kekeringan sekalipun. Mereka akan mengalami peristiwa
yang dinamakan anhydrobiosis. Anhydrobiosis merupakan keadaan
dormansi yang disebabkan oleh kurangnya air pada habitat yang
mereka tinggali. Mereka akan m engubah bentuk tubuhnya yang
dinamakan tun. Dengan mengecilnya jaringan dan sel yang ada
didalam tubiihnya, kepala dan ekor mereka akan masuk kedalam
tubuhnya untuk mengurangi keluarnya air.
Semua anggotanya parthenogenetic, mereka hanya mempunyai
satii betina yang bereproduksi secara aseksual, untuk menghasilkan
lebih banyak keturunan betina. Telurnya tidak dapat dibuahi oleh sel
sperma, ketika telurnya dewasa, semuanya akan menjadi betina. Setiap
induk biasanya hanya menghasilkan 10 hingga 50 telur saja.
Menggunakan cilia yang tedapat pada corona untuk pergerakan dan
mengarahkan makanan ke dalam mulutnya. Contoh :
126
Mempuyai spesies yang paling banyak, sekitar 1500 spesies.
Mereka hidup sebagai parasit pada bryophyte (alga liijau).
Mempunyai reproduksi seksual dan aseksual, ukuran jantan lebih
kecil dibandingan dengan betina. Betina memproduksi telur yang
tidak dapat dibuahi yang nanti akan menjadi betina (reproduksi
aseksual). Pada reproduksi seksual terjadi k etika pada lingkungan
yang tidak menguntungkan (terlalu kering atau terlalu basah). Ketika
betina memproduksi telurnya pada fase seksual, apabila telurnya
dapat dibuahi, maka akan menjadi betina dan sebaliknya apabila
tidak dapat dbuahi, telur tersebut akan menjadi jantan. Contoh :
Notommata copeus, Notommata werneckii, Branchionns sp.
c. Kelas Seisonidea
Merupakan kelas yang mempunyai spesies primitif.
Habitatnya di laut atau hidup pada ingsang Crustaceans. Semua
anggotanya parthenogenetic, mereka hanya mempunyai satu betina
yang bereproduksi secara aseksual, untuk menghasilkan lebih banyak
keturunan betina. Telurnya tidak dapat dibuahi oleh sel sperma,
ketika telurnya dewasa, semuanya akan menjadi betina. Setiap induk
biasanya hanya menghasilkan 10 hingga 50 telur saja. Contoh:
Hydratina senta
130
mengunyah tekak (disebut mastax itu), kadang-kadang melalui
tabung bersilia, dan kadang-kadang langsung. Faring memiliki
dinding otot yang kuat dan mengandung kecil, kaku, seperti struktur
rahang disebut trophi.
Bentuk trophi bervariasi antara spesies yang berbeda,
tergantung sebagian pada sifat makanan mereka. In pengumpan
suspensi, yang trophi tercakup dalam bubungan penggilingan,
sedangkan pada spesies
karaivora lebih aktif, mereka mungkin berbentuk seperti
forceps untuk membantu menggigit menjadi mangsa. Dalam
beberapa ectoparasitic rotifera, mastax ini disesuaikan dengan
pegangan ke tuan rumah, walaupun, orang lain, kaki melakukan
fungsi ini sebagai gantinya.
Dibalik mastax terletak sebuah kerongkongan, yang
membuka ke perut di mana sebagian besar pencemaan dan
penyerapan terjadi. perut terbiika menjadi pendek usus yang berakhir
di kloaka pada permukaan posterior punggung binatang. Sampai
tujuh kelenjar ludah yang hadir dalam beberapa jenis, mengosongkan
ke mulut di depan kerongkongan, sementara perut dikaitkan dengan
dua kelenjar lambung yang menghasilkan enzim pencernaan.
Sepasang protonephridia terbuka ke dalam kandung kemih
yang mengalir ke kloaka. Organ-organ ini mengeluarkan air dari
tubuh, membantu menjaga keseimbangan osmotik.
131
11.6 SISTEM SARAF ROTIFERA
Rotifera memiliki otak kecil, terletak tepat di atas mastax,
dari mana sejumlah saraf memperpanjang selunih tubuh. Jumlah
saraf bervariasi antara spesies, meskipun sistem saraf biasanya
memiliki susunan yang sederhana. Dekat dengan otak terletak sebuah
organ retrocerebral, terdiri dari dua kelenjar kedua sisi dari suatu
kanrung medial, kantung ini mengalir ke saluran yang membagi
menjadi dua sebelum membuka melalui pori-pori pada bagian paling
atas kepala. Fungsinya tidak jelas.
132
Sistem reproduksi wanita terdiri dari satu atau dua ovarium,
masing-masing dengan kelenjar vitamin A yang memasok telur
dengan kuning. Bersama-sama, setiap ovarium dan vitamin A bentuk
tunggal syncitial struktur di bagian anterior hewan, membuka
melalui saluran telur ke dalam kloaka.
Pria biasanya tidak memiliki sistem pencernaan fungsional,
dan karena itu pendek-tinggal, seringkali sudali secara seksual subur
saat lahir. Mereka memiliki satu testis dan saluran sperma , terkait
dengan sepasang struktur kelenjar disebut sebagai " prostat
"(meskipun mereka tidak berhubungan dengan organ vertebrata
dengan nama yang sama). Duktus sperma membuka ke gonopore di
ujung belakang binatang, yang biasanya diubah untuk membentuk
sebuah penis, gonopore ini homolog dengan kloaka betina, tetapi
pada spesies yang paling tidak memiliki koneksi ke sistem
pencernaan vestigial, yang tidak memiliki sebuah anus.
135
Keasaman air turut mempengaruhi kehidupan rotifera.
Rotifera Brachionus plicatilis ini masih dapat bertahan hidup pada
pH 5 dan pH 10, sedangkan pH optimum untuk pertumbuhan dan
reproduksi berkisar antara 7,5-8,0 (Isnansetyo & Kurniastuty, 1995).
d. Oksigen terlarut (DO)
Menurut Anonimus (1990) kualitas air media dengan
kandungan oksigen terlarut tidak kurang dari 4,15 ppm layak bagi
rotifera.
11.9.2 Teknik Kultur Rotifera
Menurut Juliaty (1999), teknik kultur rotifera secara massal
dilakukan dalam bak beton berukuran 100 ton. Dalam kegiatan ini
hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan bibit rotifera mumi,
ketersediaan phytoplankton sebagai pakan rotifera, juga ketersediaan
pakan rotifera lainnya (ragi). Lebih lanjut dikatakan bahwa teknik
kultur rotifera dilakukan dengan dua metode yaitu metode panen
harian dan metode panen transfer.
Metode panen harian, rotifera dikultur dengan kepadatan 20
individu/mL kemudian dipanen pada hari ke-5 setelah mencapai
kepadatan 100-150 individu sebanyak 30% dari total kultur.
Selanjutaya bak kultur rotifera diisi kembali dengan phytoplankton
(kepadatan 3-4 juta sel/mL) pemanean dilakukn dengan
raenggunakan plankton net 40 mikron dan disaring kembali dengan
plankton net 250 mikron untuk memisahkan kotoran.
136
Metode kultur rotifera lainnya adalah metode panen transfer
dalam metode ini diperlukan beberapa bak kultur alga hijau. Pada
bak pertama ditebar rotifera dengan kepadatan awal 20 individu/mL
setelah kepadatnnya mencapai 100 sampai 150 individu/mL rotifera
dipanen dan hasil panen tersebut digunakan sebagai bibit pada bak
kultur ke-2 dan seterusnya. Pemanenan dapat dilakukan setiap hari
pada bak kultur rotifera yang berbeda.
Teknik kultur Rotifera pada umumnya terdiri dari pembibitan,
pemeliharaan, dan pemanenan.
a. Pembibitan
Rotifera merupakan pakan alami yang membutuhkan teknik
yang matang dalam melakukan pembibitan untuk mendapatkan
kultur Rotifera yang bagus. Langkah pertama yaitu menyiapkan
wadah berupa bak tembok atau bakjiberglass dengan ukuran 25 liter
atau wadah lain tersedia. Wadah dibersihkan dengan cara mencuci
kemudian mengeringkannya di bawah sinar matahari.
Media pemeliharaan yang dipakai adalah ekstrak pupuk
kandang seperti kotoran ayam atau kotoran kuda. Media
pemeliharaan dibuat dengan cara merebus kotoran ayam atau kuda
dalam panci sebanyak 500 g/liter air. Setelah dimasak, kotoran
disaring dengan menggunakan kain trilin.
Cairan hasil penyaringan ditampimg dalam bak fiberglass
ukiiran 25 liter dan diencerkan dengan menambahkan air kolam 5-10
liter. Penambahan air kolam bertujuan agar bakteri dan jasad renik
137
sebagai pakan rotifera dapat tumbuh. Pada hari ketujuh, bibit rotifera
yang diperoleh dari perairan umum dimasukkan ke dalam media
pembibitan. Untuk memastikan ada tidaknya Rotifera dalam air
harus dilakukan pengamatan di bawah mikroskop. Dalam waktu 1-2
minggu rotifera sudah berkembang dengan baik, dan dapat
diinokulasikan untuk dipelihara. (Mujib, 2008)
b. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan setelah pembibitan. Inokulum yang
sudah siap digunakan akan dikultur melalui 2 metode, yaitu:
1). Dalam akuarium (terbatas)
Ukuran akuarium yang dapat digunakan sebagai wadah
pemeliharaan adalah 60 x 40 x 50 cm, sedangkan fiberglass yang
biasa dipakai adalah yang berukuran hingga 1 ton. Wadah dicuci
bersih dan dikeringkan di bawah terik matahari.
Akuarium diisi dengan air kolam dan volume air yang
dimasukkan dihifung. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan
junilah pupuk yang akan digunakan. Pupuk yang digunakan adalah
kotoran ayam atau kotoran kuda dengan dosis 300-400 g/liter air.
Pemberian pupuk dilakukan dengan jalan membungkus pupuk
tersebut dalam kain, kemudian digantung hingga seluruh pupuk
terendam air.
Setelah tujuh hari, kondisi air media sudah siap ditebari bibit
Rotifera. Panen dapat dilakukan pada minggu berikutnya ketika
populasi Rotifera mencapai puncak. Pemanenan dilakukan dengan
138
menggunakan plankton net. Kepadatan populasi akan bisa
dipertahankan tetap tinggi selama satu bulan apabila setiap 5-6 hari
dilakukan pemupukan ulang sebanyak separuh dosis pupuk awal.
2). Dalam kolam (massal)
Kolam yang digunakan bisa kolam tembok atau kolam tanah
2
yang berukuran antara 100-00 m . Kolam dikeringkan slama 2-4 hari
hingga dasarnya menjadi pecah-pecah. Pencangkulan dan
pembajakan dilakukan untuk membalik tanah dasar kolam sehingga
udara dapat masuk ke dasar kolam. Perbaikan-perbaikan dilakukan
pada saluran pemasukan serta kebocoran-kebocoran yang ada pada
tanggul ditutup.
Perbaikan pH tanah air dan membunuh bibit-bibit penyakit
dilakukan pengapuran dengan memakai kapur pertanian atau Kapur
2
Tohor 200-300 g/m . Pemupukan dilakukan dengan cara menebar
2
irisan jerami atau daun kol secara merata dengan dosis 500 g/m air.
Kolam diisi air hingga menggenang.
Penyemprotan insektisida dilakukan pada hari keempat
setelah penggenangan. Insektisida yang dipakai adalah Sumithion 50
EC dengan dosis 4 ppm untuk membunuh organisme lain seperti
Cladocera yang menjadi pemangsa Rotifera.
c. Pemanenan
Pemanenan Rotifera dapat dilakukan seminggu setelah
pemeliharaan. Rotifera sudah mencapai populasi puncak. Pemanenan
dilakukan dengan menggunakan plankton net. Cara pemanenannya
139
yaitu dengan mengambil air kolam kemudian air yang terkonsentrasi
pada tabling plankton net ditampung dalam ember. Cara lain panen
Rotifera adalah dengan menggunakan pompa air yang dialirkan pada
wadah tertentu.
143
144
DAFTAR PUSTAKA
146
SENARAI
147
Biseksual : orientasi seksual di mana organisme tertarik baik kepada
lawan jenis maupun sesama jenis
Ektoderm : bagian terluar dari tiga lapisan massa sel yang muncul di
awal perkembangan embrio
148
Endoderm : merupakan lapisan embrio bagian dalam, akan
berkembang menjadi epitel pada saluran pencernaan
/pernapasan dan kelenjar gondok
149
Eukariotik : jenis sel yang memiliki selaput atau membran untuk
membungkus materi genetik yang terkandung di dalam
inti sel agar tidak tersebar.
Filter feeder : hewan yang memakan partikel dan materi organik dan
makhluk hidup yang tersuspensi di air.
Fligel : Fligel atau flagel yaitu alat gerak berupa flagel ( bulu
cambuk) bersilia yaitu memiliki alat gerak berupa cilia
atau rambut rambut halus.
150
Fragmentasi : bentuk reproduksi aseksual atau kloning dimana
organisme memecah diri menjadi fragmen-fragmen.
Ganglion : kumpulan padat sel saraf yang berada diluar sistem saraf.
151
Gonokoris : organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu
yang berbeda
152
Kitin : polisakarida struktural yang digunakan untuk menyusun
eksoskleton dari artropoda
153
Luminescence : cahaya yang biasanya terjadi pada temperatur
rendah, dan dengan demikian bentuk tubuh dingin
radiasi .
Morula : suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel
terus menerus.
154
MSY (Maximum Sustainable Yield): adalah hasil tangkapan terbesar
yang dapat dihasilkan dari tahun ke tahun oleh suatu
perikanan.
155
Ostracoderms : ikan vertebrata terbungkus baju besi tulang, tidak
seperti masa kini ikan tanpa rahang, yang kurang
tulang pada sisik mereka.
156
Podia petaloid : berfungsi dalam membantu pergerakkan kemudian
berubah fungsi menjadi organ respirasi.
157
Sefalotoraks : penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan
bagian toraks (dada).
Spora : satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang
terbungkus oleh lapisan pelindung.
Vakuola : merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap
dalam bahasa Inggris) yang berupa rongga yang diselaputi
membran (tonoplas)
158
Vestigialitas : Suatu karakter pada organ organisme
berhomologi yang tampaknya telah kehilangan seluruh
ataupun kebanyakan fungsi awal organ tersebut melalui
proses evolusi.
159