Anda di halaman 1dari 33

1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam
peraturan perundang-undangan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016).
Menurut Permenkes RI No 58 tahun 2014, pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai merupakan proses yang
berkesinambungan yang dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan
penarikan, pengendalian dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan kefarmasian (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2014).
1. Pemilihan
Menurut Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014 Pemilihan adalah kegiatan
untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai ini berdasarkan:
a. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi
b. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
telah ditetapkan
c. Pola penyakit
d. Efektifitas dan keamanan
e. Pengobatan berbasis bukti
2

f. Mutu
g. Harga
h. Ketersediaan di pasaran
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan sediaan farmasi, alat kesahatan dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria
tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
3. Pengadaan Sediaan Farmasi
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan
kebutuhan dan harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat
dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik
5. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Menurut peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bahwa untuk menjamin
kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai harus sesuai dengan persyaratan kefarmasian yang meliputi persyaratan
stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban dan ventilasi.
6. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan dalam rangka menyalurkan / menyerahkan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan / pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah sakit harus
3

menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya


pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai di unit pelayanan.
7. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan
cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
8. Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan
penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan
dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi bersama dengan Tim Farmasi dan
Terapi (TFT) di rumah sakit.
9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlaku (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014).
Menurut Permenkes RI Nomor 118 tahun 2014 tentang Kompendium Alat
Kesehatan, bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu
menjamin aksesibilitas alat kesehatan yang aman, berkhasiat, bermutu, dan
terjangkau dalam jenis dan jumlah yang cukup (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2014).
Pada unit hemodialisa telah diatur persyaratan penyelenggaran
hemodialisa yaitu pada Permenkes RI Nomor 812 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis pada Fasilitas Kesehatan. Hemodialisa adalah
proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis
digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit
akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat.
Menurut Permenkes RI Nomor 812 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Dialisis pada Fasilitas Kesehatan, persyaratan peralatan pada
penyelenggaraan pelayanan dialisis meliputi
4

a. 4 mesin hemodialisis siap pakai;


b. Peralatan medik standar sesuai kebutuhan;
c. Peralatan reuse dialiser manual atau otomatik;
d. Peralatan sterilisasi alat medis
e. Peralatan pengolahan air untuk dialisis yang memenuhi standar; dan
f. Kelengkapan peralatan lain sesuai kebutuhan (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812 Tahun 2010).

2.2 Daftar alat kesehatan dan BMHP

1. Mesin Hemodialisa
Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan
larutan dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan
darah dari tempat tusukan vaskuler ke alat dializer.
5

- Prinsip penggunaan :
Sistem hemodialisis tunggal dapat dibagi menjadi tiga komponen utama
yaitu sistem penghantaran dialisat, sirkuit penghantaran darah ekstrakorporeal dan
dializer. Darah diambil melalui sirkuit ekstrakorporeal kemudian mengalir melalui
dializer untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi
oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat).
Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan
larutan dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan
darah dari tempat tusukan vaskuler ke alat dialyzer (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2014).
- Spesifikasi :
 Dimensi: ± 1680 x 510 x 640 mm
 Berat: ± 85 kg
Nilai penyimpangan
Jenis parameter Nilai ambang batas
diizinkan
Pembumian 0.5 Ohm
Arus bocor <300 µA
Temperature 37 °C ± 0.5 °C,
alarm tinggi dan
rendah, bypass
interlock
Tekanan sirkuit darah ± 10 % atau 10 mm
Hg, blood pump
interlock
Occlusion pump Slow drop pada 300
blood mm Hg
Laju alir pompa darah Tinggi, medium,
rendah ± 10 %
Laju alir dialysate Tinggi, medium,
rendah ± 10 %
Tekanan negatif Tinggi, medium,
rendah ± 10 %
6

2. Reuse Dialyzer

Dializer adalah tempat dimana proses HD berlangsung sehingga terjadi


pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Dializer ada yang
memiliki high efficiency atau high flux. Dialyzer high efificiency adalah dializer
yang mempunyai luas permukaan membran yang besar. Dializer high flux adalah
dializer yang mempunyai pori-pori besar yang dapat melewatkan molekul yang
lebih besar, dan mempunyai permeabilitas tinggi terhadap air (Indian Society of
Nephrology, 2014).
Ada 3 tipe dializer yang steril dan bersifat disposibel yaitu bentuk hollow-
fiber (capillary) dialyzer, parallel flat dialyzer dan coil dialyzer. Setiap dializer
mempunyai karakteristik masing-masing untuk menjamin efektifitas proses
eliminasi dan menjaga keselamatan penderita. Dializer yang banyak beredar
dipasaran adalah bentuk hollow–fiber dengan membran selulosa.
- Prinsip penggunaan :
Pada dializer terdapat proses dialisis atau disebut juga artificial kidney,
yaitu proses difusi melalui membran semipermiabel. Serat berlubang pada
dializer membentuk komponen utama dari sistem penghantar dialisis, dimana
7

dalam proses transfer zat terlarut dan air yang melintasi membran
semipermeabel (Indian Society of Nephrology, 2014).

- Spesifikasi
Spesifikasi dializer dinyatakan dengan Koefisient ultrafiltrasi (KUf)
disebut juga permeabilitas air. Kuf adalah jumlah cairan (ml/jam) yang
berpindah melewati membran per mmHg perbedaan tekanan (pressure
gradient) atau perbedaan TMP yang melewati membran. Besarnya
permeabilitas membran dializer terhadap air bervariasi, tergantung besarnya
pori dan ukuran membran. KUf terdiri dari Kuf rendah 2,0 , KUf sedang 4,0
dan KUf tinggi dan high flux >10,0.
3. Peralatan sterilisasi

a. Autoklaf

b. Oven (kering)
 Prinsip penggunaan
Sterilisator kering adalah salah satu alat kedokteran atau kesehatan
dan rumah sakit maupun klinik yang sangat berguna untuk
depirogenisasi alat-alat gelas dan bahan-bahan lain yang memiliki
kemampuan bertahan pada suhu yang digunakan.
 Gambar
8

 Spesifikasi

Parameter Spesifikasi
Kapasitas 78 liter
Rate power 550 watt
Rate voltage AC220 volt
Frequensi 60 Hz
Temperatur sterilisasi 125 ºC ± 20%
Material Steinless steel
Toleransi kesalahan Dicantumkan pada alat

4. peralatan medis yang dibutuhkan

a. Defibilator
 Definisi
Defibrilator merupakan alat penyelamatan yang memberikan kejut elektrik
untuk
menormalkan ritme jantung pada pasien yang mengalami fibrillasi
ventrikular atau ritme abnormal lainnya yang dapat diatasi dengan
pemberian kejut elektrik.
9

 Prinsip penggunaan
Defibilator menghantarkan impulse arus dengan amplitudo tinggi ke
jantung untuk memperbaiki ritme normal dan fungsi kontraktil pada pasien
yang mengalami ventrikular fibrilasi (VF) atau ventrikular takikardia (VT)
yang tidak disertai dengan palpable pulse. Berbagai defibrilator dapat
dilengkapi dengan kemampuan memantau yang bersifat opsional, seperti
pulse oximetry, end-tidal karbon dioksida dan NIBP

 Gambar

 Spesifikasi

-Dimensi:±250x300x250mm
- Berat: ± 5,5 kg

JENIS NILAI NILAI AMBANG


PARAMETER PENYIMPANGAN BATAS
DIIZINKAN
Pembumian 0.5 Ohm
Arus bocor selungkup <300 µA
Kontinunitas Paddle Tampilan EKG atau
resistansi < 0.15 Ohm
Nilai kalibrasi ± 5 % atau ± 5 bpm pada
60 bpm dan 120 bpm
10

Nilai alarm ± 5 % atau ± 5 bpm pada


40 bpm dan 120 bpm
Batas energi Paddle < 50 J
Intern
Energi keluaran ± 4 J atau ± 15 %, maks
> 250 J
Energi setelah 60 > 85 %
detik < 15 detik, keluaran ± 4 J
Waktu luah dan atau ± 15 %
energi
maks (luahan ke 10)

b. Ambu bag (Resuscitator)


 Definisi
Ambu bag merupakan suatu alat kesehatan yang memiliki fungsi untuk
membantu memperlancar pernafasan. Alat ini terdiri dari bag yang
berfungsi memompa oksigen, serta valve atau pipa berkatup dan masker
yang berfungsi menutup mulut dan hidung
 Prinsip penggunaan
Ambu bag digunakan secara manual dimana alat dipompa secara manual.
Biasanya menggabungkan sebuah kantong dan katup, dimaksudkan untuk
memberikan pernapasan darurat didukung dengan masker wajah atau
tabung dimasukkan ke dalam saluran pernafasan pasien.

 Gambar
11

 Spesifikasi
JENIS PARAMETER NILAI PENYIMPANGAN
DIIZINKAN
Cycling Rate > 50/min, dewasa; 70/min, - anak-
Tekanan maksimum anak
50 -60 cm H2O dewasa

- Bahan : PVC ( dengan bahan pvc yang lembut dan elastis sehingga sangat
membantu untuk proses pemompaan dan tidak gampang capek )
- Kelengkapan Ambu Bag / Manual Resuscitator Silicone :
- Balon / pompa ambu bag pvc ( Bag )
- Masker ambu bag ( Face Mask )
- Selang oksigen / Masker ( Tubing )
- Non rebreathing valve / Kantong Receiver ( Resivor Bag )
- 3 ukuran mayo tube utk memudahkan pemompaan ambu bag

c. Tensimeter
 Definisi
Tensimeter adalah alat untuk mengukur tekanan darah
 Prinsip penggunaan adalah alat yang menyediakan sinyal dari sistolik dan
diastolik, atau kombinasi, hasil tekanan darah dapat diperoleh melalui
penggunaan tranduser yang ditempatkan pada permukaan tubuh.

 Gambar
12

 Spesifikasi
PARAMETER SPESIFIKASI
 Cuff Panjang bladder sebaiknya kira-kira 0,80 x
lingkaran lengan pada titik tengah julat cuff. Lebar
bladder sebaiknya paling tidak 0,40 x lingkaran
lengan pada titik pada julat cuff.
 Konektor
Harus memiliki piranti untuk mencegah terlepasnya
 Katup hubungan.
pompa
Harus mampu mengatur laju pemompaan 2
 Katup mmHg/detik (0,3 kPa/detik) sampai dengan 3
deflasi mmHg/detik (0,4 kPa/detik)

 Pompa Harus mampu mengatur laju deflasi dari 2


mmHg/pulsa (0,3 kPa/pulsa) sampai dengan 3
Persyaratan fisik: mmHg/pulsa (0,4 kPa/pulsa)
 Permukaan
 Kekuatan Paling tidak sampai 200 mmHg (27 kPa)
mekanik
13

 Halus, tidak bersudut tajam


Harus mempunyai kekuatan mekanik yang cukup
ketika dikenai tegangan mekanik yang disebabkan
penggunaan normal, dorongan, benturan, jatuh dan
penanganan yang kasar.

d. Stetoskop
 Prinsip penggunaan
Stetoskop adalah alat mekanis yang digunakan untuk
memproyeksikan suara yang berhubungan dengan jantung, arteri,
dan vena dan organ internal lainnya
 Gambar

 Spesifikasi

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Material chest-piece Stainless steel, chromium-plated
brass, anodised aluminium
Diameter membran 48 mm
Diameter bell 36 mm
Panjang keseluruhan 77 cm
Persyaratan fisik Latex free

e. Termometer digital
 Definisi
Termometer merupakan alat pengukur suhu.
 Prinsip penggunaan
14

Termometer ini menggunakan sensor panas elektrik untuk


mengukur suhu tubuh. Termometer digital, biasanya menggunakan
termokopel sebagai sensornya untuk membaca perubahan nilai
tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua buah kabel dari
jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja,
disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip
kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan
(volt) dengan temperatur.
 Gambar

 spesifikasi
- Pengukuran 10 detik l Ujung fleksibel
- Alarm penunjuk demam
- Tahan air
- Alat akan mati secara otomatis
- Satuan dapat di ubah : °C / °F l Indikator baterai lemah

f. glucotest
 Definisi
Untuk penentuan kuantitatif glukosa dalam darah.

 Prinsip
15

Pada optik blood glucose monitoring, sampel darah dipaparkan ke


lapisan reagent, yang diapisi dengan enzim (glukosa oksidase,
glukosa dehidrogenase). Reaksi tersebut menyebabkan perubahan
warna, intensitas dari perubahan ini tergantung pada kadar glukosa
yang terdapat pada sampel darah. Cahaya dari LED menekan
permukaan lempeng dan tercermin ke fotodioda, yang mengukur
intensitas cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Blood
glucose monitoring elektrokimia menggunakan sensor elektroda
untuk mengukur arus yang diproduksi ketika enzim mengkonversi
glukosa menjadi asam glukonat. Arus yang dihasilkan berbanding
lurus dengan jumlah glukosa dalam sampel.

 Gambar

 Spesifikasi
- Dimensi (sekitar): 90 x 50 x 100 mm
- Berat (sekitar): 0.65 kg
- Konsumabel: strip uji, baterai
- Usia produk (tahun): 5-7
- Masa simpan (konsumabel): tes uji: 6 bulan
16

g. Timbangan
 Definisi
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menimbang orang
dewasa dengan kapasitas timbangan sampai dengan 150 kilogram
dan mengukur tinggi badan hingga 190 cm.

 Gambar

 Spesifikasi
- Rentang pengukuran Berat : 0 - 120 kg
- Kenaikan berat per 0.5 kg
- Rentang pengukuran Tinggi : 70 - 190 cm. Kenaikan tinggi per 0.5 cm.
- Ukuran pijakan timbangan : 38.5 x 28 cm
- Dimensi Produk : 90 x 35 x 30.5 cm
- Merk : GEA
- Kemenkes RI AKL 10901615185

h. Suction pump
 Definisi
17

Suction pump Merupakan peralatan medis yang difungsikan sebagai


penghisap cairan. Dalam dunia medis mesin ini sering digunakan untuk
menghisap cairan lendir ataupun cairan yang tidak berguna yang
mengganggu keselamatan pasien. Mesin ini bekerja menggunakan motor
AC yang berfungsi sebagai pompa penghisap.

 Gambar

 Spesifikasi
Max Negative Pressure : 0.09 MPa
Sound Level : ≤ 60dB (A)
Power Supply AC : 220V ± 10%, 50Hz ± 2%
Input Power : 180VA
Pumping Rate : 40 L/min
Reservoir Capacity : 2500 mL/bottle
Max Vacuum : 80 kPa
Adjustable Vacuum 20 kPa – 80 kPa
Range :

i. Tabung oksigen dan regulator


 Deskripsi
adalah tabung yang digunakan untuk manampung oksigen. Regulator
berfungsi untuk mengatur aliran dari masing-masing gas.
 Gambar
18

 Spesifikasi

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Sifat Tidak berbau
Tidak ada warna
Tidak ada rasa
Kandungan Gas O2
Ukuran tinggi 26-120 cm
Berat 2,5 – 60 kg

j. Blood tranfusion set


 Deskripsi/ prinsip pengoperasian
Blood tranfusion set adalah alat yang digunakan untuk mengadministrasi
darah dan produk sediaan yang berasal dari darah dari wadah ke sistem
vaskular pasien
melalui jarum atau kateter yg disisipkan pada vena, atau untuk menarik
darah dari tubuh.
 Gambar
19

 Spesifikasi
JENIS PARAMETER SPESIFIKASI
Fisik
 Kemasan Bebas dari kerusakan fisik
 Kontaminasi partikel Tidak > 90
 Panjang tube Sesuai spesifikasi pabrik ± 5%
 Uji tekanan Tidak ada kebocoran udara dari semua
(1.0kgf/cm2) sambungan
 Uji vakum (560 Vakum
mmhg)
 Kebocoran kemasan Tidak bocor

Kimia
 pH Tidak > 15
 Uji foaming Tidak lebih dari 3 menit
 Residu penguapan Tidak > 1.0 mg dengan blangko

Biologi
 Sterilitas Steril
 Endotoxin Tidak > 0.5 EU/ml

k. Instrumen bedah
 Deskripsi
Merupakan alat, tanpa sumber daya, dapat digenggam, baik dapat
digunakan kembali atau sekali pakai, dimaksudkan untuk digunakan dalam
berbagai prosedur bedah umum. Di unit hemodialisis biasanya digunakan
jika terdapat kondisi emergency. Instrumen bedah minor seperti :

- Dressing Forceps / Thumbs 14 cm

- Tissue Forceps (1 x2 teeth)

- Oprating Scissors SH/BLSTR 14,5 cm


20

- Opraing Scissors STR FIG.1 BL/BL 14,5 cm

- Knaap vascular scissors one blades pointers 11,5cm

- Rochester pean haemostatic forcep str 14cm

- Halstead mosquito haemostatic forcep str 12,5cm

- Mayo hegar handle holder 14cm

- Scalpel handle no.3

- Surgical blade

 Gambar

5. peralatan lain
a. Tranducer protector
 Deskripsi
Pelindung transduser digunakan dalam garis darah Hemodialisis
untuk menjaga sisi darah dari sirkuit terpisah dari sisi mesin dan
untuk mencegah kontaminasi mesin oleh darah yang mengalir
melalui sirkuit. Pelindung Transduser adalah pelindung yang baik
untuk pemantauan tekanan selama hemodialisis.
21

 Gambar

 Spesifikasi
- Bahan terbuat dari PVC
- Pore size 0.2 µ
- Temperatur masimal 121oC
- Effective filtration area 2.5 cm2

b. Reverse Osmosis Water Treatment System


 Deskripsi
Alat untuk memurnikan air menjadi air reverse osmosi sehingga
sesuai standar yang sangat aman untuk proses dialisis.
 Cara kerja

- Air baku dari tangki penampung (tangki baku) didorong


dengan pompa feed agar masuk ke media filter.
- Air dilewatkan ke cartridge filter.
- Air diproses menjadi produk air reverse osmosis (RO).
- Air RO ditampung di tangki produk.
- Air RO disterilkan dengan lampu UV.
- Air RO siap didistribusikan ke 6 mesin-mesin hemodialisis
22

 Gambar

 Spesifikasi
23

c. Lemari Dializer
 Deskripsi
REMA Lemari Dialyzer ini dirancang untuk menyimpan
dialyzer reuse secara aman
 Gambar

 Spesifikasi
24

- Dialyzer holder berbahan stainless steel.


- Dilengkapi dengan nampan stainless steel untuk
menampung tetesan air.
- Lampu UV untuk mensterilkan bagian dalam lemari.

6. BMHP

a. AV fistule
 Deskripsi
AV fistula adalah koneksi, yang dibuat oleh seorang ahli bedah
vaskular, dari arteri ke vena. Arteri membawa darah dari jantung
ke tubuh, sementara vena membawa darah dari tubuh kembali ke
jantung. Ahli bedah vaskular mengkhususkan diri dalam bedah
pembuluh darah.
 Prinsip pengoperasian
Dokter bedah biasanya menempatkan fistula AV di lengan atau
lengan atas. AV fistula menyebabkan tekanan ekstra dan darah
ekstra mengalir ke dalam vena, sehingga tumbuh besar dan kuat.
Vena yang lebih besar menyediakan akses yang mudah sehingga
dapat diandalkan untuk pembuluh darah.
 Gambar
25

 Spesifikasi
- Tersedia dalam ukuran 16G
- Tipe Fixed Wing 1″ dan 1,25″
- Panjang dasar PVC medical grade
- Steril dan nonpirogenik
- Disterilisasi dengan ethylene oxide gas

b. Hemodialisis blood tubing set


 Deskripsi
Hemodialisis blood tubing set telah dirancang khusus untuk pasien
untuk menghubungkan sistem eksternal yang mengekstraksi darah
pasien ke dialyzer dan kemudian mengembalikan darah pasien dari
dialyzer. Hemodialisis Garis Darah khusus digunakan untuk
pasokan darah terus menerus selama proses hemodialisis.
 Gambar
26

 Spesifikasi
- Berbahan dasar PVC medical grade
- Steril dan nonpirogenik
- Dilengkapi dengan infusion set
- Disterilisasi dengan ethylene oxide gas
- Priming Volume 0.15ml
- Pressure Stability 5 Bar hydrostatics

c. Spuit/syringe
 Deskripsi/prinsip pengoperasian
merupakan alat yang ditujukan untuk tujuan medis yang terdiri dari
per barel berongga terkalibrasi dan plunger yang dapat digerakkan.
Pada salah satu ujung barel ada konektor jantan (nozzle) untuk
pemasangan konektor betina (hub) dari jarum suntik lumen
tunggal. Alat ini digunakan untuk menyuntikkan cairan ke dalam,
atau menarik cairan dari, tubuh.

 Gambar
27

 Spesifikasi

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Diameter luar tabung 0,2 – 0,5 mm
jarum
Panjang jarum efektif Spesifikasi pabrik (penyimpangan <
10%)
Sudut bagian bawah 15° - 55°
Panjang ujung bagian 9,0 mm – 14,0
bawah
Kontaminasi Partikulat Bebas kontaminasi
Sterilitas Steril
Pirogenitas Bebas Pirogen / negatif
Toksisitas Tidak Toksik

d. Sarung tangan
 Deskripsi/pripsip pengoperasian
Alat yang dibuat dari karet asli atau sintetik yang ditujukan
untuk
dipakai oleh personel ruang operasi untuk melindungi luka bedah
dari
kontaminasi. Sarung tangan karet steril, sekali pakai untuk
keperluan bedah adalah alat pelindung tangan yang terbuat dari
persenyawaan lateks alam atau lateks sintetik atau larutan karet
dengan bentuk dan ukuran tertentu, melalui
proses sterilisasi, digunakan untuk keperluan bedah, baik diagnosis
maupun terapi, sekali pakai.
28

 Gambar

 Spesifikasi

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Material Karet alam
Ukuran 5 – 9,5 / XS – XL
Berat Sesuai spesifikasi pabrik
Lebar (67 ± 4) mm s/d (121 ± 6) mm
Panjang 250 – 280 mm
Ketebalan Untuk semua ukuran, halus :
0,10 dan tekstur : 0,13
Visual Bebas dari lubang dan cacat
yang
terlihat

e. Masker bedah
 Deskripsi/ prinsip pengoperasian
Masker bedah menutupi hidung dan mulut pengguna dan
memberikan
suatu penghalang fisik untuk cairan dan bahan partikulat untuk
mencegah
kontaminasi antara pasien dengan petugas kesehatan.
 Gambar
29

 Spesifikasi

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Material Non woven polypropylen
Ukuran Masker 17,5 x 9,5 cm
Kawat hidung 10 cm
Panjang Tali 37 – 46 cm
Fitur desain Tie-on atau earloop
Pori < 3.0 µm
Efisiensi filtrasi >0,993
bakteri

f. Plester
 Deskripsi
adalah alat kesehatan yang terdiri dari strip dari bahan kain atau
plastik yang dilapisi salah satu sisinya dengan perekat dan dapat
mengandung dressing pad tanpa disinfektan. Plester digunakan
untuk menutup dan melindungi luka.

 Gambar
30

 Spesifikasi

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Material
- Strip Poly vinylchloride
- Pad Absorbent polypropilene
- Perekat Bahan perekat medis
Ukuran Sesuai spesifikasi pabrik
Daya rekat Cukup lekat
Ketahanan terhadap air Tidak tembus air
Kerapatan Cukup agar ada sirkulasi udara
Panjang tidak lebih dari 80% pa
Elastisitas plester setelah plester direga
sempurna

g. Benang steril (silk suture)


 Deskripsi
adalah benang steril, tidak diserap, multifilament, fleksibel, terdiri
dari protein yang disebut serat organik. Protein ini berasal dari
spesies Bombyx mori (B. mori) dari keluarga Bombycidae. Benang
bedah sutra alami tidak diserap diindikasikan untuk digunakan
dalam perekatan jaringan lunak. Benang bedah sutra alami tidak
diserap mungkin dikepang atau memutar, dapat dilapisi atau tidak
dilapisi, dan dapat diwarnai atau dicelup dengan warna aditif
terdaftar.
 Gambar
31

 Spesifikasi

h. BMHP lain

Nama Fungsi
NS 0,9% Cairan dialysis adalah cairan yang digunakan pada
proses hemodialisa, terdiri dari campuran air dan
elektrolit yang mempunyai konsentrasi hampir sama
dengan serum normal dan mempunyai tekanan osmotic
yang sama dengan darah. Fungsi cairan dialysis adalah
mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-sisa
metabolisme dari tubuh, serta mencegah kehilangan zat-
zat vital dari tubuh selama dialisa
Heparin ditujukan supaya tidak terjadi pembekuan darah pada
pasien hemodialisa.
Lidokain ampul anestesi lokal pada pasien 
Betadin antiseptik
Citric liquid Digunakan untuk disinfektan sekaligus untuk
menghilangkan kerak atau endapan kalsium yang
menempel pada saluran mesin hemodialisa.
Air Reverse Osmosis  Cairan dialysis adalah cairan yang digunakan pada
proses hemodialisa, terdiri dari campuran air dan
elektrolit 
32

DAFTAR PUSTAKA

Indian Society of Nephrology. 2014. Standard Treatment Guidelines -


33

Haemodialysis. Ministry of Health and Family Welfare Govt. of India: 1–132.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 812. Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis pada
Fasilitas Kesehatan. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 58. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 118. Tentang Kompendium Alat Kesehatan. Jakarta :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 73. Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai