KLINIK KEPERAWATAN
ANAK
Pasphot o 4x6
NIM : PO.71.3.201.18.1.055
KELOMPOK : C
NO HP : 085731107526
A. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan
37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir.
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari
pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan kesepakatan
WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
a. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
b. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
c. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28 minggu.
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan
terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. 15% dari kelahiran
prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1 janin). Di
negeri maju angka kejadian kelahiran bayi prematur ialah sekitar 6% - 7%, sedangkan di
negeri yang sedang berkembang angka kematian ini kurang lebih 3X lipat.
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu
untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan
infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a. Kehamilan
1. Malformasi Uterus
2. Kehamilan ganda
3. TI. Servik Inkompeten
4. KPD
5. Pre eklamsia
6. Riwayat kelahiran premature
7. Kelainan Rh
b. Penyakit
1. Diabetes Maternal
2. Hipertensi Kronik
3. UTI
4. Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
1. Tidak melakukan perawatan prenatal
2. Status social ekonomi rendah
3. Mal nutrisi
4. Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a. Resiko Demografik
1. Ras
2. Usia (40 tahun)
3. Status sosio ekonomi rendah
4. Belum menikah
5. Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
1. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
2. Abortus trimester kedua (lebihdari 2x abortus spontan atau elektif)
3. Anomali uterus
4. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
5. Resiko kehamilan saat ini :
6. Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil,
7. masalah-masalah plasenta (misal :plasentaprevia, solusioplasenta),
pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia
serviks, KPD, anomaly janin.
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
1. Nutrisi buruk
2. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
3. Penyalah gunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
4. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
1. Stres
2. Iritabilitas uterus
3. Peristiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
4. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
5. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
6. Defisiensi progesteron
7. Infeksi
Permasalahan pada ibu saat kehamilan :
a. Penyakit/kelainan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruptio placenta,
incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus.
b. Tingkat sosial ekonomi yang rendah dan prenatal care yang tidak adekuat
c. Persalinan sebelum waktunya atau induced aborsi
d. Penyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan terlarang, alkohol, merokok
dan caffeine
3. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial
ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak
melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama
kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor
tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayi untuk
keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup maka organ
tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat
khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar.
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat
menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena respon
menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber
utama kalori bila ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis
nonshiver. Sebagai respons terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan
norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari cadangan lemak cokelat untuk
menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan. Sterss dingin dapat
menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan metabolisme
sebagai respons terhadap stress dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila
oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen berkurang
( hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru menurun akibat
berkurangnya oksigen darah dan kelaina paru (paru yang imatur). Keadaan ini dapat sedikit
terolong oleh haemoglobin fetal ( HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga
bayi dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.
Stress akan direspons oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang menyebabkan
vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan ventilasi paru sehingga kadar
oksigen darah berkurang. Keadaan ini menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan
glikolisis anaerob yang menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi ini bersamaandengan
metabolisme lemak cokelat yang menghasilkan asam sehingga meningkatkan konstribusi
terjadinya asidosis.
Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan glikogen lebih banyak dari pada
metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya hipoglikemia. Kondisi ini terjadi
terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit, sesudah kelahiran pemasukan kalori
rendah atau tidak adekuat.
Termoregulasi. Bayi prematur umurnya relatif kurang mampu untuk bertahan hidup
karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum bekerja
seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi
untuk mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi prematur dan
imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal, karena pusat pengatur
suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak cokelat sebagai
sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang relatif
lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih banyak. Respons menggigil
pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui
aktivitas.Selain itu kontrol refleks kapiler kulit juga masih kurang.
4. KLASIFIKASI
a. Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
BATASAN KRITERIA KETERANGAN
Sangat Usia kehamilan 24-30 Sangat sulit untuk hidup,
premature minggu kecuali dengan inkubator
BB bayi 1000-1500 g canggih
Dampak sisanya
menonjol,terutama pada IQ
nerologis dan pertumbuhan
fisiologis
Prematur Usia kehamilan 31-36 Dengan perawatan cangih
Sedang minggu masih mungkin hidup tanpa
BB bayi 1501-2000 g dampak sisa yang berat
Premuatur Usia kehamilan 36-38 Masih sangat mungkin
borderline mingu hidup tampa dampak sisa
Berat bayi 2001-2499 g yang berat
Lingkaran kepala 33 Perhatikan kemungkinan :
cm - Ganguan napas
Lingkaran dada 30 cm - Daya isap lemah
Panjang badan sekitar - Tidak tahan terhadap
45cm hipotermia
- Mudah terjadi infeksi
b. Persalinan prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab
PENGOLONGA
CRITERIA KETERANGAN
N
Golongan 1 Dapat terjadi prematur Kejadian persalinan
teratur tidak prematur sangat jarang
menimbulkan berulang dengan sebab
proses “rekuren” yang sama
- solusio plasenta
- plasenta previa
- hidramnion
/oligohidromnion
- kehamilan ganda
Golongan 2 resiko kejadian sebagian masih
persalinan prematur dapat diupayakan
tidak dapat dikontrol untuk dikendalikan
oleh penderita sendiri anomali alat
hamil usia muda ,tua reproduksi sebagian
(umur kurang 18 tahun sulit dikendalikan
atau diatas 40tahun ) sekalipun dengan
terdapat anomali alat tindakan operasi
reproduksi
Golongan 3 faktor yang Permasalahan yang
menimbulkan pesalinan dihadapi golongan 3,
prematur dapat sebagian besar
dikendalikan sehinga beraspek sosial
kejadian prematur dapat sehingga perannya
diturunkan : sebagai faktor
1.KEBIASAAN : pemicu persalinan
- Merokok ketagin prematur dapat
obat dikendalikan:
- Kebiasaan kerja - Kemampuan
keras ,kurang pengendalian
tdur dan istirahat faktor sosial
2.Keadaan social yang berada
ekonomi yang ditengah
menyebabkan masyarakat
konsumsi gizi ,merupakan
nutrisi rendah program
3.Kenali berat badan obstetr social
ibu hamil yang - Keberhasilann
kurang ya akan dapat
4.Anomali serviks, dirasakan
serviks inkompeten masyarakan
dan
mempunyai
nilai untuk
meningkatkan
kemampuan
memberikan
pelayanan
bermutu dan
menyeluruh ,
sebagai stategi
sosial.
5. KOMPLIKASI
a. Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera menangis secara spontan dan
teratur stelah lahir(Aminullah,2006, hal 709).
b. Hipotermia
Hipotermia adalah peristiwa kehilangan panas yang terjadi bila suhu tubuh bayi turun
di bawah suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5oC - 37oC (suhu aksila).Gejala
hipotermia apabila suhu < 36 oC atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.Hipotermia
menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan
terjadinya metabolik anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan
hipoksemia dapat berlanjut dengan kematian (Prawirohardjo, 2006, hal 373).
c. Infeksi
Bayi prematur mudah sekali diserang infeksi.Ini disebabkan oleh karena daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang, relatifbelum sanggup membentuk antibodi dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik(Budjang, 2006, hal 780).
d. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan
usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok
e. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring.
(Whaley & Wong, 1995)
f. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
g. Necrotizing Enterocolitas (NEC)
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
b. Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
c. Pemantauan gas darah arteri
d. Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan kadar PaCO2
35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %.
e. Kimia darah sesuai kebutuhan
1. Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
2. Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
3. LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
4. Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000
– 225.000/ mm³.
5. Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
6. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
7. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
8. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
9. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
f. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
g. Penyimpangan darah tali pusat
B. PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Anamnesis
1. Biodata klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penayakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. ADL
Pola Nutrisi
Pola Istirahat tidur
Pola Personal hygiene
PolaAktivitas
PolaEliminasi
7. Pemeriksaan
Pemeriksaan Umum
- Kesadaran compos mentis
- Nadi
- RR
- Suhu
PemeriksaanFisik
- Kepala
- Panjang badan
- Berat badan
- Thorax
- Abdomen
- Genetalia
- Anus
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi
2. Intoleran aktifitas b.d penurunan tonus otot
3. Pola nafas tidak efektif b.d ketidak matanan paru-paru karena kurang
produksi surfactan.
C. INTERVENSI / TUJUAN
1. Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
Tujuan : agar gangguan pertukaran gas klien teratasi .
Kriteria hasil :
- Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
- Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress
pernafasan.
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips).
- Tanda tanda vital dalam rentang normal.
- AGD dalam batas normal.
- Status neurologis dalam batas normal.
Intervensi
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Pasang mayo bila perlu
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Berikan bronkodilator