BAB V
PERKERASAN BANDAR UDARA
Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat merencanakan perkerasan bandar udara dengan metode FAA
Materi:
1. Perkerasan Bandar Udara
2. Perencanaan Perkerasan dengan Metode FAA
3. Perkerasan Pelapisan Ulang
Hasil Belajar 2:
Mahasiswa dapat merencanakan perkerasan lentur
dan kaku dengan metode FAA.
Ada beberapa metode perencanaan perkerasan bandar udara, yaitu CBR, FAA, LCN,
Asphalt Institute, Shell., yang dibahas pada bab ini hanya metode FAA.
Tipe dan susunan roda pendaratan menentukan bagaimana pesawat membagi beban
kepada roda-roda dan diteruskan ke perkerasan, selanjutnya akan menentukan berapa tebal
perkerasan yang dapat melayani berat seluruh pesawat itu.
Pengujian atas konfigurasi roda pendaratan, kontak area roda dan tekanan roda,
menunjukkan bahwa parameter-parameter mempunyai suatu kecenderungan yang berkaitan
dengan berat kotor pesawat, maka dibuatlah kurva-kurva untuk perencanaan perkerasan atas
dasar penganggapan tertentu bagi konfigurasi roda pendaratan pesawat. Penganggapan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pesawat dengan roda pendaratan tunggal (single gear) diperhitungkan apa adanya
2. Pesawat dengan roda pendaratan berganda (dual gear), jarak antara poros roda-roda lebih
kurang 0,51 m (20 in) cukup memadai untuk pesawat ringan dan untuk pesawat berat
jarak antara poros 0,86 m (34 in)
3. Pesawat dengan roda pendaratan tandem berganda dua (dual tandem gear), roda
berganda 0,51 m (20 in), jarak tandemnya 1,14 m (45 in) untuk pesawat ringan,
sedangkan untuk pesawat berat jarak roda bergandanya 0,76 m (30 in) dan jarak tandem
1,40 m (55 in)
4. Pesawat berbadan lebar, seperti B-747, DC-10, L-1011, bentuk roda pesawat dan berat
pesawatnya berbeda, maka dibuat kurva tersendiri.
5. Tekanan roda pesawat mempunyai variasi antara 75-200 psi (516-1380 Kpa), tergantung
dari konfigurasi roda pendaratan dan berat total pesawat. Tekanan roda sangat kecil
pengaruhnya terhadap perkerasan, walaupun berat total bertambah, oleh karena itu
tekanan roda pesawat sebesar 200 psi cukup aman, jika parameter yang lain tidak
bertambah.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
OL Lumpur Jelek Tidak dapat Menengah Menengah Jelek Alat pemadat 90-105 4-8 100-200
organik atau dipakai sampai tinggi sampai tinggi dengan ban karet,
tanah liat mesin gilas
organik tumbuk
bersih
MH Tanah liat Jelek Tidak dapat Menengah Tinggi Cukup sampai Alat pemadat 80-100 4-8 100-200
Kemampuan
micaceous dipakai sampai sangat jelek dengan ban karet,
untuk
atau tanah tinggi mesin gilas
dipadatkan
yang tumbuk
tinggi,
mengandung
LL>50
silica
CH Tanah liat Jelek sampai Tidak dapat Menengah Tinggi Praktis tidak Alat pemadat 90-110 3-5 50-100
gemuk sangat jelek dipakai tembus air dengan ban karet,
mesin gilas
tumbuk
OH Tanah liat Jelek sampai Tidak dapat Menengah Tinggi Praktis tidak Alat pemadat 80-100 3-5 50-100
gemuk sangat jelek dipakai tembus air dengan ban karet,
mesin gilas
tumbuk
Tanah untuk Pt Tanah untuk Tidak dapat Tidak dapat Kecil Sangat tinggi Cukup sampai Pemadatan tidak
bahan bahan dipakai dipakai jelek praktis
pembakar pembakar
(peat) dan (peat)
tanah humus dll
organik
berserat
lainnya
5.2.1.2 Pengaruh lapisan tanah asli terhadap tebal lapisan perkerasan bawah
Di beberapa lokasi sering dijumpai lapisan atas yang baik untuk tanah dasar hanya
tipis, sedangkan bagian-bagian bawah lainnya sangat jelek. Menganggap lapisan tipis ini
sebagai tanah dasar sama sekali tidak bisa diterima, walaupun ada sedikit keuntungan
karena adanya lapisan tipis ini. Lapisan tipis yang teratas tadi kita sebut A, lapisan di
bawahnya B. Ketebalan lapisan perkerasan bawah yang diperlukan akan lebih tebal dari
yang ditunjukkan pada kurva-kurva apabila lapisan A dipakai sebagai tanah dasar, tetapi
lebih tipis bila yang dianggap sebagai tanah dasar hanya lapisan B saja, maka tebal lapisan
perkerasan bawah dapat dihitung berdasarkan rumus dari FAA:
t Y X
ZY
XY
Gambar 5.3 Kurva rencana perkerasan lentur, untuk daerah kritis- Roda tunggal
Gambar 5.4 Kurva rencana perkerasan lentur, untuk daerah kritis-roda ganda
Gambar 5.5 Kurva rencana perkerasan lentur untuk daerah kritis- roda
tandem ganda
DC-10-10,10CF
Gambar 5.12 Tebal lapis pondasi atas minimum untuk perkerasan lentur
2. Perhitungan:
Pakailah gambar 5.4 masukan data-data CBR = 67, berat lepas landas 75.000 dan
keberangkatan ekivalen pertahun 6.000. Dibaca tebal total perkerasan = 21,3 in =
51,2 cm.
Dengan gambar yang sama, CBR subbase 20, data-data lain semua dibaca 21,8 in =
55,3 cm adalah surface dan base coarse.
Tebal subbase menjadi 21,3 – 8,6 = 12,7 in = 32,3 cm.
Surface aspal tebalnya 4 in, maka tebal base coarse = 21,8 - 4 = 17,8 in = 45,2 cm.
Latihan Lanjutan:
L-1: Diberikan daftar pesawat yang diperkirakan harus dilayanioleh bandar udara yang
akan direncanakan. Hitunglah keberangkatan ekivalen per tahun dan perkerasan yang
dibutuhkan CBR subgrade = 6%.