Anda di halaman 1dari 9

BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN

PENYAKIT

7.GASTROENTERITIS (KOLERA DAN GIARDIASIS)


No. ICPC-2: D73 Gastroenteritis presumed infection
No. ICD-10: A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infection origin
Tingkat Kemampuan 4A

Masalah Kesehatan
Setiap kali diare, BAB dapat menghasilkan
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan volume yang besar (asal dari usus kecil)
mukosa lambung dan usus halus yang atau volume yang kecil (asal dari usus
ditandai dengan diare dengan frekuensi 3 besar). Bila diare disertai demam maka
kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Apabila diduga erat terjadi infeksi.
diare > 30 hari disebut kronis. WHO
Bila terjadinya diare didahului oleh makan
(World Health Organization) mendefinisikan
atau minum dari sumber yang kurang
diare akut sebagai diare yang biasanya
higienenya, GE dapat disebabkan oleh
berlangsung selama 3-7 hari tetapi dapat
infeksi. Riwayat bepergian ke daerah
pula berlangsung sampai 14 hari. Diare
dengan wabah diare, riwayat intoleransi
persisten adalah episode diare yang
laktosa (terutama pada bayi), konsumsi
diperkirakan penyebabnya adalah infeksi
makanan iritatif, minum jamu, diet cola, atau
dan mulainya sebagai diare akut tetapi
makan obat-obatan seperti laksatif,
berakhir lebih dari 14 hari, serta kondisi ini
magnesium hidroklorida, magnesium sitrat,
menyebabkan malnutrisi dan berisiko tinggi
obat jantung quinidine, obat gout (kolkisin),
menyebabkan kematian
diuretika (furosemid, tiazid), toksin (arsenik,
Gastroenteritis lebih sering terjadi pada organofosfat), insektisida, kafein, metil xantine,
anak- anak karena daya tahan tubuh yang agen endokrin (preparat pengantian tiroid),
belum optimal. Diare merupakan salah satu misoprostol, mesalamin, antikolinesterase dan
penyebab angka morbiditas dan mortalitas obat-obat diet perlu diketahui.
yang tinggi pada anak di bawah umur lima
Selain itu, kondisi imunokompromais (HIV/AIDS)
tahun di seluruh dunia, yaitu mencapai 1
dan demam tifoid perlu diidentifikasi.
milyar kesakitan dan 3 juta kematian per
tahun. Penyebab gastroenteritis antara lain Pada pasien anak ditanyakan secara jelas
infeksi, malabsorbsi, keracunan atau alergi gejala diare:
makanan dan psikologis penderita.
1. Perjalanan penyakit diare yaitu lamanya
Infeksi yang menyebabkan GE akibat diare berlangsung, kapan diare muncul
Entamoeba histolytica disebut disentri, bila (saat neonatus, bayi, atau anak-anak)
disebabkan oleh Giardia lamblia disebut untuk mengetahui, apakah termasuk
giardiasis, sedangkan bila disebabkan oleh diare kongenital atau didapat,
Vibrio cholera disebut kolera. frekuensi BAB, konsistensi dari feses,
ada tidaknya darah dalam tinja
Hasil Anamnesis
2. Mencari faktor-faktor risiko penyebab diare
(Subjective) Keluhan 3. Gejala penyerta: sakit perut, kembung,
banyak gas, gagal tumbuh.
Pasien datang ke dokter karena buang air 4. Riwayat bepergian, tinggal di tempat
besar (BAB) lembek atau cair, dapat penitipan anak merupakan risiko
bercampur darah atau lendir, dengan untukdiare infeksi.
frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24
jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di
perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah
serta tenesmus.

PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 1
BAB II : DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN
PENYAKIT

Faktor Risiko
lainnya: ubun- ubun besar cekung atau
1. Higiene pribadi dan sanitasi tidak, mata: cekung atau tidak, ada atau
lingkungan yang kurang. tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut
2. Riwayat intoleransi laktosa, riwayat dan lidah kering atau basah.
alergi obat. 3. Pernapasan yang cepat indikasi adanya
3. Infeksi HIV atau infeksi menular seksual. asidosis metabolik.
4. Bising usus yang lemah atau tidak ada
Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang bila terdapat hipokalemia.
sederhana (Objective) 5. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena
Pemeriksaan Fisik perfusi dan capillary refill dapat
menentukan derajat dehidrasi yang
1. Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: terjadi.
berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut 6. Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi
jantung dan pernapasan serta tekanan dapat ditentukan dengan cara: obyektif
darah. yaitu dengan membandingkan berat
2. Mencari tanda-tanda utama dehidrasi: badan sebelum dan selama diare.
kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit Subyektif dengan menggunakan kriteria.
abdomen dan tanda-tanda tambahan Pada anak menggunakan kriteria WHO
1995.

Tabel 3.3 Pemeriksaan derajat dehidrasi

Derajat Dehidrasi Ringan


Minimal (<3% dari berat Berat (>9% dari berat
Gejala sampai sedang (3-9%
badan) badan)
dari berat badan)
Status mental Baik, sadar penuh Normal, lemas, atau Apatis, letargi, tidak
gelisah, iritabel sadar
Rasa haus Minum normal, mungkin Sangat haus, sangat ingin Tidak dapat minum
menolak minum minum
Denyut jantung Normal Normal sampai Takikardi, pada kasus
meningkat berat bradikardi
Kualitas denyut Normal Normal sampai menurun Lemah atau tidak teraba
nadi
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Pecah-pecah
Turgor kulit Baik <2 detik >2 detik
Isian Kapiler Normal Memanjang memanjang, minimal
Ekstrimitas Hangat Dingin Dingin
Output urin Normal sampai Dingin menurun Minimal
menurun

Metode Pierce
Dehidrasi ringan= 5% x Berat badan
(kg) Dehidrasi sedang= 8% x Berat
badan (kg) Dehidrasi berat= 10% x
Berat badan (kg)

2 PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Tabel 3.4 Skor penilaian klinis dehidrasi

Klinis
Rasa baqusl muntah Tekanan Darah sistolik 60 -90 mmHg T ekanan darah sistolik <60 mm}-lg
Frekuensi nadi > 120 x/mcnit Kesadaran apati
Kesadaran somnolen, spoor atau koma.
Frekuensi napas > 30x/ menit Facics Cholerica
Vox Cholerica Turgor lculjt menurun Washer woman’s hand
Ekstremitas dingin Sianosis
Umur 50 - 60 tahun Umur > 60 lahun

Tabel 3.5. Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995

Penilaian A B C

Lihat :

Keadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai, atau tidak
sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering

Air mata Ada Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa, *Haus, ingin minum *Malas minum atau tidak
tidak haus banyak bisa minum

Periksa turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang

Bila ada 1 tanda (8) Bila ada 1 tanda (8)


ditambah 1 atau lebih ditambah 1 atau lebih
tanda lain tanda lain

Terapi Rencana Terapi Rencana Terapi B Rencana Terapi C


A
Penegakan Diagnosis Demam tifoid, Kriptosporidia (pada penderita
HIV), Kolitis pseudomembran
(Assessment) Diagnosis Klinis
Komplikasi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali Syok hipovolemik
sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan
tanda-tanda hipovolemik dan pemeriksaan Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
konsistensi BAB). Untuk diagnosis defenitif Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
dilakukan pemeriksaan penunjang.
Pada umumnya diare akut bersifat ringan
Diagnosis Banding dan sembuh cepat dengan sendirinya melalui
rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang
Obat antidiare, antara lain:
diperlukan evaluasi lebih lanjut.
1. Turunan opioid: Loperamid atau
Terapi dapat diberikan dengan
Tinktur opium.
1. Memberikan cairan dan diet adekuat 2. Obat ini sebaiknya tidak diberikan
a. Pasien tidak dipuasakan dan pada pasien dengan disentri yang disertai
diberikan cairan yang adekuat untuk demam, dan penggunaannya harus
rehidrasi. dihentikan apabila diare semakin berat
b. Hindari susu sapi karena terdapat walaupun diberikan terapi.
defisiensi laktase transien. 3. Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien
c. Hindari juga minuman yang immunokompromais, seperti HIV, karena
mengandung alkohol atau kafein, dapat meningkatkan risiko terjadinya
karena dapat meningkatkan motilitas bismuth encephalopathy.
dan sekresi usus. 4. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit
d. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya 4x2 tablet/ hari atau
yang tidak mengandung gas, dan 5. smectite 3x1 sachet diberikan tiap BAB
mudah dicerna. encer sampai diare stop.
2. Pasien diare yang belum dehidrasi 6. Obat antisekretorik atau anti
dapat diberikan obat antidiare untuk enkefalinase: Racecadotril 3x1
mengurangi gejala dan antimikroba untuk
terapi definitif. Pemberian terapi Antimikroba, antara lain:
antimikroba empirik diindikasikan pada 1. Golongan kuinolonyaitu Siprofloksasin 2
pasien yang diduga mengalami infeksi x
bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan 500 mg/hari selama 5-7 hari, atau
imunosupresi. Antimikroba: pada GE
akibat infeksi diberikan antibiotik atau 2. Trimetroprim/Sulfametoksazol 160 / 800 2x
antiparasit, atau antijamur tergantung 1 tablet/hari.
penyebabnya.
3. Apabila diare diduga disebabkan oleh
Giardia, Metronidazol dapat digunakan
dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7
hari.
4. Bila diketahui etiologi dari diare akut,
terapi disesuaikan dengan etiologi.
Apabila terjadi dehidrasi, setelah
ditentukan derajat dehidrasinya, pasien
ditangani dengan langkah sebagai berikut:
1. Menentukan jenis cairan yang akan
digunakan
Pada diare akut awal yang ringan,
tersedia cairan oralit yang hipotonik
dengan komposisi 29 gr glukosa, 3,5 gr
NaCl, 2,5 gr Natrium bikarbonat dan 1,5
KCl setiap liter. Cairan ini diberikan
secara oral atau lewat selang
nasogastrik. Cairan lain adalah cairan
ringer laktat dan NaCl 0,9% yang
diberikan secara intravena.
2. Menentukan jumlah cairan yang akan
diberikan
Prinsip dalam menentukan jumlah cairan
5. Tidak ada infus set serta cairan infus di
inisial yang dibutuhkan adalah: BJ
fasilitas pelayanan
plasma dengan rumus:
3. Menentukan jadwal pemberian cairan: Penatalaksanaan pada Pasien Anak
a. Dua jam pertama (tahap rehidrasi
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip
inisial): jumlah total kebutuhan
tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
cairan menurut BJ plasma atau skor DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare),
Daldiyono diberikan langsung dalam yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak
2 jam ini agar tercapai rehidrasi Indonesia dengan rekomendasi WHO.
optimal secepat mungkin. Rehidrasi bukan satu- satunya cara untuk
b. Satu jam berikutnya/jam ke-3 (tahap mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi
ke-2) pemberian diberikan berdasarkan usus serta mempercepat
kehilangan selama 2 jam penyembuhan/menghentikan diare dan
pemberian cairan rehidrasi inisial mencegah anak kekurangan gizi akibat diare
sebelumnya. Bila tidak ada syok juga menjadi cara untuk mengobati diare.
atauskor Daldiyono kurang dari 3
Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
dapat diganti cairan per oral.
c. Jam berikutnya pemberian cairan 1. Rehidrasi menggunakan Oralit
diberikan berdasarkan kehilangan osmolalitas rendah
cairan melalui tinja dan insensible Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat
water loss. dilakukan mulai dari rumah tangga
dengan memberikan oralit osmolaritas
Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih rendah, dan bila tidak tersedia berikan
lanjut pada diare akut apabila ditemukan: cairan rumah tangga seperti larutan air
garam. Oralit saat ini yang beredar di
1. Diare memburuk atau menetap setelah 7 pasaran sudah oralit yang baru dengan
hari, feses harus dianalisa lebih lanjut osmolaritas yang rendah, yang dapat
2. Pasien dengan tanda-tanda toksik mengurangi rasa mual dan muntah.
(dehidrasi, disentri, demam ≥ 38,5oC, Oralit merupakan cairan yang terbaik
nyeri abdomen yang berat pada pasien bagi penderita diare untuk mengganti
usia di atas 50 tahun cairan yang hilang. Bila penderita tidak
3. Pasien usia lanjut bisa minum harus segera di bawa ke
4. Muntah yang persisten sarana kesehatan untuk mendapat
5. Perubahan status mental seperti lethargi, pertolongan cairan melalui infus.
apatis, irritable Pemberian oralit didasarkan pada
6. Terjadinya outbreak pada komunitas derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).
a. Diare tanpa dehidrasi
7. Pada pasien yang immunokompromais.
• Umur < 1 tahun: ¼-½ gelas setiap
Konseling dan Edukasi kali anak mencret (50–100 ml)
• Umur 1-4 tahun: ½-1 gelas setiap
Pada kondisi yang ringan, diberikan kali
edukasi kepada keluarga untuk membantu anak mencret (100–200 ml)
asupan cairan. Edukasi juga diberikan untuk • Umur diatas 5 Tahun: 1–1½
mencegah terjadinya GE dan mencegah gelas setiap kali anak mencret
penularannya. (200– 300 ml)
b. Diare dengan dehidrasi ringan
Kriteria Rujukan sedang Dosis oralit yang diberikan
dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb
1. Tanda dehidrasi berat
dan selanjutnya diteruskan dengan
2. Terjadi penurunan kesadaran pemberian oralit seperti diare
3. Nyeri perut yang signifikan tanpa dehidrasi.
4. Pasien tidak dapat minum oralit c. Diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat
minum harus segera dirujuk ke
Puskesmas untuk diinfus.
Tabel 3.6 Kebutuhan Oralit per Kelompok Umur

Jumlah oralit yang diberikan tiap


Umur Jumlah oralit yang disediakan di rumah
BAB
< 12 bulan 50-100 ml 400 ml/hari (2 bungkus)
1-4 tahun 100-200ml 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
> 5 tahun 200-300 ml 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml/hari

Untuk anak dibawah umur 2 tahun 3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
cairan harus diberikan dengan
sendok dengan cara 1 sendok setiap Pemberian makanan selama diare bertujuan
1 sampai 2 menit. Pemberian dengan untuk memberikan gizi pada penderita
botol tidak boleh dilakukan. Anak
yang lebih besar dapat minum
langsung dari gelas. Bila terjadi
muntah hentikan dulu selama 10
menit kemudian mulai lagi
perlahan- lahan misalnya 1 sendok
setiap 2-3 menit. Pemberian cairan
ini dilanjutkan sampai dengan diare
berhenti.
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-
turut Pemberian zinc selama diare
terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi
frekuensi buang air besar, mengurangi
volume tinja, serta menurunkan
kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan
berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua
anak diare harus diberi Zinc segera saat
anak mengalami diare.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
• Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per
hari
selama 10 hari.
• Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per
hari
selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari
walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc : Larutkan
tablet dalam 1 sendok makan air matang
atau ASI, sesudah larut berikan pada
anak diare.
terutama pada anak agar tetap kuat oleh bakteri. Antibiotika hanya
dan tumbuh serta mencegah bermanfaat pada penderita diare
berkurangnya berat badan. Anak yang dengan darah (sebagian besar karena
masih minum ASI harus lebih sering Shigellosis) dan suspek kolera
diberi ASI. Anak yang minum susu
Obat-obatan anti diare juga tidak
formula juga diberikan lebih sering dari
boleh diberikan pada anak yang
biasanya. Anak usia
menderita diare karena terbukti tidak
6 bulan atau lebih termasuk bayi bermanfaat. Obat anti muntah tidak
yang telah mendapatkan makanan dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-
padat harus diberikan makanan yang obatan ini tidak mencegah dehidrasi
mudah dicerna dan diberikan sedikit ataupun meningkatkan status gizi
lebih sedikit dan lebih sering. Setelah anak, bahkan sebagian besar
diare berhenti, pemberian makanan menimbulkan efek samping yang
ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk berbahaya dan bisa berakibat fatal. Obat
membantu pemulihan beratbadan anti protozoa digunakan bila terbukti
diare disebabkan oleh parasit (amuba,
4. Antibiotik Selektif giardia).
Antibiotika tidak boleh digunakan
5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
secara rutin karena kecilnya kejadian
diare pada balita yang disebabkan Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat
dengan balita harus diberi nasehat tidak ada fasilitas rawat inap dan
tentang: pemasangan intravena.
2. Jika rehidrasi tidak dapat dilakukan
a. Cara memberikan cairan dan obat atau tercapai dalam 3 jam pertama
di rumah penanganan.
b. Kapan harus membawa kembali 3. Anak dengan diare persisten
balita ke petugas kesehatan bila : 4. Anak dengan syok hipovolemik
• Diare lebih sering Peralatan
• Muntah berulang
• Sangat haus Infus set, cairan intravena, peralatan
• Makan/minum sedikit laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin,
• Timbul demam feses dan WIDAL
• Tinja berdarah
Prognosis
• Tidak membaik dalam 3 hari.
Konseling dan Edukasi Prognosis sangat tergantung pada kondisi
pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi,
Pencegahan diare menurut Pedoman dan pengobatannya, sehingga umumnya
Tatalaksana Diare Departemen prognosis adalah dubia ad bonam. Bila kondisi
Kesehatan RI (2006) adalah sebagai berikut: saat datang dengan dehidrasi berat, prognosis
dapat menjadi dubia ad malam.
1. Pemberian ASI
2. Pemberian makanan pendamping ASI
3. Menggunakan air bersih yang cukup
4. Mencuci tangan
5. Menggunakan jamban
6. Membuang tinja bayi dengan benar
7. Pemberian imunisasi campak
Kriteria Rujukan
1. Anak diare dengan dehidrasi berat dan
Referensi
1. Departemen Kesehatan RI. 2009.
Pedoman pemberantasan penyakit diare.
Jakarta: Ditjen PPM dan PL.
(Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2009)
2. Kementrian Kesehatan RI. 2011.
Panduan sosialisasi tatalaksana diare
pada balita. Jakarta: Ditjen PP dan PL
(Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2011)
3. Simadibrata, M. D. Diare akut. In:
Sudoyo,
A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata,
M.D. Setiati, S. Eds. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. 5th Ed. Vol. I. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. 2009: p. 548-
556.
4. Makmun, D. Simadibrata, M.D. Abdullah,
M. Syam, A.F. Fauzi, A. Konsensus
Penatalaksanaan Diare Akut pada
Dewasa di Indonesia. Jakarta:
Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia. 2009.
5. Setiawan, B. Diare akut karena
Infeksi. In: Sudoyo, A.W. Setiyohadi,
B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati,
S.Eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam.
4thEd. Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
2006: p. 1794-1798.
6. Sansonetti, P. Bergounioux, J. Shigellosis.
In: Kasper. Braunwald. Fauci. et al.
Harrison’s Principles of Internal
Medicine.Vol II. 17thEd. McGraw-Hill.
2009: p. 962-964. (Braunwald, et al.,
2009)
7. Reed, S.L. Amoebiasis dan Infection
with Free Living Amoebas. In: Kasper.
Braunwald. Fauci. et al. Harrison’s
Principles of Internal Medicine.Vol I.
17thEd. McGraw-Hill. 2009: p. 1275-
1280.

Anda mungkin juga menyukai