PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kala I persalinan ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan
durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala I
persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm) sehingga
memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala I persalinan disebut stadium pendataran
dan dilatasi serviks.
Proses pembukaan serviks sebagai akibai his dibagi di bagi dalam 2 fase yaitu fase laten
dan fase aktif. Fase laten berlangsung selama 8 jam dan pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3cm. sedangkan fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi yaitu fase
akselerasi, fase dilatasi maksimal, dan fase deselerasi.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
Kala I ini pasti akan dilalui oleh setiap ibu hamil yang akan mengalami persalinan ,
sehingga kita sebagai bidan harus mengetahui perubahan fisiologis dan psikologis yang
kemugkinan besar akan dialami oleh seorang ibu yang akan melahirkan, selain itu pula bidan
harus menentukan manejemen asuhan apa yang pantas diberikan kepada ibu yang akan
melahirkan ketika sedang dalam masa kala I .
B. Tujuan
1. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada persalinan kala I
2. Mampu mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada kala I
3. Mampu memberikan pengetahuan psikologis yang terjadi pada kala I
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KALA I PERSALINAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan
lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Kala 1 adalah proses
dimulainya dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm). (Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatus,2009)
Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan
lender yang bersemu darah (blood show). Lender yang bersemu darah ini berasal dari lender
kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Kanalis servikalis itu pecah
karena pergerseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukannya serviks akibat his
dibagi menjadi 2 fase :
1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm.
2. Fase aktif : dibagi menjadi 3 fase kembali , yakni :
a. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap.
Fase- fase tersebut di jumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek. (Ilmu kebidanan Edisi
3,2005)
Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum
kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi.
Kejadiaan ini disebut retraksi. Dengan retraksi ini maka rongga rahim mengecil dan anak
berangsur di dorong kebawah dan tidak banyak naik lagi ke atas setelah his hilang Akibat
retraksi ini segmen atas semakin tebal dengan majunya persalinan apalagi setelah bayi lahir.
Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur
berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim. Jika kontraksi dibagian bawah
sama kuatnya dengan kontraksi bagian atas, maka tidak akan ada kemajuan dalam persalinan.
Telah dikatakan bahwa sebagai akibat retraksi, segmen atas semakin mengecil. Karena pada
permulaan persalinan serviks masih tertutup, maka tentu isi rahim tidak dapat di dorong ke
dalam vagina.
Jadi pengecilan segmen atas hanya mungkin jika diimbangi oleh relaksasi segmen bawah
rahim. Sebagian dari isi rahim keluar dari segmen atas tetapi diterima oleh segmen bawah. Jadi
segmen atas makin lama makin mengecil, sedangkan segmen bawah makin direnggang dan
makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit pindah ke segmen bawah. Karena segmen atas
makin tebal dan segmen bawah makin tipis, maka batas antara segmen atas dan segmen bawah
menjadi jelas. Batas ini disebut lingkaran retraksi yang fisiologis. Kalau segmen bawah sangat
diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan disebut lingkaran
retraksi yang patologis atau lingkaran bandl. Lingkaran bandl adalah tanda ancaman robekan
rahim dan terdapat kalau bagian depan tidak dapat maju misalnya karena panggul sempit. (Ilmu
Kebidanan,2009)
2. Perubahan bentuk uterus
Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan
diameter horizontal.
Dilatasi adalah pelebaran os serviks eksternal dari muara dengan diameter berukuran
beberapa millimeter sampai muara tersebut cukup lebar untuk dilewati bayi.. Ketika kontaksi
uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion akan
melebarkan serviks.dilatasi secara klinis dievaluasi dengan mengukur diameter seriks dalam
sentimeter, 0-10cm dianggap pembukaan lengkap.. Kalau pembukaan telah mencapai ukuran 10
cm, maka dikatakan pembukaan lengkap. Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi bibir portio;
segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu saluran. Faktor-faktor yang
menyebabkan pembukaan serviks ialah:
a. Mungkin otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.
b. Waktu kontraksi segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air
ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks.
c. Waktu kontraksi, bagian selaput yang terdapat diatas canalis servikalis ialah yang disebut
ketuban, menonjol kedalam canalis servikalis, dan membukanya.
Selaput ketuban yang pecah dini tidak mengurangi dialtasi serviks selama bagian
terbawah janin berada pada posisi meneruskan tekanan terhadap serviks dan segmen bawah
uterus. Pola dialatasi serviks yang terjadi selama berlangsungnya persalinan normal mempunyai
bentuk kurva sigmois, di bagi 2 fase dilatasi serviks adalah fase laten dan fase aktif. Fase aktif
dibagi menjadi fase akselerasi, fase lereng maksimum, dan fase deselerasi. Lengkapnya dilatasi
serviks pada fase aktif persalinan dihasilkan oleh retraksi serviks di sekeliling bagian terbawah
janin. (Ilmu Kebidanan,2009)
BAB III
KESIMPULAN
Kala satu persalinan didefinisikan sebagai permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan serviks yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10cm).
hal ini dikenal sebagai tahap pembukaan. Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan
meningkatkan kesiagaan anda bahwa seorang wanita sedang mendekati waktu bersalin. Wanita
tersebut akan mengalami berbagai kondisi berikut, mungkin semua atau malah tidak sama sekali.
Perubahan – perubahan fisiologis yang terjadi pada uterus dan jalan lahir antara lain keadaan
segmen atas dan segmen bawah pada persalinan, kontraksi otot rahim , perubahan bentuk rahim ,
faal ligamentum rotondum ,perubahan pada serviks, pendataran dari serviks ,bloody show,
pembukaan dari serviks, perubahan dari vagina dan dasar panggul . selain terjadi pada uterus
dan jalan lahir , terjadi juga perubahan fisiologis maternal pada persalinan.
Berbagai perubahan psikologi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan tuntutan
pada wanita dan bagaimana ia mengatasi tuntutannya terhadap dirinya yang muncul dari
persalinan dan lingkungan tempat ia bersalin. Kondisi psikologis keseluruhan wanita yang
sedang menjalani persalinan sangat bervariasi , tergantung pada persiapan dan bimbingan
antisipasi uang ia terima selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima
wanita dari pasangannya atau orang terdekatannya.