Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anisah Luthfiyah

Nim : 061740421855
Kelas : 6 KIB
Mata Kuliah : Praktikum Utilitas
Dosen Pengajar : Ibnu Hajar, S.T.,M.T.

Tugas!
Jelaskan sistem pengolahan air umpan boiler secara eksternal dengan sistem pertukaran ion.
Jelaskan macam macam kation. Macam macam anion dan tuliskan reaksi yg terjadi di kation dan
anion.

Jawaban :

Pengolahan air metode pertukaran ion dengan memanfaatkan proses kimiawi untuk
memisahkan ion – ion seperti Ca2+, Mg2+, SO42-, dan lain – lain yang
menyebabkan kerusakan pada boiler. Reaksi penukar ion dapat berasal dari bahan
alami seperti zeolit atau bahan sintetik seperti resin anion dan kation.
Penukar ion alami zeolit merupakan penukar ion anorganik sedangkan penukar ion
sintetik merupakan polimer organic bergugus fungsi penukar ion dan kation.
Kegunaannya adalah sebagai bahan pelunak dalam proses demineralisasi air dan
untuk pengolahan air limbah. Keunggulannya dibanding dengan zeolit yaitu
memiliki kapasitas yang lebih besar dan tahan terhadap pH

 Proses pengolahan secara eksternal


Pengolahan secara eksternal di maksudkan untuk menurunkan nilai kesadahan
melalui proses pelunakan dan mengurangi konsentrasi gas – gas terlarut terutama
gas O2. proses pelunakan adalah pengolahan air untuk mengurangi kesadahan Ca2+
dan Mg2+. Proses pelunakan yang sering digunakan dalam penyediaan air umpan
boiler adalah proses pertukaran kation non hardness dari unggun resin penukar ion.
Unggun resin merupakan sebuah kolom yang diisi oleh resin penukar ion. Pada saat
operasi aliran air dimasukkan dari bagian atas.
Reaksi pertukaran kation :

Ca/Mg – anion + 2NaR  Ca/Mg – R + 2Na – anion

Reaksi berlangsung spontan dan sempurna sepanjang ruang kolom. Pertukaran


kation masih ada atau belum tercapai breakthrough. Tercapainya kondisi
breakthrough menunjukkan kemampuan pertukaran kation berkurang yang ditandai
dengan terdeteksi dengan terdeteksinya kesadahan dialiran keluar resin. Dalam
kondisi ini kolom resin perlu diregenarasi agar kemampuan pertukaran pulih
kembali.

Proses regenasi dilakukan dengan mengalirkan larutan garam sehingga terjadi


reaksi :

Ca/Mg – R  Ca/Mg – Cl + 2 NaR

Sebelum digunakan perlu dilakukan pencucian atau pembilasan dengan air lunak
untuk menghilangkan kelebihan NaCl yang tersisa diunggun resin. Air regenerasi
biasanya memerlukan 80 – 160 kg NaCl untuk setiap 1 m3 resin dengan larutan
garam 5 – 20%. Laju air garam yang digunakan berkisar 40 l/menit.m2.
Proses pelunakan air dengan resin penukar ion ini lebih efisien dan praktis
dibandingkan dengan proses pelunakan menggunakan pengendapan kimia karena
tidak menghasilkan lumpur, peralatan sederhana dan mudah dioperasikan.

Langkah kerja :
1.      Mengisi air kedalam tangki penampung
2.      Menganalisa pH, conduktivitas dan kesadahan air dalam tangki
3.      Membuka keran input resin agar air umpan dapat masuk ke kolom resin
4.      Membiarkan selama 10menit
5.      Mengecek air yang keluar dari kolom resin ( tangki softener )
6.      Memasukan data kedalam tabel.
Karena di dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspdai adanya kandungan-
kandungan mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang banyak mengandung ion
Ca2+ dan Mg2+ disebut sebagai air yang sadah (hard water). Ion-ion ini sangat
berpengaruh pada kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai umpan boiler.
Biasanya ion-ion ini terlarut dalam air sebagai garam karbonat, sulfat, bilkarbonat
dan klorida. Ion-ion penggangu ini biasanya akan dipertukarkan dengan pada ion
exchange.
Berbeda dengan senyawa-senyawa kimia lainnya, kelarutan dari senyawa-senyawa
mengandung unsur Ca dan Mg seperti CaCO3, CaSO4, MgCO3, Mg(OH)2, CaCl2,
MgCl2, dll ; akan memiliki kalarutan yang makin kecil/redah apabila suhu makin
tinggi. Sehingga ketika memasuki boiler, air ini merupakan masalah yang harus
segera diatasi. Air yang sadah ini akan menimbulkan kerak(scalling) dan tentu saja
akan mengurangi effisiensi dari boiler itu sendiri akibat dari hilangnya panas akibat
adanya kerak tersebut. Selain itu yang dikhawatirkan bisa menyebabkan scalling
adalah adanya deposit silika.

Kation

Sebagaimana disebut di atas, suatu kation dibentuk ketika suatu atom memberi electron.
Inti atom terdiri dari proton yang bermuatan posited. Suatu atom, pada keadaan aslinya, memiliki
jumlah electron dan proton sama. Elektron bermuatan negative dan memiliki muatan mirip
dengan proton. Oleh karena itu, ketika suatu atom memberi electron, atom membentuk muatan
positif relative, sebagai mana jumlah proton pada inti melebihi jumlah electron pada kulit atom.
Karenanya, kation bermuatan positif. Kation bisa berupa elemental atau kompleks di alam. Suatu
kation kompleks akan mengandung beberapa elemen yang terkumpul bersama yang berbagi
muatan positif. Hal ini umum di antara elemen blok d. Selain itu, sebuah elemen tunggal bisa
memiliki beberapa kation tergantung dari keadaan oksidasinya, yaitu muatan singular, muatan
ganda, muatan tiga, dsb. Beberapa kation umum termasuk: Na+, Ca2+, Fe3+, etc.

 Macam-macam Kation
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.

2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi


membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.

3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.

4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation
ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium
klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca,
Sr.

5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-


regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

Anion

Sebagaimana disebut pada pendahuluan, suatu anion dibentuk ketika suatu atom mendapat
electron. Oleh karenanya, akibat tambahan electron ini, jumlah electron didalam kulit atom
melebihi jumlah proton di dalam inti. Sebagaimana proton bermuatan positif, dan electron
bermuatan negtif, anion membentuk muatan negative.

Anion biasanya dibentuk oleh unsur non logam supaya mendapatkan konfigurasi gas mulia.
Selama proses elektrolisis, anion tertarik ke anoda, sebagaimana anoda menghasilkan muatan
positif. Anion bisa berupa unsur atau kompleks di alam. Suatu kompleks anion mengandung
beberapa elemen yang tergabung bersama yang membagi muatan negatif. Hail ini umum di
antara unsur blok d. Juga, sebuah unsur tunggal bisa memiliki beberapa anion teragntung dari
kondisi oksidasinya, yaitu. muatan singular, muatan ganda, muatan tiga, dsb. Beberapa kation
yang umum termasuk: F-, O2-, NO3-, dsb.

 Macam-macam Anion
1. Kelas A : proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah
menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam
(i) gas-gas dilepaskan dengan HCl atau H2SO4
(ii) Gas dilepaskan dengan H2SO4 pekat.

2. Kelas B : proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan


(i) Reaksi pengendapan
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan

Anion dikelompokkan ke dalam beberapa kelas :

a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.

b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.

c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.

d. Anion kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung
anion berbasa banyak seperti oksalat

Reaksi kation

Golongan I

Ag+

1. Ag+ + HCL → AgCL ↓ putih + H–

2. 2Ag+ + 2 NaOH → 2AgOH + 2Na+ ↓ coklat

3. 2Ag+ + 2NH4 OH → 2 AgOH → NH+


Reaksi Anion

Anion golongan A

Cl–

1. Cl– + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3–

AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl–

2. Cl– + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO–

Anda mungkin juga menyukai