Anda di halaman 1dari 11

Nama : Anisah Luthfiyah

Nim : 061740421855
Kelas : 6 KIB
Mata Kuliah : Praktikum Utilitas
Dosen Pengajar : Ibnu Hajar, S.T.,M.T.

Tugas!
Jelaskan system pengolahan air umpan boiler secara internal dan apa fungsi penambahan
tersebut?

Jawaban:
   Pengolahan Air Umpan Boiler secara Internal
Pengolahan Internal (Internal Treatment) adalah pengkondisian Air boiler dengan
bahan kimia treatment & pengaturan lainnya dengan tujuan agar Korosi, Pengerakan  dapat
dihindari  dan  kemurnian  uap  terjaga  baik.  Pengolahan  ini dengan  cara  pemberian  bahan
kimia  langsung  kedalam  boiler  bersama-sama dengan air pengisi boiler. Reaksi yang terjadi
menyebabkan naiknya kandungan zat padat /  endapan yang dapat menyebabkan pembusaan /
primming dan carry over. Jumlah zat padat  dapat ditekan dengan pengaturan blowdown,
sehingga permasalahn yang terjadi dapat diatasi.
Tujuan pengolahan ini untuk mengatur atau mengontrol zat-zat padat,
alkalinitas,kelebihan fosfat, gas-gas korosif, menghindarkan timbulnya endapan- endapan yang
dapat melekat dan mengeras pada dinding atau pipa-pipa boiler dan membuat lapisan boiler
lebih  tahan terhadap korosi. Beberapa mekanisme yang terjadi dalam Internal Treatment,
antara lain:
1.      Mereaksikan kesadahan dengan bahan kimia, agar kerak calcium carbonate yang  keras  berubah
menjadi  endapan  yang lunak  berlumpur sehingga bisa dibuang melalui blow-down.
2.      Mengkondisikan pH/Alkalinity air boiler untuk menghindarkan pengerakan silica.
3.      Penggunaan anti-busa (anti  foam)  untuk  mencegah  potensi  pembusaan yang      akan
mengakibatkan terjadinya carry-over dan menurunkan kemurnian uap.
Jenis-jenis pengolahan internal adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan dengan NaOH
Pengolahan ini bertujuan untuk menetralisir garam asam, gas dan menaikkan
alkalinitas air. Pengolahan ini jarang dipakai untuk boiler bertekanan tinggi, karena dapat
menyebabkan “Caustic Embrittlement”. Sistem ini sangat berguna untuk menghindarkan
kesadahan magnesium dan pemakaiannya biasanya dikombinasi dengan garam fosfat
yang asam atau sedikit asam.
2. Pengolahan dengan caustic soda
Reaksi-reaksi yang terjadi pada pengolahan dengan caustic soda (Na2CO3)
adalah :

3. Pengolahan Kolidal
Pengolahan ini bersifat fisis untuk menghindari timbulnya kerak. berfungsi
mengatur kondisi air sehingga zat-zat yang timbul tidak dapat melekat pada dinding dan
dapat dibuang dengan pengurasan.Senyawa koloid tersebut mempunyai sifat-sifat yang
sangat menguntungkan berhubungan dengan penyerapan dan koagulasi.

4. Pengaturan pH
Jika pH air rendah perlu dilakukan penambahan bahan kimia yang dapat
menaikkan pH.Bahan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na3PO4 dan
garam - garam fosfat lainnya.

5. Pengolahan dengan fosfat


Jika boiler sedang beroperasi dan suhu naik soda abu akan terurai menjadi :

Akibat yang ditimbulkan NaOH bebas sehingga tidak praktis lagi untuk mengatur
alkalinitas sesuai batas yang ditentukan, karena itu diperlukan bahan kimia pengganti
misalnya garam fosfat.
Beberapa  jenis  bahan  kimia  yang  umum  dipergunakan  dalam  Internal treatment adalah
sbb:
   Fosfat  (jenis  ortho  ataupun  polyfosfat):  bereaksi  kesadahan  calcium  untuk menetralisir
kesadahan air dengan membentuk hydrat tricalcium fosfat yang berbentuk lumpur dan dapat
dibuang melalui blow down secara terus-menerus atau secara berkala melalui bawah ketel.
   Natural and synthetic dispersants (Dispersant): meningkatkan sifat dispersif Air Boiler.
Beberapa contoh Polymeric Dispersant adalah:
-      polimer Alam : lignosulphonates, tannin
-      Polimer sintetik : polyacrylates, maleat acrylate copolymer, maleat styrene
copolymer,dsb.
 Sequestering agents (anti scale) seperti phoshate organic  (phosphonates), Polymaleic acid
(PMA), Sulfonated co-polymer, dsb.
 Oxygen scavengers (Pemakan Oksigen):seperti natrium sulfit, tannis, hidrazin,
hidroquinon/progallol berbasis derivatif, hydroxylamine  derivatif, asam askorbat
derivatif, dll. Oxygen Scavengers ini, dikatalisasi ataupun tidak, akan mengurangi
kadar  oksigen  terlarut  dalam  feed-water.  Beberapa  jenis  dari oxygen scavenger ini
juga berfungsi sebagai passivator  untuk mem-passivasi permukaan   logam   seperti
Hydrazine,   Hydroxylamine   derivate,dll.   Pilihan produk dan dosis yang diperlukan
akan tergantung pada jenis alat mekanis yang digunakan (Deaeator atau Heating Tank)
 Anti-foaming or anti-priming agents : campuran bahan aktif permukaan yang
mengubah tegangan permukaan  cairan,  menghilangkan  busa dan  mencegah terbawa
air halus partikel.

Pengolahan secara internal melindungi terhadap kekerasan air umpan dengan mencegah
timbangan skala pada tabung boiler. Perawatan ini juga melindungi terhadap konsentrasi padatan
terlarut dan tersuspensi dalam air umpan tanpa priming atau berbusa. Bahan kimia pengolahan
ini juga membantu dengan alkalinitas air umpan sehingga membuatnya lebih sebagai dasar untuk
membantu melindungi terhadap korosi boiler. Alkalinitas yang benar dilindungi dengan
menambahkan fosfat. Fosfat ini mengendapkan padatan ke bagian bawah drum ketel.
Di bagian bawah drum ketel ada pukulan bawah untuk menghilangkan padatan ini. Bahan
kimia ini juga termasuk agen anti-scaling, pemulung oksigen, dan agen anti-berbusa. Lumpur
juga dapat ditangani dengan dua pendekatan. Ini adalah dengan koagulasi dan dispersi. Ketika
ada jumlah tinggi dari kandungan lumpur, lebih baik untuk mengental lumpur tersebut untuk
membentuk partikel besar untuk hanya menggunakan pukulan bawah untuk menghilangkannya
dari air umpan. Ketika ada sejumlah kecil konten lumpur, lebih baik menggunakan dispersan
karena menyebarkan lumpur di seluruh air umpan sehingga lumpur tidak terbentuk.

Internal treatment untuk internal treatment di dalam boiler harus diperhatikan apakah boiler
tersebut bertekanan rendah atau bertekanan tinggi.

a. internal treatment boiler bertekanan rendah salah satu campuran bahan kimia yang dipakai di
dalam jenis boiler ini adalah : Natrium silikat tau campuran bahan kimia yang mengandung
Natrium silikat dan alkali lainnya. Bahan kimia ini bisa diberikan dalam bentuk liquid ataupun
solid.
Campuran dari soda ash dan natrium phospat dengan Natrium bicromat ataupun Natrium cromat
juga baik dipakai. Jika alkali yang digunakan sebagai bahan treatment, sebaikknya air boiler
hanya mengandung 100-350 ppm hidroksida dengan total alkalinity paling tinggi adalah 300-500
ppm yang dinyatakan dalam CaCO3. Untuk alkalinity yang lebih tinggi dari 1000 ppm tidak baik
bagi boiler. Sodium silikat tidak hanya meningkatkan alkalinity tetapi juga mencegah korosi
dengan membentuk film pada permukaan logam boiler. Pemakaian kromat sebagai bahan kimia
treatment, mengadung 500-1000 ppm kromat sebagai Na2CrO4 dengan pH di atas 7,5. Untuk itu
dipakai Natrium bikarbonat. Tetapi, bila pH lebih kecil dari7,5 beberapa jenis alkali dapat
dikombinasikan dengan Natrium bikarbonat ini.

b. Internal treatment untuk boiler bertekanan tinngi. Di dalam boiler yang bertekanan tinggi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Total Solid
Jumlah solid di dalam boiler perluperlu diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang
tidak dikehendaki. Total dissolved solid, suspended solid, alkalinity dan minyak harus dikontrol
untuk mencegah carry over yang paling memuaskan adalah pada konsentrasi 1500-3500 ppm
total solid. Dalam penambahan bahan bahan kimia anti foam diperkenankan sampai 30.000 ppm.
Untuk mengurangi total solid dapat dilakukan blow down sebelum terbentuk carry over atau
priming.

2. Alkalinity
Alkalinity air boiler harus tinggi untuk mencegah korosi karena adanya asam. Campuran
Phosphat, Caustic soda, Soda ash sangat menolong untuk mengatur alkalinity di dalam boiler.

3. Phosphat
Kelebihan PO4 akibat dari penambahan bahan kimia pada treatment dapat terjadi. Oleh
karena itu sebaiknya konsentrasi PO4 tidak lebih dari 30-60 ppm.

4. Hardness
Diharapkan hardness di dalam air boiler adalah nol, tetapi hal seperti ini sangat sulit
untuk dicapai. Internal treatment dengan bahan kimia.
Bahan kimia yang biasa digunakan di dalam internal treatment untuk boiler tekanan adalah:
1. Soda Ash (Na2CO3)
Akibat penambahan Na2CO3, soda akan bereaksi dengan kerak berbentuk sulfat dari
kalsium dan magnesium membentuk lumpur karbonat yang bisa dihilangkan dengan
cara blow down.

Na2CO3+ CaSO4 CaCO3 + Na2SO4

Na2CO3 + MgSO4 MgCO3 + Na2SO4

Sedangkan MgSO4 juga bisa bereaksi dengan Caustic soda membentuk Mg(OH)2
yang merupakan lumpur.

MgCO3 + H2O + panas 2NaOH + CO2

2 NaOH + MgSO4 Mg (OH)2 + NaSO4


Soda Ash kurang baik digunakan sebagai bahan kimia pembersih air karena dapat
membentuk gas CO2. Tetapi bila dikombinasikan dengan senyawa organik seperti:
tannin, lignin, penggunaan soda lebih baik jika dibandingkan dengan phosphat.
Penggunaan soda dengan bahan organik tersebut akan membentuk lumpur, tetapi
lumpur tersebut dapat dihilangkan degan proses blow down.

2. Caustic soda (NaOH)


Caustic Soda sebagai bahan alkali akan menetralisir korosi yang disebabkan oleh
asam atau gas. Tetapi, caustic soda kurang sesuai digunakan untuk bahan kimia
pemebersih air boiler yang bertekanan tinggi. Kelebihan caustic soda akan
menyebabkan caustic embrittlement, tetapi sangat baik untuk mengurangi Mg, karena
reaksi NaOH dengan Mg akan membentuk Mg(OH)2 yang berupa lumpur.

3. Natrium Phosphat
Phosphat akan menghasilkan Calsium phosphat yang berupa lumpur.
3CaCO3 + Na3PO4 Ca(PO4)2 + 3NaCO3

Kelebihan PO4 diharapkan tidak melebihi dari 50 ppm, selain menggunakan Na3PO4
dapat juga digunakan bahan kimia lain, seperti:
a. Disodium phosphate
3CaCO3 + 2NaH2PO4 Ca3(PO4)2 + Na2CO3 + 2H2O + 2CO2
b. Monosodium phosphate
2NaH2PO4 + CaCO3 + 4NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 2H2O

c. Sodium metaphosphat
2NaPO4 + 3CaCO3 + 4NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 2H2O
d. Asam phosphate
2H3PO4 + 3CaCO3 + 6NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 6H2O
4. Silicat dan aluminat
Sodium aluminat, bila bereaksi dengan magnesium akan membentuk floc dan
mengendap sebagai magnesium aluminat. Jika ada silica, Ca dan Mg aluminat silica
akan terbentuk. Beberapa kompleks silica tidak bisa dicegah dengan internal
softening karena temperatur tinggi dan kecepatan penguapan senyawa tersebut
terbentuk apalagi kalau ada senyawa aluminium dan besi.
5. Chemical deareation
Untuk boiler bertekanan tinggi, O2 dapat dihilangkan dengan :
a. Metallic iron.
Karena reaksinya lambat, kapasitasnya rendah, maka jarang digunakan
b. Ferrous hydroxide.
FeSO4 dan NaOH ditambahkan membentuk Fe(OH)2 yang akan bisa
menghilangkan O2
c. Beberapa senyawa sulfur
Senyawa yang dapat digunakan adalah Na2SO3
Na2SO3 + 1/2 O2 Na2SO4.
Biasanya sulfit dapat dirusak dengan reaksi autooxidation, yang mana menghasilkan
SO4 tetapi dilain pihak dapat direduksi menjadi S. Kecepatan reaksi dari Na2SO3
dengan O2 dapat dipercepat dengan menggunakan autokatalis tertentu, biasanya
garam-garam Cobalt Copper atau logam-logam berat.
Air untuk unit pendingin dan HE Percobaan Na2SO3 + O2
Waktu reaksi
1 ppm Cu 80 ppm Na2SO3 bereaksi dengan 8-10 ppm O2 5 menit
0,001 ppm cobalt Sama 1 menit
0,01 ppm cobalt Sama 15-20 menit

d. Hydrazin (N2H4)
Hydrazin dengan O2 bereaksi membentuk N2
N2H4 + O2 2H2O + N2
N2 gas yang keluar tidak berbahaya bagi steam, total solid tidak bertambah.
Efesiensi dan kemurnian bisa mencapai 100%, 1 ppm hydrazin akan menghilangkan 1
ppm atau 0,698 ml perliter O2.
Kecepatan reaksi antara hydrazin dengan O2 berdasarkan temperatur adalah:
- pada temperatur rendah kecepatannya rendah
- pada 90oC kecepatannya bertambah
- pada 140oC cepat
Hydrazin juga melindungi permukaan besi sehingga melindunginya dari korosi.
Karena sifatnya yang eksplosive, hydrazin dibuat dalam bentuk hydrazin phosphat
atau garam lainnya. Hydrazin merupakan bahan kimia yang berbahaya , sehingga
usahakan tidak mengenai kulit dan konsentrasinya tidak melebihi 10 ppm dalam
udara .
6. Bahan kimia yang digunakan sebagai pencegah caustic embrittlement
Ada beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk mencegah caustic
embrittlement yang dapat menyebabkan keretakan pada dinding boiler. Bahan kimia
tersebut bisa berupa:
a. Tannin
Tannin dapat diperoleh dari ekstrak kayu. Tannin dapat mengganggu
pembentukan kristal, mencegah timbulnya stuktur jarum atau rajut sehingga
kristal tersebut menjadi lemah. Pengendapa n dapat dicegah sehingga kerak
yang terbentuk tidak menjadi keras tetapi akan membentuk lumpur yang dapat
terdispersi dan bisa dihilangkan dengan blow down. Tetapi tannin bisa
menyebabkan warna coklat air boiler, tidak stabil pada temperatur dan hanya
dipakai lebih dari 300 psia.
b. Lignin
Lignin bisa didapatkan dari kayu yang biasa digunakan sebagai bahan baku
kertas. Lignin yang akan digunakan dilarutkan terlebih dahulu dengan bahan
kimia tertentu atau dibentuk menjadi sulfonated sodium salt yang dapat larut
dalam air. Fungsi dari lignin sebagai protective film dari deposit-deposit
magnesium yang akan melekat pada besi dan juga sebagai pelindung terhadap
serangan caustic embrittlement.
7. Glukosa
Glukosa mempunyai 6 rantai Carbon yang membentuk stuktur senyawa
organik alami tersebut. Fungsi dari glukosa ini adalah sebagai bahan
pendispersi sludge sehingga tidak membentuk kerak (scale) yang keras.
8. Seewed derivatives
Seewed derivatives merupakan reaktive dan dispersive colloid seperti tannin
dan lignin atau lignin derivative yang berguna untuk mengendpakan Ca dan
Mg.
9. Starch atau kanji
Starch atau kanji atau aci adalah karbohidrat kompleks yang berguna untuk
membuat film sehingga mengurangi terjadinya kerak.

Peralatan untuk chemical treatment. Peralatan untuk keperluan ini dibagi


menjadi dua, yaitu:
1. Peralatan untuk feed water tekanan rendah/ medium
2. Peralatan untuk concentrated boiler water yang bertekanan tinggi
Fungsi penambahan tersebut yaitu :
1.    Mencegah pembentukan kerak
Garam-garam magnesium dan kalsium terlarut yang dikenal sebagai kesadahan dalam
suasana panas akan tertimbun dalam permukaan tube boiler membentuk senyawa. Kerak pada
saat air dipanaskan menjadi steam. Kerak yang menjadi akan mengurangi laju perpindahan panas
dan menyebabkan terjadinya panas berlebihan tube-tube logam setempat. Timbunan lain yang
diatasnya terjadi ditube-tube dalam boiler.
-          Sulfat : Endapan yang terjadi lebih luas dan endapan karbonat
-          Silica  : Merupakan deposit yang sangat luas dan endapan sangat keras dan batubara.

Lapisan silica yang tipis bisa menjadi pelindung logam dari korosi tapi jika endapan
silica terlalu tebal akan menyebabkan laju pindah panas menjadi berkurang dan menyebabkan
localies dan heating. Selain menimbulkan kerak beberapa komponen air akan membentuk
lumpur yang tak terikat atau mengendap dalam tube.
Hal ini biasanya merupakan akibat dari pengolahan air yang menggunakan senyawa
turunan phospat. Srudge(lumpur) phospat biasanya berwarna coklat dan lembut. Tumbuhan
kerak dan lumpur akan berakibat terjadinya penyumbatan tube dan lembut. Pemanasan
berlebihan setempat sebagai perlu pemeliharaan yang lebih kering. The us besau of mines
mengemukakan bahwa ketebalan kerak sampai 1/32 inchi akan menyerap energy panas dari
bahan bakar sebanyak 7% sedangkan jika kekabalan mencapai 1/9 inchi energy panas yang
terbuang mencapai 16%.

2.    Mencegah korosi


Gas terlarut yang sering menimbulkan korosi pada tube boiler adlah O 2 dan CO2. Gas CO2
selain berasal dari umpan juga berasal dari dekomposisi karbonat dalam air umpan. Gas CO 2
akan menurunkan nilai pH air. O2 yang larut dalam air umpan yang panas dengan cepat akan
melakukan oksidasi dengan metal.
Fe + O2   →    Fe2O3
Dalam Fe2O3 yang terbentuk bersifat lebih banyak katodir dari logam Fe sehingga dapat
mengakibatkan serangan korosi sumur (fitting corrosion). Apabila air terlalu asam (pH>7) maka
air akan melarutkan lapisan pelindung logam yaitu Fe3O4 (magnetide) yang ada, selanjutnya
dapat melarutkan logam Fe yang terdapat didalamnya :
Fe3O4 + 8 H+    →    3 Fe2+ + 4 H2O
Seragam korosi terhadap logam Fe mengikuti reaksi :
Fe + 2 H+    →    Fe + H2
Fe + 3 H+    →    Fe3+ +1,5 H2

Serangan korosi tersebut sering terjadi pada lapisan yang mengalami keretakan Fe3O4 atau
sambungan celahan logam. Jika ada ion(I- maka Fe2+ akan diikat CI menjadi FeCl2 padatan gas H2
yang terbentuk bias berpenetrasi ke permukaan logam mengakibatkan retakan(hydrogen
cracking). Jika pH air lebih tinggi dari 1 L. Air yang bersifat katalis akan merupakan pelindung
Fe3O4 sehingga logam Fe dan FeO akan larut mengikuti reaksi :
FeO + 2 NaOH     →    Na2FeO2 + H2O
Fe + 2 NaOH     →    Na2FeO2 + H2O
Hal ini yang dikenal dengan caustic cracking. Ion clorida (Cl) ini dapat terbawa steam
sehingga dapat merusak logam saluran distribusi steam. Ion clorida mampu berpotensi kedalam
lapisan logam yang akan mengakibatkan tumbuhnya retakan didalam logam (chloride cracking
corrosion) dengan mekanisme :
Fe                    →     Fe2+ + 2e-
Fe2+ + 2 Cl-       →       FeCl2
Konsentrasi CH sebanyak 50-100 mg masih dianggap aman.

3.    Mencegah carry over (bawaan lanjut)


Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam feedwater bisa menyebabkan foaming
(pembusaan) dan terbawanya senyawa pengotor ke aliran steam sehingga kualitas steam menjadi
menurun.

Cara Pengolahannya :
1. Memeriksa air umpan (tangki)penuh atau ½ penuh
2. Mengambil air pada tangki umpan
3. Mengambil air yang keluar dari tangki
4. Menganalisa
- PH
- Konduktivitas
- TDS
- DO
- Turbidity

Anda mungkin juga menyukai