Anda di halaman 1dari 12

Dosen : Dr. dr. H. Noer Bahry Noor, M.

Sc
Mata Kuliah : Manajemen Logistik

PERHITUNGAN KUANTITAS OBAT

Andi Eka Safitri


K012181022
Kelas MARS A

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berbagai nikmat kepada kita semua sehingga dapat meyelesaikan
berbagai aktfitas sehari-hari dengan baik termasuk dalam menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas
mengenai “Perhitungan Kuantitas Obat”.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, 24 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi......................................................................................... 5

B. Pengertian.................................................................................... 5

C. Metode Konsumsi........................................................................ 6

D. Metode Morbiditas....................................................................... 8

E. Metode Kombinasi....................................................................... 9

F. Keuntungan dan Kerugian (Urgensi)........................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 11

B. Saran............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen logistik memiliki delapan fungsi, yaitu fungsi


perencanaan dan penentuan kebutuhan, fungsi penganggaran, fungsi
pengadaan, fungsi pengendalian, fungsi penyimpanan dan penyaluran,
fungsi pemeliharaan, fungsi penghapusan, serta fungsi pengawasan. Obat
dan perbekalan kesehatan merupakan komponen yang tak tergantikan
dalam pelayanan kesehatan. Ketersediaan obat pada unit Pelayanan
Kesehatan sangat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan. Karena itu
perlu adanya pengelolaan obat yang baik yang bertujuan menjamin
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang
efisien, efektif dan rasional. Penyediaan obat esensial merupakan
kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan kesehatan baik publik
maupun swasta.
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan untuk
memilih jenis, jumlah, dan periode pengadaan perbekalan farmasi agar
tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, dan efisien untuk menghindari
kekosongan obat. Tahap perencanaan merupakan tahap yang penting
karena faktor perencanaan obat yang tidak tepat, belum efektif dan kurang
efisien berakibat kepada tidak terpenuhinya kebutuhan obat – obatan di
suatu pelayanan kesehatan. Jika suatu perencanaan di unit pelayanan
kesehatan direncanakan dengan tidak baik maka akan terjadi kekurangan
atau kelebihan (pemborosan obat) di suatu unit pelayanan kesehatan.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obatdengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telah ditentukan, yaitu berdasarkan metode konsumsi,
epidemiologi, atau kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan

4
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia (Kementerian Kesehatan RI,
2016).

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
1. Metode Konsumsi
Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data
konsumsi obat tahun sebelumnya.
2. Metode Morbiditas
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola
penyakit. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan
pola penyakit, waktu tunggu, dan stok pengaman
3. Metode Kombinasi
Metode kombinasi merupakan metode konsumsi dan metode epidemiologi
yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia

B. PENGERTIAN
1. Metode Konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat berdasarkan pada
kebutuhan riil obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi
berdasarkan pada penggunaan obat tahun sebelumnya.
2. Metode Morbiditas
Metode morbiditas yaitu berdasarkan pada penyakit yang ada. Dasarnya
adalah jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesakitan
(morbidity load), yaitu didasarkan pada penyakit yang ada di rumah sakit

5
atau yang paling sering muncul dimasyarakat. Metode ini paling banyak
digunakan di rumah sakit.
3. Metode Kombinasi
Metode kombinasi merupakan kombinasi metode konsumsi dan metode
mobiditas. Metode kombinasi berupa perhitungan kebutuhan obat atau
alkes yang mana telah mempunyai data konsumsi yang jelas namun kasus
penyakit cenderung berubah (naik atau turun). Gabungan perhitungan
metode konsumsi dengan koreksi epidemiologi yang sudah dihitung
dengan suatu prediksi (boleh prosentase kenaikan kasus atau analisa
trend). Metode kombinasi digunakan untuk obat & alkes yng terkadang
fluktuatif, maka dapat menggunakan metode konsumsi dengan koreksi-
koreksi pola penyakit, perubahan, jenis/ jumlah tindakan, perubahan pola
peresepan, perubahan kebijakan pelayanan kebijakan.

C. METODEKONSUMSI
1. Untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan metode
konsumsi perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut:
a. Pengumpulan dan pengolahan data
b. Analisa data untuk menginformasi dan evaluasi
c. Perhitungan perkiraan kebutuhan obat
d. Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana

2. Untuk memperoleh data kebutuhan obat yang mendekati ketepatan, perlu


dilakukan analisa trend pemakaian obat 3 (tiga) tahun sebelumnya atau
lebih. Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan dengan metode
konsumsi:
a. Kekosongan obat
b. Pemakaian rata-rata/pergerakan obat pertahun
c. Waktu tunggu
d. Perkembangan pola kunjungan
e. Obat hilang/rusak, kadaluarsa.

6
f. Daftar obat.
g. Stok awal
h. Penerimaan
i. Pengeluaran
j. Sisa stok.

3. Rumus
A = (B+C+D) – E
Ket: A = Rencana pengadaan
B = Pemakaian rata-rata x 12 bulan
C = Stok pengaman 10 % – 20 %
D = Waktu tunggu 3 – 6 bulan
E = Sisa stok

4. Contoh perhitungan dengan Metode Konsumsi :


Selama tahun 2007 (Januari – Desember) pemakaian parasetamol tablet
sebanyak 2.500.000 tablet untuk pemakaian selama 10 (sepuluh) bulan.
Pernah terjadi kekosongan selama 2 (dua) bulan. Sisa stok per 31
Desember 2007 adalah 100.000 tablet.
a. Pemakaian rata-rata Parasetamol tablet perbulan tahun 2007 adalah
2.500.000 tablet / 10 ═ 250.000 tablet.
b. Pemakaian Parasetamol tahun 2007 (12 bulan) = 250.000 tablet x 12 =
3.000.000 tablet.
c. Pada umumnya stok pengaman berkisar antara 10% - 20% (termasuk
untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan kunjungan). Misalkan
berdasarkan evaluasi data diperkirakan 20% = 20% x 3.000.000 tablet
= 600.000 tablet.
d. Pada umumnya waktu tunggu berkisar antara 3 s/d 6 bulan. Misalkan
leadtime diperkirakan 3 bulan = 3 x 250.000 tablet = 750.000 tablet.
e. Kebutuhan Parasetamol tahun 2007 adalah = b + c + d, yaitu :
3.000.000 tablet + 600.000 tablet + 750.000 tablet = 4.350.000 tablet.

7
f. Rencana pengadaan Parasetamol untuk tahun 2008 adalah: hasil
perhitungan kebutuhan (e) – sisa stok = 4.350.000 tablet – 100.000
tablet = 4.250.000 tablet = 4250 kaleng/botol @ 1000 tablet.

D. METODE MORBIDITAS
1. Langkah-langkah perhitungan metode morbiditas adalah:
a. Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan kelompok umur-
penyakit. Kegiatan yang harus dilakukan :
Pengisian (formulir 4) terlampir dengan masing-masing kolom diisi:
Kolom 1: Nomor urut.
Kolom 2: Nomor kode penyakit.
Kolom 3: Nama jenis penyakit diurutkan dari atas dengan jumlah
paling besar.
Kolom 4: Jumlah penderita anak dibawah 5 tahun.
Kolom 5: Jumlah penderita dewasa.
Kolom 6: Jumlah total penderita anak dan dewasa.
b. Menyiapkan data populasi penduduk. Komposisi demografi dari
populasi yang akan diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin untuk
umur antara :
1) 0 s/d 4 tahun.
2) 5 s/d 14 tahun.
3) 15 s/d 44 tahun.
4) ≥ 45 tahun.
c. Menyediakan data masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh
populasi pada kelompok umur yang ada.
d. Menghitung frekuensi kejadian masing-masing penyakit pertahun
untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.
e. Menghitung jenis, jumlah, dosis, frekuensi dan lama pemberian obat
menggunakan pedoman pengobatan yang ada.

8
f. Menghitung jumlah yang harus diadakan untuk tahun anggaran yang
akan datang
2. Rumus
CT = (CE x T) + SS - Sisa stok
Ket: CT: kebutuhan perperiode waktu
CE:perhitungan standar pengobatan
T: lama kebutuhan (bulan/tahun )
SS: safety stock
3. Contoh perhitungan Metode Morbiditas :
a. Menghitung masing-masing obat yang diperlukan per penyakit.
Sebagai contoh pada pedoman pengobatan untuk penyakit diare akut
pada orang dewasa dan anak-anak digunakan obat oralit dengan
perhitungan sebagai berikut :
1) Anak-anak :
Satu episode diperlukan 15 (lima belas) bungkus oralit @ 200 ml.
Jumlah episode 18.000 kasus. Maka jumlah oralit yang diperlukan
= 18.000 x 15 bungkus = 270.000 bungkus @ 200 ml.
2) Dewasa :
Satu episode diperlukan 6 (enam) bungkus oralit @ 1 liter. Jumlah
episode 10,800 kasus. Maka jumlah oralit yang diperlukan =
10.800 x 6 bungkus = 64.800 bungkus @ 1000 ml / 1 liter
b. Pengelompokan dan penjumlahan masing-masing obat (hasil langkah
a). Sebagai contoh: Tetrasiklin kapsul 250 mg digunakan pada
berbagai kasus penyakit. Berdasarkan langkah pada butir a, diperoleh
obat untuk:

Kolera diperlukan = 3.000 kapsul


Disentri diperlukan = 5.000 kapsul
Amubiasis diperlukan = 1.000 kapsul
Infeksi saluran kemih = 2.000 kapsul
Penyakit kulit diperlukan = 500 kapsul

9
Jumlah Tetrasiklin diperlukan = 11.500 kapsul

E. METODE KOMBINASI
Metode kombinasi berupa kebutuhan obat dan alat-alat kesehatan yang
mana telah mempunyai data konsumsi yang jelas namun kasus penyakit
cenderung berubah (naik/turun). Gabungan perhitungan merode konsumsi
dengan koreksi epidemiologi yang sudah dihitung dengan suatu
prediksi.Metode kombinasi digunakan untuk obat dan alat kesehatan yang
terkadang fluktuatif, maka dapat menggunakan metode konsumsi dengan
koreksi-koreksi pola penyakit, perubahan, jenis/jumlah tindakan, perubahan
pola, peresapan, perubahan kebijakan pelayanan.
Rumus:
C kombinasi=(CA+CE) x T+ SS-Sisa stock
Ket: CA: kebutuhan rata-rata waktu(bulan)
CE:perhitungan standar pengobatan
T: lama kebutuhan (bulan/tahun)
SS: safety stock

F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


1. Perencanaan kebutuhan obat dengan metode morbiditas lebih ideal, namun
prasyarat lebih sulit dipenuhi
2. Perencanaan kebutuhan obat dengan metode konsumsi akan makan waktu
lebih banyak dan lebih mudah dilakukan, namun aspek medic penggunaan
obat kurang dapat dipantau.
3. Untuk mengatasi masing-masing kelemahan, penghitungan kebutuhan
obat dapat dilakukan dengan mengkombinasikan kedua metode tersebut.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perencanaan pengadaan obat di rumah sakit merupakan satu fakor
penunjang dan penentu keberhasilan pelayanan rumah sakit. Instalasi farmasi
memiliki lingkup farmasi non klinik  yang bertugas dalam perencanaan,
penetapan spesifikasi produk dan pemasok, pengadaan, pembelian, produksi,
penyimpanan, pengemasan dan pengemasan kembali, distribusi, dan
pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di
rumah sakit secara keseluruhan.
Metode yang digunakan dalam perencanaan, yaitu metode konsumsi,
metode morbiditas, metode konsumsi yang disesuaikan dan metode proyeksi
tingkat pelayanan dari keperluan anggaran/budget.

B. SARAN
Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan obat di Rumah
Sakit yaitu standarisasi obat atau formularium, anggaran, pemakaian periode
sebelumnya, stok akhir dan kapasitas gudang, lead time dan stok pengaman,
jumlah kunjungan dan pola penyakit

11
DAFTAR PUSTAKA

-. (2008). Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan


Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar. Nomor: 1121/Menkes/Sk/Xii/2008.
Keputusan Menteri Kesehatan
Fairuz, N. A., Yustiawan, T. (2017). Perhitungan Konsumsi Obat Untuk Logistik
Medik di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya . JAKI Volume 5 Nomor 2
Juli-Desember 2017. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga,
Surabaya
Hartono, J. P. (2007). Analisis Proses Perencanaan Kebutuhan Obat Publik
Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar (Pkd) Di Puskesmas Se Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang
Pujawati, H. (2015). Analisis Sistem Pengadaan Obat dengan Metode ABC Indeks
Kritis (Studi Kasus Pengadaan Obat Jaminan Kesehatan Nasional di Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta).Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang.

Safrianti, D Dkk. (2011). Analisis Perencanaan Dan Pengadaan Obat Di


Puskesmas Pembina Palembang. Volume 2 Nomor 01 Maret 2011. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Program Studi Ikm Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya

12

Anda mungkin juga menyukai