Oleh:
Ai Rahmawati
195401426067
Kelas C1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya sebagai salah satu
alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan organisasi, dalam meningkatkan
produktifitas dan menjamin mutu produk dan / atau jasa, sehingga dapat mingkatkan daya
saing, melindungi konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik keselamatan maupun
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Angka
kematian ibu ( AKI) yang menurut SKRT 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup,
mengalami penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT
1995). Angka ini 3-6 kali lebih besar dari Negara diwilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali
Angka kematian bayi (AKB) di indinesia, menurut hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia 1997 adalah 52/100 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Neonatal 25 per
1000 kelahiran hidup. Dibandingaka Negara ASEAN lainnya, AKB indonesia2-5 kali lebih
tinggi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, gangguan perinatal
merupakan penyebab utama kematian bayi (33,5%) di luar pulau jawa – bali dan merupakan
yang diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat digunakan
sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan
kurikulum pendidikan. Selain itu, standar pelayanan dapat membantu dalam penentuan
dilakukan, maka berbagai kekurangan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditemukan
sehingga perbaikannya dapat dilakukan secara lebih spesifik. Salah satu indikator
a. Mengetahui Standar – Standar apa saja yang dapat meningkatkan pelayanan yang bermutu
a. Peneliti dapat menambah wawasan baru, pengalaman serta meningkatkan pengetahuan
PEMBAHASAN
Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan standar di bawah ini perlu
penyimpangan perlu segera di perbaiki. Sesuai dengan peranan yang dimiliki oleh masing-
masing unsur palayanan kesehatan standar dalam program menjaga mutu dapat dibedakan
atas 2 macam.
1. Lulusan D3
jarumnya 1 buah
tali pusat)
sekali pakai
12. Doppler -
episiotomi
jarumnya
Banyak upaya telah di lakukan organisasi profesi untuk tetap meningkatkan kualitas
1. Mengharuskan setiap anggotanya untuk mempunyai standart kompetensi minimal dan
2. Pelatihan APN dalam rangka mengurangi risiko kematian pada ibu melahirkan dan
3. IBI tahun 2004, meluncurkan program bidan delima. Bidan delima merupakan program
mencapai standart pelayanan tinggi sesuai dengan aturan organisasi kesehatan dunia (WHO),
seperti kemampua bidan menolong persalinan sampai asuhan masa nifas, masa inerval, KB,
4. IBI selalu mengupayakan anggotanya dapat meningkatkan kualitas diri dan pelayanannya,
baik untuk jenjang pendidikan bidan maupun kemudahan penyediaan sarana klinik bidan
swasta, seperti menjalin kerja sama dengan organisasi dan badan keuangan untuk penyediaan
5. Memberi motivasi kepada anggotanya melalui pemberian penghargaan kepada bidan.
Misalnya, IBI DKI memberi penghargaan kepada bidan dengan kriteria ”Bidan Bersih
4. Keputusan kepala badan kepegawaian negara No.6 tahun 2004 tentang tunjangan
fungsional bidan
Pernyataan Standar
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan
persalinan berlangsung.
PROSES:
1. Mengijinkan ibu untuk memilih orang yang akan mendampinginya selama proses
Kenyataan di BPM: bidan mengijinkan ibu untuk memilih orang yang akan
2. Segera mendatangi ibu hamil ketika diberitahu bahwa persalinan sudah mulai/ ketuban
sudah pecah.
Kenyataan di BPM: bidan mendatangi ibu hamil ketika diberitahu bahwa ketuban sudah
pecah.
3. Cuci tangan dengan sabun air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul
kering dengan handuk bersih setiap kali sesudah dan setelah kaontak dengan pasien. (kuku
harus dipotong pendek dan bersih). Gunakan sarung tangan apapun menangani benda yang
terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan sarung tangan DTT/steril untuk semua
pemeriksaan vagina.
Kenyataan di BPM: bidan mencuci tangan dengan sabun air bersih yang mengalir,
kemudian mengeringkan dengan handuk bersih setiap kali sesudah dan setelah kontak dengan
pasien. Bidan juga menggunakan sarung tangan dalam menangani benda yang terkontaminasi
oleh darah atau cairan tubuh. Serta menggunakan sarung tangan DTT/steril untuk semua
pemeriksaan vagina.
5. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap (dengan membeerikan perhatian terhadap
tekanan darah, denyut jantung janin (DJJ), frekuensi dan lama kontraksi dan apakah
ketuban pecah).
membeerikan perhatian terhadap tekanan darah, denyut jantung janin (DJJ), frekuensi dan
6. Melakukan pemeriksaan dalam secara aseptic dan sesuai dengan kebutuhan.(jika his teratur
dan tidak ada hal yang mengkhawatirkan atau his lemah tapi tanda-tanda vital ibu/janin
Kenyataan di BPM: Bidan melakukan pemeriksaan dalam secara asptic dan sesuai dengan
kebutuhan
7. Dalam pemeriksaan dalam cukup setiap empat jam dan selalu secara aseptic.
8. Jangan melakukan pemeriksaan dalam jika ada perdarahan dari vagina yang lebih banyak
dari jumlah normal bercak darah/show yang ada pada persalinan. Perdarahan dalam persalina
disebabkan oleh komplikasi septeri plasenta previa,segera rujuk kepuskesmas atau rumah
Kenyataan di BPM: Bidan tidak melakukan pemeriksaan dalam jika ada perdarahan dari
vagina yang lebih banyak dari jumlah normal bercak darah/show yang ada pada persalinan.
9. Catat semua temuan dan pemeriksaan dengan tepat dan seksama pada kartu ibu dan
partograf pada saat asuhan diberikan. Jika ditemukan komplikasi atau masalah, segera
berikan perawatan yang memadai dan rujuk kepuskesmas / rumah sakit yang tepat.
Kenyataan di BPM: Bidan mencatat semua temuan dan pemeriksaan dengan tepat dan
seksama pada kartu ibu dan partograf pada saat asuhan diberikan.serta apabila menemukan
komplikasi atau masalah, segera berikan perawatan yang memadai dan rujuk kepuskesmas /
10. Catat sema temuan dan pemeriksaan pada fase laten persalinan pada kartu ibu dan catatan
kemajuan persalinan. Ibu harus dievaluasi sedikitnya setiap 4 jam, lebih jika diindikasikan.
Catatan harus selalu memasukkan denyut jantung janin, periksa dalam, pecahnya ketuban,
perdarahan cairan vagina, kontraksi uterus, tanda-tandavital ibu (suhu, nadi, dan tekanan
darah), urin, minuman, obat-obatan yang diberikan, dan informasi yang berkaitan lainnya
Kenyataan di BPM: Bidan tidak melakukan pencatatan karena pada fase laten waktu
pemantauannya lama dan kebanyakan pasien datang sudah pada fase aktif.
11. Catat semua temuan pada patograf dan kartu ibu pada ssat ibu datang pada saat fase aktif
Kenyataan di BPM: Bidan mencatat semua temuan pada patograf dan kartu ibu pada saat
Kenyataan di BPM: Bidan melengkapi partograf dengan seksama untuk semua ibu bersalin.
13. Memantau dan mencatat denyut jantung janin sedikitnya setiap 30 menit selama proses
persalinan, jika ada tanda-tanda gawat janin (DJJ kurang dari 100x/menit atau lebih dan
Kenyataan di BPM: Bidan memantau dan mencatat denyut jantung janin sedikitnya setiap
30 menit selama proses persalinan, jika ada tanda-tanda gawat janin (DJJ kurang dari
14. Memantau dan mencatat pada partograf hasil pemeriksaan dalam setiap 4 jam (lebih sering
pemeriksaan dalam setiap 4 jam (lebih sering jika ada indikasi medis).
15. Catat pada partograf kontraksi uterus tiap 30 menit pada fase aktif. Palpasi jumlah dan
Kenyataan di BPM: Bidan mencatat pada partograf kontraksi uterus tiap 30 menit pada fase
16. Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen setiap 4 jam
Kenyataan di BPM: Bidan mencatat pada partograf dan amati penurunan kepala janin
dengan palpasi abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam.
- Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi
- Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi
18. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam. Catat pada partograf
jumlah pengeluaran urine setiapz kali ibu buang air kecil, dan cata protein aseton yang ada
dalam urine.
Kenyataan di BPM: Bidan menganjurkan pasien untuk buang air kecil, tetapi pasien tidak
dirasakan nyaman; kecuali jika belum terjadi penurunan kepala sementara ketuban sudah
pecah.
Kenyataan di BPM: Bidan menganjurkan ibu untuk tetap aktif bergerak seperti biasa, dan
memilih posisi yang dirasakan nyaman; kecuali jika belum terjadi penurunan kepala
20. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna menghindari dehidrasi
gawat janin.
Kenyataan di BPM: Bidan membuatkan pasien air gula dan menganjurkan ibu untuk cukup
21. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakukan yang baik dan peka terhadap
orang terdekat ibu untuk mengambil peran aktif dalam memberikan kenyamanan dan
Kenyataan di BPM: Bidan memberikan dukungan moril dan perlakukan yang baik dan
Menganjurkan pada orang terdekat ibu untuk mengambil peran aktif dalam memberikan
22. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan keluarganya. Beritahu
Kenyataan di BPM: Bidan menjelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu,
23. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk menghadapi kelahiran bayi.
Kenyataan di BPM: Saat proses persalinan berlangsung bidan bersiaplah untuk menghadapi
kelahiran bayi.
24. Lakukan lakukan pertolongan persalinan secara bersih dan aman.
Kenyataan di BPM: Bidan melakukan pertolongan persalinan secar bersih dan aman.
OUT PUT
1. Ibu bersalin mendapat pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu, bila diperlukan.
Kenyataan di BPM: Bidan dapat memberikan pertolongan darurat yang memadai dan tepat
waktu, serta disesuaikan dengan keadaan seperti factor ekonomi, geografi,dan social budaya.
2. Meningkatnya cakupan persalinan dan komplikasi persalinan dan komplikasi lainnya yang
Hal ini terbukti dari hasil laporan peningkatan cakupan tiap bulan.
Kenyataan di BPM: Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu/ bayi akibat partus lama.
Pernyataan Standar
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan
PROSES:
Kenyataan di BPM: Bidan menghargai ibu seperti mendengarkan semua keluh kesahnya
kelahiran.
Kenyataan di BPM: Bidan mengijinkan ibu untuk memilih orang yang akan
mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran seperti suami, orang tua dll
3. Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan, dua
handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayu, yang lain untukan dipakai
Kenyataan di BPM: Bidan memberikan ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk
persalinan, dua handuk/kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayu, yang lain
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-
Kenyataan di BPM: Bidan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir,
Kenyataan di BPM: Bidan menganjurkan pada ibu untuk miring kiri karena posisi miring
6. Pada kala II anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin atau saat kepala bayi
sudah kelihatan.
Kenyataan di BPM: Pada kala II bidan anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin
7. Pada kala II, dengarkan DJJ setiap 5 menit setelah his terakhir, irama dan frekuensinya
Kenyataan di BPM: Tidak selalu dipantau karena disesuaikan dengan keadaan pasien
8. Hindari peregangan vagina secara manual dengan gerakan menyapu atau menarknya kearah
luar.
Kenyataan di BPM: Bidan melakukan gerakan menyapu karena dengan gerakan menyapu
Kenyataan di BPM: Memakai sarung tangan DTT, saat kepala bayi kelihatan.
10. Jika ada kotoran keluar dari rectum, bersihkan dengan kain bersih.
Kenyataan di BPM: Jika ada kotoran keluar dari rectum, bidan membersihkan dengan kain
bersih.
Kenyataan dipBPS: Bidan membantu mengeluarkan kepala bayi secara perlahan – lahan.
12. Begitu bahu sudah pada posisi anterior-posterior yang benar, bantulah persalinan dengan
Kenyataan di BPM: Begitu bahu sudah pada posisi anterior-posterior yang benar, bidan
melahirkan bahu dengan cara biparietal dan tehnik POLDA (jempol didada)
13. Segera setelah lahir, periksa keadaan bayi, letakkan diperut ibu, dan segera keringkan bayi
dengan handuk bersih dan hangat. Setelah bayi kering, selimuti bayi dengan handuk bersih
dan hangat.
Kenyataan di BPM: Segera setelah lahir, bidan memeriksa keadaan bayi, dan meletakkan
diperut ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih dan hangat. Setelah bayi kering,
14. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat diklem di dua tempat, lalu potong diantara dua
Kenyataan di BPM: Tidak dilakukan karena IMD sulit diterapkan didaerah pedesaan karena
Kenyataan di BPM: Bidan tidak melakukan penghisapan lender karena akan menyakiti bayi.
18. Pada saat plasenta sudah dilahirkan lengkap dan uttuh dengan mengikuti langkah-langkah
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga (lihat standr 11), lakukan masase uterus agar terjadi
Kenyataan di BPM: Pada saat plasenta sudah dilahirkan lengkap dan uttuh dengan
mengikuti langkah-langkah penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga (lihat standr 11),
lakukan masase uterus agar terjadi kontraksi dan pengeluaran gumpalan darah.
19. Segera satelah plasenta dikeluarkan, periksa apakah terjadi laserasi pada vagina atau
perineum.
Kenyataan di BPM: Segera satelah plasenta dikeluarkan, bidan memeriksa apakah terjadi
20. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat (ingat perdarahan sulit diukur dan sering
waslap.
23. Pastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman. Berikan bayi kepada ibu untuk diberi ASI.
Kenyataan di BPM: Bidan memastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman dan memberikan
Kenyataan di BPM: Bidan melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
OUT PUT
Kenyataan di BPM: Bidan memberikan pelayanan persalinan yang bersih dan aman
kelahiran
Pernyataan Standar
Bidan melakuakn penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta
PROSES:
1. Berikan penjelasan pada ibu, sebelum melahirkan, tetntang prosedur penatalaksanaan aktif
Kenyataan di BPM: Bidan memberikan penjelasan pada ibu, sebelum melahirkan, tentang
menjelang persalinan
3. Setelah bayi lahir (lihat standar 10). Tali pusat diklem di dua tempat, lalu potong di antara
Kenyataan di BPM: Setelah bayi lahir. Tali pusat diklem di dua tempat, lalu potong di
Kenyataan di BPM: Biidan memeriksa fundus uteri untuk memastikkan kehamilan ganda.
5. Tunggu uterus berkontraksi, lakukan penegangan tali pusat terus – menerus sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah punggung ibu dan kearah atas
(dorsokranial). Ulangi langkah ini tiap kali ada his. Berhati – hati jangan menarik tali pusat
menerus sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah punggung ibu dan
kearah atas (dorsokranial). Ulangi langkah ini tiap kali ada his.
6. Bila plasenta belum lepas setelah melakukan manajemen aktif persalinan kala tiga dalam
waktu 15 menit:
- Teruskan melakukan penatalaksaan aktif persalinan kala tiga selam 15 menit pertama.
Kenyataan di BPM: Bila plasenta belum lepas setelah melakukan manajemen aktif
7. Bila sudah ada terasa pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit pada saat tali
pusat ditegakkan kea rah bawah kemudian keatas sesuai dengan survey jalan lahir hingga
hingga plasenta tampak pada vulva (jangan mendorong fundus karena dapat mengakibatkan
inversion).
Kenyataan di BPM: Bila sudah ada terasa pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran
sedikit pada saat tali pusat ditegakkan kea rah bawah kemudian keatas sesuai dengan survey
jalan lahir hingga hingga plasenta tampak pada vulva (jangan mendorong fundus karena
8. Setelah plasenta tampak divulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu,
pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu
plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu
9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, lakukan masase uterus supaya
berkontraksi.
Kenyataan di BPM: Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, bidan
10. Sambil melakukan masase fundus uteri periksa plasenta dan selaput ketuban untuk
Kenyataan di BPM: Sambil melakukan masase fundus uteri, bidan memeriksa plasenta dan
11. Bila plasenta tidak dilahirkan utuh dan lengkap, ikuti standar 20. Jika terjadi atonia uteri atau
Kenyataan di BPM: Bila plasenta tidak dilahirkan utuh dan lengkap, mengikuti standar 20.
Jika terjadi atonia uteri atau perdarahan pasca persalinan lihat standar 21.
12. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat(ingat perdarahan sulit diukur dan sering
13. Bersihkan vulva dan perineum dengan air matang dan tuttup dengan pembalut wanita/ kain
Kenyataan di BPM: Bidan membersihkan vulva dan perineum dengan waslap dan tuttup
14. Periksa tanda-tanda vital. Catat semua temuan dengan seksama. Berikanplasenta kepada
Kenyataan di BPM: Bidan memcatat semua perawatan dan temuan dengan seksama.
OUT PUT
1. Menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada persalinan kala tiga
Kenyataan di BPM: Menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada saat persalinan
kala tiga
5. Menurinkan terjadinya post partum akibat salah penanganan kala tiga.
Kenyataan di BPM: Menurinkan terjadinya post partum akibat salah penanganan kala tiga.
4. Standar 12: Penanganan Kala II dengan Gawat Janin Melalui Episiotomi
Pernyataan Standar
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang aman, dan segera
penjahitan perineum.
PROSES:
2. Memberitahu ibu tetang perlunya episiotomy dilakukan dan yang akan dirasakannya.
4. Jika kepala janin meregangkan perineum, anastesi local diberikan (pada saat his).
Masukkan dua jari tangan kiri kedalam vagina untuk melindungi kepala sbayi, dan dengan
tangan kanan tusukkan jarum sepanjang garis yang akan digunting (sebaiknya dilakukakn
jarus tidak menembus pembuluh dararh). Masukan anastesi perlahan-lahan, sambil menarik
5. Tunggu satu menit agar anastesinya bekerja, lakukan tes kekebalan/ mati rasa
6. Pada puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti diatas, kemudian lakukan
7. Tangan kanan melindungi perineum, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar
tidak terjadi defleksi terlalu cepat saat kepala lahir. Minta ibu meneran diantata dua his,
8. Begitu bayi lahir, keringkan dan selimuti bayi. Mulai melakukan resusitasi bayi baru lahir
9. Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikutti langkah-
10. Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomy, perluasan episisotomi dan/atau
laserasi
11. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan menggunakan tehnik
aseptic, berikan anastesi local (lidokain 1%), lalu jahit perlukaan dan/atau laserasi dengan
Lakukan penjahitan secar berlapis. Mulai dari vagina kea rah perineum, lalu dengan perineum
13. Sesudah penjahitan, lakuakan masase uterus untuk memastikan bahwa uterus kontraksi
dengan baik. Pastikan, bahwa tidak ada kasa yang tertinggal I vagina dan masukan jari
rectum. Bila hal tersebut terjadi, lepaskan jahitan dan lakukan jahit ulang. Lepaskan sarung
14. Kenakan sarung tangan yang bersih, bersihkan perineum dengan air matang, buatlah merasa
bersih dan nyaman. Periksa apakah perdarahan dari daerah insisi sudah berhenti. Bila
perdarahan masih ada, periksa sumbernya. Bila berasal dari luka episiotomy, temukan titik
15. Pastikan ibu diberitahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering, serta menggunakan
16. Catat semua perawatan an temuan dengan seksama. Ikti standar untuk perawatan postpartum.
OUT PUT
2. Penurunan kejadian infeksi pada Ibu dan bayi baru lahir,
Dari standar personel, standar fasilitas,standar lingkungan serta standar proses dalam
proses pertolongan perasalinan di BPS Yayuk Kuntarti, Amd, Keb. di atas sudah cukup baik
di lihat dari alat-alat sudah cukup lengkap dan dalam proses pertolongan persalinan baik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin serta plasenta dari uterus melalui jalan
lahir. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya yaitu dengan
cara ibu meneran apabila ada kontraksi. Peran petugas adalah memantau persalinan dan
mendeteksi adanya tanda bahaya yang akan terjadi saat persalinan, dalam hal itu bidan harus
memenuhi standar persyaratan minimal yaitu standar personel, standar fasilitas, standar
proses serta standar lingkungan sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang kita
Standart pelayanan berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang di
perlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standart pelayanan akan sekaligus
melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat
dilakukan dengan dasar yang jelas. Dengan adanya standart pelayanan, yang dapat di
Dari pembahasan yang kami bahas di atas maka dapat di simpulkan bahwa standart
pelayanan minimal pertolongan persalinan di BPM Melita wilayah kerja puskesmas Sepatan
sudah memenuhi standar. Serta manajemen di BPS sudah baik dan terencana sehingga
Diharapkan pada mutu pelayanan di BPM dapat ditingkatkan untuk menjadi lebih baik
lagi. sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang memuaskan dan nyaman lebih
bermutu.
DARTAR PUSTAKA
http://www.cindycomputer.com/standar-pertolongan-persalinan.html
dr wijono, wibisono. 2006. Buku 1 standar pelayanan kebidanan, Jakarta: pengurus pusat
ikatan kebidanan