Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN

”Model dan Nilai Promosi Kesehatan”

Dosen Pengampu : Santi Sohot, MPH

Disusun oleh :

Bella Dwi Andika P07220118070

Mardiyana P07220118082

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KELAS C


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN
2019
KATA  PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana.
    Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW,
dimana beliau adalah sosok yang sangat dimuliakan dan dirindukan oleh seluruh
umatnya, kami sampaikan terima kasih kepada dosen dan rekan-rekan yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
    Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan kami buat selanjutnya.

Balikpapan, 20 July 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan pembahasan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN   ........................................................................................4
A. Pengertian model dan nilai dalam promosi kesehatan..........................................4
B. Jenis model dalam kegiatan promosi kesehatan....................................................5
BAB III PENUTUP    ................................................................................................13
Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA   .............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sedang memasuki periode transisi epidemiologi, dimana
penyakit-penyakit infeksi yang sejak dahulu banyak terjadi di masyarakat
masih memiliki angka kejadian yang tinggi. Di sisi lain seiring dengan
perubahan gaya hidup terutama di perkotaan, angka kejadian penyakit non-
infeksi (Penyakit Tidak Menular/PTM) juga mulai menunjukkan peningkatan.
Survai Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menunjukkan peningkatan
angka kejadian penyakit tidak menular tersebut jika dibandingkan dengan
SKRT tahun 1995. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang amat
komprehensif  agar dapat menurunkan angka kejadian tersebut dan yang lebih
penting untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak terjadi di masyarakat
kita.
Pendekatan komprehensif tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan
pendekatan kuratif/pengobatan saja, seperti yang selama ini menjadi titik
berat praktik kedokteran di Indonesia. Perlu diupayakan peningkatan
kesadaran dan peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pola-pola
penyakit tersebut yang akhirnya berujung pada perubahan gaya hidup menjadi
gaya hidup sehat. Di sinilah peranan pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
Health Behavior
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
factor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut
amat kompleks sehingga petugas kesehatan tidak sempat memikirkan
penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting
bagi seorang petugas kesehatan untuk dapat menelaah alasan di balik perilaku
individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
Dalam teori perilaku individu, terdapat 2 teori dasar yang mencoba
menerangkan konsep perilaku dan hal-hal yang menyebabkan seseorang

1
melakukan tindakan tersebut. Kedua teori tersebut adalah Health Belief
Model(HBM) dan teori perilaku berencana (Theory of Planned Behavior).
Selain itu juga masih ada beberapa teori perilaku yang juga penting dalam
upaya menerangkan perilaku individu
 
Health Belief Model
Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 1950’an dan didasarkan
atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Analisis
terhadap berbagai factor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat pada
program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health
Belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial:
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya
merubah perilaku
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga factor di atas dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman
berhubungan dengan sarana  & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh factor-faktor seperti persepsi
tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk
memperkecil kerentanan, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku
akan memberikan keuntungan. Factor yang mempengaruhi perubahan
perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakterisitik
individu, penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi
dengan petugas kesehatan yang merekomendasikan perubahan perilaku, dan
pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian model dan nilai dalam promosi kesehatan ?
2. Bagaimana jenis model dalam kegiatan promosi kesehatan ?

2
C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana pengertian model dan nilai dalam
promosi kesehatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana jenis model dalam kegiatan
promosi kesehatan

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODEL DAN NILAI DALAM PROMOSI
KESEHATAN
1. Model dalam promosi kesehatan
Definisi Promosi Kesehatan (Health Promotion) dalam ilmu
Kesehatan Masyarakat (Public Heart) mempunyai dua pengertian.
Promosi kesehatan adalah sebagian dari tingkat kesehatan dalam
konteks ini adalah peningkatan kesehatan.
Promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan,
menyebarkan, mengenalkan, atau pesan kesehatan atau upaya-upaya
kesehatan sehingga masyarakat menerima atau membeli (dalam arti
menerima prilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan kesehatantersebut
yang akhirnya masyarakat mau berprilaku hidup sehat.
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik
bermutu yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah
aplikasi struktur kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk
menerapkannya sebagai cara mereka bekerja. Model praktik kebidanan
didasarkan isi dari teori dan konsep praktik. Teori dan konsep mencerminkan
filosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia.
Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi kesehatan
serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan. Pendekatan
model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan
promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model
(TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory
of Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept. [ CITATION Mar16 \l
1033 ]
2. Nilai dalam promosi kesehatan
Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga,
kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya
adalah suatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai

4
tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatanya.
[ CITATION Mar16 \l 1033 ]

B. Jenis Model dalam Promosi Kesehatan


1. Model keyakinan kesehatan (Healty Belif Model)
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM)
dikembangkan sejak 1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam
pelayanan kesehatan masyarakat Amerika. Model ini digunakan untuk
menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program
pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering dipertimbangkan
sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang dimulai dari
pertimbangan orang-orang tentang kesehatan. Selain itu, model keyakinan
kesehatan digunakan untuk mengidentifikasi  prioritas beberapa faktor
penting yang berdampak terhadap pengambilan keputusan secara rasional
dalam situasi yang tidak menentu (Rosenstock, 1990).
Pada 1974, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian
terhadap isu keyakinan kesehatan  dan perilaku kesehatan individu. Isu
tersebut merupakan kesimpulan dari riset keyakinan kesehatan dalam
memahami alasan individu melakukan atau tidak melakukan tindakan
kesehatan, berkaitan dengan berbagai hubungan variasi yang lebih luas.
Isu tersebut juga memberikan dukungan penting dari  Model Keyakinan
Kesehatan dalam menjelaskan prilaku pencegahan dan respns terhadap
gejala atau diagnosis penyakit.
Model keyakinan kesehatan merupakan model kognitif yang
digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut
Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin
dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua
keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan
setara penilaian terhadap keuntungan dan kerugian.
  Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury
or illness) mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit
atau rasa sakt benar-benar mengancan dirinya. Jika ancaman meningkat,

5
maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang
ancaman berdasar pada kerentanan (perceived vurnerabilitiy) dan derajat
keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Induidu mungkin dapat
menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi.
Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul
akibat ulah dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.
Pertimbanagan antara keuntungan dan kerugian perilaku
memengaruhi seseorang untuk memutuskan melakukan melakukan
tindakan pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku yang disebut
sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (salient position)
diduga tepat memulai proses perperilaku. Hal ini berupa berbagai
informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan
(misalnya media massa, kampanye, nasihat orang lain, pengalaman
penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman.
Ancaman dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi
oleh berbagai variabel, yaitu variabel demografi (umur, jenis kelamin,
latar belakang budaya), variabel sosiopsikologis (kepribadaian, kelas,
sosial, tekanan sosial),dan variabel struktrual (pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya). Sebagai contoh, orang tua dan remaja akan
memandang penyakit jantung atau kanker secara berbeda. Sikap orang
sudah memiliki pengalaman dan penyakit tertentu akan berbeda
dibandingkan orang yang tidak memiliki pengalaman ini.[ CITATION Mar16
\l 1033 ]
2. Transteoritical Model (TTM)
Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai
kesiapan seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru
dan memberikan strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap
individu melalui tahapan perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan
kesehatan.[ CITATION Mar16 \l 1033 ]
Sejarah dan inti Konstruksi Model
James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan
analisis teori yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4

6
fariabel, yaitu prasyarat untuk terapi, proses perubahan, isi harus diubah
dan hubungan terapeutik. Model ini disempurnakan oleh prochasta
berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan dalam peer review jurnal
dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan prubahan, proses-
proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan godaan
atau percobaan.
Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan
melalui enam tahap:
a. Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan
dimasa mendatang (biasanya diukur selama enam bulan
betikutnya).
b. Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan
mendatang
c. Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam
waktu dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.
d. Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam
gaya hidup mereka dalam enam bulan terakhir.
e. Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap
yang diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima
tahun.
f. Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki
keberhasilan diri100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali
pada kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk
mengatasi.
Proses  perubahan
Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan
orang untuk maju melalui beberapa tahap:
a. Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara
prekontemplasi dan kotemplas.
b. Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.
c. Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.

7
d. Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu
hubungan counter conditoning dan kontrol stimulus ditekankan
3. Teori Sebab Akibat
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang
saling berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan
antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta.
Pada teori sebab akibat, apa yang dialami manusia pasti ada penyebabnya.
Pengetahuan tentang sebab akibat mampu mendorong seseorang untuk
bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat. Teori ilmiah dari berbagai
teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum sangat bergantung
pada hukum sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut.[ CITATION Mar16 \l 1033 ]
a. Prinsip pertama : perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap
kondisi (akibat) pasti mempunyai sebab.
b. Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah
dari sebab ; jika ada sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.
c. Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang
menganiscayakan setiap himpunan secara esensial harus selaras
dengan sebab dan akibat di alam.
Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan menjadi
lelas ketika memahami hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab
akibat dalam promosi kesehatan memberi penekanan pada petugas
kesehatan bahwa suatu penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.
4. Model Transaksional Stres dan Koping
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena
tekanan psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik
tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti :
rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan,
pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang
berlebhan pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa
takut.
Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal
atau eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan
membutuhkan kesehatan fisik maupun psikologis untuk mengembalikan
keseimbangan (Lazarus & Cohen, 1977). Diawal 1960-an dan 1970-an,
stres dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke perseptor.
Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang dapat

8
membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode
menegangkan. Koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi
atau menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan emosional (Lazarus
dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara menghadapi
stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon
diarahkan pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi
dengan memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah
respon berfokus pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional
dari peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani masalah-
masalah yang tidak terkendali.[ CITATION Mar16 \l 1033 ]
Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja
untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres
ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini
bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh
penilaian pertama orang tentang streosor dan penilaian kedua pada
sumber daya sosial atau budaya sekitarnya. Ketika berhadapan dengan
stresor, seseorang mengevaluas potensi ancaman atau disebut dengan
penilaian primer, yaitu penilaian seseorang tentang makna dari suatu
peristiwa sebagai stres, positif, terkendali, menantang, atau tidak relevan.
Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi pengendalan stresor
dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai conto,
penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan membuat sebuah
pilihan seperti apa yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi
(cohen, 1984).
Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan
kuesieksperimen terhadap teknik terapi biofeedback, relaksasi, dan citra
visual untuk memperkuat teorinya yang mengembangkan kesadaran dan
kontrol tanggapan pada stres. Biofeedback adalah salah satu teknik
mengurangi stres dan ketegangan dalam mnanggapi situasi sehari-hari.
Teknik relaksasi menggunakan stimulus mental yang konstan, sikap pasif,
dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi yang umum digunakan
adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga. Visual citra adalah teknik
9
yang digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang dan
meningkatkan keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan
pertahanan antibodi menghancurkan sel tumor. Aplikasi Model
Transaksional dari Stres dan Koping Aplikasi ini beguna untuk promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengaruh stres pada orang tidak
semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit pengalaman negatif.
Faktor penting dalam mengatasi stres adalah apakah hal itu memengaruhi
dan bagaimana orang mencarinperawatan medis atau dukungan sosial
pada orang profesional. Untuk mengatasi stres, strategi masalah berfokus
koping, emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat
digunakan sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik-
praktik gaya hidup (Glanz,dkk,2002).
5. Theory of Reasoned Action (TRA)
TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana
teori ini digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan
dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan berkembang dan
banyak dignakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan
perilaku kesehatan. Teori ini menghubungkan antara keyakinan, sukaf,
kehendak (intention) dan perilaku. Kehendak merupakan prediktor terbaik
perilaku, artinya cara terbaik mengetahui apa yang akan dilakukan
seseorang adalah mengetahui kehendak orang tersebut. Konsep penting
dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu memperhatikan
sesuatu yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf dan
norma subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-
rugi dari perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya
konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation regarding the
outcome).[ CITATION Mar16 \l 1033 ]
Aplikasi TRA
TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan
telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berainan,
seperti pengaturan penggunaan subtansi ertentu (merokok, alkohol, dan
narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan
10
penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol,
penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran, dan praktik olahraga.
TRA juga digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan keselamatan
dan kesehatan kerja K3), seperti  tindakan keselamatan dalam
pertambangan batubara, ketidakhadiran karyawan, dan perilaku
konsumen.
Kelemahan TRA
Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya
berkorelasi sedang, kehendak tidak selalu menuju perilaku itu sendiri,
terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau memengaruhi
kehendak atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994). Meskipun
demikian, kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh
TRA berhubungan dengan norma subjektif, Menutut TRA, seseorang
dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali
berbeda. Hal ini berarti keputusan seseorang untuk melakukan sesuatu
tindakan tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan.[ CITATION
Mar16 \l 1033 ]
6. The Health Field Concept
La Framboise, kemudian diadaptasi oleh Blum mengemukakan
sebuah teori yang menyatakan bahwa tingkat kesehatan di dalam suatu
masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor:
·        Genetik
·        Perilaku kesehatan
·        Pelayanan kedokteran/kesehatan
·        Lingkungan
            Menurutnya dari keempat faktor di atas, faktor yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan suatu masyarakat adalah faktor
perilaku. Apabila perilaku masyarakat dapat diarahkan menjadi perilaku
yang sehat, tingkat kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan, demikian
pula sebaliknya, apabila perilaku kesehatan di masyarakat kurang baik,
tingkat kesehatan masyarakat juga dapat menjadi buruk.[ CITATION
Mar16 \l 1033 ]

11
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu yang
mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur
kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai cara
mereka bekerja. Model praktik kebidanan didasarkan isi dari teori dan konsep
praktik. Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan keyakinan tentang
manusia.
Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran,
keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai budaya adalah suatu yang
dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang
sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai tersebut dijadikan landasan, alasan, dan
montivasi dalam perbuatanya.
Kegiatan-kegiatan promosi kesehatan seperti Health Belief Model
(HBM),Transteoritical Model (TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres
dan Koping, Theory of Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.

13
Daftar Pustaka
Muhajir, M. (2016, November 10). blogspot.com. Retrieved July 20, 2019, from
http://lingkupkebidanan.blogspot.com/2016/11/makalah-promosi-kesehatan.html

14

Anda mungkin juga menyukai