Anda di halaman 1dari 3

3 Fase Penting dalam Hubungan Cinta

Di antara rangkaian kalimat cinta yang membuai, apa mau dikata, hubungan
asmara adalah arena penilaian untuk menakar kualitas kebersamaan. Baik
itu dalam hitungan hari, minggu, maupun tahun, ada, Iho, keputusan
penting yang harus Anda buat di dalam hidup. Jika pandai-pandai
melakukannya, Anda akan terbebas dari jalinan cinta yang sekadar
menguras tenaga, emosi, dan waktu percuma.

3 Hari Pertama
Pada tahap ini, daya tarik sebatas 'skin deep' memegang peran utama. Tidak
adanya ketertarikan fisik, body language yang bikin 'gerah' (misalnya, gaya
tertawa yang berlebihan), atau percakapan yang enggak nyambung, bisa
membuat Anda ilfil saat menghabiskan waktu dengannya. Jika selama
kencan pertama Anda bolak-balik mengirim SMS atau berharap orang rumah
menyuruh Anda pulang, berpikirlah dua kali untuk melakukan kencan
kedua. Jangan lagi tempatkan diri pada situasi tidak nyaman.
Bila ternyata ada kecocokan, manfaatkanlah kesempatan kencan
selanjutnya untuk menggali informasi sebanyak mungkin tentang dirinya.
Tentu tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda sedang menginterogasi. Kian
banyak hal yang Anda ketahui tentang dia, maka akan semakin kaya pula
bahan pertimbangan Anda untuk beranjak ke tahap selanjutnya. Variasikan
acara kencan supaya tidak lekas bosan. Misalnya, alih-alih nonton film di
bioskop, boleh juga bila Anda sesekali jalan-jalan ke Dunia Fantasi atau
pergi olahraga bareng.
Kesalahan terbesar yang dilakukan perempuan selama fase ini, menurut
John Gray, Ph.D. dalam buku Mars and Venus on a Date, adalah bersikap
terlalu banyak memberi. Asal tahu saja Jeung, pada tahap pendekatan, pria
jauh lebih senang diberi kesempatan untuk menyenangkan pasangannya
ketimbang diladeni.
Jangan selalu menolak usahanya mengantar-jemput dengan dalih Anda biasa
nyetir sendiri. Juga, jangan memperlakukan pria seolah-olah Anda ibunya.
Boleh saja mengingatkan ia akan jadwal makan, namun tak perlu sampai
meneleponnya berkali-kali kalau tak mau ia 'sesak napas' dan kehilangan
minat untuk berkencan.

Do's & Don'ts


• Pastikan ada physical attraction supaya Anda tidak ilfil bila berada dekat
dengannya.
• Gali fakta tentang dirinya dari berbagai sumber. Misalnya, cari tahu
apakah wajah-wajah cantik dalam profil facebook-nya adalah 'korban cinta'
dia atau bukan.
• Tak perlu merasa bersalah jika menolak kencan kedua. Katakan saja Anda
sedang sibuk atau baru mulai serius dengan pria lain.
• Jangan bersikap terlalu needy. la akan 'gerah' bila Anda terus menelepon
untuk menanyakan jadwal kencan selanjutnya.
• Say no kepada pria bermasalah, sebelum Anda telanjur tergila-gila
padanya. Mengencani suami orang, drug addict atau pria abusive sama saja
dengan sukarela terjun ke jurang.

3 Minggu Pertama
Setelah melewatkan waktu sekian lama bersama dirinya, Anda akan mulai
menimbang-nimbang apakah dia orang yang tepat untuk dinobatkan menjadi
kekasih. Bukan hanya terjadi pada Anda, namun begitu pula yang dialami
oleh pria. Jadi, berikan pula waktu baginya untuk berpikir. Kesalahan
terbesar yang banyak dilakukan perempuan dalam tahap ini, menurut Gray,
adalah mengejar-ngejar pria untuk memperoleh kepastian.
Rileks saja, tak perlu tergesa-gesa! Gunakan waktu yang ada untuk
memastikan perasaan. Jika Anda merasa nyaman berdekatan dengannya dan
tertarik untuk mengetahui dirinya lebih jauh, maka boleh jadi ia cocok
menjadi kandidat kekasih.Tak ada salahnya mengenalkan dia pada sahabat
untuk mendapatkan second opinion. Meski keputusan tetap berada di
tangan Anda, namun setidaknya Anda bisa melihat 'pemandangan' lain dari
kacamata sahabat. Siapa tahu Anda terlena pada pesonanya sehingga kurang
dapat berpikir obyektif.
Bagi yang berada dalam posisi menunggu, ketimbang uring-uringan,
manfaatkan 'semangat jatuh cinta' yang melanda diri Anda untuk melakukan
berbagai hal positif. Mulai dari mengoreksi penampilan, mempelajari hal
baru, menyuntik semangat kerja, dan sebagainya. Dengan begitu, ke
manapun nantinya arah hubungan ini, Anda tidak akan merugi. Tapi jangan
lupa tetapkan deadline agar hubungan tidak berstatus 'digantung' terlalu
Iama. Jika perlu, boleh juga kok bersikap lebih asertif. Nembak duluan,
enggak tabu lagi, kan?

Do's & Don'ts


• Meski Anda terdesak deadline usia dan sedang mengencani pria sekelas
Orlando Bloom, jangan buru-buru berpikir soal pernikahan. It's still a long
way to go, darling...
• Jangan memacari pria karena kasihan atau khawatir kehilangan
kesempatan berharga. Anda bisa rugi waktu dan tenaga karenanya.
• Hindari memacari pria yang menyembunyikan info tentang tempat
tinggalnya, teman-temannya, serta keluarganya. Hal ini menunjukkan
gelagat kurang baik pada dirinya.
• Meski sudah resmi berpacaran, tak perlu pasang 'kacamata kuda'.
Terbukalah terhadap peluang bertemu pria yang lebih baik.

3 Tahun Pertama
Meski sudah minim gelora perasaan dan lika-liku perjalanan emosi yang
mengasyikkan, fase ini merupakan tahap paling nyaman dilakoni. Anda dan
dia sudah cukup saling mengenal sehingga merasa aman dan nyaman.
Sayangnya, menurut Gray, karena merasa hubungan sudah 'mapan', kedua
belah pihak biasanya berhenti melakukan sesuatu untuk membuat
pasangannya merasa istimewa, sehingga hubungan terancam jenuh.
Situasi stabil dalam fase ini bisa bergolak kembali bila salah satu pasangan
melirik orang lain atau mulai menyinggung soal pernikahan. Bagi pria,
pernikahan dan masa pacaran adalah dua hal amat kontras. Bersikap sebagai
kekasih sempurna belum tentu menandakan pria mudah diajak menemui
penghulu. Perubahan ini bisa membuatnya menarik diri. Namun, bila dia
menjauh, tak perlu panik dan menyuruhnya segera keluar dari dalam 'gua'.
ltu adalah cara pria berpikir dan menyiapkan diri sebelum melangkah ke
tahap lebih serius.
Toh, ada kemungkinan kekasih Anda tak mau muncul lagi dari 'gua' atau
malah tersesat dan menempuh jalan menuju pangkuan perempuan lain. Bila
ini terjadi, Anda perlu introspeksi hubungan. Apakah selama ini Anda dan
dia sudah saling terbuka terhadap perasaan masing-masing, apakah Anda
tidak menyadari (atau pura-pura tidak tahu) bahwa Anda berdua sebenarnya
memiliki harapan berbeda, atau memang situasi belum mengizinkan.

Do's & Don'ts


• Lama pacaran tidak menjamin hubungan akan berlanjut ke pernikahan.
Bicarakan ini dengannya jika Anda sudah tak sabar ingin memakai gaun
pengantin.
• Jangan pernah berpikir menjebak pria untuk menikah dengan kehamilan.
ltu pikiran old-fashioned yang akan berbalik menjadi bumerang.
• Umur bukan satu-satunya pertanda seseorang mesti menikah. Kematangan
emosi dan menemukan pasangan hidup yang tepat adalah pertimbangan
yang jauh lebih penting

Anda mungkin juga menyukai