Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR STUDI ENERGI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

OLEH :

M. SONNY IRSAN SYAHPUTRA (11950510037)

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKULITAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia–Nya kepada Penulis, sehingga penulisan makalah yang
berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Angin” dapat selesai dengan baik.
Makalah ini dapat selesai atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam
penyelesaian makalah ini, terutama kepada :
1. Pak Novi Gustina, dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Studi Energi.
2. Sesama rekan Teknik Elektro.
3. Serta semua pihak yang turut membantu tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat Penulis
harapkan. Mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan
Pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 15 Mei 2020

Penulis`
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat. Krisis
listrik ini sudah sejak lama menjadi persoalan dan telah dipredikasi oleh banyak ahli energi di
Indonesia sejak sepuluh tahun yang lalu. Kebutuhan energi dapat meningkat secara bertahap,
baik ditinjau dari kapasitasnya, kualitasnya maupun ditinjau dari tuntutan distribusinya.
Konsumsi listrik di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan
peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Komsumsi listrik Indonesia yang begitu besar
akan menjadi masalah bila dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Kebutuhan
pasokan energi listrik yang terus-menerus dan berkualitas menjadi tuntutan yang harus
dipenuhi oleh negara.
Untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan listrik ini, maka diperlukan sebuah sumber
energi baru yang mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional yang semakin besar. Angin,
sebagai sumber yang tersedia di alam dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi
listrik. Angin merupakan sumber energi yang tidak ada habisnya sehingga pemanfaatan
sistem perubahan energi angin akan berdampak positif terhadap lingkungan.
Hal ini dirasa sangat perlu untuk mengetahui lebih dalam mengenai angin dan
pembangkit listrik tenaga angin ini. Selain itu juga perlu diketahui proses pembangkitan
listrik tenaga angin ini sehingga dapat dianalisa kelebihan dan kekurangannya dibandingkan
dengan sistem pembangkit listrik lain.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga angin?
2. Apa saja komponen-komponen pada pembangkit listrik tenaga angin?
3. Bagaimana proses pembangkitan listrik dengan tenaga angin?
4. Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga angin?
5. Bagaimana perkembangan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia dan dunia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, tujuan dari pembahasan
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga angin.
2. Mengetahui komponen-komponen pada pembangkit listrik tenaga angin.
3. Mengetahui proses pembangkitan listrik dengan menggunakan tanaga angin.
4. Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pada pembangkit listrik tenaga angin.
5. Perkembangan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia dan dunia.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui mengenai pembangkit listrik tenaga
2. Memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Industri.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan
angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat
merubah energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Sistem pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi
merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan
salah satu energi yang tidak terbatas di alam.
Pembangkit listrik tenaga angin, yang diberi nama Wind Power System memanfaatkan
angin melalui kincir, untuk menghasilkan energi listrik. Alat ini sangat cocok sekali
digunakan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil. Secara umum, sistem alat ini
memanfaatkan tiupan angin untuk memutar motor. Hembusan angin ditangkap baling-
baling, dan dari putaran baling-baling tersebut akan dihasilkan putaran motor yang
selanjutnya diubah menjadi energi listrik.

2.2 Komponen pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Sistem pembangkit listrik tenaga angin ini merupakan pembangkit listrik yang
menggunakan turbin angin (wind turbine) sebagai peralatan utamanya.
Komponen-komponen yang ada di dalam turbin angin yaitu :
1. Anemometer : Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke
pengontrol.
2. Blades : Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di atas
menyebabkan pisau pisau untuk mengangkat dan berputar.
3. Brake : Digunakan untuk menjaga putaran pada poros agar bekerja pada titik aman
saat terdapat angin yang besar.
4. Controller : Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per jam
(mph) dan menutup mesin turbin sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada kecepatan
angin sekitar 55 mph di atas, karena dapat rusak karena angin yang kencang.
5. Gear box : Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah
dan meningkatkan kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800
rpm.
6. Generator : Biasanya standar induksi generator yang menghasilkan listrik dari 60
siklus listrik AC.
7. High-speed shaft : Mengubah poros rotor kecepatan tinggi.
8. Low-speed shaft : Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per
menit.
9. Nacelle : Nacelle berada di atas menara dan berisi gear box, poros kecepatan rendah
dan tinggi, generator, kontrol, dan rem.
10. Pitch : Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol kecepatan rotor
dan menjaga rotor berputar dalam angin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk
menghasilkan listrik.
11. Rotor : Pisau dan terhubung bersama-sama disebut rotor.
12. Tower : Menara yang terbuat dari baja tabung, beton atau kisi baja. Karena kecepatan
angin meningkat dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan turbin untuk
menangkap lebih banyak energi dan menghasilkan listrik lebih banyak.
13. Wind direction : Ini adalah turbin pertama yang disebut karena beroperasi melawan
angin. turbin lainnya dirancang untuk menjalankan melawan arah angin, menghadap
jauh dari angin.
14. Wind vane : Tindakan arah angin dan berkomunikasi dengan yaw drive untuk
menggerakkan turbin dengan koneksi yang benar dengan angin.
15. Yaw drive : Yaw drive yang digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke arah angin
sebagai perubahan arah angin.
16. Yaw motor : Kekuatan dari drive yaw.
17. Penyimpan energi (Battery) : Alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up
energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika
kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan
daya listrik tidak dapat terpenuhi.

2.3 Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Angin


Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan dari
beberapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik. Cara kerja dari
pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin angin.
Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk
menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik).  Kemudian
angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di
bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik
dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan
material ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang
bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros
generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya
karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik
untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Secara sederhana proses pembangkitan
listrik dengan kincir angin adalah listrik dialirkan melalui kabel penyebaran yang
dibagikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya. Turbin untuk pemakaian
umum berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan
untuk perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Kelebihan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya
adalah disebabkan karena sifatnya yang terbaru. Pengharapan sumber energi ini tidak
akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan
bakar fosil. Oleh karena itu tenaga angin dapat menerima dalam ketahanan energi dunia
di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan,
dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi terhadap
lingkungan.
Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin
merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin. Hal ini
dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang
membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas.
Pengeluaran karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari
proses manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan
pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik, secara
praktis pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan pengeluaran yang berarti.
Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, pengeluaran karbon
dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja. Namun
pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat
beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai
pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual, derau suara, beberapa masalah
ekologi, dan keindahan.
Dampak yang paling serius dikritik adalah penggunaan ladang angin sebagai
pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk
disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk
keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain
mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan
untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang
membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan
mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga
angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat
menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk.
Perputaran baling-baling menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip dan dapat
mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah.
Putaran dari baling-baling turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu dari
pada suara angin pada ranting pohon. Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan
pembangkit tenaga angin adalah terhadap populasi burung dan kelelawar. Burung dan
kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat terbang melewati baling-baling yang
sedang berputar. Namun dampak ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian
burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya
yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa studi yang telah
dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi
populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang
bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut
dan kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat
mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas
pantai adalah terganggunya kehidupan bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di
Irlandia, dimana terjadinya polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di
daerah pemasangan turbin angin. Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin
bukan tanpa kegagalan dan kecelakaan. Kegagalan operasi baling-baling dan juga
jatuhnya es akibat perputaran telah menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian.
Kematian juga terjadi kepada beberapa penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati
turbin angin. Reruntuhan puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang
perlu diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada
turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat tingginya posisi
api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat menyebarkan asap
beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang membakar habis ratusan
lahan pertanian. Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi dan dapat menyebabkan
terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus dapat mengkontaminasi air
minum.
Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan energi
fosil, dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin dalam
kelistrikan telah turut serta dalam mengurangi emisi gas buang.

2.5 Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia dan Dunia


Pada saat ini sistem pembangkit listrik tenaga angin mendapat perhatian yang cukup
besar sebagai sumber energi alernatif yang bersih, aman, serta ramah lingkungan serta
kelebihan-kelebihan lain yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Turbin angin skala
kecil mempunyai peranan penting terutama bagi daerah-daerah yang belum terjangkau
oleh jaringan listrik. Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi
terbaru yang paling berkembang saat ini.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan
angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Komponen utama dari
pembangkit listrik tenaga angin yaitu turbinangin (wind turbine) yang di dalamnya
terdapat komponen-komponen seperti anemometer, blades, brake, controller, gear box,
generator, high-speed shaft, low-speed shaft, nacelle, pitch, rotor, tower, wind direction,
wind vane, yaw drive, yaw motor, dan penyimpan energi (battery). Cara kerja dari
pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin angin.
Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas.  Kemudian angin akan memutar sudut
turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin
angin. Generator inilah yang akan menghasilkan energi listrik. Keuntungan utama dari
penggunaan pembangkit listrik tenaga adalah sifatnya yang terbarukan. Namun selain
kelebihan yang ada, pembangkit ini juga memiliki kekurangan, antara lain membuat lebih
buruk dampak visual, menyebabkan derau suara, beberapa masalah ekologi, dan
keindahan Pada akhir 2007 di Indonesia sudah mulai dikembangkan pembangkit listrik
tenaga angin. Sehingga pembangkit listrik tenaga angin ditargetkan mencapai 250
megawatt (MW) pada tahun 2025.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terhadap pembahsan ini adalah agar sumber energi angin
dapat lebih dimanfaatkan lagi sehingga krisis energi listrik dapat dikurangi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Atmel Corporation, 2003, AT89S52 8-bit Microcontrollerwith 8K Bytes In-


System Programmable Flash.
[2] Hamonangan, Aswan. 2004, Operational Amplifier (analisa rangkaian op-
amp popular), Epsilon Rekacipta Nusantara.
[3] Karmon, 1994. Pengantar Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Tarsito,
Bandung.
[4] Lubis, Adjat Sudrajat, 2006, Listrik Tenaga Angin, Penerbit BPPT Pres,
Jakarta.
[5] Sinamo, Alim Senina, 2007, Mengenal Tenaga Angin bagai Energi
Alternatif, Puslitbang Iptekhan Balitbang Dephan.
[6] Wahyudin, Didin, 2007, Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan
Bahasa Basic Menggunakan BASCOM 8051, C.V Andi Offset, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai