Refarat Besar Varicella Fix
Refarat Besar Varicella Fix
VARICELLA
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
SUPERVISOR:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Supervisor Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
II.1 DEFINISI.........................................................................................2
II.2 EPIDEMIOLOGI..............................................................................2
II.3 ETIOLOGI.......................................................................................3
II.4 PATOGENESIS...............................................................................4
II.7 DIAGNOSIS....................................................................................8
II.9 PENATALAKSANAAN..................................................................11
II.10 KOMPLIKASI...............................................................................13
II.11 PROGNOSIS...............................................................................14
II.12 EDUKASI....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia dan negara tropis lainnya, morbiditas varicella masih tinggi,
terutama pada masa anak dan dewasa muda (pubertas). Sejak lama disepakati
bahwa varicella dapat sembuh sendiri (swasirna). Namun, varicella termasuk
penyakit yang kontagius (menular) dan penularan terjadi dengan cepat secara
airborn infection, terutama pada orang serumah dan pada orang dengan
imunokompremais. Pada orang imunokompremais (misalnya pasien dengan HIV)
dan kelompok tertentu (ibu hamil, neonatus) biasanya gejalanya lebih berat dan
mudah mengalami komplikasi.1,2,3,4,5,6,7
Pada sebagian besar anak-anak, infeksi VVZ adalah penyakit ringan dan
sembuh sendiri tapi bila terjadi komplikasi akan membutuhkan rawat inap dan
kematian dapat terjadi.1,2,3 Komplikasi serius termasuk keterlibatan sistem saraf
pusat, pneumonia, infeksi sekunder akibat invasi bakteri bahkan kematian. Infeksi
primer pada orang dewasa jarang terjadi namun memiliki tingkat komplikasi yang
lebih tinggi, dengan pneumonia yang paling umum.2,4 Pneumonia akibat VVZ
sering membutuhkan ventilasi mekanis dan angka kematian sekitar 10%-30%
meskipun telah diberikan terapi antivirus yang tepat.2
Varicella (cacar air) dan herpes zoster (cacar api) memiliki gejala klinis
yang berbeda yang disebabkan oleh famili virus herpes yang sama. Varicella
merupakan kelainan kulit exanthem akut yang sangat menular dan paling sering
terjadi pada masa kanak-kanak, yang merupakan akibat dari infeksi VVZ primer
pada individu yang rentan.3
Berbagai jenis obat antivirus berguna menghambat replikasi virus
varicella-zoster, misalnya asiklovir, valasiklovir, famsiklovir, dan foskarnet.1,3
Imunisasi vaksin varicella di rekomendasikan untuk imunisasi pada anak,
pencegahan terjadinya komplikasi/varicella berat mencapai 100% bahkan ketika
vaksin baru diberikan 36 jam setelah eksposur.8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Infeksi akut primer oleh virus varicella-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa, manifestasi klinis didahului gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.1,3
Varicella terjadi di seluruh dunia, infeksi lebih sering terjadi pada usia
yang lebih muda di daerah beriklim sedang dibandingkan dengan daerah tropis.
Kasus lebih sering ditemukan terjadi pada musim dingin dan musim semi. Di
daerah kota, epidemi terjadi pada interval yang tidak teratur. Infeksi subklinis
dapat terjadi. Diperkirakan bahwa pada populasi yang tidak di vaksin, sekitar 15
kasus per 1000 orang terjadi per tahun, dengan lebih dari setengah sebelum usia 5
tahun dan 85% sebelum usia pubertas. Hal ini menyebabkan pemeriksaan serologi
positif sekitar 95% dari orang dewasa muda dengan tingkat sedikit lebih rendah di
daerah tropis.3,9
II.3 Etiologi
Pasien menularkan virus kepada orang lain dari sekitar 2 hari sebelum
sampai 5 hari setelah timbulnya ruam. Gelembung cairan mengandung sejumlah
besar virus. Sedangkan gelembung yang sudah kering tidak lagi mngandung virus
dan tidak akan menular ke orang lain.3,9
II.7 Diagnosis
Diagnosis varicella di tegakkan berdasarkan anamnesis, gejala prodromal,
rasa gatal, dan manifestasi klinis sesuai tempat predileksi dan morfologi yang
khas pada varicella.1,3 Varicella umumnya didiagnosis secara klinis karena
karakteristik ruam vesikuler dan distribusinya, serta melalui informasi
epidemiologi seperti riwayat paparan dan tidak menderita varicella sebelumnya.4,6
Varicella dapat dibedakan dengan beberapa kelainan kulit, antara lain harus
dibedakan dengan variola. Pada variola, penyakit lebih berat , memberi gambaran
lesi monomorf dan penyebarannya sentripetal di mulai dari bagian akral tubuh,
yaitu di telapak tangan dan telapak kaki, baru ke badan.1
Bedakan juga dengan herpes zoster, pada herpes zoster lesi monomorf,
nyeri, biasanya unilateral. Pada herpes zoster juga sama-sama biasanya didahului
oleh fase prodromal, setelah fase prodromal sering disertai dengan rasa nyeri,
perubahan pada kulit terjadi pada setengah bagian badan (unilateral) dan
berbentuk garis berkaitan dengan daerah dermatom dengan lesi berupa gelembung
kecil yang berkelompok di atas dasar eritematosa. Dapat terjadi perkembangan
yang berat meliputi keterlibatan mata(zoster trigeminus I), mukosa mulut (zoster
trigeminus II, III) . telinga bagian dalam (zoster oticus).1,3,5,6,7,9
Pada dermatitis herpetiform biasanya simetris terdiri dari papula vesikuler
yang eritematous serta ada riwayat penyakit kronis, dan sembuh dengan
meninggalkan pigmentasi.9 Pada impetigo, lesi pertama adalah vesikel yang cepat
menjadi pustule dan krustosa,distribusi lesi terletak dimana saja,tidak menyerang
mukosa.9 Pada sifilis sekunder, tampak ruam yang tidak gatal, berwarna merah
tembaga, dan lesi biasanya simetris.1,9
II.9 Penatalaksanaan
Pencegahan
II.10 Komplikasi
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada
orang dewasa berupa ensefalitis , pneumonia, glomerulonephritis, karditis,
hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis, dan kelainan darah (beberapa
macam purpura). Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat
menimbulkan kelainan kongenital , sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari
menjelang kelahiran dapat menyebabkan varicella kongenital pada neonatus.1,4,6,8,9
Infeksi kulit.
Komplikasi yang paling umum pada anak-anak adalah infeksi bakteri pada
kulit.4,6,8 Infeksi sekunder harus dicurigai ketika vesiculopustules berkembang
menjadi besar, lembab,daerah gundul, dan terutama ketika lesi menjadi
menyakitkan.5
Komplikasi neurologis.
Komplikasi extrakutaneus paling umum adalah keterlibatan sistem saraf
pusat.4 Ensefalitis dan Sindrom Reye adalah komplikasi cacar. Ada dua bentuk
ensefalitis. Bentuk cerebellar terlihat pada anak adalah self limiting disease dan
pemulihan total terjadi. Ada ataksia dengan nistagmus, sakit kepala, mual,
muntah, dan kaku kuduk. Pasien dewasa dengan ensefalitis terjadi perubahan
sensorium, kejang, dan tanda-tanda neurologis fokal dengan angka kematian
hingga 35%. Sindrom Reye adalah ensefalopathy non inflamatory akut yang
berhubungan dengan hepatitis atau metamorfosis lemak dari hati; 20% sampai
30% kasus Sindrom Reye didahului oleh varicella. 5,6,8 Tingkat kematian adalah
20%. Penggunaan Salisilat selama infeksi varicella dapat meningkatkan risiko
pengembangan Sindrom Reye.5
Pneumonia.
Pneumonia terjadi pada 1: 400 kasus. Pneumonia jarang pada anak-anak
normal, tetapi merupakan komplikasi serius yang paling umum pada orang
dewasa normal.4 Viral pneumonia berkembang 1-6 hari setelah timbulnya ruam.
Dalam kebanyakan kasus itu adalah asimtomatik dan dapat dideteksi hanya
dengan pemeriksaan x-ray dada. Batuk, dyspnea, demam, dan nyeri dada dapat
terjadi.5 Tingkat kematian untuk varicella pneumonia dewasa adalah 10% dari
pasien imunokompeten dan 30% dari pasien immunocompromised.5,9
II.11 Prognosis
II.12 Edukasi
Jaga untuk tetap segar (kompres dingin dan mandi air hangat).8,12
Gunakan pakaian katun halus12
Air mandi hangat mengandung setengah cangkir sodium bikarbonat dapat
meringankan , setelah itu kulit dikeringkan dengan ditepuk-tepuk12
Jaga agar kuku tidak panjang untuk mengurangi kerusakan akibat garukan
(ini dapat mengurangi skar dan resiko infeksi sekunder oleh bakteri)12
Sebagian besar pasien dengan penyakit varicella dapat sembuh
sempurna , dan hanya 2-6% kasus varicella yang berkembang menjadi
berat, seperti pada pasien dengan kekebalan tubuh menurun4
BAB III
KESIMPULAN
Varicella adalah Infeksi akut primer yang disebabkan oleh virus varicella-
zoster yang menyerang kulit dan mukosa, manifestasi klinis didahului gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.1,3
Manifestasi klinis mencolok dari lesi varicella adalah perkembangannya
yang cepat, kurang lebih 12 jam, dari makula mawar berwarna untuk papula,
vesikel, pustula, dan krusta. Vesikel khas varicella adalah ukuran 2-3 mm dan
elips, dengan sumbu panjang sejajar dengan lipatan kulit. Vesikel dini memiliki
ciri dangkal dan berdinding tipis, dan dikelilingi oleh daerah eritema yang tidak
teratur, yang memberikan lesi penampilan "embun di kelopak bunga mawar".
cairan vesikel segera menjadi keruh dengan masuknya sel-sel inflamasi, yang
mengkonversi vesikel menjadi papul.1,3,5,6,8,9
Pengobatan bersifat simtomatik dengan anti piretik dan analgesic, untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedative atau antihistamin yang
mempunyai efek sedative.1,8 Terapi local ditujukan mencegah agar varicella tidak
pecah terlalu dini, karna itu diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti gatal
(mentol,kamfora). Indikasi pemberian antivirus adalah bila sebelumnya telah ada
anggota keluarga serumah yang menderita varicella, atau pada pasien
immunokompremais, antara lain pasien dengan keganasan, infeksi HIV/AIDS,
atau yang sedang mendapat pengobatan imunosupresan, misalnya kortikosteroid
jangka panjang, atau sitostatik dan pada kehamilan.1
DAFTAR PUSTAKA