Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

Ergonomi dan Gangguan Kesehatan pada Pekerja Agrikultur

Disusun Oleh:

Natasya Hayatillah, S.Ked 1718012174

Ratu Faradhila Jonis, S.Ked 1718012205

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan yang telah memberikan kemampuan

berpikir pada setiap pelajar. Karena kasih sayang-Nya penulis dapat

menyelesaikan referat dengan judul“Ergonomi dan Gangguan Kesehatan pada

Pekerja Agrikultur” dalam rangka menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para

pembimbing yang telah memberikan bantuan, saran, serta kerjasama sehingga

kami dapat menyelesaikan referat ini. Penulis menyadari bahwa referat ini masih

jauh dari sempurna sehingga setiap kritik dan saran untuk pengembangan referat

ini sangat diharapkan demi kesempurnaan referat ini dan sebagai bekal penulis di

masa yang akan datang. Akhir kata penulis juga berharap kiranya referat ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa, dan semua pihak yang

membutuhkannya.

Bandar Lampung, Mei 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki jumlah

penduduk yang tinggi. Menurut sensus Badan Pusat Statistik pada tahun

2010, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 237.641.326 jiwa.

Negara agragis adalah negara yang terletak di daerah tropis, dimana

sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Data Badan

Statistik Pusat pada tahun 2018 menunjukkan bahwa pekerja di sector

pertanian tercatat 35,7 juta orang atau 28,79% dari jumlah penduduk yang

bekerja sebesar 134,01 juta jiwa.(Badan Pusat Statistik, 2019)

Pertanian adalah kegiatan ekonomi utama di sebagian besar wilayah

pedesaan dan di negara berkembang dan maju, pekerja di pertanian

menghadapi tantangan besar tentang keselamatan dan kesehatan kerja

dimana para petani bekerja di kondisi berbahaya dan menghadapi kesulitan

seperti lokasi terpencil, medan yang sulit, alat bantu yang dirancang dengan

buruk, perumahan berbahaya, asupan nutrisi yang rendah, kesehatan umum

yang buruk, prevalensi epidemi yang tinggi dan penyakit endemik dan

paparan cuaca yang ekstrim. Faktor-faktor ini dapat diperburuk dengan

tidak adanya, atau standar rendah, kesehatan yang tersedia dan layanan

medis. Interaksi antara kondisi hidup dan bekerja yang buruk di pedesaan
daerah menyebabkan produktivitas rendah, upah rendah, kesehatan buruk

dan kapasitas kerja rendah. (International Labor Organization, 1998)

Salah satu masalah kesehatan dan keselamatan kerja yang sering dialami

oleh pekerja adalah masalah ergonomi. Penerapan ergonomi berprinsip

bahwa semua aktivitas pekerjaan dapat menyebabkan pekerja mengalami

tekanan (stress) fisik dan mental. Ergonomi mengupayakan agar tekanan ini

masih dalam batas toleransi, hasil kinerja memuaskan, dan kesehatan dan

kesejahteraan pekerja dapat meningkat. Jika tekanan yang dialami pekerja

berlebihan, hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, seperti kesalahan

(error), kecelakaan, cedera, atau kenaikan beban fisik dan mental. Cedera

dan penyakit yang terkait ergonomi bervariasi, mulai dari kelelahan mata,

sakit kepala, sampai gangguan otot rangka (Musculoskeletal disorders).

(Pulat, 1997)

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan referat ini adalah

1. Mengetahui pengertian ergonomi

2. Mengidentifikasi masalah ergonomi pada pekerja agrikultur

3. Cara pencegahan masalah ergonomi pada pekerja agrikultur


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ergonomi

Berdasarkan pengertian ergonomi menurut Pusat Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan Kerja RI (2003), ergonomi yaitu ilmu yang

mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas

pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang

akan dihadapi. Ergonomi mempelajari interaksi kompleks antara aspek

pekerjaan yang meliputi peralatan kerja, tatacara kerja, proses atau system

kerja dan lingkungan kerja dengan kondisi fisik, fisiologis dan psikis manusia

karyawan untuk menyesuaikan aspek pekerjaan dengan kondisi karyawan

dapat bekerja dengan aman, nyaman efisien dan lebih produktif (Kemenkes

RI, 2016).

Definisi lain menyebutkan ergonomic adalah sebuah ilmu untuk “fitting the

job to the worker”. Sementara itu International Labour Organization (ILO)

menyatakan ergonomic sebagai ilmu terapan biologi manusia dan

hubungannya ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya agar

meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kepuasan kerja (ILO, 1998).


2.2 Tujuan Ergonomi

Dari beberapa pengertian di atas, ergonomic dapat dikatakan sebagai salah

satu ilmu terapan untuk mencapai keselamatan kesehatan kerja.

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah (Tarwaka, 2011)

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan

cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan

mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak

sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan

meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif

maupun setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek

teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang

dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Mengacu pada tujuan tersebut maka ergonomi dapat diaplikasikan di segala

bidang pekerjaan seperti dunia kesehatan, pertanian, peternakan, tehnik,

design, perdagangan, termasuk dunia pariwisata

Tujuan dalam penerapan ergonomic adalah:

a. Angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan tidak

ada/berkurang

b. Biaya terhadap penanganan kecelakaan atau kesakitan menjadi berkurang

c. Kunjungan untuk berobat bias berkurang


d. Tingkat ketidak hadiran pekerja di tempat kerjanya berkurang

e. Produktivitas/kualitas dan keselamatan kerja meningkat

f. Pekerja merasa nyaman dalam bekerja

g. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental

h. Memingkatkan kesejahteraan sosial

Ergonomi dapat dibagi menjadi beberapa bagian untuk lebih memudahkan

pemahamannya. Ruang lingkup ergonomic adalah sebagai berikut:

a. Ergonomi fisik: Berkaitan dengan anatoni tubuh manusia, anthrpometri,

karakteristik fisiologi dan biomekanika yang berhubungan dengan

aktivitas fisik

b. Ergonomi kognitif: Berkaitan dengan pros mental manusia termasuk di

dalamnya; persepsi, ingatan, dan reaksi sebagai akitbat dari interaksi

manusia

c. Ergonomi organisasi: Berkaitan dengan optimasi system sruktur

organisasi, kebijakan dan proses

d. Ergonomi ingkungan: Berkaitan dengan pencahayaan, temperature,

kebisingan, dan getaran

2.3 Peraturan yang Mengatur Ergonomi

Dalam cakupan internasional, beberapa panduan penerapan ergonomic dibuat

oleh IEA (International Ergonomics Asociation). Tujuan IEA adalah untuk

menguraikan dan memajukan ilmu dan praktik ergonomi, dan untuk


meningkatkan kualitas hidup dengan memperluas ruang lingkup penerapan

dan kontribusinya bagi masyarakat.

Di Indonesia, beberapa peraturan perundangan terkait ergonomi adalah:

a. Permenkes 48 tahun 2016 (Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perkantoran)

b. Permenkes 70 tahun 2016 (Persyaratan dan Standar Lingkungan Kerja)

c. Permenaker 5 tahun 2018 (K3 Lingkungan Kerja)

2.4 Ergonomi pada Pekerja Agrikultur

2.6.1 Masalah Ergonomi dan Gangguan Kesehatan pada Pekerja

Agrikultur

Berdasarkan panduan ILO tahun 2011, pekerja sektor pertanian dapat

mengalami masalah kesehatan yang diakibatkan oleh faktor ergonomi.

Berikut adalah tabel yang dirangkum dari potensi hazard atau bahaya

ergonomi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan pada pekerja

agrikultur.

Potensi Hazard Ergonomi Masalah Kesehatan yang Timbul


 Beban berat.  Low back pain
 General fatigue/ kelelahan
Pekerja yang menangani
 Heat stress karena kombinasi
beban berat (mengangkat dan dari beban berat, frekuensi
membawa) lebih dari 23 kg , dan durasi tugas.

lebih dari 3 kali permenit,


selama lebih dari 2 jam.
 Pekerjaan membungkuk /  Low back pain
Stooped work.  Muscle cramps
 Meraih benda diatas bahu
 Twisting/ full body bending/
memutar tubuh
 Pekerjaan berulang/ repetitive  Risiko cedera muskulo
skeletal
 Paparan getaran berlebihan  Gangguan pada pembuluh
darah, saraf, otot, dan tulang
dan sendi.

2.6.2 Identifikasi Masalah Ergonomi pada Pekerja Agrikultur

International Labour Organization (ILO) pada tahun 2014 telah

mengeluarkan buku panduan berisikan ceklis masalah ergonomi pada

lingkungan pertanian yang harus diperhatikan. Terdapat 100 poin

masalah ergonomi pada lingkungan pertanian yang kemudian

dikelompokan menjadi sepuluh subjudul. Subjudul tersebut

menggambarkan seluruh rangkaian proses pertanian, menurut ILO

masalah ergonomi pada lingkungan pertanian harus disesuaikan

dengan kondisi lingkungan masing-masing. Untuk lebih memahami

masalah ergonomi pada lingkungan pertanian ILO menyarankan agar

pekerja melakukan beberapa langkah untuk mengetahui atau

mengidentifikasi risiko masalahnya. Langkah tersebut adalah:

1. Mengetahui lingkungan tempat kerja


Pekerja harus mengetahui tentang produk utama dan metode

produksi (alat yang digunakan, berat produk agrikultur,

frekuensi permenit pekerjaan, durasi penggunaaan alat),

jumlah buruh tani, jam kerja (termasuk istirahat dan lembur).

2. Melakukan Walk Trough Survei


Setelah membaca 100 poin masalah pertanian, ILO

meyarankan pekerja untuk melakukan walk trough survei. Saat

melakukannya, pekerja dapat menandai poin mana yang sesuai

dengan yang ditemukannya, dan dapat mengisi apakah tindakan

ergonomi yang dilakukan sudah benar. Kalau belum pekerja

dapat menandainya untuk kemudian mengusulkan evaluasi.

3. Menentukan prioritas

Menentukan prioritas masalah ergonomi dan menentukan

pemecahan masalah yang paling bermanfaat.

2.6.3 Cara Pencegahan Masalah Ergonomi

Berikut beberapa poin yang diambil dari 100 kondisi ergonomi yang

disarankan oleh ILO 2014 pada pekerja agrikultur.

1. Penyimpanan dan penanganan bahan

a) Jaga rute transportasi tetap jelas dan dalam kondisi baik untuk

pergerakan manusia dan material.

Rute transportasi yang baik memastikan keamanan mengangkut

dan mencegah produk pertanian dari kerugian atau kerusakan,

mencegah kecelakaan dan cedera untuk para petani. Caranya

dengan:

- Memastikan rute transportasi dapat dilalui dua orang atau 2


kendaraan
- Memastikan rute transportasi bersih, cegah licin, becek dan

berlumpur disaat hujan dengan membangunnya di tanah


yang lebih tinggi, lebih stabil, menutup dengan laporan batu

atau semen.

- Memastikan tidak ada rintangan di jalur transportasi,

menyediakan tempat penyimpanan barang dan pembuangan

limbah dengan benar.

b) Hilangkan perbedaan tinggi dan lubang yang pada rute

transportasi, dan gunakan bidang landai atau lereng bila perlu.

Perbedaan ketinggian mendadak dan lubang di permukaan dapat

menyebabkan tersandung atau kecelakaan, dan dapat merusak alat

dan kendaraan pertanian yang berharga. Menghilangkan

perbedaan ketinggian ini menghemat waktu dan energi, dan

mencegah kecelakaan yang tidak perlu. Dapat dilakukan dengan

cara membuat bidang landai atau lereng setiap ada perbedaan

tinggi.
c) Gunakan kereta, truk tangan dan perangkat beroda lainnya saat

membawa bahan, alat dan produk.

Penggunaan kereta atau perangkat beroda lain dapat mengurangi

beban kerja petani dan mengurangi kelelahan atau fatigue.

d) Alih-alih membawa beban berat, bagilah menjadi paket dan karung

yang lebih kecil dan ringan.

Dengan membagi beban berat menjadi yang lebih kecil dan ringan

petani dapat megurnangi kelelahan akibat kerja, lebih aman, serta

mengurangi risiko low back pain.


e) Gunakan katrol atau mekanik lainnya untuk memindahkan atau

mengangkat material berat.

Katrol memungkinkan batan petani memindahkan material dengan

perbedaan ketinggian dan berat tanpa harus mengangkat atau

menurunkan secara manual. Dengan demikian mereka dapat

menghindari posisi membungkuk yang mungkin menyebabkan

nyeri punggung bawah atau low back pain.

f) Dekatkan benda dengan tubuh saat membawanya.

Membawa setiap beban dekat ke tubuh dapat mengurangi

kelelahan dan mencegah risiko cedera punggung. Dapat dilakukan

dengan cara:
- Saat mengangkat atau menurunkan beban berat, lakukan ini

secara perlahan, menjaga beban dekat dengan tubuh.

- Saat mengangkat beban berat, gunakan kekuatan otot kaki,

bukan punggung, dan jaga punggung lurus.

- Berikan pegangan, genggaman atau titik holding yang

bagus untuk beban dibawa.

- Jika beban berat, sebelum Anda mengangkatnya, selalu

pertimbangkan pertama apakah bisa dibagi menjadi lebih

kecil.

2. Workstations and tools

a) Menempatkan alat yang mudah diraih

Menempatkan alat dan bahan yang sering digunakan dengan

mudah jangkauan meminimalkan gerakan yang tidak perlu. Ini

juga menghindari postur kerja yang berat, seperti peregangan

atau membungkuk ke depan, dan menghemat waktu dan energi.


b) Sesuaikan ketinggian pekerjaan sehingga pekerjaan dilakukan

sedikit lebih rendah dari siku atau setara siku.

Ketegangan dan nyeri otot bisa dicegah, dan efisiens dapat

meningkat. Ketinggian kerja pada tingkat siku meminimalkan

kontraksi otot. Aturan ini berlaku untuk posisi berdiri dan

postur duduk.

Saat bekerja pada ketinggian lebih rendah dari level

siku,pekerja perlu menekuk tubuh. Postur ini menjadikan otot

punggung berkontraksi, dan bisa menyebabkan nyeri punggung

bawah. Jika area kerja lebih tinggi dari level siku, pekerja harus

mengangkat lengan dan bahu. Ini akan secara bertahap

menyebabkan kekakuan dan rasa sakit.


c) Pilih metode kerja yang bergantian berdiri dan duduk.

Perubahan postur kerja dapat memungkinkan kelompok otot

tertentu untuk beristirahat setelah bekerja, agar tidak terlalu

sering digunakan.Kelelahan otot bisa dicegah dan cobalah

untuk menghindari posisi membungkuk dan jongkok sebanyak

mungkin.

3. Lingkunan Fisik

a) Tingkatkan penggunaan cahaya matahari di bangunan dengan

cara jendela tinggi, dan dengan mengecat dinding dengan

warna terang.

Penerangan yang cukup akan meminimalkan kesalahan dan

risiko kecelakaan. secara fisiologis, cahaya siang adalah

stimulan yang efektif untuk sistem visual manusia dan sistem

sirkadian manusia.
b) Hindari paparan panas atau dingin yang berlebihan secara

terus-menerus.

Bekerja di bawah sinar matahari yang kuat akan mengurangi

efisiensi dan produktivitas. Dapat menyebabkan kelelahan,

masalah kulit dan bahkan shock bagi petani. Radiasi ultraviolet

(UV) adalah bagian dari sinar matahari yang berbahaya bagi

kesehatan manusia. Paparan berlebih untuk radiasi UV

matahari dapat mengakibatkan kesehatan akut dan kronis pada

kulit, mata dan sistem kekebalan tubuh. Pada kasus yang paling

serius, kanker kulit dan katarak dapat terjadi.


BAB III
KESIMPULAN

Ergonomi adalah sebuah ilmu untuk “fitting the job to the worker”. mempelajari

interaksi kompleks antara aspek pekerjaan yang meliputi peralatan kerja, tatacara

kerja, proses atau system kerja dan lingkungan kerja dengan kondisi fisik,

fisiologis dan psikis manusia karyawan untuk menyesuaikan aspek pekerjaan

dengan kondisi karyawan dapat bekerja dengan aman, nyaman efisien dan lebih

produktif. Masalah ergonomi pada pekerja agrikultur banyak berkaitan dengan

sikap tubuh selama bekerja yang menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan

dengan penyakit muskuloskeletal.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Indonesia. Jakarta.

International Labor Organization. 1998. Ergonomic in Agriculture, Global


Ergonomics.

Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perkantoran. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Pulat, M. B.. 1997. Fundamental of Industrial Ergonomics. United States of


America: Waveland Press Inc.

Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan


Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

International Labour Orgaization. 2011. Safety in Agricultural. Geneva: ILO

International Labour Organization. 2014. Ergonomic Check Point in Agriculture:


2nd Edition. Geneva: ILO

Anda mungkin juga menyukai