Laporan Tutorial Vii Tid Sk1 Demam
Laporan Tutorial Vii Tid Sk1 Demam
DEMAM
Anggota :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat- Nya lah, kami
dapat menyelesaikan laporan tutorial ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan tutorial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas blok yang merupakan
bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam
penyusunan laporan ini.
Tutor kami, yang telah membimbing kami dalam proses tutorial.
Teman-teman yang telah menyediakan waktu,tenaga dan pikirannya untuk
menyelesaikan tugas tutorial ini dengan baik.
Orang tua yang telah memberikian kami fasilitas untuk membuat laporan ini.
Kami menyadari, tugas ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pembaca sangat kami harapkan agar bermanfaat bagi
revisi tugas ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran selanjutnya dan bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Catatan Ufi
Ufi, seorang mahasiswa di fakultas kedokteran tengah membaca suatu artikel di internet:
“Seorang anak telah dirawat di rumah sakit selama 1 minggu dengan keluhan demam terus
menerus sejak 2 minggu SMRS. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, semua
hasilnya dalam keadaan normal. Orang tua anak tersebut menuntut pihak RS karena mereka
menilai dokter yang merawatnya tidak daat menjelaskan apa penyebab penyakit anaknya dan
pemberian obat yang tidak tepat…..”
Ufi kemudian berkata dalam hati, ‘apa ya keadaan yang terjadi pada anak tersebut?’ Ufi
teringat tentang apa yang pernah dipelajarinya saat semester 3 lalu tentang demam. Demam
memang banyak jenisnya, namun seingat Ufi, demam bukan berarti suatu penyakit saja,
namun juga merupakan tanda tubuh memberikan upaya untuk bertahan dari serangan
mikroorganisme. Agar merasa yakin, Ufi lalu membuka kembali buku catatannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Remiten : Suhu bisa turun setiap hari namun tidak dalam batas normal
2. Tipe-tipe demam :
- Septik
- Kontinyu
- Remiten
- Interminten
- Siklik
- Relaps
3. Pemeriksaan penunjang :
- Diagnosis Serum
- Mikrobio
- Hemato
- Usg
- Biopsi
- Terapi Adjuan
4. Penatalaksaan
- Medikamentosa Faramakologi ( Terapi Farmakologi)
- Medikamentosa NON Farmakolgi (Terapi NON Farmakologi
6. Komplikasi
- Dehidrasi
- Kejang demam
- Perdarahan Otak
7. FUO > Fever Unknwon Origin yaitu suhu ↑ 30o C selama 3 minggu
Klasifikasi FUO antara lain :
- Klasik
- HIV
- Nasokomial
- Neutropik
1. Etilogi Demam : Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non
infeksi.
- Demam akibat infeksi : bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun
parasit. Infeksi bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak
antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis, tuberculosis,
bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis
media, infeksi saluran kemih, dan lain-lain.
- Demam akibat NON infeksi : Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan
oleh beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal
yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll), penyakit autoimun (arthritis,
systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin,
Limfoma nonhodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan (antibiotik,
difenilhidantoin, dan antihistamin).
- Selain itu anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek samping
dari pemberian imunisasi selama ±1-10 hari. Hal lain yang juga berperan sebagai
faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti
perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau gangguan
lainnya.
- Patofisiologi Demam : Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal
dengan nama pirogen, Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam.
Pirogen dibagi menjadi 2 :
o Eksogen : Pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh dari pirogen
eksogen adalah produk mikroorganisme seperti toksin atau
mikroorganisme seutuhnya
o Endogen : pirogen endogen yang merupakan pirogen yang berasal dari
dalam tubuh pasien. Contoh dari pirogen endogen antara lain IL-1, IL-6,
TNF-α, dan IFN.
- Patofisiologi terjadinya demam :
o Pertama Proses terjadinya demam dimulai dari stimulasi sel-sel darah
putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa
toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun.
o Sel-sel darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal
dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-α, dan IFN)
o Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endotelium
hipotalamus untuk membentuk prostaglandin.
o Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan meningkatkan patokan
termostat di pusat termoregulasi hipotalamus
o Kemudian Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari
suhu patokan yang baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme
untuk meningkatkan panas antara lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan
mekanisme volunter seperti memakai selimut. Sehingga akan terjadi
peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas yang pada
akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru
tersebut.
- Demam memiliki tiga fase yaitu: fase kedinginan, fase demam, dan fase
kemerahan.
o Fase 1yaitu : fase kedinginan merupakan fase peningkatan suhu tubuh
yang ditandai dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan
aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi panas sehingga tubuh
akan merasa kedinginan dan menggigil.
o Fase 2yaitu : fase demam merupakan fase keseimbangan antara produksi
panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat.
o Fase 3 yaitu : fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang
ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan berkeringat yang
berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh akan berwarna
kemerahan.
2. Tipe-tipe demam :
Demam Septik : ↑ pada malam hari, ↓ pada siang hari.
Demam Remiten : ↑↓ Setiap hari, masih diatas pada batas normal.
Demam Intermiten : ↓ setiap 2 hari sekali.
Demam Siklik : Pada demam ini, ↑ suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh ↑ suhu seperti
semula.
Demam Kontinyu : ↓↑ suhu sepanjang hari yang tidak berbeda lebih dari 1oC.
Demam Relaps : sama dengan demam tertian dan kurtan, ↓ 2 hari/2x.
Demam Palsu atau dibuat buat : berusaha ↑ suhu badan secara sengaja.
3. Pemeriksaan penunjang :
- Mikrbio : pengambilang darah 10mL
- Kultur darah
- M.O dari feses untuk pemeriksaan sel cerna
- Serumunologi : diagnosa FUO, dengan sampel darah untuk mendeteksi IgM dan
IgG
- Infeksi Setomegalo virus
- Anti CMV : IgM ELISA : terdeteksi hari ke 3-5, IgG ELISA terdeteksi hari ke 15
- IFAT : untuk pemeriksaan filariasis oleh canidiasis
- Endoskopi : jika lama demam+nyeri perut →
- ERCP : Kandung empedu → Cariran kontras untuk ampula vater
- Ekg : untuk penyakit typhoid
- Biopsi : Pembesaran kelenjar, untuk mendeteksi limfuma, keganasan, hati, kulit
dan otot(kolagen)
- Terpai Adjuvants → Dengan pemberian antibiotik, Anti TBC, Aspirin→Rematic,
Kortikosteroid.
- Hemato → Hitung Leukosit (kadar leukosit), Trombosit (kadar trombosit) dan Hb.
4. Tatalaksana demam
Penatalaksanaan demam bertujuan untuk merendahkan suhu tubuh yang terlalu tinggi
bukan untuk menghilangkan demam. Penatalaksanaan demam dapat dibagi menjadi
dua garis besar yaitu: nonfarmakologi dan farmakologi.
- Terapi non-farmakologi
o Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan
beristirahatyang cukup.
o Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat
menggigil. Kita lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan.
Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat
memberikan rasa nyaman kepada penderita.
o Memberikan kompres hangat pada penderita. Pemberian kompres
hangat efektif terutama setelah pemberian obat. Jangan berikan
kompres dingin karena akan menyebabkan keadaan menggigil dan
meningkatkan kembali suhu inti.
- Terapi Farmakologi
o Pemberian Obat-obatan yang dipakai dalam mengatasi demam
(antipiretik) adalah parasetamol (asetaminofen) dan ibuprofen.
Parasetamol cepat bereaksi dalam menurunkan panas sedangkan
ibuprofen memiliki efek kerja yang lama. Pada anak-anak, dianjurkan
untuk pemberian parasetamol sebagai antipiretik. Penggunaan OAINS
tidak dianjurkan dikarenakan oleh fungsi antikoagulan dan resiko
sindrom Reye pada anak-anak. Selain pemberian antipiretik juga perlu
diperhatikan mengenai pemberian obat untuk mengatasi penyebab
terjadinya demam. Antibiotik dapat diberikan untuk mengatasi infeksi
bakteri. Pemberian antibiotik hendaknya sesuai dengan tes sensitivitas
kultur bakteri apabila memungkinkan.
6. Komplikasi demam
- Dehidrasi
Dehidrasi bisa terjadi karena pada kasus demam, tubuh akan mengeluarkan
keringat karena terjadi kenaikan suhu didalam tubuh untuk menjaga tubuh agar
hangat, dari pengeluaran keringat penguapan/evaporasi terlalu banyak tubuh akan
kekurangan intake cairan tubuh.
- Kejang.
- Perdarahan otak
Sumber :
IPD UI
IPD Harrison
IDAI
Farmakologi Katzung
Kapita Selekta
Jurnal UGM
Repository usu.ac.id
Antimikroba:
Penisilina
Ampisilina
Metisilina
Mebendazol
Sulfonamida
Asam Para-aminosalisilat
Cefamandol
Streptomisina
Tetrasiklina
Anti neoplastik:
Klorambusil
Sitarabina
Bleomisina
L-asparginase
6-merkaptopurina
Streptozosina
Kardiovaskular
Quinidina
Oxprenolol
Hidralasina
Nifedipina
Alfa-merildopa
Prokainamida
Anti Inflamasi
Ibuprofen
Tolmetin
Aspirin
Lain-lain
Iodida
Interferona
Klofibrat
Prostaglandina
Allopurinol
Folat
Metoklopramida
Simetidina
Lefamisol
2. Penyakit dari tipe-tipe demam
IgG : antibodi yang langsung dihasilkan begitu tubuh terkena virus, mikroba atau
racun, ditemukan di darah dan cairan limfatik.
IgM : Ditemukan diseluruh tubuh, terutama di sebagian besar cairan tubuh.
IgM bersifat sementara dan menghilang setelah beberapa minggu kemudian
digantikan oleh igG.
IgG dan IgM muncul 5-7 hari setelah infeksi. IgM akan tidak terdeteksi 30-90 hari
setelah infeksi, sedangkan IgG dapat tetap terdeteksi seumur hidup.
Dengue primer : Dengue primer terjadi pada pasien tanpa riwayat terkena infeksi
dengue sebelumnya. Pada pasien ini dapat dideteksi IgM muncul secara lambat
dengan titer yang rendah.
Dengue Sekunder : Dengue sekunder terjadi pada pasien dengan riwayat paparan
virus dengue sebelumnya. Kekebalan terhadap virus dengue yang sama atau homolog
muncul seumur hidup.
Selain itu juga bisa digunakan rasio IgM/IgG. Rasio > 1,8 lebih mendukung infeksi
dengue primer, sedangkan rasio ≤ 1,8 lebih ke arah infeksi dengue sekunder.
Mikroskopis
Mikroskopis darah tepi untuk menemukan adanya parasit. (Preparat darah
tebal dan hapusan darah tipis)
Tes Antigen (Rapid Test)
Histidine Rich Protei n II (HRP) : untuk mendeteksi antigen dari
Plasmodium Falciparum
LDH (Laktate Dehydrogenase) : untuk plasmodium lain
Test Serologi
Immuno Fluorescent Antibody (IFA) : untuk mendeteksi adanya antibodi
spesifik terhadap malaria
1 : 200 = Infeksi Biru
1 : 20 = Terinfeksi
Gac Kultur
Feses
Bahan : feses atau swab rectal
Waktu kultur : 80% pasien (+) minggu ke 3 dan 40-50% pasien (+)
minggu ke 2
Feses dimasukkan dalam selenite F. broth
Urine
Bahan : Urine
Waktu pengambilan : minggu ke 2
Uji Widal : Untuk deteksi antibodi terhadap Salmonella Typhii. Terjadi suatu
reaksi aglutinasi antara antigen kuman S. typhii dengan antibodi disebut
aglutinin. Aglutinin O berasal dari tubuh kuman, aglutinin H berasal dari
flagela kuman.
1. Aglutinin O menetap 4-6 bulan. O > 1:320
2. Aglutinin H menetap 9-12 bulan. H > 1:640
5. Obat Antipiretik
Klasifikasi Antipiretik
a. Aminofenol (Parasetamol)
b. Derivat Asam Propitinat (Ibuprofen & Naproksen)
c. Salisilat (Aspirin, Salisilamid)
d. Asam Asetik (indometasin)
Parasetamol
Indikasi :
2. Analgesik/mengurangi rasa sakit, misal sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri.
Kontraindikasi
Efek samping :
Hepatotoksik
nefropati analgesik
Muntah
nyeri perut
ruam.
Ibuprofen
Indikasi :
efek anti radang
nyeri ringan
menurunkan demam
Kontraindikasi :
gangguan perdarahan
luka pada lambung
sariawan
Efek Samping :
Mual
Muntah
perut kembung
diare
nyeri perut
ruam
nyeri kepala
Salisilat (aspirin)
Indikasi :
menurunkan demam
mengurangi nyeri kepala
mengurangi nyeri gigi
dismenorea
Kontraindikasi :
keracunan
iritasi lambung
perdarahan spontan
sesak nafas
Dosis : 60 mg/hari
Terapi Farmakologi
Dosis untuk orang dewasa :
Paracetamol = 300 mg – 1 g per kali dengan max 4g/hari
Ibuprofen = 200-400 mg per 2 sampai 3 kali per hari
Aspirin = 325-600 mg tiap 4-6 jam per hari
Tirah Baring
Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi
Istirahat yang cukup
Tidak memberikan pakaian panas yang berlebihan pada saat menggigil
Memberikan kompres air hangat. Pemberian kompres air hangat efektif terutama
setelah pemberian obat.
Kompres air hangat (tepid sponging) : penggunaan kompres air hangat di lipat
ketiak & lipatan paha/selangkangan (inguinal) selama 10-15 menit akan
membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar melalui pori-pori kulit
melalui proses penguapan. Mekanismenya, pusat pengatur suhu akan menangkap
sinyal bahwa disekitar tubuh hangat maka pusat pengatur suhu akan menurunkan
suhu tubuh untuk mengimbanginya. Respon yang terjadi pada tubuh adalah
vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah).Kompres disekitar ketiak & lipatan paha
lebih cepat menurunkan panas karena disekitar ketiak & lipatan paha dekat
dengan pembuluh darah besar.
Pasien dengan penyakit keganasan pada umumnya rentan terhadap infeksi dan apabila
terkena infeksi seringkali sulit diatasi.Infeksi pada pasien keganasan berhubungan
langsung dengan berbagai keadaan, yaitu penurunan daya tahan akibat penyakit yang
mendasarinya, defek imun sebagai akibat pengobatan dengan sitostatik, radiasi, berbagai
prosedur invasif dan kombinasi dari berbagai hal tersebut.
Pada defek sistem imun yang berat, mikroorganisme yang semula bersifat a-patogen
dapat menjadi patogen (infeksi oportunistik).Faktor terpenting terhadap timbulnya infeksi
pada keganasan adalah keadaan neutropenia.Semakin berat dan lama keadaan
neutropenia, maka makin mudah dan berat infeksi yang terjadi. Faktor lain yang
berpengaruh pada terjadinya infeksi adalah kerusakan barier mekanik tubuh dan
splenektomi.