Anda di halaman 1dari 20

KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN

VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN


KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN
KARTASURA SUKOHARJO

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Memenuhi Salah Satu Syarat


Mendapatkan Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:

ARIES SUJARWANTO
J410100090

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


 
ii 
 
iii 
 
KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN
VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR
SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO
xii + 45 + 22

ARIES SUJARWANTO J 410 100 090

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakarta

Abstrak
Kadar besi di Kos Ari Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo melebihi standar yaitu
0,8 mg/lt dan dapat diturunkan dengan filtrasi arang aktif dan ijuk. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan lama kontak filtrasi dengan
media arang aktif dan ijuk terhadap penurunan kadar besi air sumur. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah pretest-posttest dengan kelompok kontrol.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur yang ada di Desa Pabelan.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 75 liter, setiap perlakuan membutuhkan 6
liter air dengan 3 kali pengulangan. Hasil uji laboratorium pada kontrol kadar besi
rata-rata 0,8 mg/lt. Perlakuan dengan arang aktif (ketebalan 30 cm) dan ijuk
(ketebalan 30 cm) dengan lama kontak 4 menit rata-rata kadar besi 0,51 mg/lt,
lama kontak 5 menit rata-rata kadar besi sebesar 0,44 mg/lt dan lama kontak 6
menit rata-rata kadar besi menjadi 0,3 mg/lt. Kadar besi setelah perlakuan sudah
memenuhi standar baku mutu. Lama kontak yang paling efektif menurunkan
kadar besi pada lama kontak 6 menit sebesar 62,5 %. Hasil uji statistik
menggunakan anova satu jalur menunjukkan ada pengaruh lama kontak dengan
media arang aktif dan ijuk terhadap penurunan kadar besi air sumur sehingga
diharapkan penghuni Kos Ari dan masyarakat di Desa Pabelan dapat menerapkan
sistem pengolahan ini dengan skala rumah tangga.

Kata Kunci : Kadar besi, air sumur, arang aktif dan ijuk
Kepustakaan : 15, 2000-2011

iv 
 
ABSTRACT 
Effectiveness Activated Charcoal Filter Media And Fibers With Old Contact
Variation In The Lower Levels Of Iron Water Well In Pabelan Kartasura
Sukoharjo
 
Iron content in the village of Kos Ari Pabelan Kartasura Sukoharjo standards that
exceed 0.8 mg / l and can be reduced by activated charcoal and fibers filtration.
The purpose of this study was to determine the effectiveness of prolonged contact
with the filtration media and fibers activated charcoal to decrease the iron content
of well water. The method used in this study was a pretest-posttest with control
group. The population in this study were all wells in the village Pabelan. The
number of samples used is 75 liters, each treatment takes 6 liters of water with 3
replications.  Each treatment takes 6 liters of water with 3 replications.  Results of
laboratory tests on the control average iron content of 0.8 mg / l. Treatment with
activated charcoal (30 cm thickness) and fibers (thickness 30 cm) with a 4-minute
contact time average iron content of 0.51 mg / l, contact time 5 minutes average
iron content of 0.44 mg / l and contacts 6 minutes long on average iron content to
0.3 mg / l. Iron levels after treatment has met quality standards. The most
effective contact time lower the iron levels in the 6-minute contact time of 62.5%.
The results of the statistical test using the ANOVA shows the effect  of long lines
of contact with the media and fibers activated charcoal to decrease the iron
content of well water so expect the people in the Pabelan village can apply this
treatment system with a household scale.


 
PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup manusia,

terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan air dalam

tubuh, contohnya sebagai air minum. Tidak semua air dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan, karena banyak terjadi pencemaran yang diakibatkan oleh

manusia dan oleh alam. Air yang dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga

adalah air yang memenuhi standar kualitas air bersih. Hal ini sudah ditetapkan

oleh Departemen Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 (Kemenkes RI No. 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010).

Pada penelitian Rahayu (2004) penurunan besi air menggunakan arang

tempurung kelapa mendekati 91,69% yakni dari kadar besinya 0,53 mg/l turun

menjadi 0,40 mg/l. Kemudian pada penelitian Darmayanti, dkk., (2011) media

filter yang menggunakan kombinasi arang tempurung kelapa, batu bata, pasir, dan

ijuk mampu menyisihkan COD dan deterjen yang lebih banyak dibandingkan

variasi media filter lainnya. Persentase penyisihan COD rata-ratanya mencapai

73,5% dan penyisihan deterjen rata-ratanya 52,9%.

Sedangkan hasil penelitian Nurullita, dkk., (2010) mengenai kesadahan

CaCO3 air sumur artetis sebelum perlakuan rata-rata hasilnya 496,5 mg/l.

Kemudian setelah perlakuan filtrasi dengan variasi lama kontak rata-rata hasilnya

160,4 mg/l. Persentase penurunan kesadahan air sumur artetis setelah melewati

karbon aktif tertinggi pada lama kontak 40 menit (90%) dan terendah pada lama

kontak 10 menit (45%). Persentase penurunan kesadahan berkisar antara 45%-


 
91%, dimana semakin lama waktu kontak air dengan karbon aktif, penurunan

kesadahan semakin besar.

Pemenuhan kebutuhan air bersih di rumah Kos Ari di Pabelan diambil

dari sumber air baku sumur. Berdasarkan informasi dari wawancara dengan

penghuni kos di sekitar Kos Ari sebanyak 15 orang yang menggunakan air sumur

di daerah tersebut, kualitas airnya memiliki kadar besi (Fe) masih tinggi. Hal ini

dapat diketahui apabila air ini ditampung di bak mandi akan memberikan endapan

dan noda kekuning-kuningan pada dinding kolam, begitu juga apabila

dipergunakan untuk mencuci akan memberi noda kekuning-kuningan pada

pakaian putih. Dari beberapa ciri di atas menunjukkan bahwa kandungan Fe

dalam air baku tinggi. Memang zat besi diperlukan oleh tubuh tetapi dalam dosis

besar dapat merusak dinding usus, sehingga kematian akan menjadi akibat dari

rusaknya dinding usus ini (Soemirat, 2011).

Dari keterangan tersebut, bisa didukung dari hasil pemeriksaan air di Kos

Ari Pabelan. Pengambilan sampel pada survei pendahuluan yang dilakukan pada

tanggal 7 Juni 2014 dengan sampel air sumur Kos Ari Pabelan didapatkan hasil

0,83 mg/lt. Dengan hasil tersebut maka sudah melebihi nilai ambang batas dari

Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.492/Menkes/Per/IV/2010 sebesar 0,3 mg/lt.

Kemudian air sampel difiltrasi menggunakan ijuk dan arang aktif dengan variasi

lama kontak 6 menit yang menghasilkan penurunan besi pada air menjadi 0,29

mg/lt.

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan

dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan


 
dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas.  bersifat

adsorben. Ijuk berfungsi sebagai penyaring kotoran yang ukurannya lebih besar.

Ijuk digunakan karena memiliki kelenturan sekaligus kepadatan sehingga mudah

menyaring kotoran besar pada air (Kumalasari dan Satoto, 2011). 

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, maka dilakukan penelitian

keefektifan media filter arang aktif dan ijuk dengan variasi lama kontak media

filter 4 menit,5 menit, dan 6 menit dalam menurunkan kadar besi air sumur di

Pabelan Kartasura Sukoharjo.

TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui keefektifan media arang aktif dan ijuk dengan

variasi lama kontak dalam menurunkan kadar besi air sumur di Pabelan

Kartasura Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengukur kadar besi air sumur sebelum filtrasi dengan media arang

aktif dan ijuk.

b. Mengukur kadar besi setelah filtrasi dengan media arang aktif dan ijuk

(1:1) ketebalan 60 cm menggunakan variasi lama kontak 4 menit, 5 menit,

dan 6 menit dalam penurunan kadar besi pada air sumur di Pabelan

Kartasura Sukoharjo.


 
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan rancangan

pretest-posttest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control group

design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air sumur yang ada di Desa

Pabelan Kartasura Sukoharjo. Sampel pada penelitian ini air sumur yang diambil

dari salah satu sumur warga dimana jumlah sampel yang diperlukan pada

penelitian ini sebanyak 75 liter. Teknik pengambilan sampel ialah dengan

purposive sampling. Pengumpulan data dapat dilakukan dari pengambilan data

langsung selama proses filtrasi dengan variasi lama kontak media arang aktif dan

ijuk dengan sampel dan analisis laboratorium. Waktu penelitian ini pada bulan

Juli - Agustus 2014 di Laboratorium Kimia, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Variabel bebasnya adalah keefektifan filtrasi dengan

media arang aktif dan ijuk dengan variasi lama kontak, variabel terikatnya adalah

kadar besi (Fe). Untuk mengetahui tingkat keefektifan arang aktif dan ijuk dengan

variasi lama kontak dalam penurunan kadar besi (Fe) air sumur menggunakan uji

anova.

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat

1. pH

Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa pengukuran pH air sebelum,

pada kontrol, dan setelah mendapatkan perlakuan dengan cara filtrasi

menggunakan media filter arang aktif dan ijuk, dengan lama kontak 4


 
menit, 5 menit, dan 6 menit dengan replikasi sebanyak 3 kali tidak ada

perubahan yaitu 6,70.

Tabel 1. Hasil Pengukuran pH Air Sumur di Desa Pabelan Kartasura


Sukoharjo
Media Filter pH setelah Perlakuan Permenkes RI No.
pH
(Arang Aktif- 492/MENKES/PER/I
Sebelum Ulangan ke
Ijuk) dengan V/2010
Perlakuan 1 2 3
Lama Kontak
4 menit 6,70 6,70 6,70
6,70 5 menit 6,70 6,70 6,70 6,5-8,5
6 menit 6,70 6,70 6,70

2. Suhu

Tabel 2 menjelaskan bahwa pengukuran suhu air sebelum, pada

kontrol, dan setelah mendapatkan perlakuan dengan cara filtrasi

menggunakan media filter arang aktif dan ijuk, dengan lama kontak 4

menit, 5 menit, dan 6 menit dengan replikasi sebanyak 3 kali tidak ada

perubahan yaitu 270C.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu Air Sumur di Desa Pabelan Kartasura


Sukoharjo
Suhu Media Filter Suhu setelah Perlakuan (0C) Permenkes RI No.
Sebelum (Arang Aktif- 492/MENKES/PER/I
Perlakuan Ijuk) dengan Ulangan ke
V/2010
(0C) Lama Kontak 1 2 3

4 menit 27 27 27
Suhu udara ± 30C
27 5 menit 27 27 27
6 menit 27 27 27


 
B. Analisis Bivariat

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa ada penurunan kadar besi air

sebelum, pada kontrol dan setelah mendapatkan perlakuan dengan cara filtrasi

menggunakan media filter arang aktif dan ijuk dengan variasi lama kontak 4

menit, 5 menit, serta 6 menit. Rata-rata kadar besi sebelum difiltrasi sebesar 0,8

mg/lt dan rata-rata kadar besi kontrol sebesar 0,8 mg/lt. Lama kontak yang

menurunkan kadar besi paling banyak yaitu selama 6 menit, dengan rata-rata

kadar besi setelah difiltrasi sebesar 0,3 mg/lt dan lama kontak yang

menurunkan kadar besi paling sedikit yaitu selama 4 menit, dengan rata-rata

kadar besi setelah difiltrasi sebesar 0,51 mg/lt.

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Besi Air Sumur di Desa Pabelan Kartasura
Sukoharjo

Kadar Besi (mg/l)

Setelah Perlakuan
Permenkes RI No.
Arang Arang 492/MENKES/PER/I
Sebelum Replikasi Kontrol Arang
Aktif- Aktif- V/2010
Aktif-
Ijuk 4 Ijuk 5 Ijuk 6
menit menit menit

1 0,8 0,52 0,41 0,32

0,8 2 0,8 0,49 0,45 0,28 0,3 mg/liter

3 0,8 0,51 0,46 0,3

Rata-rata 0,8 0,51 0,44 0,3


 
Tabel 4 menunjukkan efektivitas media filter arang aktif-ijuk dengan

variasi lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6 menit dalam penurunan besi air

sumur. Kadar besi sebelum difiltrasi sebesar 0,8 mg/lt. Sedangkan pada

penurunan besi dengan lama kontak 4 menit sebesar 0,51 mg/lt dengan

efektivitas 36,25 %. Pada penurunan besi dengan lama kontak 5 menit sebesar

0,44 mg/lt dengan efektivitas 45 %. Sedangkan penurunan kadar besi yang

paling efektif sesudah difiltrasi yaitu dengan lama kontak 6 menit sebesar 0,3

mg/lt dengan efektivitas 62,5%.

Tabel 4. Efektivitas Penurunan Kadar Besi Air Sumur di Desa Pabelan Kartasura
Sukoharjo dengan Media Filter Arang Aktif dan Ijuk dengan Variasi Lama
Kontak
Rata-rata Kadar Besi
Sebelum Sesudah Penurunan Efektivitas
Lama Kontak Pengolahan (%)
Filtrasi Filtrasi (mg/lt)
(mg/lt) (mg/lt)
4 menit 0,8 0,51 0,29 36,25

5 menit 0,8 0,44 0,36 45

6 menit 0,8 0,3 0,5 62,5


 
Berdasarkan Tabel 5 diketahui nilai p = 0,000 ≤ α = 0,01 sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan dari variasi

lama kontak pada media filter arang aktif-ijuk dalam menurunkan kadar besi

air sumur di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo.

Tabel 5. Hasil Uji Anova Perbedaan Keefektifan Media Arang Aktif dan Ijuk
dengan Variasi Lama Kontak dalam Menurunkan Kadar Besi Air Sumur di
Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo

Jumlah
Df Mean Square F Sig.
Kuadrat
Antara Grup .399 3 .123 399.300 .000
Dalam Grup .003 8 .000
Total .402 11

PEMBAHASAN

A. pH
Pada penelitian ini, pH air diukur sebelum, pada kontrol, dan setelah

mendapatkan perlakuan dengan cara filtrasi menggunakan media filter arang

aktif dan ijuk dengan variasi lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6 menit. Alat

untuk mengukur pH adalah kertas lakmus. Pengukuran dilakukan sebelum,

pada kontrol dan perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali setelah

melewati media filter. Dari hasil pengukuran pH air sebelum, pada kontrol

maupun setelah mendapatkan perlakuan diperoleh hasil yang sama yaitu pH

sebesar 6,70. Hal ini menunjukkan bahwa pH air tidak mempengaruhi

pemeriksaan kadar besi. Menurut Permenkes RI No.

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, pH yang

diperbolehkan sebesar 6,5-8,5, sehingga pH air ini masih dalam standar yang


 
diperbolehkan. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan

mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5.

B. Suhu
Suhu air diukur sebelum, pada kontrol, dan setelah mendapatkan

perlakuan dengan cara filtrasi menggunakan media filter arang aktif dan ijuk

dengan variasi lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6 menit. Pengukuran pada

kontrol dan perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Alat yang

digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dari hasil pengukuran

suhu air baik sebelum, pada kontrol maupun setelah mendapatkan perlakuan

diperoleh hasil yang sama yaitu 270C. Hal ini menunjukkan bahwa suhu air

tidak mempengaruhi pemeriksaan kadar besi air. Menurut Permenkes RI No.

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, suhu yang

diperbolehkan adalah ±30C suhu udara, sehingga suhu air masih dalam batas

suhu normal.

C. Kadar Besi

Pemeriksaan kadar besi sebelum perlakuan sebesar 0,8 mg/lt. Kadar

besi pada air tersebut sudah melebihi standar yang telah ditetapkan oleh

Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air

minum, yaitu kadar besi maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/lt.

Setelah semuanya di replikasi sebanyak 3 kali dari berbagai variasi

lama kontak, didapatkan hasil yang berbeda kadar besinya dari sebelum di

filtrasi, pada kontrol, dan setelah difiltrasi. Pada kontrol rata-rata kadar besi

hasilnya 0,8 mg/lt, setelah difiltrasi menggunakan arang aktif-ijuk dengan

lama kontak 4 menit rata-rata hasilnya 0,51 mg/lt, setelah 5 menit hasilnya


 
0,44 mg/lt, dan setelah 6 menit didapatkan 0,3 mg/lt. Berdasarkan Tabel 4

diketahui keefektifan penurunan kadar besi dengan media arang aktif-ijuk

dengan variasi lama kontak 4 menit sebesar 36,25%, lama kontak 5 menit

sebesar 45%, dan lama kontak 6 menit sebesar 62,5%. Dengan demikian,

lama kontak yang mampu menurunkan kadar besi di bawah standar dan

paling efektif yaitu lama kontak yang 6 menit dengan nilai efektivitas 62,5%.

Pada penelitian pada penelitian Darmayanti, dkk., (2011) media filter

yang menggunakan kombinasi arang tempurung kelapa, batu bata, pasir, dan

ijuk mampu menyisihkan COD dan deterjen yang lebih banyak dibandingkan

variasi media filter lainnya. Persentase penyisihan COD rata-ratanya

mencapai 73,5% dan penyisihan deterjen rata-ratanya 52,9%. Namun dalam

penelitian ini kombinasi ijuk dengan arang aktif juga bisa menurunkan kadar

besi air dengan efektivitas 62,5%. Sehingga ijuk juga mampu sebagai media

filter penurun besi air.

Berdasarkan hasil analisis anova diperoleh nilai p = 0,000 ≤ α = 0,01,

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang

signifikan dari berbagai lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6 menit dalam

menurunkan kadar besi air sumur di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo.

Kadar besi pada kontrol atau tanpa menggunakan media dengan perlakuan

menggunakan media arang aktif-ijuk dengan lama kontak 6 menit hasilnya

0,500 ada beda secara signifikan (sig = 0,000) karena sig ≤ 0,01 dengan rata-

rata perbedaan pada lama kontak 5 menit 0,360 dan lama kontak 4 menit

0,293. Hal ini dapat diartikan bahwa penurunan kadar besi lebih tinggi terjadi

10 
 
pada media filter arang aktif-ijuk dengan lama kontak 6 menit. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa media filter arang aktif dan ijuk yang paling efektif

dalam menurunkan kadar besi air sumur adalah menggunakan variasi lama

kontak 6 menit dengan efektivitas 62,5%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurullita, dkk., (2010),

persentase penurunan kesadahan air sumur artetis setelah melewati karbon

aktif tertinggi pada lama kontak 40 menit (90%) dan terendah pada lama

kontak 10 menit (45%). Persentase penurunan kesadahan berkisar antara

45%-91%, dimana semakin lama waktu kontak air dengan karbon aktif,

penurunan kesadahan semakin besar. Pada penelitian ini juga semakin lama

waktu kontak air dengan arang aktif, penurunan besi air akan semakin besar.

Yakni dengan lama kontak yang 6 menit yang paling efektif dengan

efektivitas mencapai 62,5%.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kadar besi sebelum dilakukan filtrasi yaitu 0,8 mg/lt.

2. Kadar besi setelah difiltrasi dengan media filter arang aktif-ijuk dengan

lama kontak 4 menit yaitu 0,51 mg/lt; kadar besi setelah difiltrasi dengan

media filter arang aktif-ijuk dengan lama kontak 5 menit yaitu 0,44

mg/lt; kadar besi setelah difiltrasi dengan media filter arang aktif-ijuk

dengan lama kontak 6 menit yaitu 0,3 mg/lt.

11 
 
3. Terdapat perbedaan keefektifan lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6

menit dalam menurunkan kadar besi air sumur. Keefektifan penurunan

besi dengan lama kontak 4 menit adalah 36,25 %. Keefektifan penurunan

besi dengan lama kontak 5 menit adalah 45 %. Keefektifan penurunan

besi dengan lama kontak 6 menit adalah 62,5 %.

4. Lama kontak 6 menit pada filtrasi dengan media arang aktif dan ijuk

lebih efektif dalam menurunkan kadar besi air sumur

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Harapannya agar masyarakat melakukan pengolahan sebelum

menggunakan air sumur dengan filtrasi dengan media arang aktif dan ijuk

dengan lama kontak 6 menit per 6 liternya, terutama warga yang

berpenghuni di Kos Ari RT: 1/ 2 Pabelan. Masyarakat diharapkan dapat

melakukan cara ini secara mandiri dikarenakan air yang mengandung

kadar besi tinggi dapat menimbulkan kerugian-kerugian, baik pada

kesehatan maupun lingkungan.

2. Bagi Instansi

Harapannya agar Instansi Pemberdayaan, Kesehatan, Lingkungan

Hidup, maupun instansi lainnya dapat menggunakan filtrasi dengan media

filter arang aktif dan ijuk untuk cara alternatif dalam penurunan kadar besi

pada air.

3. Bagi Peneliti Lain

12 
 
a. Peneliti lain dapat mencoba membandingkan media filter arang aktif

dan ijuk dengan media filter yang lain, misalnya pasir aktif dan ijuk

dengan dikombinasikan untuk menurunkan kadar besi dengan lama

kontak serta ketebalan yang berbeda.

b. Selain itu dapat menggunakan media filter arang aktif dan ijuk untuk

menurunkan parameter lain selain besi, misalnya kesadahan dan Mn

dengan lama kontak yang sama.

c. Peneliti lain dapat meneliti tingkat kejenuhan media arang aktif dan

ijuk, sehingga dapat diketahui kapan arang aktif dan ijuk harus

diganti.

13 
 
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Khayan, Kasjono H.S. 2011. Teknologi Pengolahan Air Minum.


Yogyakarta: Gosyen Publishing

Darmayanti, L., Handayani YL., Josua. 2011. Pengaruh Penambahan Media Pada
Sumur Resapan Dalam Memperbaiki Kualitas Air Limbah Rumah Tangga.
Jurusan Teknik Sipil. Jurnal Fakultas Teknik: Universitas Riau.

Depkes RI. 2010. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Jakarta
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Joko T. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Kartasapoetra, Sutedjo M.M. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Edisi
Kedua. Jakarta:Rineka Cipta
Kodoatie, Roestam S. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Penerbit Andi

Kumalasari F., Satoto Y. 2011. Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air
Bersih. Bekasi: Laskar Aksara

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Nurullita, U., Astuti, R., Arifin, Arifin, M. Z. 2010. Pengaruh Lama Kontak
Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Persentase Penurunan
Kesadahan CaCO3 Air Sumur Artesis. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Indonesia Vol. 6. No. 1: 48-56

Rahayu, T. 2004. Karakteristik Air Sumur Dangkal di Wilayah Kartasura Dan


Upaya Penjernihannya. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi Vol. 5. No. 2:
104-124. Surakarta:UMS

Soemirat, J. 2011. Kesehatan Lingkungan. Revisi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press

Soemirat, J. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press

Sutrisno, T., Suciastuti, E. 2010. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta:


Rineka Cipta

14 
 
Widowati, W., Sastiono, A., Jusuf, R. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta:
Penerbit Andi

15 
 

Anda mungkin juga menyukai