Anda di halaman 1dari 18

Faktor Kondisi Fisiologi Ternak

-Lingkungan Ternak-
domestikasi

Curah hujan
temperatur

angin
iklim

Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan 2019/2020


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG JURUSAN PETERNAKAN
Hewan bertingkah laku dalam usahanya
untuk beradaptasi dengan lingkungan,
di mana faktor genetik dan lingkungan
terlibat di dalamnya. Lingkungan sekitar
mendorong hewan bertingkah laku
untuk menyesuaikan diri dan bahkan
terjadi pula penyesuaian hereditas.

Lingkungan sekitar mendorong hewan


bertingkah laku untuk menyesuaikan diri
dan bahkan terjadi pula penyesuaian
hereditas.

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-


MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN
2
domestikasi

temperatur

Tingkah Laku
angin
iklim

Ternaj
Tingkah Laku Ternak
Suatu bentuk aktivitas ternak yang melibatkan fungsi fisiologis
sebagai hasil dari perpaduan antara aktivitas keturunan
dengan pengalaman individu dalam menanggapi atau menghadapi
suatu objek. Memungkinkan seekor hewan menyesuaikan diri
terhadap perubahan keadaan, baik eksternal maupun internal
temperatur

domestikasi
iklim

Ayam mempunyai tingkah laku yang lebih baik untuk


domestikasi dibanding hewan pertanian lainnya

angin
Domestikasi
Proses dimanis di mana hewan secara
kontinyu beradaptasi dengan lingkungan
buatan ( Siegel, 1970).

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-


MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN 5
Tingkah Laku
services
history
follow
teams

Ternaj
Iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh
langsung terhadap ternak. Selain itu berbeda dengan faktor lingkungan
yang lain seperti pakan dan kesehatan, iklim tidak dapat diatur atau
dikuasai sepenuhnya oleh manusia.
Iklim
• KLIMAT SEMI ARID – Iklim yang cocok untuk dunia peternakan

• - Curah hujan rendah


• K o n d i s i m u s i m ya n g e k s t r i m
• - musim kering yang panjang

• F l u k t u a s i t e m pe r at u r d i av u a l d a n
m u s i m s a n gat b e s a r

• L e n ga s u d a r a s e pa n j a n g ta h u n
k e b a n ya k a n s a n g at r e n d a h

• i n t e n s i ta s r a d i a s i s o l a r ya n g • Atmosfir yang kering dan langit


tinggi yang cerah

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG


7
JURUSAN PETERNAKAN
Lingkungan
Dibagi menjadi dua yaitu :

• Lingkungan Abiotik • Lingkungan Biotik


• semua faktor fisik dan kimia

services

history
follow
teams
• Yang mempengaruhi
1. Temperatur Yousef ; Chantalakhana dan
Skunmun dalam Sientje,
2. Kelembaban 2003

3 . Curah hujan Yousef ; Cole


and Brander
dalam Sientje,
4. Angin 2003

5. Radiasi matahari

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-


MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN 8
TEMPERATUR LINGKUNGAN

Ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan biasanya


diekspresikan dalam skala derajat celsius (Yousef dalam
Sientje, 2003)
- Temperatur nyaman bagi
ternak :13-18 o c

- THI <72 (Davidson, et al.


dalam Sientje, 2003)

- Temperatur lingkungan
daerah tropik = 10°C-27°C
(50°F-80°F)

- Keadaan lingkungan yang


ideal untuk ternak di daerah
sub tropis (sapi perah)
adalah pada temperatur
antara 30°F-60°F dan
dengan kelembaban rendah.

- Sapi FH maupun PFH


memerlukan persyaratan
iklim dengan ketinggian
tempat ± 1000 m dari
permukaan laut, suhu
berkisar antara 15°- 21°C
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-
MAGELANG 10
JURUSAN PETERNAKAN
Kelembaban Lingkungan
• Jumlah uap air dalam udara
- Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi kecepatan
kehilangan panas dari ternak.
- Menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan
saluran pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun dalam Sientje,
2003)
- Diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH)
- Iklim di indonesia adalah Super Humid atau panas basah
- Panas basah = klimat yang ditandai dengan panas yang konstan,
hujan dan kelembaban yang terus menerus
- Temperatur udara berkisar antara 21.11°C-37.77°C dengan
kelembaban relatir 55-100 persen
• POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-
MAGELANG 11
JURUSAN PETERNAKAN
Suhu dan kelembaban
udara yang tinggi akan
menyebabkan stress
pada ternak sehingga
suhu tubuh, respirasi dan
denyut jantung
meningkat, serta
konsumsi pakan
menurun, akhirnya
menyebabkan
produktivitas ternak
rendah.
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-
MAGELANG 12
JURUSAN PETERNAKAN
CURAH HUJAN

• Curah hujan + temperatur + kelembaban à


penyakit ternak, parasite ternak eksternal &
internal

• Jumlah curah hujan + pola curah hujan -à


mempengaruhi tanaman à pakan

• Curah hujan + angin à orientasi kendang ternak

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-


MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN
13
Angin
• Menurut Yousef dalam Sientje
(2003) angin diturunkan oleh pola
tekanan yang luas dalam atmosfir
yang berhubungan dengan sumber
panas atau daerah panas dan
dingin pada atmosfir

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-


MAGELANG
JURUSAN PETERNAKAN
14
Radiasi Matahari

1. Temperatur matahari yang tinggi

• 2. Radiasi termal dari tanah, pohon,


awan dan atmosfir

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-


MAGELANG 15
JURUSAN PETERNAKAN
Mamalia termasuk di dalamnya sapi perah, temperatur tubuhnya dikontrol pada level

Panas tubuh
Curah hujan

konstan. Hal itu dilakukan dengan termoregulasi. Kondisi khusus ini disebut homoitermis,
angin
iklim

suhu
untuk memelihara proses fisiologis tubuh agar tetap optimum (Sturkie, dalam Sientje, 2003).

Homoitermis dapat terjaga dikarenakan keseimbangan sensitif di antara produksi panas

(Heat Production = HP) dan kehilangan panas (Heat Loss = HL).

- Produksi panas tubuh diukur kalorimeter langsung atau tidak langsung.

- Kehilangan panas = kehilangan evaporasi dan non evaporasi


Fisiologis Ternak

• suhu tubuh
• Suhu tubuh hewan homeotermi hasil keseimbangan dari panas yang diterima dan
dikeluarkan oleh tubuh. keadaan normal suhu tubuh ternak sejenis dapat bervariasi karena
adanya perbedaan umur, jenis kelamin, iklim, panjang hari, suhu lingkungan, aktivitas
pakan, aktivitas pencernaan dan jumlah air yang diminum. Suhu normal adalah panas
tubuh dalam zone thermoneutral pada aktivitas tubuh terendah.

• Respirasi
• Pertukaran gas sebagai suatu rangkaian kegiatan fisik dan kimis dalam tubuh organisme
dalam lingkungan sekitarnya.

• Denyut Jantuing
• -Bervariasi tergantung dari jenis hewan, umur, kesehatan dan suhu lingkungan.
• - Suhu lingkungan tinggi, denyut nadi meningkat
• - Frekuensi Pulsus sapi dalam keadaan normal adalah 54-84 kali per menit atau 40-60 kali
per menit dan sapi muda 80-90 kali per menit.

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-


MAGELANG 17
JURUSAN PETERNAKAN
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai