Anda di halaman 1dari 3

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA

BERENCANA (KB)
PEMBAGIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI
SMAN 1 WANGI-WANGI

A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di
dunia. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia menderita anemia dan
sebagian besar di daerah tropis. World Health Organization (2011)
menyatakan prevalensi kejadian anemia remaja putri di Asia mencapai 191
juta orang dan Indonesia menempati urutan ke-8 dari 11 negara di Asia
setelah Sri Lanka dengan prevalensi anemia sebanyak 7,5 juta orang pada
usia 10-19 tahun. Remaja putri terkena anemia karena keadaan stres, haid,
dan terlambat maka.
Berdasarkan data Depkes RI (2012) prevalensi anemia defisiensi besi
di Indonesia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas
sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1%, dan pada
Wanita Usia Subur (WUS) usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Berdasarkan
kelompok usia tersebut yang memiliki risiko paling besar menderita anemia
adalah remaja putri usia 10-18 tahun.
Remaja putri diharuskan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah karena
mengalami menstruasi setiap bulan. Tablet Tambah Darah berguna untuk
mengganti zat besi yang hilang karena menstruasi dan untuk memenuhi
kebutuhan zat besi yang belum tercukupi dari makanan. Zat besi pada remaja
putri juga bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi belajar, menjaga
kebugaran dan mencegah terjadinya anemia pada calon ibu di masa
mendatang.
Dukungan lingkungan untuk konsumsi Tablet Tambah Darah juga
didapat dari pemerintah. Kemenkes RI, mengeluarkan kebijakan dalam
Program Pembangunan Indonesia Sehat dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yakni guna pembinaan perbaikan
gizi masyarakat salah satunya adalah pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
bagi remaja putri dengan target sebesar 30% pada tahun 2019.
B. Permasalahan Di Masyarakat
Remaja putri lebih rentan anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki. Itu
disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja putri adalah 3 kali lebih besar dari
pada laki-laki. Remaja putri setiap bulan mengalami menstruasi yang secara
otomatis mengeluarkan darah. Itulah sebabnya remaja putri wilayah kerja
Puskesmas Wangi-wangi memerlukan zat besi untuk mengembalikan kondisi
tubuhnya kekeadaan semula.

C. Pemilihan Intervensi
Perencanaan kegiatan berupa kunjungan dan penyuluhan yang akan dilakukan pada :
Waktu : Sabtu, 18 Januari 2020
Sasara : Remaja Putri SMAN 1 WANGI-WANGI
Dengan tujuan :
- Meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan perorangan remaja putri dan guru
akan dampaknya anemia
- Meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) setiap bulannya
- meminum tablet tambah darah (TTD) secara bersama – sama agar dapat
mencontohkan cara meminum tablet tambah darah (TTD) dengan baik dan benar.
D. Pelaksanaan
Dilakukan kunjungan dan penyuluhan di sekolah SMAN 1 Wangi-Wangi
pada tanggal Sabtu, 18 Januari 2020, khususnya remaja putri dengan jumlah
sebagai berikut:
- Remaja Masa Menstruasi (yang dapat TTD) = 398 orang
- Remaja yang belum menstruasi (tidak dapat TTD) = 18 orang
E. Evaluasi
Dilakukan kunjungan dan penyuluhan di SMAN 1 Wangi-Wangi agar
dapat mengurangi anemia pada remaja putri di kawasan wilayah kerja
Puskesmas Wangi-wangi, dengan sasaran murid – murid remaja putri serta
guru – guru yang ada dengan tujuan guru – guru dapat mendukung secara
aktif konsumsi tablet tambah darah (TTD) setiap bulannya, dimana setiap
sekolah dibagikan tablet tambah darah (TTD) sehingga murid remaja putri
dapat mengambil tablet tambah darah (TTD) di UKS setiap kali menstruasi.
Kegiatan ini dilakukan setiap bulan, maka dari itu sebaiknya dilakukan
evaluasi secara rutin berupa :
 Menurunkan angka anemia di kalangan remaja putri
 Rutinnya pengambilan tablet tambah darah (TTD) di UKS
 Meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD)

Anda mungkin juga menyukai