KEPERAWATAN KOMUNITAS 3
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BARU MENIKAH
DAN KELUARGA CHILDBEARING
Dosen Pembimbing :
Retno Indarwati S. Kep, Ns, M. Kep
Disusun Oleh :
Ainil Fikroh Rahma D 131511133087
Teguh Dwi Saputro 131511133090
Zaenab 131511133101
Maya Rahma Ruski 131511133114
Kelas : A-3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, ridho , dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Adapun makalah “Asuhan Keperawatan Keluarga baru
menikah dan Kelurga Child Bearing” ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
Small Group Discussion yang diberikan pembimbing kepada penulis.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada:
1. Retno Indarwati S. Kep, Ns, M. Kep, selaku dosen dari mata kuliah Ilmu
Keperawatan Komunitas 3 yang telah meluangkan waktu dan tenaga
untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
2. Teman-teman , selaku pendorong motivasi dalam menyelesaikan
makalah ini.
Semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari
Allah SWT. Saran dan kritik sangat diterima karena penulis menyadari makalah
ini jauh dari kata sempurna. Mohon maaf bila ada kesalahan kata dari penulis.
Akhir kata semoga ilmu dalam makalah ini dapat bermanfaat dan diterapkan
secara efektif. Terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Definisi Keluarga..........................................................................................3
2.2 Ciri-Ciri Keluarga.........................................................................................3
2.3 Fungsi Keluarga............................................................................................4
2.4 Keluarga Baru Menikah................................................................................6
2.5 Keluarga Childbearing................................................................................10
2.6 Peran Orangtua (Suami & Istri)..................................................................13
2.7 Peran & Fungsi Perawat..............................................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................17
3.1 Asuhan Keperawatan Keluarga Baru Menikah...........................................17
3.2 Asuhan Keperawatan Childbearing............................................................34
BAB IV PENUTUP...............................................................................................52
4.1 Kesimpulan.................................................................................................52
4.2 Saran............................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................53
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana konsep dari Keluarga baru menikah
1.2.2 Bagaimana konsep dari Keluarga Child Bearing?
1.2.3 Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Baru Menikah?
1.2.4 Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana konsep teori dari Keluarga Baru Menikah dan
Keluarga Child Bearing. Selain itu juga mengetahui bagaimana
menyusun Asuhan Keperawatan Keluarga yang tepat pada kedua
keluarga tersebut
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi dari keluarga
b. Mengetahui mengetahui ciri-ciri dari keluarga
c. Mengetahui fungsi dari keluarga
d. Mengetahui konsep dari keluarga baru menikah, tugas
perkembangan dan karakteristiknya.
e. Mengetahui masalah yang sering timbul pada pasangan baru
menikah
f. Mengetahui konsep dari keluarga Child Bearing, tahap-tahap
perkembangan, dan tugas perkembangannya
g. Mengetahui peran orang tua dalam tahap keluarga baru menikah
dan keluarga Child Bearing
h. Mengetahui peran perawat kepada keluarga baru menikah dan
keluarga Child Bearing
i. Mengetahui proses Asuhan Keperawatan pada keluarga baru
menikah
j. Mengetahui proses Asuhan Keperawatan pada keluarga Child
Bearing
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Ciri Keluarga Indonesia (Setiadi, 2008)
a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukan secara musyawarah
2.3 Fungsi Keluarga
Terdapat 8 fungsi keluarga menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 1994, meliputi :
1. Fungsi Agama
Fungsi agama keluarga adalah membimbing dan mengajarkan
kepada anggota keluarga kehidupan beragama dan sebagai wahana
pertama dan utama yang membawa seluruh anggotanya melaksanakan
ibadah dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
Misalnya mengajarkan mengaji dan membaca kitab suci, keberadaan
Tuhan Yang Maha Esa, dan patuh dan taat dalam menjalankan perintah
Allah. Nilai moral yang harus diterapkan ialah keimanan, ketaqwaan,
kejujuran, bersyukur, kepedulian, tenggang rasa, kerajinan, kesalehan,
ketaatan, suka menolong, disiplin, sopan santun, kesabaran dan kasih
sayang.
2. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi sosial budaya keluarga mempunya makna bahwa
perkembangan anak keluarga atau anggota keluarga mempunyai peranan
penting dalam menanamkan pola tingkah laku dalam hidup
bermasyarakat. Dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai yang baik
dalam diri anak tersebut, menanamkan nilai dan norma sesuai dengan
tingkah laku dan usia, dan mewariskan nilai-nilai budaya keluarga.
Keluarga dikembangkan menjadi wahana untuk melestarikan budaya
nasional yang luhur dan bermartabat. Nilai moral yang harus diterapkan
4
ialah gotong royong, sopan santun, kepedulian, kerukunan, kebersamaan,
toleransi dan kebangsaan.
3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Keluarga menjadi wahana pertama dan utama untuk menumbuhkan
cinta kasih antar sesama anggotanya, antar ortu dengan pasangannya,
antar anak dengan ortu dan sesama anak sendiri. Dalam keluarga
memberikan rasa cinta dan kasih sayang, rasa aman, serta memberikan
perhatian diantara anggota keluarga. Nilai moral yang harus diterapkan
ialah empati (peka), keakraban, keadilan, pemaaf, kesetiaan,
pengorbanan, suka menolong dan bertanggung jawab.
4. Fungsi Perlindungan
Keluarga menjadi pelindung yang pertama, utama dan kokoh dalam
memberikan kebenaran dan keteladanan kepada anak-anak dan
keturunannya. Tujuannya adalah melindungi anggota keluarga dari
tindakan-tindakan yang tidak baik. Keluarga memunculkan suasana
aman, nyaman, adil, dan terlindungi. Keluarga tempat mengadu semua
masalah yang anggota keluarga tersebut lakukan. Nilai moral yang harus
diterapkan adalah pemaaf, tanggap, dan ketabahan.
5. Fungsi Reproduksi
Keluarga berperan dalam melanjutkan keturunan dan kelangsungan
hidup, serta menambah sumber daya manusia. Keluarga menjadi
pengatur reproduksi keturunan secara sehat dan berencana, sehingga
anak-anak yang dilahirkan menjadi generasi penerus yang berkualitas.
Nilai moral yang harus diterapkan adalah bertanggung jawab, kesehatan
dan keteguhan.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga berfungsi sebagai sekolah dan guru yang pertama dan
utama dalam mengantarkan anak-anaknya untuk menjadi panutan
masyarakat luas dan dirinya sendiri. Keluarga memiliki tugas
mengajarkan setiap anggotanya dari waktu-kewaktu guna menjadi
pribadi yang baik sebelum mereka terjun ke dalam kehidupan masyarakat
5
yang sebenarnya. Nilai moral yang harus diterapkan adalah percaya diri,
keluwesan, kebanggaan, kerajinan, kreatif, bertanggung jawab dan
kerjasama
7. Fungsi Ekonomi
Keluarga mempunyai fungsi dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi
keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan. Keluarga menyiapkan
dirinya untuk menjadi suatu unit yang mandiri dan sanggup untuk
meningkatkan kesejahteraan lahir dan batinnya dengan penuh
kemandirian. Nilai moral yang harus diterapkan ialah hemat, ketelitian,
disiplin, kepedulian, dan keuletan.
8. Fungsi Pemeliharaan Lingkungan
Keluarga siap dan sanggup untuk memelihara kelestarian
lingkungan untuk memberikan yang terbaik kepada anak cucunya dimasa
yang akan datang. Nilai moral yang harus diterapkan ialah kebersihan
dan disiplin
2.4 Keluarga Baru Menikah
2.4.1 Definisi
Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing
2.4.2 Tahap-tahap Perkembangan
1. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing.
2. Mempersiapkan keluarga yang baru.
3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya.
5. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga
sendiri. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga
6
orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan
kelompok social pasangan
6. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk
mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan
2.4.3 Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan keluarga baru menikah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
a. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
b. Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
c. Peran berubah.
d. Fungsi baru diterima.
e. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian
yang mendasar.
f. Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat
rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi
apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan
dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga
asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan
keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran
perkawinan. Perawat Perawat dalam keluarga berencana adalah
membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat
untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial
budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh
karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu
pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
7
2.4.4 Karakteristik
1. Terdiri dari dua orang yang diikat oleh hubungan perkawinan
2. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sendiri-sendiri
4. Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota)
2.4.5 Masalah Dan Konflik Yang Sering Timbul
Kurangnya informasi dapat mengakibatkan masalah seksual,
emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak
direncanakan, penyakit kelamin (sebelum dan sesudah pernikahan).
Beberapa hal yang bisa menimbulkan masalah pada keluarga baru
menikah antara lain (Zaidin Ali, 2010):
a. Penyesuaian seksual dan peran pernikahan
b. Penyuluhan dan konseling keluarga berencana
c. Penyuluhan dan konseling prenatal
d. Komunikasi dan informasi
Selain masalah tersebut diatas, beberapa masalah yang mungkin
timbul antara lain:
a. Ketidakcocokan dengan mertua dan/atau ipar
Masalah paling klasik yang dihadapi setelah menikah adalah
ketidakcocokan dengan mertua. Baik tinggal bersama dengan
mertua atau pun terpisah, masalah ini akan selalu timbul terutama
pada wanita. Sering kali wanita menganggap kita kurang baik dan
pengertian dalam merawat dan memahami pasangan. Untuk
menghindari masalah ini, buatlah komunikasi yang intens dan
perlakukanlah mertua selayaknya orang tua sendiri.
b. Jam kerja
Ketika masih berpacaran, karena tinggal secara terpisah maka
hal ini tidak menjadi masalah yang terlalu besar. Tetapi setelah
8
menikah dan tinggal bersama maka ada kalanya akan merasa
bahwa pasangan terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau
sebaliknya. Masalah pekerjaan ini sebaiknya sudah dibicarakan
lebih dahulu sejak merencanakan menikah dan juga perlu adanya
toleransi serta kesadaran yang cukup tinggi tentang hal ini
c. Tidak menghadapi masalah hutang
Masalah keuangan adalah masalah paling utama yang
dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, hendaklah
pasangan mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah
perutangan, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi
bersama. Kemudian, coba berhitung dan rencanakan keuangan
untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
d. Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, pasangan
tidak mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman yang lajang
berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di
rumah, lalu ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin
suami/istri.
e. Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei
mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan
terbanyak ialah kesibukan. Coba untuk menginisiasikan acara
berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat
jadwalnya hingga mulai terbiasa untuk melakukannya.
f. Tidak menjaga tubuh
Pasangan yang baru menikah rata-rata tidak menjaga tubuhnya
dengan baik sehingga diperlukan usaha untuk berolahraga dengan
pasangan agar tubuh tetap ideal
g. Pertengkaran tak penting (komunikasi yang buruk)
Hidup seatap dengan pasangan bisa jadi hal yang sangat
memusingkan. Pasangan yang baru menikah hendaknya untuk tidak
9
mudah terpancing amarah. Jika memang emosi marah sudah
memuncak, tenangkan diri sejenak. Pastikan pasangan dalam
keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan
masalah tadi. Saat emosi, pikiran tidak akan tenang dan bisa saja
mengucapkan hal-hal yang tak dimaksudkan yang bisa saja malah
memperburuk masalah
h. Terobsesi dengan bayi
Ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup
setelah menikah. Pasangan hendaknya tidak terburu-buru dan
menjadi terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan
memiliki bayi dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan.
2.5 Keluarga Childbearing
2.5.1 Definisi
Menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2002),
keluarga Childbearing adalah keluarga yang dimulai dengan kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Keluarga
childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan
ke II .
Menurut Rodgers dalam Friedman (1998), keluarga Chilbearing
adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan (2,5 tahun).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara
umum bahwa keluarga Childbearing adalah keluarga yang berada
pada tahap perkembangan ke II mulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan
2.5.2 Tahap-Tahap Perkembangan
Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu
tertentu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak
pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun setiap
10
keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap
perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat
melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai
dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan tahap
perkembangan keluarga childbearing. Kehamilan dan kelahiran bayi
pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa
tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama
memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan
harus beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan
karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami
merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap
menjadi ibu. Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran
orang tua, bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta
bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan
orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih
sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
Tahap Perkembangan Keluarga Mc Goldrick dan Carter (1985)
mengembangkan model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh
ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari
hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar
dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan dengan
menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang
diperlukan untuk perkembangan keluarga. Tahap kelurga Child
bearing (menanti kelahiran) :
a. Persiapan untuk bayi
b. Role masing-masing dan tanggung jawab
c. Persiapan biaya
d. Adaptasi dengan pola hubungan seksual
11
e. Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
2.5.3 Tugas Perkembangan
Beberapa tugas perkembangan pada keluarga dengan kelahiran
anak pertama antara lain (Zaidin Ali, 2010):
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)
b. Merekonsiliasi tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga
c. Mempertahankan pernikahan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua, kakek, dan nenek
2.5.4 Masalah Dan Konflik Yang Sering Timbul
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46
orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah
dalam hal :
a. Suami merasa diabaikan.
b. Peningkatan perselisihan dan argument.
c. Interupsi dalam jadwal kontinu.
d. Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun
Masalah utama ini dipengaruhi oleh ketidakmampuan dan
ketidakadekuatan fasilitas perawatan anak untuk ibu yang bekerja,
hubungan antar orangtua, masalah pengasuhan anak, termasuk
penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak, masalah transisi peran
orangtua. Beberapa masalah yang timbul adahal menyangkut hal-hal
berikut ini (Zaidin Ali, 2010):
a. Pendidikan meternitas yang berpusat pada keluarga
b. Perawatan bayi yang baik
c. Pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini
d. Imunisasi
e. Konseling perkembangan anak
12
f. Keluarga berencana
g. Interaksi keluarga
h. Peningkatan kesehatan (gaya hidup)
2.6 Peran Orangtua (Suami & Istri)
Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-asing dalam
keluarga untuk mempertahankan kondisi dalam keluarga. Peran keluarga
dibagi menjadi dua yaitu peran formal dan peran informal keluarga. Peran
formal keluarga yaitu peran parental dan perkawinan yang terdiri dari peran
penyedia, peran pengatur rumah tangga, perawatan anak, peran
persaudaraan, dan peran seksual. Peran informal keluarga bersifat implicit
dan tidak tampak kepermukaan dan hanya diperankan untuk menjaga
keseimbangan keluarga, sepeti pendorong, inisiatif, pendamai, penghalang,
pengikut, pencari pengakuan, sahabat, koordinator keluarga dan
penghubung (Padila, 2012).
Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa
aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga,
pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai
anggota masyarakat kelompok sosial tertentu
2.7 Peran & Fungsi Perawat
Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup
banyak dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga. Fungsi perawat
dalam tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi antara lain
(Mubarak, dkk : 88) :
1. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
2. Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya,
3. Imunisasi yang dibutuhkan anak,
4. Tumbang anak yang baik,
5. Interaksi keluarga,
6. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja
13
7. Keluarga berencana
Perawat membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi
yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial
budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena
itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan
memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan
karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi
itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis,
psikologis, kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut.
maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang
tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah
kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam
mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien.
Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien
dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan,
Riwayat obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk
memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi
yang tepat adalah :
a. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita
tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda
apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien
menyatakan satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan
penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan
mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan
kontrasepsi yang digunakannya.
b. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus
dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik
14
penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien
tersebut memakai diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan
atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil
KB dengan menggali tingkat pengetahuan klien, perawat dapat
menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan
menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
c. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan
klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya.
Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya
menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari
pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari.
Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan
kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.
d. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi
diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji
faktor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti
riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari
metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta
keinginan untuk mencegah kehamilan.
Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang
berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:
Kontrasepsi oral
Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara,
telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit
jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih
dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi
tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
15
Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang
harus menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang
mejalani pengobatan kejang
Kontrasepsi Hormonal
Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit
jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam
masa menyusui.
Kontrasepsi Mekanik
Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak
dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat
toksik shock syndrome.
IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena
penyakit yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi
alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan
ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah
hamil, mola.
Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya
permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin
atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa
Data Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana
merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik, psikologis
dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak
direncanakan
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
17
3.1.2 Pengkajian
18
o Saat ini
1 Tn. T - Kesehatan dalam kondisi Riwayat penyakit : (-)
normal Riwayat alergi : (-)
2 Ny. K - Kesehatan dalam kondisi Riwayat penyakit : (-)
normal Riwayat alergi : (-)
19
1) Genogram
Keterangan :
Laki laki Perempuan
Tinggal serumah
2) Tipe Keluarga
a) Tipe keluarga Tn. T ini adalah keluarga inti dimana mereka hanya tinggal berdua (suami istri) dalam satu rumah.
b) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut: Tn. T dan Ny. K jarang bertemu karena kesibukan pekerjaan suaminya.
Ny. K ingin menggunakan IUD (intra uterine device) untuk menunda kehamilan karena suaminya kurang perhatian,
selalu diam dan acuh saat diajak berdiskusi tentang rumah tangga, kadang juga marah-marah. Ny. K khawatir jika
punya anak akan diperlakukan yang sama seperti dirinya
20
B. Tahap Dan Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Klg Saat Ini : Pembentukan keluarga baru
Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan √ Tdk Dpt Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan : Tugas perkembangan keluarga belum dapat dijalankan.karena tidak ada komunikasi
yang baik antara suami dan istri
C. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi : Baik √ Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : √ Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : √ Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Dilakukan oleh kepala keluarga
D. Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif : √ Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : √ Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : √ Baik Kurang Baik
E. Pola Koping Keluarga
Mekanisme koping : Efektif √ Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : Permasalahan tidak ada komunikasi terbuka antara suami dan istri
21
Data Penunjang Keluarga
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
Kondisi Rumah Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
Type rumah : permanen kesehatan : -
Lantai : keramik
Kepemilikan rumah : sewa Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : -
22
Jarak septic tank dengan sumber air : 10m
Makan buah dan sayur setiap hari : tidak
Tempat Sampah:
Kepemilikan tempat sampah ;Ya Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya
Jenis : Terbuka
Tidak merokok di dalam rumah : Ya
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah
Anggota Keluarga (8m2/orang) : Ya Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya
Ukuran luas sekitar 4m X 8m = 32 m2 dihuni oleh 2 orang
23
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana
bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan) : tidak
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota
keluarganya : tidak
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: tidak
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: tidak
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan : tidak
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya :
tidak
24
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1& 2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
√ Kemandirian I Kemandirian II
25
LAMPIRAN PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU
Anggota Keluarga 1 2
Nyeri spesifik: - -
Lokasi - -
Tipe - -
Durasi - -
Intensitas - -
Status mental: 1 2
Bingung - -
Cemas - √
Disorientasi - -
Depresi - -
Menarik diri - -
Sistem integumen: 1 2
Cianosis - -
Akral Dingin - -
Diaporesis - -
Jaundice - -
Luka - -
Mukosa mulut kering - -
Kapiler refil time lebih 2 detik - -
Sistem Pernafasan 1 2
Stridor - -
Wheezing - -
Ronchi - -
Akumulasi sputum - -
Sistem perkemihan: 1 2
Disuria - -
Hematuria - -
Frekuensi - -
Retensi - -
Inkontinensia - -
Sistem muskuloskeletal 1 2
Tonus otot kurang - -
Paralisis - -
Hemiparesis - -
ROM kurang - -
Gangg.Keseimb - -
Sistem pencernaan: 1 2
Intake cairan kurang - -
Mual/muntah - -
Nyeri perut - -
Muntah darah - -
26
Flatus - -
Distensi abdomen - -
Colostomy - -
Diare - -
Konstipasi - -
Bising usus - -
Terpasang Sonde - -
Sistem persyarafan: 1 2
Nyeri kepala - -
Pusing -
Tremor
Reflek pupil anisokor - -
Alergi Obat - -
Jenis obat yang dikonsumsi
Pemeriksaan Keterangan :
1 2
Laboratorium
1. Tn. T
GDP/2JPP/aca - -
2. Ny. K
k
Asam Urat - -
Cholesterol - -
Hb - -
27
3.1.3 Analisa Data
Tanggal Analisa : 28 April 2018
1. Pasien datang ke
puskesmas untuk
berkonsultasi tentang
pemasangan IUD
untuk menunda
kehamilan
2. Pasien tampak
menangis saat ditanya
tentang suaminya
3.1.4 Scoring
28
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan hubungan
29
tapi sering.
4. Menonjolnya 2/2x 1 = Ny.T merasa ada
masalah 1 permasalahan dalam
1. Masalah 2 keluargaya
dirasakan,
dan perlu
penanganan
segera
2. Masalah 1
dirasakan, 1
tidak perlu
ditangani
segera 0
3. Masalah
tidak
dirasakan
TOTAL 7/3
30
3.1.5 Intervensi Keperawatan
Tanggal : 28 April 2018
31
yang terbuka expectati komunikasi 2. Tentukan lamanya proses konseling
efektif. antara 3. Berikan privasi dan menjamin kerahasiaan
ons terbuka
suami 4. Gunakan teknik refleksi dan klarifikasi
dan istri 150101 secara
untuk memfasilitasi pasien dalam mengekspriskan
3. Keluarga efektif perasaannya
dapat
antara 5. Dampingi pasien untuk membuat daftar dan
melibatk
prerioritas alternatif semua kemungkinan masalah
an suami dan
anggota
istri
keluarga Family Integrity Prommotion (7100)
lain
sebagai 1. Kaji pengetahuan keluarga tentan kondisi
mediator sekarang
2. Kaji masalah yang terjadi
3. Bantu keluarga untuk mencari solusi pemecahan
masalah
4. Libatkan keluarga dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan
5. Fasilitasi kegiatan kebersamaan dalam keluarga
32
3.2 Asuhan Keperawatan Childbearing
3.2.1 Kasus
Tn. Toni (18 Tahun) dan Istrinya Ny. Tini (16 Tahun) yang Tinggal
bersama di rumah orang tua Ny. Tini. Saat ini Ny. Tini sedang hamil
37 Minggu, menurut perhitungan diperkirakan akan melahirkan bulan
Mei 2018. Tn. Toni dan Ny. Tini menikah pada bulan Oktober 2017
karena kehmila yang tidak diinginkan. Akibat dari Hamil di luar nikah
hingga menikah, pasangan ini terpaksa berhenti sekolah. Keduanya
tidak bekerja, Namun Tn. Toni sekedar membantu orang tuanya untuk
memberikan makan ternak yang di jaga oleh orang tuanya. Dan
selama ini penghasilan uang yang di dapat oleh kedua pasangan ini
dari orang tua Tn. Toni dan Ny. Tini. Selama kehamilan, Ny. Tini
baru dua kali kontrol ke puskesmas pada kehamilan minggu ke-17 dan
ke-35. Dari Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan kondisi
pasangan tersebut normal. Hasil pengukuran lingkar lengan atas Ny.
Tini adalah 23 cm, tinggi badan 151 cm, dan berat badan normal 57
kg. Selama hamil Ny. Tini mengaku membatasi makanan agar bentuk
tubuhnya tidak berubah karena pasca persalinan dia berencana untuk
kerja menjadi sales. Selain itu, Ny. Tini juga ingin melahirkan dengan
operasi caesar saja. Kedua pasangan ini bercerita bahwa mereka
belum memahami bagaimana cara melakukan perawatan terhadap
bayinya yang nanti akan lahir. Akan tetapi, keduanya sepakat akan
menitipkan bayi tersebut kepada orang tuanya karena mereka berdua
bersama-sama berencana untuk bekerja.
33
3.2.2 Pengkajian
Surabaya
Pekerjaan Belum bekerja Alat transportasi Sepeda, sepeda motor
Agama & Suku Islam dan Jawa Status Kelas Sosial Menengah ke bawah
DATA ANGGOTA KELUARGA
No Nama Hub Umur JK Suku Pendidik Pekerjaan Status Gizi TTV Status
dgn KK an Saat Ini (TB, BB, (TD, N, S, P) Imunisasi
Terakhir BMI) Dasar
1 Tn. T Kepala 18 L Jawa SMP - TB : 160 cm TD : 120/80 Lengkap
keluarg thn BB : 60 kg mmHg
a BMI : 23,4 N : 90x/menit
S : 36,7
RR : 23 x/menit
34
2 Ny. Istri 16 P Jawa SMP TB : 151 cm TD : 110/70 Lengkap
thn BB : 57 kg mmHg
BMI : N : 92 x/menit
S : 36
RR : 21 x/menit
LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
35
1) Genogram
Keterangan :
Laki laki Perempuan
Tinggal serumah
2) Tipe Keluarga
c) Tipe keluarga Tn. T ini adalah Group Marriage - satu rumah terdiri atas orang tua dan keturunannya dalam satu
kesatuan keluarga
d) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut: Tn. T dan Ny. T Tinggal serumah dengan mertua dan juga minimnya
pengetahuan tentang kandungan, faktor ekonomi Tn. T yang tidak mempunyai penghasilan karena tidak bekerja, dan
kurangnya kesiapan untuk melahirkan anak pertama.
36
B. Tahap Dan Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Klg Saat Ini : Pembentukan keluarga baru
Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan √ Tdk Dpt Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan : Tugas perkembangan keluarga belum dapat dijalankan.karena tugas kepala keluarga
sebagai pencari nafkah belum berhasil dilalui
C. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi : √ Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah √ Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai √ Ada Konflik
Pengambilan keputusan : Tn. T dan Ny. T belum mampu menjalankan peran sebagai kepala keluarga dan istri
D. Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif : Berfungsi √ Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi √ Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik √ Kurang Baik
Pengambilan keputusan : Tn. T dan Ny.T tidak bekerja penghasilan uang dari kedua orang tua
E. Pola Koping Keluarga
Mekanisme koping : Efektif √ Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : Tn.T dan Ny. T tidak dapat beradaptasi sebagai suatu keluarga baru
37
Data Penunjang Keluarga
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
Kondisi Rumah Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
Type rumah : permanen kesehatan : Ya
Lantai : keramik
Kepemilikan rumah : orang tua Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : tidak
38
Jarak septic tank dengan sumber air : 10m
Makan buah dan sayur setiap hari : tidak
Tempat Sampah:
Kepemilikan tempat sampah ;Ya Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya
Jenis : Tertutup
Tidak merokok di dalam rumah : Ya
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah
Anggota Keluarga (8m2/orang) : Ya Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya
39
Gambar denah rumah:
40
diobati/dirawat : Tidak
8) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
a. Tenaga kesehatan, yaitu perawat dan dokter
9) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Perlu berobat ke fasilitas yankes (puskesmas)
10) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana
bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan) : tidak
11) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota
keluarganya : tidak
12) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya: tidak
13) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: tidak
14) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : tidak
15) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya :
tidak
41
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
8. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1& 2
9. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
10. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
11. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
12. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
13. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
14. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
√ Kemandirian I Kemandirian II
42
LAMPIRAN PENGKAJIAN FISIK INDIVIDU
Anggota Keluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik: - - - - √
Lokasi Punggung
Tipe
Durasi Kadang-kadang
Intensitas
Status mental: 1 2 3 4 5
Bingung - - - √ -
Cemas - √ - - -
Disorientasi - - - - -
Depresi - - - - -
Menarik diri - - - - -
Sistem integumen: 1 2 3 4 5
Cianosis - - - - -
Akral Dingin - - - - -
Diaporesis - - - - -
Jaundice - - - - -
Luka - - - - -
Mukosa mulut kering - - - √ -
Kapiler refil time lebih 2 - - - - -
detik
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Stridor - - - - -
Wheezing - - - - -
Ronchi - - - - -
Akumulasi sputum - - - - -
Sistem perkemihan: 1 2 3 4 5
Disuria - - - - -
Hematuria - - - - -
Frekuensi - - - - -
Retensi - - - - -
Inkontinensia - - - - -
Sistem muskuloskeletal 1 2 3 4 5
Tonus otot kurang - - - - -
Paralisis - - - - -
Hemiparesis - - - - -
ROM kurang - - - - -
Gangg.Keseimb - - - - -
Sistem pencernaan: 1 2 3 4 5
Intake cairan kurang - - - - -
Mual/muntah - - - - √
Nyeri perut - - - - -
43
Muntah darah - - - - -
Flatus - - - - -
Distensi abdomen - - - - -
Colostomy - - - - -
Diare - - - - -
Konstipasi - - - - -
Bising usus - - - - -
Terpasang Sonde - - - - -
Sistem persyarafan: 1 2 3 4 5
Nyeri kepala - √ - - √
Pusing √ - - √ -
Tremor - - - - -
Reflek pupil anisokor - - - - -
Paralisis : Lengan kiri/ - - - - -
Lengan kanan/ Kaki kiri/
Kaki kanan
Anestesi daerah perifer - - - - -
Riwayat pengobatan 1 2 3 4 5
Alergi Obat - - - - -
Jenis obat yang - - - - -
dikonsumsi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Keterangan :
1 2 3 4 5
Laboratorium
3. Bapak Ny. T
GDP/2JPP/aca - - - - -
4. Ibu Ny. T
k
5. Adik Laki – laki Ny. T
Asam Urat - - - - -
6. Suami Ny. T
Cholesterol - - - - -
Hb - - - - -
44
3.2.3 Analisa Data
45
3.2.4 Scoring
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan proses kehamilan-
melahirkan (00221)
46
anjuran dari petugas
kesehatan.
TOTAL 7/3
47
3.2.5 Intervensi Keperawatan
48
5. Mendapatkan 3. berusaha untuk melahirkan
perawatan melahirkan 7. Jelaskan monitoring rutin
secara tidak secara normal yang mungkin terjadi selama
langsung 4. merawat persalinan
bayinya setelah
lahir
49
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil yang terdiri dari 2 orang atau lebih
yang disatukan baik oleh perkawinan, darah, adopsi, dan/atau persatuan
konsensus yang meskipun tinggal dalam satu atap atau tidak, namun saling
berkomunikasi, berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain. Tugas-
tugas keluarga dalam kehidupan sehari-hari dibedakan berdasarkan tugas-
tugas perkembangan yang dilalui oleh keluarga. Keluarga baru menikah dan
keluarga Child Bearing adalah dua tahap pertama dalam perkembangan
keluarga. Dalam dua tahap ini banyak diperlukan proses adaptasi dan proses
penyampaian informasi agar keluarga dapat memulai kehidupan barunya
menjadi lebih baik. Oleh karena itu terdapat peran perawat untuk membantu
membentuk keharmonisan keluarga agar tercipta keluarga sejahtera.
Memahami Asuhan Keperawatan keluarga dapat menjadikan perawat
berperan maksimal sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan dapat
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat.
4.2 Saran
Setelah mengetahui teori dari keluarga baru menikah dan keluarga
Child Bearing , serta memahami cara menyusun Asuhan Keperawatannyaa,
diharapkan mahasiswa dapat meningkatkn kompetensinya sebagai perawat
komunitas dan dapat memberikan intervensi yang tepat bagi keluarga di
masyarakat
50
Daftar Pustaka
https://www.merdeka.com/gaya/4-masalah-yang-biasa-dihadapi-pasangan-baru-
menikah.html (diakses pada Senin 30 April 2018, pukul 16.00)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62905/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=B3D1EAEE7D40574B4A8DEADB6C5A30E0?
sequence=4 (diakses pada Kamis 26 April 2018, pukul 20.00
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032RAHAYU
_GININTASASI/MAKALAH_KELUARGA.pdf (diakses pada Jum’at 27
April 2018, pukul 19.00)
51