DISUSUN OLEH:
Isnaini Via Zuraiyahya
1319131433076
1. Definisi
Ruptur ginjal adalah diskontinuitas jaringan ginjal yang biasanya disebabkan oleh
trauma. Ginjal merupakan organ saluran kemih yang paling rentan cedera, dengan atau
tanpa diikuti cedera organ intraabdomen lainnya (Erlich & Kitrey, 2018). Ruptur ginjal
dapat terjadi tanpa diikuti cedera organ intraabdomen di sekitarnya (isolated renal
trauma), namun 80-95% kasus rupture ginjal diikuti dengan cedera organ intraabdomen
lain. Rupture ginjal terjadi pada sekitar 1-5% seluruh kejadian trauma dan pada sekitar
10% pasien trauma abdomen (Indraputra & Hartono, 2016).
Trauma ginjal adalah cedera yang mengenai ginjal yang memberikan
manifestasi memar, laserasi, atau kerusakan pada struktur ginjal (Arif Muttaqin,
2011)
2. Etiologi
Ada 3 penyebab utama dari trauma ginjal yaitu :
1. Trauma Tumpul
Trauma tumpul sering menyebabkan luka pada ginjal, misalnya karena
kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh atau trauma pada saat berolahraga.
Luka tusuk pada ginjal dapat karena tembakan atau tikaman. Trauma tumpul
dibedakan menjadi :
a. Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas,
olahraga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai
trauma berat yang juga mengenai organ organ lain.
b. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan
pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian
ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima
arteri renalis yang menimbulkan trombosis.
2. Trauma iatrogenik
Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau
radiologi intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde
pyelography, percutaneous nephrostomy, dan percutaneous lithotripsy
3. Trauma Tajam
Trauma tajam adalah trauma yang disebabkan oleh tusukan benda tajam
misalnya tusukan pisau. Luka karena senjata api dan pisau merupakan luka
tembus terbanyak yang mengenai ginjal sehingga bila terdapat luka pada
pinggang harus dipikirkan trauma ginjal sampai terbukti sebaliknya. Pada
luka tembus ginjal, 80% berhubungan dengan trauma viscera abdomen.
3. Klasifikasi
Ruptur ginjal adalah robek atau koyaknya jaringan ginjal secara paksa.
Goncangan ginjal di dalam rongga retroperitoneum menyebabkan regangan pedikel
ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika intima arteri renalis. Robekan ini akan
memicu terbentuknya bekuan-bekuan darah yang selanjutnya dapat menimbulkan
trombosis arteri renalis beserta cabang cabangnya (Purnomo, 2009).
Cedera ginjal dapat dipermudah jika sebelumnya sudah ada kelainan pada ginjal, antara
lain hidronefrosis, kista ginjal, atau tumor ginjal. Menurut derajat berat ringannya
kerusakan pada ginjal, trauma ginjal dibedakan menjadi: (1) cedera minor, (2) cedera
major, (3) cedera pedikel atau pembuluh darah ginjal (Purnomo, 2009).
Terdapat dua penggolongan derajat pada ruptur ginjal yaitu sebagai berikut.
Klasifikasi pencitraan Federle Klasifikasi AAST (American
Associate of Surgery)
Tingkat Tingkat cedera Derajat Tingkat cedera
I MINOR 1 Kontusio dan/atau
Kontusi hematoma subkapsular
Laserasi korteks (tidak
meluas ke calyx)
II MAJOR 2 Laserasi korteks < 1 cm,
Laserasi korteks (meluas tidak sampai kaliks
ke calyx)
Ruptur ginjal
III CATHATROPHIC 3 Laserasi korteks > 1 cm,
Trauma sampai ke tidak sampai kaliks
pedikulus ginjal
IV SHATTERED KIDNEY 4 Laserasi korteks hingga
Perlukaan sampai di corticomedullary junction
pelviureteric junction atau hingga collecting system
5 Cedera arteri atau vena
renalis disertai perdarahan
Avulsi pedikel ginjal
Ginjal terbelah (shattered
kidney)
Regangan predikal
ginjal
Robekan tunika
intima arteri
Ruptur Ginjal
Robekan pada
Merangsang Perdarahan Fungsi ginjal
ginjal
resptor saraf massif pada terganggu
nyeri retroperitonial
Peningkatan subkortikal
Penurunan GFR
dan intra kortikal
Pelepasan
Penurunan Invasi darah
mediator Disuria
volume ke cavum
nyeri Ruptur/perdarahan
intravaskuler peritoneum
Gangguan
Sensitisasi CO menurun Distensi eliminasi Port de entry Masuk ke
reseptor abdomen urin aliran urin
nyeri TD menurun
Invasi bakteri ke
Mual Robekan tunika ginjal Hematuria
Nyeri akut Risiko syok muntah intima arteri
Risiko infeksi Hipovolemi
Deficit nutrisi Pembentukan
trombus
Nyeri akut b.d trauma d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah
SLKI SIKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen nyeri (I.08238)
selama 1 x 24 jam tingkat nyeri (L.08066) 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
menurun dengan criteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri dan skala nyeri
2. Meringis menurun 2. Identifikasi faktor yang
3. Gelisah menurun memperberat dan memperingan
4. Mual muntah menurun nyeri
5. Pola nafas membaik 3. Identifikasi pengaruh nyeri pada
6. Fungsi berkemih membaik kualitas nyeri
7. Nafsu makan membaik 4. Berikan teknik nonfarmakologi
8. Pola tidur membaik untuk mengurangi nyeri
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Ajarkan teknik nonfarmakologi
relaksasi
8. Kolaborasi pemberian analgesic
Gangguan eliminasi urin b.d trauma d.d urgensi, hematuria
SLKI SIKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen eliminasi urin (I.04152)
selama 1 x 24 jam eliminasi urin 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi
(L.04034) membaik dengan criteria hasil : atau inkontinensia urin
1. Volume residu urin menurun 2. Monitor eliminasi urin (frekuensi,
2. Karakteristik urin membaik aroma,konsistensi, volume, warna)
3. Desakan berkemih menurun 3. Catat waktu dan haluaran berkemih
4. Ambil sampel urin tengah atau
kultur
5. Anjurkan mengukur asupan cairan
dan haluaran urin
6. Anjurkan minum yang cukup
DAFTAR PUSTAKA
Ahn T, Roberts MJ, Navaratnam A, Chung E, Wood S. Changing etiology and
management patterns for spontaneous renal hemorrhage: a systematic review of
contemporary series. International urology and nephrology. 2017 Nov 1;49(11):1897-
905.
Chronopoulos PN, Kaisidis GN, Vaiopoulos CK, Perits DM, Varvarousis MN, Malioris
AV, Pazarli E, Skandalos IK. Spontaneous rupture of a giant renal angiomyolipoma—
Wunderlich’s syndrome: Report of a case. International journal of surgery case reports.
2016 Jan 1;19:140-3.
Erlich T, Kitrey ND. Renal trauma: the current best practice. Therapeutic advances in
urology. 2018 Oct;10(10):295-303.
Ikatan Ahli Urologi Indonesia. 2013. Guidline Trauma Ginjal. Available from:
http//iaui.or.id.
The American Association for the Surgery of Trauma. Kidney injury scoring scale.
Available : http://www.aast.org/library/traumatools/injuryscoringscales.aspx#kidney
Scientific American Surgery. Injuries to the urogenital tract [Internet]. 2015. Available
from:http://www.sciamsurgery.com/sciamsurgery/institutional/figTabPopup.action?boo
kId=ACS&linkId=part07_ch11_fi g3&type=fi g