Fenomena Kesalahan Struktur Bunga
Fenomena Kesalahan Struktur Bunga
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Mekanika Tanah yang diampu oleh
Herwan Dermawan, S.T., M.T.
Oleh :
Bunga Nabilah
1701442
Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah Swt. Yang telah mengajarkan manusia
dengan perantara kalam dan kefakiran ilmu, penulis mengucapkan syukur yang tiada
taranya serta tak hentinya. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
Nabi Muhammmad saw beserta keluarga dan para sahabatnya. Alhamdulillah, atas
izin- Nya penulis dapat mengerjakan salah satu tugas tentang’ Fenomena Kesalahan
Struktur dalamBidang Geoteknik’
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang telah diberikanoleh Bapak
Herwan Dermawan, S.T., M.T. Selaku dosen matakuliah Mekanika Tanah. Serta tak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Herwan Dermawan, S.T., M.T.
Yang telah memberikan tugas ini. Selanjutnya penulis mengucapakan terima kasih
kepada pihak - pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari, bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
motivasi agar makalah kedepannya mendeketi sempurna dan agar lebih baik lagi dari
yang sebelunnya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
untuk penulis, umumnya untuk seluruh mahasiswa/mahasiswi Universitas Pendidikan
Indonesia.
Bandung, 7 September 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB IV PENUTUP...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu yang sednag kita pelajari bersangkutan dengan dengan kegagalan
kegagalan, termasuk kegagalan struktur bangunan. Dengan mengetahui penyebab-
penyebabnya, bisa diharapkan akan tahu bagaimana menghindarinya. Ddasar nya
dalam hal kontruksi bangunan memang unik, karena ia merupakan produk dari
serangkain kegiatan-kegiatan dari berbagai disiplin keahlian, mungkin dari berbagai
perusahaan, yang secara kontraktual terpisah. Serta Tanggung jawabnya juga tidak
terpusat pada satu pihak. Ini yang mungkin membuat rumit dalam menentukan
siapa yang sebenarnya bertanggung jawab, jika terjadi kegagalan struktur atau
konstruksi bangunan. Tapi jika terjadi cacat dan kegagalan, korban pertama adalah
pemilik proyek.
Karna disetiap proyek konstruksi memiliki rencana jadwal kegiatan dan rencana
pembiayaan proyek yang dibuat pada saat proses pekerjaan di lapangan berjalan,
tujuan dari pembuatan rencana biaya dan jadwal kegiatan tersebut adalah agar proyek
dapat dilaksanakan sesuai dengan acuan yang direncanakan oleh kontraktor.
Pada dasarnya Konstruksi bangunan gedung yang baik harus memenuhi tiga
kriteria yaitu kuat, kaku, dan, stabil. Oleh karenanya,suatu bangunan gedung
dikatakan cacat mengalami kegagalan konstruksi, bila unsur-unsur struktur
tidak memenuhi salah satu atau keseluruhan kriteria di atas. Cacat dan Kegagalan
bangunan merupakan kejadian yang memilikispectrum yang sangat luas. mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun penggunaan dan
pemanfaatan.Geoteknik berguna untuk kepentingan manusia dalam mencapai
keberhasilan pembangunan fisik infrastruktur yang kuat dan aman dari ancaman
kerusakan.
Setiap perubahan roman muka bumi untuk keperluan infrastruktur, selalu
melibatkan kajian keamanan dan antisipasi agar infrastruktur tersebut kuat dan aman.
Untuk mendapatkan kondisi infrastruktur tersebut di atas, maka pendekatannya
dilakukan melalui geoteknik. Yang dimaksud dengan infrastruktur adalah semua jenis
dan konstruksi suatu bangunan (Zakaria,2003), infrastruktur dapat berupa:
b. Bangunan jembatan (jembatan untuk jalan, jalan raya ataupun jalan kereta api).
c. Bangunan rumah, gedung, kantor, stasiun, hotel, dll.
d. Konstruksi bawah permukaan (bangunan lantai dasar, basement, tempat
perlindungan, bunker, maupun bangunan-bangunan pada pertambangan seperti tunnel
atau pit)
e. Jalan, jalan raya, dan jalan kereta api
f. Lereng rekayasa (slope hasil pekerjaan cut & fill : pemotongan dan timbunan;lereng
open pit dalam tambang terbuka)
Geoteknik ialah pengunaan prinsip-prinsip sains dan kejuruteraan untuk
menentukan cara terbaik tanah atau bumi boleh diubahsuaikan untuk
keselamatan manusia misalnya pembinaan bangunan atau rumah yang lebih teguh.
Geoteknik juga mencari bahan-bahan baru untuk diguna dalam pembinaan tapak yang
sesuai dengan tanah sambil memulihkan infrastruktur.
Secara umum fenomena ini mungkin bisa dibilang sesuatu hal yang wajar karena
Indonesia merupakan negara yang berada diwilayah Ring of Fire Asia-Pasifik atau
pusat pertemuan beberapa lempeng bumi seperti Indo-Australia yang artinya
Indonesia berada diwilayah yang rawan akan terhadap bencana gempa bumi, serta
karena Indonesia yang merupakan wilayah yang beriklim tropis menyebabkan kondisi
tanah di Indonesia yangbisa dibilang cukup rawan karena kondisi tanah yang tidak
stabil memerlukan penanganan khusus ketika akan membangun sebuah proyek
kontruksi.
Fenomena geoteknik yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh bencana alam
semata namun karena kesalahan akibat ulah manusia sendiri masih banyak sering
terjadi yang menyebabkan banyaknya kerugian yang ditaksir sampai bermiliyar
bahkan bertrilyun-triliyun. Pemahaman yang minim mengenai ilmu geoteknik serta
niat mencari keuntungan dengan mengurangi atau mengganti beberapa bahan struktur
atau kontruksi adalah beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya sebuah
bangunan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dngan kegagalan struktur pada dibidang
geoteknik
2. Untuk mengetahui faktor tentang bagaimana pengembangan ilmu Rekayasa \
Geoteknik
3. Utuk mengatahui apa itu fenomena ilmu Rekayasa Geoteknik yang terjadi di
Indonesia
Karna pada dasarnya Geoteknik adalah salah satu cabang ilmu dalam bidang
teknik sipil dan geologi yang tujuannya mempelajari sifat dan karakteristik dari tanah.
Geoteknik ada untuk mempelajari permasalahan kekuatan tanah sebagai fungsi
rekayasa.
4
BAB III
KAJIAN TEORI
5
6
kejadian itu, bahan dan kualiti hasil kerja yang tidak memenuhi spesifikasi, faktor
reka bentuk yang tidak memadai, bumbung yang tidak dibina dengan sempurna dan
kawalan kualiti yang tidak dilaksanakan di tapak projek merupakan faktor-faktor yang
menyumbang kepada keruntuhan bumbung stadium itu.
Menurut Ir. Mardiana Daoed yaitu seorang perencana , struktur senior dari
PT.Ingenium Consultants, kontruksi bangunan gedung yang baik harus memenuhi 3
kriteria yaitu kuat,kaku dan stabil. Oleh karenanya, suatu bangunan gedung dikatakan
cacat atau mengalami kegagalan konstruksi, bila unsur-unsur struktur tidak memenuhi
salah satu atau kseluruhan kriteria tersebut, dan menurut kriteria keggaalan dapat
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, akibat ulah manusia, bisa disengaja atau tidak.
Misalnya, salah perencanaan,pelaksanaan, atau penggunaan. Kriteria kegagalan
struktur meliputi tiga hal, yang pertama yaitu bangunan tidak kuat artinya semua
tegangan - tegangan yang terjadi pada penampang strukturnya, melebihi yang
ditentukan. Bangunan itu tidak kaku, misalnya terjadi lendutan yang berlebihan plat
lantai yang bergetar dan sebagainya.dan banguna itu tidak stabil , bila terjadi tekuk
pada kolom yang berlebihan dan penurunan pondasi.
Rekayasa geoteknik modern dikatakan telah dimulai pada tahun 1925 dengan
terbitnya Erdbaumechanik auf bbodenphysikalisher Grundlage karya karl Terzaghi
8
(seorang insinyur sipil dan geologi). Terzaghi dianggap oleh banyak orang sebagai
bapak dari mekanika tanah modern dan rekayasa geoteknik. Terzaghi
mengembangkan prinsip tegangan efektif dan menunjukan bahwa kekuatan geser
tanah di kendalikan oleh tegangan efektifnya (terzaghi, 1925)
Adapun sejarah singkat perkembangan Rekayasa Geoteknik dan para ahli yang
mengembangkannya. Rekayasa geoteknik sebelum abad ke 18. Rekayasa geoteknik
pada periode ini dapat dibagi menjadi 4 periode utama yang mempunyai perbedaan di
setiap priodenya (Skempton, 1985) yaitu :
Classical soil mechanics - Fase II (1856 sampai 1910)
Beberapa hasil percobaan dari uji laboratorium untuk sampel pasir muncul pada
literatur di fase ini. Satu dari publikasi paling awal dan penting yaitu oleh insinyur
perancis, Henry Philibert Gaspard Darcy (1803-1858). Pada tahun 1856, ia
mempublikasikan penelitian tentang permeabilitas material pasir. Berdasrkan hasil
penelitiannya, Darcy mempersembahkan koefisien permeabilitas, merupakan
parameter dalam rekayasa geoteknik yang sangat berguna hingga saat ini.
Selanjutnya kita juga mengenal Sir George Howard Darwin (1845-1912),
seorang profesor astronomi yang melakukan pengujian laboratorium dalam
menentukan momen guling pada dinding penahan pasir yang tinggi pada konsistensi
pasir lepas maupun padat. Kontribusi lainnya yang dilakukan pada periode ini adalah
publikasi pada tahun 1885 oleh Joseph Valentin Boussinesq(1842-1929) yang
mengembangkan teori distribusi tegangan pada beban bermedia homogen, semi
infinite, elastis dan isotropik. Selain itu pada tahun 1887, Osborne Reynold (1842-
1912) mendemonstrasikan fenomena dilatansi pada pasir.
Medern Soil Mechanics (1910 sampai 1927),Pada periode ini, hasil penelitian
sudah berkembang pada tanah-tanah lempung berupa sifat dasar dan parameter tanah
lempung. Sekitar tahun 1908, Albert Mauritz Atterberg (1846-1916), seorang ahli
kimia dan ilmuan tanah berkebangsaan Swedia, menentukan ukuran fraksi tanah
lempung lebih kecil dari 2 mikron. Pada tahun 1911, dia mempublikasikan tentang
konsistensi partikel lempung dengan mendefinisikan batas cair, plastis dan susutnya.
Dia pun mendefinisikan index plastis yang merupakan selisih dari batas cair dan batas
plastis.
Pada periode inipun kita mengenal Arthur Langley Bell (1974-1956) seorang
insinyur sipil berkebangsaan Inggris yang bekerja mendesain dan membangun seawall
di Rosyth Dockyard. Berdasarkan pengalaman kerjanya, dia mengembangkan
9
hubungan antara tekanan lateral dan tahanan pada tanah lempung juga daya dukung
pondasi dangkal pada tanah lempung. Ia juga menggunakan kotak geser untuk
mengukur kekuatan geser tanah lempung tidak terganggu pada kondisi undrained.
Adapun beberapa faktor yang secara garis besar berpengaruh dan menjadi
parameter terhadap kegagalan konstruksi akibat geoteknik, antara lain akan dijelaskan
sebagai berikut:
c. Maintanance (Perawatan)
Perawatan bangunan juga berperan penting terhadap kelangsungan umur dan
kualitas produk konstruksi, tentunya dalam hal ini diperluhkan sistem manajemen
perawatan bangunan. Jika tingkat frekuensi perawatan tidak dilakukan secara rutin
dan berkala maka dapat juga berpotensi terhadap meningkatnya risiko kegagalan
bangunan. Inspeksi perawatan bangunan berfungsi untuk mendeteksi secara dini
kerusakan dari fisik bangunan/infrastruktur sehingga langkah repair/perbaikan dapat
11
dilakukan sejak dini sehingga menghindari tingkat kerusakan yang lebih buruk serta
pembengkakan biaya.
Fenomena geoteknik pada umunya terjadi akibat bencana alam seperti gempa
bumi, pergeseran lapisan tanah, longsor, tsunami, badai dan lain-lain, namun tidak
semuanya terjadi karena faktor alam. Terkadang kesalahan akibat ulah faktor manusia
bisa menjadi suatu fenomena kegagalan suatu struktur bangunan yang berikaitan
dengan masalah geoteknik.
Berikut beberapa contoh fenomena geoteknik yang dinilai sangat merugikan
didunia:
Fenomena kesalahan struktur pada Bendungan Teton
Pada studi sains mengenai masalah ini erosi internal ini masih aktif dilakukan.
Salah satu hasil dari studi dengan simulasi yang memodelkan dua kombinasi metode
simulasi yaitu, Discrete Element Method untuk mensimualsi partikel solid dan LBM -
Lattice Boltzam Method yaitu untuk mensimulasi aliran air.
Bendungan kosong yang hanya dalam beberapa jam, setelah 2 juta meter kubik
perdetik tumpah ke ngarai sungai teton . Sungai Teton jebol pada 1976.Bendungan
yang dibangun pemerintah federal Amerika Serikat di tenggara Idaho ini pecah saat
pengisian pertama pada 5 Juni. Air yang mengalir deras dari bendungan menewaskan
11 orang dan menenggelamkan lebih dari 13 ribu ekor sapi,dengan kerusakan
diperkirakan mencapai USD2 ribu miliar.
Kegagalan proyek bendungan membuat pemerintah Amerika memperlakukan
peraturan yang lebih ketat untuk proyek serupa di negara tersebut.
Fenomena geoteknik pada umunya terjadi akibat bencana alam seperti gempa
bumi, pergeseran lapisan tanah, longsor, tsunami, badai dan lain-lain, namun tidak
semuanya terjadi karena faktor alam. Terkadang kesalahan akibat ulah faktor manusia
bisa menjadi suatu fenomena kegagalan suatu struktur bangunan yang berikaitan
dengan masalah geoteknik.
Pada dasarnya penyelidikan tanah dilakukan hanya untuk mengetahui jenis
tanah yang akan di jadikan pondasi dan yang akan digunakan untuk konstruksi
bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan tanah dapat ditentukan perlakuan terhadap
tanah agar daya dukung dapat mendukung konstruksi yang akan dibangun.
Penyelidikan tanah yang dilakukan di lapangan yaitu Sondir (DCP), pengeboran
tanah, pengujian Standard Penetration Test (SPT) dan lain-lain untuk menguji apakah
tanah yang ersebut cocok untuk di gunakan untuk pembangunan sehingga tidak akan
terjadi masalah ketika pelaksaannya sehingga dapat merugikan para ahli bangunan
atau kontraktor.
Pada ilmu Geofisika harus atau diwajibkan untuk mempelajari ilmu geoteknik
karena pada metode geofisika banyak berhubungan dengan yang dinamakan dengan
konstruksi seperti pembuatan bendungan maka dilakukan kegiatan geofisika untuk
menentukan pondasi bendungan dan menentukan besar kekuatan batuan dasar dan
lainnya.
Pada setiap masa atau periode rekayasa dapat ilmu geoteknik mengalami
perkembangan yang cukup pesat, beberapa para ahli terkenal menemukan teori-teori
tentang sifat dan karakteristik tanah . Di Indonesia sendiri penerapan ilmu geoteknik
digunakan dalam beberapa bidang. Geoteknik sangat berpengaruh pada sifat dan
karakteristik tanah. Geoteknik di Indonesia biasanya di aplikasikan untuk mencegah
suatu bencana seperti bencana longsor, gempa, dsb.
Fenomena geoteknik pada umunya terjadi akibat bencana alam seperti gempa
bumi, pergeseran lapisan tanah, longsor, tsunami, badai dan lain-lain, namun tidak
semuanya terjadi karena faktor alam. Terkadang kesalahan akibat ulah faktor manusia
bisa menjadi suatu fenomena kegagalan suatu struktur bangunan yang berikaitan
dengan masalah geoteknik. Beberapa contoh fenomena geoteknik adalah hancurnya
bendungan teton.Faktor-faktor penyebab kegagalan konstruksi akibat fenomena
geoteknik sangat beraneka ragam, baik yang berasal dari luar (eksternal) maupun
13
14
yang berasal dari dalam (internal). Antara lain : Kesalahan Dalam Perencanaan dan
Perancangan, Kesalahan Dalam Pelaksanaan, Kesalahan Operasional,
Maintanance/Perawatan, Usia/Umur Bangunan.
DAFATAR PUSTAKA
Ana mury. (2018). Contoh Kegagalan Konstruksi Akibat Struktur Tanah. Diakses
darihttps://www.scribd.com/document/324196482/Contoh-Kegagala
n-Konstruksi-akibat-Struktur-Tanah-d