Anda di halaman 1dari 14

Tugas UAS Pendidikan Gizi

Sari Saraswati Purba


2012-32-208

OBESITAS
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh
yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan
energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata
wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria .Perbandingan yang
normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan
18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak
tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran
berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
v Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
v Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
v Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5%
dari antara orang-orang yang gemuk).

Kelompok yang terkena Obesitas adalah :


- Kelompok balita
-Kelompok Pra Sekolah
-Kelompok anak sekolah
-Kelompok anak Remaja
-Kelompok Ibu hamil dan Menyusui
-Kelompok Usia Produktif
-Kelompok Usia lanjut.

Kebiasaan Penyebab Obesitas adalah ;


Secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa factor , yaitu :
Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi
anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya
hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan
faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-
rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
Faktor lingkungan.
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan
seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk
perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan
serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola
genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
Faktor psikis.
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya.
Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.Misalnya
orang yang stress cendrung memilih banyak makan , dengan anggapan dengan makan
tersebut stress nya sedikit berkurang .
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini
merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan
bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak
nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan
dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada
malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge
mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak,
bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah
dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma
makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti
dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.
D. Faktor kesehatan.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
Hipotiroidisme
Sindroma Cushing
Sindroma Prader-Willi
Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
E. Obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan
penambahan berat badan.
F.Faktor perkembangan.
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama
yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali
lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel
lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan
dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

G. Aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-
orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang,
akan mengalami obesitas.
H. Teknologi
Zaman dahulu ketika motor belum hadir ditengah-tengah manusia orang-orang
banyak berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan kaki yang kokoh
mereka mengarungi semua track jalanan dari mulai bebatuan hingga perairan. Tak heran
orang-orang zaman dahulu sehat-sehat atau bisa kita bilang awet muda. Tapi, semuanya
berubah ketika negara api menyerang# kok malah avatar ? Hehe... semuanya berubah
ketika motor hadir ditengah-tengah manusia. Begitu juga teknologi-teknologi super
canggih lainnya yang tidak memerlukan tenaga penuh manusia lagi.
I . Faktor kebiasaan
Sebaiknya Anda waspada dengan kebiasaan si kecil. Beberapa kebiasaan tak sehat dapat
meningkatkan risiko obesitas pada anak. Kebiasaan tersebut antara lain:
a. Makan
Kebiasaan makan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap risiko obesitas. Hal-
hal seperti porsi makan yang besar, sering jajan dan ngemil, minum minuman yang
mengandung gula dapat membuat buah hati obesitas.
b. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah hal yang penting bagi si kecil karena hal tersebut akan membantu
menjaga berat badan ideal. Selain itu, dengan melakukan aktivitas fisik, seorang anak
akan memiliki tekanan darah yang normal dan tulang yang kuat. Jika Anda tak
membiasakannya menggerakkan tubuh, kemungkinan seorang anak memiliki kelebihan
berat badan menjadi sangat besar.
c. Gaya hidup
Gaya hidup di sini berarti kebiasaan anak menghabiskan waktudi depan layar kaca
untuk sekedar menonton video, film, dan sebagainya. Sebuah penelitian menunjukkan
seseorang yang menghabiskan berjam-jam di depan TV berpotensi menderita obesitas
terutama jika tidak melakukan aktivitas fisik dan hobi ngemil.

Aspek Budaya yang Mempengaruhi Obesitas


a. Pengaruh tradisi
b. Sikap fatalistis
c. Sikap ethnosentris
d. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
e. Pengaruh norma
f. Pengaruh nilai
g. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi
terhadap
perilaku kesehatan.
h. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Orang – orang yang berpotensi sebagai mediator penyebab obesitas :
1.Sahabat
2. Pacar (Teman Dekat)
3. Keluarga
4.Teman kerja
5.Orangtua
Mediator Perubahan
1. Ahli Gizi
Ahli gizi membantu dalam intervensi penurunan berat badan dan pemberian menu dalam
menurunkan berat badan.
2. Orangtua
Orang Tua membantu anak yang mengalami kegemukan dalam memberikan masakan
yang bagus dan lebih baik lagi .dan menghinari makanan cepat saji.
3. Kerabat
Kerabat atau teman hang out merupakan orang yang dapat membantu dalam menurunkn
obesitas .
4. Sekolah
Pentingnya fungsi sekolah khusus nya bagian Guru untuk menyarankan membawa bekal
dari sekolah demi menghindari makanan cepat saji.

Intervensi Obesitas

Intervensi Diet
Diet Pembatasan Energi Diet pembatasan energi yang seimbang merupakan metode
penurunan berat badan yang paling sering diresepkan. Diet tersebut harus cukup secara
nutrisi kecuali untuk energi, yang dikurangi hingga poin di mana penyimpanan lemak
harus dapat dimobilisasi untuk mencapai kebutuhan energi harian. Defisit kalori dari 500
hingga 1000 kkal setiap harinya biasanya dapat mencapai tujuan tersebut. Tingkat energi
bervariasi pada setiap individu menurut ukuran dan aktivitasnya, umumnya berkisar dari
1200 hingga 1800 kkal setiap harinya. Tanpa memerhatikan tingkat restriksi kalori, pola
makan sehat harus diajarkan, dan rekomendasi untuk peningkatan aktivitas fisik harus
diikutsertakan.Diet rendah kalori harus diindividualisasikan untuk karbohidrat (50%
hingga 55% dari total kilokalori), menggunakan sumber-sumber seperti sayur-sayuran,
buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Diet juga harus meliputi protein, sekitar
15% hingga 23% kilokalori, untuk mencegah konversi protein menjadi energi. Konten
lemak harus tidak melebihi 30% dari total kalori. Tambahan dari serat juga
direkomendasikan untuk menurunkan densitas kalori, untuk memberi rasa kenyang
dengan memperlambat waktu pengosongan lambung, dan untuk sedikit menurunkan
efisiensi absorpsi usus.Penghitungan lemak sebagai persentase kalori terbukti efektif
dalam mendukung asupan rendah energi. Aturan dasar adalah untuk membagi kadar
kalori ideal menjadi 4 setiap asupan 25% lemak (misal, asupan 1800 kkal harus
mencakup 450 kkal dari lemak, atau sekitar 50 g lemak). Hal tersebut memberikan hasil
yaitu asupan rendah energi tanpa kelaparan. Total kalori juga harus diperhatikan.
Jumlah asupan alkohol dan makanan dengan kadar gula tinggi haruslah dikurangi
sebagai sumber energi yang tidak sibutuhkan. Alkohol bersifat seoerti lemak dalam
tubuh, karena ia memisahkan lemak sehingga tidak teroksidasi. Pada peminum alkohol
berat, justru akan menyebabkan nafsu makan berturun pesat hingga bisa terjadi
malnutrisi, namun pada peminum sedang, akan menaikkan berat badan karena alkohol
dianggap sebagai justru menambah jumlah kalori yang masuk. Pemanis buatan atau
pengganti lemak tidak terbukti memiliki makna besar dalam menurunkan berat badan.
Suplemen vitamin dan mineral yang disesuaikan usia sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi dalam program penurunan berat badan. Pada wanita dibutuhkan kurang dari
1200 kcal dan 1800 kcal pada pria.
 
Diet Formula atau Makanan Pengganti
Makanan pengganti ini merupakan makanan atau minuman siap saji yang digunakan
sebagai pengganti makanan lainnya yang berkalori tinggi. Umumnya, terkandung di
dalamnya 5 g serat, 10-14 g protein, dan sejumlah karbohidrat, 10 g lemak dan 25% –
30% RDfu vitamin dan mineral.
Dengan mengganti makanan utaman atau ringan 2 kali sehati dapat membantu
mengurangi berat badan atau menjaga berat badan secara signifikan.

Pembatasan Energi Secara Berlebih dan Puasa


Yang dimaksud dengan pembatasan energi masukan secara berlebih apabila
jumlahnya kurang dari 800 kcal per hari atau puasa  dibawah 200kcal per hari. Puasa
memang bisa menjadi salah satu pilihan terapi namun terkadang dapat menyebabkan
gangguan neurologis, hormonal, dan efek samping lainnya. Lebih dari 50% jumlah berat
badan yang akan berkurang adalah cairan tubuh yang dapat menyebabkan hipotensi.
 
Modifikasi Pola Makan2
Program penurunan berat dengan derajat kesuksesan apapun mengintegrasikan
perubahan pilihan makanan dengan latihan, dan seringkali dengan modifikasi kebiasaan,
edukasi nutrisi, dan dukungan psikologis. Ketika penanganan ini gagal memberikan hasil
yang diinginkan, medikasi dapat ditambahkan ke dalam program dan, pada kasus obesitas
yang ekstrem (BMI lebih dari sama dengan 40), intervensi pembedahan dapat diperlukan.
 
Rekomendasi
Program penurunan berat badan harus dikombinasikan dengan rejimen diet gizi
seimbang dengan modifikasi latihan dan gaya hidup. Memilihstrategi penanganan yang
sesuai tergantung pada tujuan dan risiko kesehatan dari pasien. Pilihan penanganan
termasuk antara lain:
Diet rendah kalori, peningkatan aktivitas fisik, dan modifikasi gaya hidup
 
Diet Pembatasan Energi
Diet pembatasan energi yang seimbang merupakan metode penurunan berat badan
yang paling sering diresepkan. Diet tersebut harus cukup secara nutrisi kecuali untuk
energi, yang dikurangi hingga poin di mana penyimpanan lemak harus dapat dimobilisasi
untuk mencapai kebutuhan energi harian. Defisit kalori dari 500 hingga 1000 kkal setiap
harinya biasanya dapat mencapai tujuan tersebut. Tingkat energi bervariasi pada setiap
individu menurut ukuran dan aktivitasnya, umumnya berkisar dari 1200 hingga 1800 kkal
setiap harinya. Tanpa memerhatikan tingkat restriksi kalori, pola makan sehat harus
diajarkan, dan rekomendasi untuk peningkatan aktivitas fisik harus diikutsertakan.
Diet rendah kalori harus diindividualisasikan untuk karbohidrat (50% hingga 55%
dari total kilokalori), menggunakan sumber-sumber seperti sayur-sayuran, buah-buahan,
kacang-kacangan, dan biji-bijian. Diet juga harus meliputi protein, sekitar 15% hingga
23% kilokalori, untuk mencegah konversi protein menjadi energi. Konten lemak harus
tidak melebihi 30% dari total kalori. Tambahan dari serat juga direkomendasikan untuk
menurunkan densitas kalori, untuk memberi rasa kenyang dengan memperlambat waktu
pengosongan lambung, dan untuk sedikit menurunkan efisiensi absorpsi usus.
Penghitungan lemak sebagai persentase kalori terbukti efektif dalam mendukung
asupan rendah energi. Aturan dasar adalah untuk membagi kadar kalori ideal menjadi 4
setiap asupan 25% lemak (misal, asupan 1800 kkal harus mencakup 450 kkal dari lemak,
atau sekitar 50 g lemak). Hal tersebut memberikan hasil yaitu asupan rendah energi tanpa
kelaparan. Total kalori juga harus diperhatikan.
Jumlah asupan alkohol dan makanan dengan kadar gula tinggi haruslah dikurangi
sebagai sumber energi yang tidak sibutuhkan. Alkohol bersifat seoerti lemak dalam
tubuh, karena ia memisahkan lemak sehingga tidak teroksidasi. Pada peminum alkohol
berat, justru akan menyebabkan nafsu makan berturun pesat hingga bisa terjadi
malnutrisi, namun pada peminum sedang, akan menaikkan berat badan karena alkohol
dianggap sebagai justru menambah jumlah kalori yang masuk. Pemanis buatan atau
pengganti lemak tidak terbukti memiliki makna besar dalam menurunkan berat badan.
Suplemen vitamin dan mineral yang disesuaikan usia sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi dalam program penurunan berat badan. Pada wanita dibutuhkan kurang dari
1200 kcal dan 1800 kcal pada pria.
 
Diet Formula atau Makanan Pengganti
Makanan pengganti ini merupakan makanan atau minuman siap saji yang digunakan
sebagai pengganti makanan lainnya yang berkalori tinggi. Umumnya, terkandung di
dalamnya 5 g serat, 10-14 g protein, dan sejumlah karbohidrat, 10 g lemak dan 25% –
30% RDfu vitamin dan mineral.
Dengan mengganti makanan utaman atau ringan 2 kali sehati dapat membantu
mengurangi berat badan atau menjaga berat badan secara signifikan.

Pembatasan Energi Secara Berlebih dan Puasa


Yang dimaksud dengan pembatasan energi masukan secara berlebih apabila
jumlahnya kurang dari 800 kcal per hari atau puasa  dibawah 200kcal per hari. Puasa
memang bisa menjadi salah satu pilihan terapi namun terkadang dapat menyebabkan
gangguan neurologis, hormonal, dan efek samping lainnya. Lebih dari 50% jumlah berat
badan yang akan berkurang adalah cairan tubuh yang dapat menyebabkan hipotensi.
Dapat pula terjadi akumulasi asam urat atau memunculkan batu empedu. Selain itu puasa
ekstrim ini dapat berujung pada anoreksia.

Diet Kalori Sangat Rendah


Yang dimaksut diet kalori sangat rendah adalah apabila masukan kalori hariannya
berkisar antara 200-800 kcal. Umumnya diet ini rendah kalori namun tinggi protein (0.8-
1.5 g/kg IBW per hari). Diet ini termasuk konsumsi vitamin, mineral, elektrolit, asam
lemak. Lama yang dianjurkan untuk diit ini adalah 12-16 minggu. Karena efek samping
yang mungkin ditimbulkan maka diet ini dianjurkan untuk pasien dengan BMI diatas 30.
Efek sampingnya antara lain, tidak tahan dingin, pusing, gugup, euforia, konstipasi atau
diare, kulit kering, rambut menipis dan kemerahan, anemia, menstruasi yang reguler.

Modifikasi Gaya Hidup2


Modifikasi tingkah laku telah menjadi hal yang penting dalam intervensi obesitas.
Hal ini terfokus pada membentuk ulang lingkungan pasien untuk mengurangi tingkah
laku atau kebiasaan yang berkontribusi terhadap obesitas. Sebagai tambahan pada nutrisi
dan aktivitas fisik, komponen kunci dari program modifikasi tingkah laku meliputi self-
monitoring, penetapan tujuan, kontrol stimulus, penyelesaian masalah, restrukturisasi
kognitif, dan pencegahan kekambuhan.
Self-monitoring dengan rekaman data dan waktu setiap harinya mengenai asupan
makanan, disertai pula dengan pemikiran dan perasaan, membantu mengidentifikasikan
aturan fisik dan emosi yang terjadi saat makan. Aktivitas fisik biasanya dicatat dalam
menit atau kalori yang dihabiskan. Hal ini juga menyediakan feedback dalam kemajuan
dan menempatkan tanggung jawab untuk berubah pada pasien.
Kebanyakan program tingkah laku mencoba untuk mencapai 0,5 – 1 kg penurunan
berat per minggu dengan target kalori, gram lemak, dan aktivitas fisik, yang dibahas saat
fase penetapan tujuan. Kontrol stimulus mencakup modifikasi dari (1) rantai kejadian
yang mendahului makan, (2) jenis makanan yang dikonsumsi saat makan, dan (3)
konsekuensi dari makan. Pasien diajari untuk memperlambat laju makan dan menjadi
lebih sadar akan rasa kenyang dan mengurangi asupan makanan. Strategi seperti menaruh
alat makan di antara kunyahan merupakan salah satu cara untuk memperlambat proses
makan. Penyelesaian masalah adalah proses untuk mendefinisikan masalah makan atau
masalah berat, menciptakan solusi yang mungkin, mengevaluasi solusi, memilih yang
terbaik, melakukan tingkah laku yang baru, mengevaluasi hasilnya, dan mereevaluasi
solusi alternatif jika solusi sebelumnya tidak berhasil. Restrukturisasi kognitif
mengajarkan pasien untuk mengidentifikasi, menantang, dan menghilangkan pikiran-
pikiran negatif yang sering menurunkan usaha mereka dalam pemeliharaan berat badan.
Program yang komprehensif dari modifikasi gaya hidup menghasilkan penurunan berat
badan kira-kira 10% dari berat badan awal dalam 16-26 minggu.

Pola Latihan
Kegemukan adalah hasil dari ketidakseimbangan antara asupan energi dan
pengeluaran energi. DEngan meningkatkan proporsi LBM dalam lemak, olahraga
membantu menyeimbangkan kehilangan LBM dan pengurangan RMR yang pasti akan
terjadi walaupun pada program penurunan berat badan yang baik. Efek positif yang lain
dari olahraga antara lain memperkuat sistem kardiovaskular, meningkatkan sensitifitas
pada insulin, dan mengeluarkan energi tambahan, yaitu kalori.
Aktivitas fisik adalah komponen yang paling beragam dari pengeluaran energi atau
energi expenditur. Peningkatan pengeluaran energi melalui olahraga atau aktivitas fisik
lain merupakan komponen penting untuk meningkatkan penurunan berat badan dan
pencegahan berat kembali naik. Tingkatan latihan atau olahraga yang adekuat untuk
menimbulkan efek adalah 60-90 menit perhari (rekomendasi USDA).
Orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih / overweight dan obese harus
diberikan konseling agar secara bertahap meningkatkan aktivitas fisik dan olahraga orang
tersebut. Apabila seorang overweight atau obese tidak dapat mencapai tingkatan tertentu
pada aktivitas fisik tersebut maka minimal perhari setidaknya selama 30menit melakukan
aktivitas yang bersifat moderate activity. Oleh karena itu diperlukan intervensi yang
menargetkan tingkatan aktivitas fisik tersebut untuk meningkatkan kesehatan dan
mengkontrol berat badan secara jangka panjang.
Kombinasi dari latihan aerobik dan ketahanan lebih dianjurkan. Latihan ketahanan
dapat meningkatkan LBM, kemampuan untuk meningkatkan asupan energi dan
meningkatkan kepadatan tulang, yang terutama penting bagi wanita. Latihan aerobik
penting untuk kesehatan sistem kardiovaskular, serta untuk pengeluaran energi sehingga
cadangan lemak di tubuh akan digunakan. Selain manfaat fisiologis dari latihan tersebut
adalah menghilangkan kebosanan, meningkatkan kemampuan kontrol, dan meningkatkan
rasa kesejahteraan.
RMR ini ditingkatkan dengan latihan aerobik. RMR akan kembali ke tingkat istirahat
dalam waktu satu jam atau lebih setelah olahraga, kecuali pada latihan memiliki intensitas
tinggi. Pengeluaran energi selama periode ini menggambarkan penggunaan glikogen otot,
yang merupakan efek dari perubahan hormonal dan peningkatan metabolisme cadangan
energi dalam tubuh.
Berlawanan dengan kepercayaan masa kini, spot reduction (mengurangi lemak pada
suatu daerah tubuh tertentu) tidak mungkin dengan olahraga. Hal tersebut dikarenakan
lemak terbakar pada konsentrasi yang besar pada jaringan adiposa. Kesalahpahaman lain
adalah bahwa olahraga disebutcounterproductive karena meningkatkan keinginan untuk
makan. Padahal sebenarnya konsistensi adalah kunci untuk mendapatkan tubuh yang
sehat dan keuntungan dari olahraga untuk mangatur berat badan. Dahulu, olahraga yang
direkomendasikan harus dilakukan selama 20 sampai 60 menit latihan ketahanan dengan
intensitas sedang sampai tinggi yang dilakukan tiga atau lebih kali seminggu. Namun
sekarang, tampak bahwa sebagian besar manfaat kesehatan dapat diperoleh dengan
aktivitas fisik yang moderat intensitas (cukup untuk mengeluarkan 200 kkal setiap hari).
Cara terbaik adalah untuk memelihara kesehatan kardiovaskular secara maksimum,
terlepas dari berat badan, dapat dilakukan latihan intensitas tinggi selama 20 sampai 30
menit 4 sampai 7 hari per minggu.
 
Sampai saat ini hubungan antara peran nutrisi saat awal kehidupan dengan
berbagai penyakit metabolik pada saat dewasa masih menjadi pertentangan. Suatu
penelitian metaanalisis dari 79 penelitian tentang kolesterol yang melibatkan 74.122
subyek mendapatkan hasil bahwa didapatkan hubungan yang lemah antara berat
badan lahir dan kadar kolesterol di kemudian hari, yaitu hanya didapatkan penurunan
kolesterol 2,0 mg/dl untuk setiap kenaikan berat lahir 1 kg. Hal ini berarti hanya
didapatkan penurunan risiko PJK sebesar 0,025%. Sebaliknya dari penelitian
metanalisis lain didapatkan penurunan kolesterol sebesar 15 mg/dl dengan intervensi
diet, yang berarti akan menurunkan risiko PJK sebesar 15% di kemudian hari.
Disimpulkan bahwa hanya didapatkan hubungan yang lemah antara nutrisi khususnya
metabolisme kolesterol pada saat awal kehidupan dengan risiko PJK di kemudian hari.

 Intervensi
\
 Buat rencana makan dengan pasien (Karena konsep diri buruk individu sering
mengalami kesulitan berhubungan sehingga pasien kurang berhasil mempertahankan
penurunan berat badan.)
 Mendukung tanggung jawab pasien untuk mengurangi berat badan, menungkatkan
kein

 Timbang berat badan tiap hari.


 Tekankan pentingnya menyadari kenyang dan menghentikan masukan.

 Health Education
 Anjurkan klien untuk banyak melakukan aktifitas.

 Tentukan motivasi pasien untuk menurunkan berat badan.


 Tingkatkan komunikasi terbuka menghindari kritik tentang perilaku pasien.
 Awasi kecepatan/kedalaman nafas. auskultasi bunyi nafas. Selodiki adanya sianosis, peningkatan gelisa
 Tnggikan kepala tempat tidur 30 derajat
 Dorong latihan nafas dalam.
 Ubah posisi secara periodik dan ambulasi sedini mungkin.

 Memberikann nutrisi tanpa menambah kalori.
 Perlu bantuan untuk perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
 Observasi frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah.
 Dorong diet tinggi serat dalam batasan diet, dengan
 masukan cairan sedang sesuai diet yang dibuat.
 Batasi masukan lemak sesuai indikasi.
 Observasi tanda syndrom dumping, misalnya diare cepat, mual , berkeringat, lemah setelah makan.
 Diet Rendah Lemak
 Buat jadwal kegiatan yang harus dilakukan dan melakukannya dengan disiplin.
 Bantu dalam melakukan kegiatan yang susah dilakukan .
 Pastikan motivasi untuk mempertahankan pergerakan.
 Dorong melakukan aktivitas normal.

Anda mungkin juga menyukai