Anda di halaman 1dari 2

NIM : 402019511045

Name : Syahril Ramdani


Department : International Relations - 2
The Lesson : Positivist Perspective in International Relations
Seven Questions and Answers about Niccolo Machiavelli’s Writting
On Princes and the Security of Their States

Q : Bagaimana Machiavelli memandang perilaku dasar manusia?


A : Machiavelli tidak menafikan bahwa pada dasarnya manusia itu baik, religius, murah
hati, dan terpuji. Akan tetapi dalam menghadapi situasi untuk menjaga kelangsungan hidup
wilayah (negara) seorang penguasa diperlukan bersikap licik, kejam dan ditakuti untuk
menghadapi yang lain yang, mungkin pada dasarnya licik, skeptis, pelit, rakus, liar, mesum,
sembrono, dan sebagainya. Karena dengan begitu seorang penguasa dianggap cukup bijaksana
untuk menghindari dari keburukan, kehancuran hingga hilangnya wilayah (negara). Dalam
kiassannya, “seorang penguasa harus pintar menempatkan posisinya kapan dia harus menjadi
singa (simbol kebuasaan dan kekejaman) dan kapan dia harus menjadi seekor kancil (simbol
keramahan dan kemurah hatian) untuk menarik perhatian”.

Q : Mengapa Machiavelli menulis tentang Sang Pangeran?


A : Pada masa hidupnya, Italia mencapai masa reinasance, tapi disisi lain Italia menjadi
negaara yang terpecah-pecah akibat adanya gereja-gereja sebagai dominion atau pusat
pemerintahan masing-masing wilayah. Italia terbagi menjadi lima dominion, yaitu Naples,
Venezia, Roma (Vatikan), Florance dan Milan. Perpecahan ini dinilai olehnya sebagai faktor
melemahnya Italia secara keseluruhan dihadapkan musuh disekelilingnya (Perancis atau
Spanyol) yang mana mereka sudah menjadi negara kesatuan. Kesatuan Negara ini adalah hal
yang mutlak perlu diwujudkan menurut Machiavelli, karena kekuatan negara terletak pada
tangan penguasa yang akan menentukan nasib negara.

Q : Bagaimana seharusnya sang penguasa untuk menjaga ‘rumah’?


A : Seorang penguasa yang dimana bertanggung jawab pada wilayah dan elemennya
terkadang harus bersikap licik, kejam dan sebagainya, tetapi tetap adil di arena domestik. Dan
terkadang pemimpin harus melakukan sesuatu hal yang dianggap irrasional oleh pandangan
domestik, tapi dianggap rasional di arena internasional. Tetapi Machiavelli tidak menafikan ada
ancaman dalam domestik. Adil di arena domestik adalah salah satu bentuk strategi penguasa
untuk mendapatkan perhatian dan menarik simpati rakyatnya yang dimana sebagai sumber
legitimasi.

Q : Mengapa lebih aman bagi penguasa untuk ditakuti daripada dicintai? Dan Bagaimana
konsep cinta yang menjadi hambatan penguasa?
A : Jika diinginkan, seorang pangerang menginginkan keduanya, karena pada hakikatnya
manusia ingin di cintai tapi disisi lain butuh untuk ditakuti. Akan tetapi, hal tersebut sulit untuk
direalisasikan, maka dari itu Machiavelli menyebutkan lebih aman untuk ditakuti daripada
dicintai jika seseorang (penguasa) harus memilih. Pada tulisan Machiavelli penguasa terfokus
pada laki-laki yang secara umum mereka plin plan, tidak tahu terima kasi, penipu, suka
menghindari bahaya, ingin mendapat keuntungan lebih. Kemudian, konsep cinta terikat oleh
kewajiban, akan tetapi pada kenyataannya (banyaknya ‘pria’ jahat) maka akan melanggar hal
tersebut setiap kali keuntungan untuk pribadi muncul. Tetapi ketakutan akan memberi
seperangkat hukuman yang tidak pernah gagal.

Q : Bagaimana menyatukan pasukan atau bala tentara?


A : Seorang komando (penguasa) harus tidak mengindahkan sedikitpun terhadap tentaranya,
walau ia dianggap kejam. Dengan reputasi tersebut akan berdampak kepada tentara atau
pasukannya yang bersatu dan siap bertindak. Bila seorang komando (penguasa) tidak memiliki
reputasi tersebut, secara tidak langsung akan menghancurkan dirinya dan membuat pasukan tidak
bersatu. In the Case, Hannibal adalah seorang komando yang memiliki pasukan yang cukup bear
terdiri dari berbagai jenis dan ras dan jauh dari negaranya. Kebaikan yang ia lakukan adalah
tidak pernah membiarkan adana pertikaian antara mapsukan dan para pemimpinnya, tetapi hal ini
mrmbuat ia dihormati dan disisi lain di sebagai objek ‘teror’ oleh pasukannya. Dan kasus Scipio,
seorang pemimpin yang dimana pasukannya memberontak karena kebaikan hatinya yang telah
banyak lisensi untuk serdadunya daripada yang diizinkan oleh disiplin militer.

Q : Siapa tokoh yang menjadi representatif sebagai penguasa yang idealis oleh Machiavelli?
dan Mengapa hal tersebut terjadi?
A : Pemimpin Italia, Casera Borgia. Ia adalah salah satu baigan 'pemain' penting dalam
sejarah masa Pencerahan (Renaissance). Degan keberanian dan kekejaman dia, dia berhasil
merebut kembali Romagna dan menyatukan dalam kedamaian dan kesetian (dalam negara
kepausan). Oleh karena itu Machiavelli memuji Casera Borgia dalam bukunya dan memperjari
‘teknik-teknik’nya dari Casera Borgia.

Anda mungkin juga menyukai