Dosen Pengampu:
Ditulis Oleh:
I. PENDAHULUAN
Mengawali kabiner Orde Baru dan untuk membenahkan instabilitas ekonomi,
sosial, politik dan budaya di negara Indonesia, pemerintahan berusaha untuk
mengstabilkan kembali dalam krisis tersebut. Pada sektor ekonomi, upaya pemerintahan
dengan cara membuka kran investasi dari pihak asing sehingga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Salah satu upaya pada masa Orde baru yang terjalin hingga kini adalah kerjasama
antara pemerintahan Indonesia dengan perusahaan pertambangan Amerika Serikat
dengan nama Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc (“Freeport”) yang telah dimulai
sejak 1967. Kerjasama tersebut disepakati dengan kurun waktu 30 tahun hingga
diperpanjang dan pada tahun 2011 tercatat telah menggaet 44 perusahaan asing yang
dimana sebagai pihak yang ‘menggeruk’ sumber daya alam Indonesia.
Namun, ekspektasi pemerintahan untuk mendorong peningkatan perekonomian
negara Indonesia cukup berbeda. Wilayah Irian Jaya yang berada di tepi timur Indonesia
itu masih jauhdari kategori terpinggirkan. Perubahan kondisi sosial dan ekonomi
masyakarat tidak signifikan, dan yang mencicipi pun pihak-pihak yang terjun dalam
kegiatan kerjasama tersebut.
Tulisan ini akan menganalisa kerjsama dengan memusatkan perekomonian antara
pemerintahan Indonesia dengan perusahaan Amerika Serikat dengan pijakan tulisan
Immanuel Wallerstein dari turunan Ekonomi Struktularis.
World-System Theory mulai diperkenalkan oleh Immanuel Wallerstein dari
kelanjutan dari kekurangan teori dependensi yang meneliti di Amerika Latin oleh Raul
Presibish dan Paul Baron sebagai bagian dari Economic Commision Latin Amerika.
Teori ini berusaha menjawab ketimpangan sosial, yaitu kelas antara borjuis dan proletar
pada level individu dan core, semi-periphery, dan periphery oleh kapitalisasi. Ketiga
kelas tersebut dikenal pada saat ini dengan nama Negara Maju (Developed Countries)
sebagai Dunia Pertama, Negara Industri Baru (New Industrial Countries) sebagai Dunia
Kedua, dan Negara Berkembang (Developing Countries) sebagai Dunia Ketiga.
Untuk memudahkan dalam menganalisa kasus antara pemerintahan Indonesia dan
perusahaan Amerika Serikat dengan mengklasifikasikan kedalam negara Core dan
Periphery. Hubungan tersebut terjalin akibat ada kepentingan masing-masing negara
dalam sektor perkonomian. Menurut Wallerstein, kapitalisme memunculkan
ketergantungan atau dependensi antar negera yang ternyata berakibat munculnya
ketimpangan antara pemilik modal dan kelas pekerja. Sebagai pemilik modal, negara core
akan cenderung menggunakan kekuasaannya dengan mendorong negara periphery untuk
menekan faktor produksi mereka. Disisi lain, negara periphery belum mampu untuk
memenuhi kebutuhan domestiknya.
Sistem dunia ini pada akhirnya akan berdampak pada dependensi negara
periphery atas kehadiran negara core untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
domestiknya. Tentu hal ini berakibat berbanding terbalik dengan realita dimana negara
core akan meningkatkan keuntungan dengan mengekspolitasi sumberdaya setara dengan
harga yang rendah dan negara periphery yang seolah terjebak dalam sistem dunia.
Negara dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia melimpah akan
tetapi dalam pengelolaan sumber-sumber daya tersebut kurang potensial akan berpotensi
menjadi negara periphery. Disisi lain, negara Dunia Pertama hanya memiliki faktor
produksi yang terbatas seperti teknologi serta memiliki potensi dalam pengelolaan
sumber-sumber daya.
Namun perlu diingat bahwa negara core akan memiliki kecenderungan kerjasama
dan tidak melakukan pengolahan yang berlebihan. Karena sifat alami dari negara dalam
sistem dunia kapitalis adalah negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat
keuntungan yang sebesar-besarnya dan mengeluarkan usaha yang seminimal mungkin.
II. PEMBAHASAN
Di masa Orde Baru, Indonesia masuk ke dalam negara periphery, dimana faktor
produksi berupa teknologi untuk pengelolaan sumber daya yang melimpah di Papua tidak
ada. Akan tetapi untuk mengstabilkan perekonomian akibat kabinet sebelumnya dan
menekankan pengelolaan terhadap sumber daya tersebut pemerintahan Indonesia
membuka kran ivenstasi. Amerika Serikat sebagai negara industri maju dengan teknologi
dan potensi modal yang dimilikinya, akan membuat harapan dari berbagai pihak yang
terkait merasa dijanjikan. Bekerjasama antara negara periphery dalam mengelola sumber
daya mentah akan menguntungkan karena pada dasarnya pemerintahan menekankan
biaya produksi daripada melakukan pengolahan sumber daya itu sendiri. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya standar hidup Dunia Ketiga dari Amerika Serikat dengan
standar hidup negara Maju.
EKSPLOITASI
Sumber daya alam
Sumber daya manusia
Kesetaraan sosial
DEPENDENSI
Biaya Produksi untuk
mengstabilkan
perekonomian
domestik
Anonim. (n.d.). Freeport Strikers Accused of Hurting Investment in Indonesia. Retrieved Maret
4, 2020, from http://news.xinhuanet.com/english/world/2011-12/c_131301574.htm
Anonim. (n.d.). Manfaat Ekonomi Bagi Indonesia. Retrieved Maret 4, 2020, from
http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp
Anonim. (n.d.). Pencaplokan Tanah Adat, HAM, dan Orang Amungme. Retrieved Maret 4, 2020,
from http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/27/nas14.htm
Anonim. (n.d.). Workers Return to Freeport's Indonesia Gold Mine. Retrieved Maret 4, 2020,
from http://www.msnbc.msn.com/id/45786395/ns/business/t/workers-return-freeports-
indonesia-gold-mine/
Chirot, D., & Hall, T. D. (n.d.). World-System Theory. Retrieved Maret 5, 2020, from
http://www.jstor.org/stable/2945989
Indonesia, P. F. (n.d.). Riwayat Proyek. Retrieved Maret 3, 2020, from PT. Freeport Indonesia:
http://www.ptfi.com/about/history.asp
Kauppi, P. R. (2012). International Relations Theory Fifth Edition. London: Pearson Education
Inc.
Wallerstein, I. (1979). The Capitalist World Economy. Inggris: Cambridge University Press.