Anda di halaman 1dari 5

Mengejar Mimpi

Namaku Detryana aku adalah seorang siswi yang duduk di kelas 9. Aku mengawali

pagi ini dengan biasa sampai pada akhirnya,

“Eh emang katanya Taylor pengen konser di Indonesia ya?” ucap temanku Nadhira.

“Hah? Serius lo? Taylor swift?” tanyaku tidak percaya.

“Yaiyeeelah Taylor Swift, siapa lagi?” ucapnya dengan rendah.

Taylor Swift adalah salah satu penyanyi yang sangat aku idolakan. Wajahnya yang menarik

dan bakatnya yang sangat mengagumkan membuatku tertarik dengannya.

Sepulang sekolah, tanpa mengganti baju dan melepas kaus kakiku, aku langsung

berlari ke arah kamarku. Membuka laptopku, menyalakan koneksi wifi dan segera mencari

info tentang konser Taylor Swift. Ternyata benar, perempuan dengan rambut pirangnya yang

indah itu akan mengadakan konser di Indonesia tepatnya pada tanggal 4 Juni 2014. Aku

sangat gembira, akhirnya penyanyi idolaku datang ke negaraku. Aku mencari daftar harga

tiket konser tersebut. Harga tiket paling murah adalah delapan ratus ribu. Kategori harga tiket

tersebut termasuk kategori fasilitas bawah yaitu mendapatkan tempat duduk paling belakang

yang tentunya paling jauh dari arah panggung. Tentu aku tidak mau mendapatkan tempat

duduk paling belakang. Akhirnya aku memutuskan untuk memilih tiket kategori festival

karena harganya yang standar dan jaraknya yang paling dekat dengan panggung.

Tiket konser yang dijual secara resmi telah habis. Aku sempat khawatir, sampai pada

akhirnya aku mendapatkan jalan keluar yaitu membeli tiket di calo, yang harganya jauh lebih

mahal dari tiket yang dijual secara resmi. Aku baru bertanya ke calo tersebut namun belum

memutuskan untuk benar-benar membeli mengingat uang yang ada di tanganku belum cukup

untuk membeli tiket semahal itu.


Dengan banyak kekecewaan dan peluh yang cukup terkuras, aku memutuskan untuk

kembali mencari cara agar tiket itu bisa segera kudapatkan. Aku membantu kakakku dengan

berjualan sistem online dan hasilnya diberipadaku setiap seminggu sekali. Aku juga

menyisihkan sebagian uang jajanku. Aku telah mengumpulkan sembilan ratus ribu. Karena

menurutku uang yang telah kukumpulkan sudah cukup, maka aku mencoba untuk meminita

izin pada orangtuaku agar dibolehkan menonton konser idolaku itu dan ya, jawabannya adalah

tidak. Orangtuaku memberi jawaban tersebut tanpa pikir panjang. Aku telah memberi banyak

pengertian kepada orangtuaku tetapi tetap saja mereka tidak mengizinkannya.

Mataku sembap. Aku menangis sesedih-sedihnya. Uang yang telah kukumpulan

hanyalah sia-sia. Bahkan aku rela menyisihkan sebagian uang jajanku. sejak saat itu, aku

menjadi jarang bicara terhadap keluargaku. Namun akhirnya kakakku memberi nasihat bahwa

sikap tersebut bukanlah sikap yang baik. Kakakku manasihatkanku agar meminta maaf pada

orangtuaku dan sontak kakakku mengeluarkan 2 buah tiket yang terdapat gambar perempuan

berambut pirang dengan kemeja putihnya. Itu adalah tiket konser Taylor Swift. Aku tidak

percaya.

“Nih tiketnya buat lu, gua ikut nonton juga” ucap kakakku

“Hah? serius? Lu gak bohong kan? makasi ya, janji deh uangnya gua ganti” jawabku

tidak percaya.

Karena aku pergi bersama kakakku, tentunya orangtuaku memberikan izin. Aku sangat

senang akhirnya aku akan bertemu dengan idolaku.

Minggu itu adalah minggu dimana dilaksanakannya ujian akhir semester saat itu aku

masih duduk di kelas 8. Aku menyadari adanya berita buruk, konser tersebut dilaksanakan
pada tanggal 4 Juni sedangkan pada tanggal 5 juni aku harus melaksanakan ujian Matematika.

Akhirnya aku belajar dengan menyicil bahan pelajaran Matematika.

Sore itu, sepulang sekolah aku langsung mandi dan bersiap-siap untuk menghadiri

konser. aku dan kakakku pergi ke tempat dilaksanakannya konser tersebut dengan menggu

nakan kereta. Konser tersebut dilaksanakan di Jakarta tepatnya di Ancol, sedangkan rumahku

berada di daerah Bogor. Membutuhkan waktu yang lama untuk bisa sampai di sana. Aku dan

kakakku tiba di Stasiun Jakarta Kota. Kami melanjutkan perjalanan ke Ancol dengan

menggunakan taksi. Malam itu adalah jam dimana orang-orang pulang kerja sehingga jalanan

menjadi padat. Aku sedikit khawatir dengan keadaan ini, aku takut jika aku terlambat

menghadiri konser tersebut.

Aku dan kakakku tiba di Ancol pukul tujuh lewat, konser dimulai pukul 8. Kami tiba

dengan tepat waktu. Aku berlari ke gedung tempat dilaksanakannya konser tersebut sampai-

sampai aku dimarahi oleh petugas yang sedang berjaga. Aku segera mematahkan Lighstickku

sampai-sampai cairan yang ada di dalam lightstick tersebut keluar dari tempatnya dan tepat

mengenai mataku. Aku panik, aku mengira mungkin aku akan buta. Aku segera menanyakan

kepada petugas dimana letak toilet terdekat. Aku mencuci mataku dan membasuhnya berkali-

kali. Setelah itu aku langsung berlari ke tempatku semula dan ya, aku dimarahi lagi oleh

petugas yang berjaga tersebut.


Konser dimulai, aku sangat kagum melihat idolaku yang sedang bernyanyi sampai

-sampai tanpa pikir panjang aku langsung memanjat pagar di dekatku karena terhalang oleh

banyaknya manusia. Aku menikmati malam itu dengan sangat gembira.

Aku menghabiskan uang yang telah kukumpulkan sendiri demi konser tersebut

bukanlah untuk sekadar senang-senang saja. Bagiku Taylor Swift adalah sosok inspriratif

yang menyemangati aku.

Tentang Penulis

Seorang anak ketiga dari tiga


bersaudara yang diberi nama
Detryana Gitadewi, kelahiran
1 Mei 2001. Murid SMPN 2
Depok, siswi kelas 9H. Gadis
yang berzodiak Taurus ini
sangat mengidolakan Taylor
Swift.

Anda mungkin juga menyukai