Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA PROFESI NERS

DESA GATTARENG KABUPATEN BULUKUMBA

PADA TANGGAL 11 MEI S/D 23 MEI 2020

EMILIA YUSRAM

NIM. D.19.07.052

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

PROGRAM STUDI NERS

TAHUN 2019/2020
PENGESAHAN

Judul :

LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN KELUARGA PROFESI NERS, DESA


GATTARENG KABUPATEN BULUKUMBA

Telah Disahkan

Pada Hari 2020

OLEH

PEMBIMBING INSTITUSI

( )
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling Indah kami ucapkan selain Alhamdulillahi Rabbil Alamin,
yang merupakan manifestasi hamba terjadap khaliknya, sebagai rasa syukur atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan
Keluarga ini dapat diselesaikan. Laporan ini membahas mengenai “Penyakit Tbc”
Kehadiran laporan ini diharapkan menjadi salah satu referensi yang menunjang bagi peserta
didik dalam memperoleh informasi untuk mengembangkan pengetahuan didalam menempuh
pendidikannya, serta dapat di manfaatkan sebagai salah satu sumber utama kapada siapapun
yang berminat.
Akhirnya, ucapan terima kasih yang kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga laporan asuhan keperawatan
keluarga ini bermanfaat bagi kita semua.

Penulis,

Emilia Yusram
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Keperawatan Keluarga
1. Definisi
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta : kula dan warga “kulawarga”
yang berarti “anggota” kelompok keluarga. Keluarga adalah lingkungan di mana
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga adalah anggota
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan (WHO, 2016).
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya (Susanto, 2012).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, adopsi atau perkawinan. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Setiadi, 2008).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiawati, 2008).
Di Indonesia dalam UU No 10 Tahun 1992 disebutkan bahwa keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri dan anak.
Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga
yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU No 10 Tahun 1992
disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
antar anggota dan dengan masyarakat.
Berdasarkan dengan definisi diatas, maka dapat di simpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : istri, anak, kakak, dan adik.
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan suatu
system. Sebagai system keluarga mempunyai anggota yaitu ayah, ibu dan anak
atau semua individu yang tinggal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota
keluarga tersebut saling berinteraksi. Interelasi dan independensi untuk
mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan system yang terbuka sehingga
dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya. Yaitu lingkungan (masyarakat) dan
sebaliknya sub system dari lingkungan keluarga dapat mempengaruhi
masyarakat (supra system). Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan
fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang
sehat bio-sosial spiritual. Jadi sangatlah tepat bila keluarga sebagai titik sentral
pelayanan keperawatan. Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai
anggota keluarga yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.
2. Tipe Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones, 2003 dikutip Susanto, 2012 tipe
keluarga terbagi atas beberapa yaitu:
a. Keluarga inti, yang terdiri dari suami, istri, anak atau anak-anak
b. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangann (ibu dan ayah) dan anak-anak
mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua
pihak orang tua.
c. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di
atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi,
keluarga kakek, dan keluarga nenek.
3. Struktur Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones, 2003 dikutip Susanto, 2012 struktur
keluarga terbagi atas beberapa yaitu:
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu
c. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
d. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
e. Keluarga Kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan suami atau istri.
4. Tugas Kesehatan Keluarga
Adapun tugas kesehatan keluarga menurut Bailon dan maglaya (1998) yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Memodifikasi sumber lingkungan (rumah) yang sakit
e. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat
5. Peranan Keluarga
Posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai
peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
6. Fungsi Keluarga dalam Konsep Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari fungsi keluarga dapat kita lihat :
a. Fungsi Pendidikan : Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak
bila kelak dewasa
b. Fungsi Sosialisasi Anak : Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik.
c. Fungsi Perlindungan :Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak
dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
d. Fungsi Perasaan : Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
e. Fungsi Religius : Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa
ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain
setelah di dunia ini.
f. Fungsi Ekonomis : Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,
kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu,
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif : Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu
pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah
dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-
masing, dsb.
h. Fungsi Biologis : Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
i. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Menurut (Friedmann dan Marlyn 2014) mengidentifikasi lima fungsi dasar
keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah : Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih
sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka, kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan social (Fiedmann 1986) Sosialisasi dimulai sejak manusia lhir.
Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang
disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma,
budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat
dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini
menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan
atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat
dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.
7. Jenis Stuktur Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones, 2003 dikutip Susanto, 2012 jenis
keluarga terbagi atas beberapa yaitu:
a. Tradisional
1) The Nuclear family (keluarga inti) : keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak.
2) The dyad family : keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua
dengan anak yang sudah memisahkan diri.
4) The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman,
tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
6) The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah
atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
7) Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
8) Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
10) Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang terdiri
dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(perceraian atau ditinggal mati)
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family : Keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5) Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
6) Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
pernikahan karena beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-
alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan
anak.
8) Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-
nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-
barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya
9) Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya.
10) Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalamkekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Di Indonesia keluarga dibagi menjadi 5 tahap yaitu :
a. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih
dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs). Sebagai keluarga Sejahtera I,
seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan
kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal yaitu :
Indikator KS I :
1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota
keluarga.
2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari
atau lebih.
3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di
rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.
4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.
5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa
kesarana/petugas kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera tahap II
Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi
criteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykologis
6 sampai 14 yaitu :
Indikator KS II:
1. Indikator KS I di tambah
2. Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
3. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan
daging/ikan/telur sebagai lauk pauk.
4. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian
baru per tahun.
5. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni
rumah.
6. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
7. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun
keatas mempunyai penghasilan tetap.
8. seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca
tulisan latin.
9. Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.
10. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur
memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
d. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula
memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu :
Indikator KS III :
1. Indikator KS II ditambah
2. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
3. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan
keluarga untuk tabungan keluarga.
4. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan
itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
5. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
6. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6
bulan.
7. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.
8. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang
sesuai dengan kondisi daerah setempat.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I dan dapat pula memenuhi
criteria dan kriteria pengembangan keluarganya yaitu :
Indikator KS III Plus :
1. Indikator KS III ditambah
2. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
3. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
8. Tahap Perkembangan Keluarga
Sebagaimana tertulis dalam buku Sutanto 2012 menurut: Duvall dan
Milller (Friedman, 1998) keluarga dibagi menjadi beberapa tahap yaitu :
a. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal
Dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru
membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.Masing-masing belajar hidup
bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya,
misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya. Adapun tugas
perkembangan, yaitu :
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak. Keluarga baru ini merupakan
anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga, istri dan keluarga
sendiri.
b. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.Tugas perkembangan kelurga
yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. Peran
utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tua
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan
orang tua danbayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang
antara bayi dan orang tuadapat tercapai.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah) dan
berakhir Pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga
mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di
sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri.Dmikian pula orang tua
mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.Tugas perkembangan
keluarga :
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Tugas
perkembangan:
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya Dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul konflik
orang tuadan remaja.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung
jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan Berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan
anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan. Fokus mempertahankan kesehatan
pada pola hidup sehat, diet seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup,
pekerjaan dan lain sebagainya.
h. Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review dan Mempertahankan penataan yang memuaskan
merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.
B. Konsep penyakit/ Masalah Kesehatan
1. Definisi Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru
yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan
nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari
penderita kepada orang lain (Santa, dkk, 2009).
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Myobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman
TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. (Depkes RI, 2007).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya,
termasuk meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Suzanne C. Smeltzer &
Brenda G. Bare, 2002 ).

2. KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN


Menurut Depkes (2006), klasifikasi penyakit TB dan tipe pasien digolongkan:
1. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
a. Tuberkulosis paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang
jaringan (parenkim) paru.tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar
pada hilus.
b. Tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),
kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin, dan lain-lain.
2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB
Paru:
a.    Tuberkulosis paru BTA positif.
1) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif.
2) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
3) 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB
positif.
4) 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak
SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
c.   Tuberkulosis paru BTA negatif
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif.
Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi:
1) Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif
2) Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
3) Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
4) Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan.
3. Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit
a. TB paru BTA negatif foto toraks positif dibagi berdasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila
gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas
(misalnya proses “far advanced”), dan atau keadaan umum pasien buruk.
b. TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya,
yaitu:
1) TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis
eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan
kelenjar adrenal.
2) TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis,
peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus,
TB saluran kemih dan alat kelamin.
4.   Tipe Pasien
Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.
Ada beberapa tipe pasien yaitu:
a. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
b. Kasus kambuh (Relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).
c. Kasus setelah putus berobat (Default )
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih
dengan BTA positif.
d. Kasus setelah gagal (failure)
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
e. Kasus Pindahan (Transfer In)
Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB
lain untuk melanjutkan pengobatannya.
f. Kasus lain :
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas.Dalam
kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil
pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.
5. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Myobacterium tuberculosae, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Tergolong
dalam kuman Myobacterium tuberculosae complex adalah :
a. M. Tuberculosae
b. Varian Asian
c. Varian African I
d. Varian African II
e. M. bovis.
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut bakteri
tahan asam (BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman
bersifat dormant, tertidur lama selama bertahun-tahun dan dapat bangkit kembali
menjadikan tuberkulosis aktif lagi. Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit
intraselular yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula
memfagositasi malah kemudian disenanginya karena banyak mengandung lipid
(Asril Bahar,2001).
Cara penularan TB  (Depkes, 2006)
a. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
b. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar
3000 percikan dahak.
c. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat
bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
d. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan
dahak, makin menular pasien tersebut.
e. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
6.  PATOFISIOLOGI
Tempat masuk kuman M.tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran
pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis terjadi
melalui udara (airborne), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-
kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan
merupakan tempat masuk utama jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang
terkontaminasi.
Tuberkulosis adalh penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara
sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya sel T) adalah sel
imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya lokal, melibatkan makrofag
yang diaktifkan di tempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya. Respon ini disebut
sebagai reaksi hipersensitivitas (lambat)
Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan
seperti keju, lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami
nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid
dan fibroblast, menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosa
membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang
mengelilingi tuberkel. Lesi primer paru-paru dinamakan fokus Gohn dan gabungan
terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks
Gohn   respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, dimana
bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkular yang
dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke dalam percabangan trakeobronkhial.
Proses ini dapat akan terulang kembali ke bagian lain dari paru-paru, atau basil dapat
terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus. Kavitas yang kecil dapat menutup
sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut bila peradangan mereda
lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat
perbatasan rongga bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat
mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan
perkejuan dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas keadaan ini dapat
menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan
bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui getah
bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan
mencapai aliran darah dalam jumlah kecil dapat menimbulkan lesi pada berbagai
organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang
biasanya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen merupakan suatu fenomena akut
yang biasanya menyebabkan tuberkulosis milier. Ini terjadi apabila fokus nekrotik
merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem vaskular
dan tersebar ke organ-organ tubuh.
7.  MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan (Depkes, 2006).
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam atau
malah banyak pasien ditemikan Tb paru tanpa keluhan sama sekali dalam
pemeriksaan kesehatan. Gejala tambahan yang sering dijumpai (Asril Bahar. 2001):

a. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang dapat
mencapai 40-41°C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi
kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya sehingga pasien merasa
tidak pernah terbebas dari demam influenza ini.
b. Batuk/Batuk Darah
Terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang
produk-produk radang keluar. Keterlibatan bronkus pada tiap penyakit tidaklah
sama, maka mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam
jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan
bermula. Keadaan yang adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh
darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada
kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
c. Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak
napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah
meliputi setengah bagian paru-paru.
d. Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua
pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.
e. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan makin kurus (berat
badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat pada malam hari
tanpa aktivitas. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang
timbul secara tidak teratur.
8. KOMPLIKASI
Komplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut (Depkes RI, 2005) :
a. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
c. Bronkiektasis ( pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan
ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
d. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan : kolaps spontan
karena kerusakan jaringan paru.
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan sebagainya.
f. insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency)
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawati S., dan Citra A. (2008). Penuntun praktis asuhan keperawatan keluarga. Jakarta:
Trans Info Media.
Susanto, M. Kep. Sp. Kep. Kom. (2012). Buku ajar keperawatan keluarga: aplikasi pada
praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: TIM.
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Depkes RI : Jakarta.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey:Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AKDEMIK 2019/2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Fasilitas Yankes No. Register
Nama Perawat yang mengkaji Emilia Yusram, s.kep Tanggal Pengkajian 12 Mei 2020
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Ny. S Bahasa sehari-hari Indonesia
Alamat Rumah & Telp Mannaungi Jarak yankes terdekat ±1 km
Agama & Suku Islam & Bugis Alat Transportasi Mobil & Motor
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hub Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaan Saat Status Gizi TTV (TD, N, Status Alat Bantu/
o dgn Terakhir Ini (TB, BB, S, P) Imunisasi Protesa
KK BMI) Dasar
1 Tn. S Anak 34 L Bugis SLTA Petani Tidak

2 Tn.S Anak 30 L Bugis D3 Petani - Tidak

LANJUTAN
N Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi Analisis Masalah Kesehatan
o Saat ini INDIVIDU
Pasien nampak
1 Ny. “S” Sehat TBC Kesemutan pada kaki
bersih
2
3
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT (terlampir)
3. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah : Jenis rumah yang ditempati Ny.S adalah rumah milik  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
pribadi, bangunannya semi permanen dengan menggunakan atap rumah Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
seng. Keadaan rumah cukup bersih dengan menggunakan jenis lantai  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
keramik/tegel. Rumah keluarga Ny.S memiliki ruang tamu, 3 kamar tidur, Ya/ Tidak* ..................................................................................................................
bagian belakang terdapat dapur dan kamar mandi serta terdapat ventilasi.  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ya/Tidak* ...................................................................................................................
 Ventilasi :  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Cukup/Kurang* Ventilasi cukup. Terdapat beberapa ventilasi di dalam di Ya/ Tidak* Keluarga menggunakan mata air/sumur bor untuk makan dan minum
setiap ruangan di dalam rumah
 Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
 Pencahayaan Rumah : Ya/ Tidak* Keluarga mandi menggunakan air dari sumur bor
Baik/ Tidak* Pencahayaan rumah baik, dibuktikan dengan terdapatnya
cahaya dari luar serta penerangan berupa lampu di setiap ruangan  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Ya/ Tidak* Keluarga mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
 Saluran Buang Limbah :
Baik /Cukup/Kurang* Saluran buang limbah baik, keluarga membuang  Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
limbahnya langsung ke got Ya/ Tidak* Keluarga selalu membuang sampah pada tempatnya yang terdapat di
belakang rumah
 Sumber Air Bersih :  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
Sehat/Tidak Sehat* Sumber air bersih sehat, keluarga Ny.S memiliki air Ya/ Tidak* Keluarga kadang tidak mampu menjaga kebersihan lingkungan karena
yang bersih karena bersumber dari mata air/sumur bor kesibukan berkebun
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak* Keluarga mengatakan ya karena merupaka salah satu kebutuhan nutrisi
Ya/Tidak* Jamban memenuhi syarat, rumah keluarga Ny. S memiliki  Menggunakan jamban sehat :
jamban yang memenuhi syarat berupa wc yang memiliki saluran khusus Ya/ Tidak* Karena keluarga memiliki kamar mandi yang terdapat closet
berupa bak penampung  Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya/ Tidak* Keluarga hanya mampu memberantas jentik satu dalam sebulan
 Tempat Sampah:  Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak* .
Ya/Tidak* Keluarga memiliki tempat sampah di belakang dan di depan  Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*
rumah.
……………………......................................................................................  Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga Tidak* ............................................................
8m2/orang :
Ya/Tidak*………………............................................................
4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA
KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada  Tidak karena
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:  Ya  Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :  Ya  Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:  Keluarga  Tetangga
 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu dokter
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:  Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes  Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif :
 Ya  Tidak,jelaskan
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak , Jelaskan............................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak, jelaskan .................................................................................................................................................................................................................
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak, jelaskan..........................................................................
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
 Ya  Tidak, jelaskan ..................................................................................................................................................................................................................
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
 Ya  Tidak, jelaskan...................................................................................................................................................................................................................
5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA
Kunjungan Pertama (K-1) : Tingkat I Perawat : Kriteria 1 Kunjungan Keempat (K-4) : Perawat :
Kunjungan Kedua (K-2) : Tingkat II Perawat : Kriteria 1 Kunjungan Kelima (K-5) : Perawat :
Kunjungan Ketiga (K-3) : Tingkat III Perawat : Kriteria 2 Kunjungan Keenam (K-6) : Perawat :
Penjelasan cara menilai Tingkat Kemandirian Keluarga terlampir.
Lampiran
2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT
Nama Individu yang sakit : Ny. “S” Diagnosa Medik :
Sumber Dana Kesehatan : Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :
Keadaan Umum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan
Kesadaran :  Edema  Bunyi jantung: .....  Pola BAK …x/hr,vol ..ml/hr  Sianosis
GCS :  Asites  Akral dingin  Hematuri  Poliuria  Sekret / Slym
TD : 120/80 mm/Hg  Tanda Perdarahan:  Oliguria  Disuria  Irama ireguler
P : 22 x/ menit purpura/ hematom/  Inkontinensia  Retensi  Wheezing
S : 36,6 0C petekie/ hematemesis/  Nyeri saat BAK  Ronki ........................................
N : 80 x/ menit melena/ epistaksis*  KemampuanBAK : Mandiri/  Otot bantu napas ..................
 Takikardia  Tanda Anemia : Pucat/ Bantu sebagian/tergantung*  Alat bantu nafas ....................
 Bradikardia Konjungtiva pucat/ Lidah  Alat bantu: Tidak/Ya*  Dispnea
 Tubuh teraba hangat pucat/ Bibir pucat/  Gunakan Obat :Tidak/Ya*  Sesak
 Menggigil Akral pucat* Metformin ncl  Stridor
 Tanda Dehidrasi:  Kemampuan BAB :Mandiri/  Krepirasi
mata cekung/ turgor kulit Bantu sebagian/tergantung*
berkurang/ bibir kering *  Alat bantu: Tidak/Ya*
 Pusing  Kesemutan
 Berkeringat  Rasa Haus
 Pengisian kapiler  2 detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
 Mual Muntah  Kembung  Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :
Nafsu Makan :  Kontraktur  Buram  Kesemutan pada …….............
Berkurang/Tidak*  Fraktur  Tak bisa melihat
 Sulit Menelan Nyeri otot/tulang*  Alat bantu …........  Disorientasi  Parese
 Disphagia  Drop Foot Lokasi ……...........…  Visus ………........  Halusinasi  Disartria
 Bau Nafas  Tremor Jenis ……......…......….. Fungsi pendengaran :  Amnesia  Paralisis
 Kerusakan gigi/gusi/ lidah/  Malaise / fatique  Kurang jelas  Refleks patologis ……
geraham/rahang/palatum*  Atropi  Tuli  Kejang : sifat …….. lama ..……
 Distensi Abdomen  Kekuatan otot ....….............…..  Alat bantu frekwensi ....................................
 Bising Usus: ................................  Postur tidak normal .................  Tinnitus Fungsi Penciuman
 Konstipasi  RPS Atas : bebas/ terbatas/ Fungsi Perasa  Mampu
 Diare .......x/hr kelemahan/ kelumpuhan  Mampu  Terganggu
 Hemoroid, grade ..................... (kanan / kiri)*  Terganggu
 Teraba Masa abdomen .........  RPS Bawah :bebas/terbatas/
 Stomatitis  Warna ................... kelemahan/kelumpuhan Kulit
 Riwayat obat pencahar ......... (kanan / kiri)*  Jaringan parut  Memar  Laserasi  Ulserasi  Pus ………
 Maag  Berdiri : Mandiri/ Bantu  Bulae/lepuh  Perdarahan bawah  Krustae
 Konsistensi .......... sebagian/tergantung*  Luka bakar Kulit ...... Derajat ......  Perubahan warna…….
Diet Khusus: Tidak/Ya*Mengurangi  Berjalan : Mandiri/ Bantu  Decubitus: grade … Lokasi ………..….
mengonsumsi makanan yang sebagian/tergantung*
berminyak  Alat Bantu : Tidak/Ya*Tongkat
Tidur dan Istirahat
 Kebiasaan makan-minum :  Nyeri : Tidak/Ya*
 Susah tidur
Mandiri/ Bantu sebagian/
Tergantung*  Waktu tidur ………………………………………………………………
 Alergi makanan/minuman :  Bantuan obat, …………………………………………..………………
Tidak/Ya*
 Alat bantu : Tidak/Ya*.............
Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-hari
 Cemas  Denial  Marah  Interaksi dengan Keluarga :  Gigi-Mulut kotor  Mandi : Mandiri/ Bantu
 Takut  Putus asa Depresi Baik/ tehambat* ......................  Mata kotor  Kulit kotor sebagian/tergantung*
 Rendah diri  Menarik diri  Berkomunikasi :  Perineal/genital kotor  Berpakaian : Mandiri/ Bantu
 Agresif Perilaku kekerasan Lancar/ terhambat* ...............  Hidung kotor  Kuku kotor sebagian/tergantung*
 Respon pasca trauma .....  Kegiatan sosial sehari-hari :  Telinga kotor  Menyisir Rambut : Mandiri/
 Tidak mau melihat bagian …………………………………….  Rambut-Kepala kotor Bantu sebagian/tergantung*
tubuh yang rusak
Keterangan Tambahan terkait Individu

Diagnosa Keperawatan Individu/ Keluarga

Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif

MENGETAHUI :
Nama Koordinator Perkesmas Tanggal/ Tandatangan

DATA PENUNJANG
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA STATUS SOSIAL KELUARGA
1. Status social keluarga
Keluarga Ny. S memiliki hubungan baik dengan para tetangganya yang ada di
lingkungannya. Penghasilan atau pendapatan keluarga cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
2. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga Ny. S mengatakan rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu
dengan mononton tv dan berkebun.
II. DATA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Saat ini perkembangan keluarga Ny.S adalah tahap VII yaitu dengan anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir kematian suaminya.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Keluarga Ny.S harus menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat, diet seimbang,
olahraga rutin, sambil menjaga keharmonisan keluarga.
3. Asal mula terbentuknya keluarga
Keluarga tersebut terbentuk dimulai dengan perjodahan orangtua
4. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Keluarga mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
5. Tipe keluarga
Keluarga ini mereupakan keluarga The single adult living alone/single adult
family : Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)

III.DATA FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi ekonomi :
Keluarga Ny.S memiiki ekonomi yang cukup baik dalam pemenuhan kebutuhan
keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status social :
Keluarga Ny.S beragama islam sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
walauun tidak pernah mengikuti organisasi.
3. Fungsi pendidikan :
Anggota keluarga Ny. S anaknya disekolahkan hingga ke perguruan tinggi
sehingga sekarang anak-anaknya sudah menjadi seorang sarjana.
4. Fungsi sosialisasi :
Keluarga Ny.S mempunyai hubungan baik dengan warga di sekitar
lingkungannya, dan sering berinteraksi dengan masyarakat yang ada di sekitar
rumahnya.
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga tidak langsung
membawanya ke tempat pelayanan kesehatan, tetapi keluarga memberikan obat
yang ada di warung dan mengobatinya sendiri. Tapi jika tidak ada perubahan,
keluarga Ny.S baru membawanya ke dokter praktek. Untuk pemenuhan kebutuhan
makanan keluarga memasak sendiri dan menggunakan air sumur.
6. Fungsi religius :
Keluarga Ny.S melaksanakan shalat 5 waktu.
7. Fungsi rekreasi :
Keluarga Ny. S mengatakan hamper setiap hari meluangkan waktunya untuk
rekreasi dikebun
8. Fungsi reproduksi :
Keluarga Ny.S mengatakan klien sekarang sudah tidak menstruasi dan memiliki 2
anak
IV. DATA STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stres jangka pendek dan panjang :
Keluarga Ny.S mengatakan bahwa klien selalu merasa sepi karena beberapa
anaknya sudah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri dan jarak rumahnya jauh,
dan memikirkan penyakitnya yang pengobatannya begitu lama.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Untuk menyelesaikan masalah kesehatan lebih dari 6 bulan dengan memeriksakan
ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. Strategi koping yang digunakan :
Keluarga Ny. S mengatakan bahwa jika ada masalah keluarga, mereka suka
berunding dan mencari jalan penyelesaiannya dan pasrah kepada Allah Swt.

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI NERS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
FORMAT ASKEP KELUARGA NANDA NOC, NIC & SDKI
DENGAN PENDEKATAN 5 TUGAS KESEHATAN KELUARGA

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


I. Analisa dan sintesis data

NO. DATA PENYEBAB MASALAH


1. Data subjektif: Ketidakmampuan Manajemen
- Keluarga Ny.S tidak
sumber daya kesehatan
mengetahui penyebab
masalah kesehatan (dukungan keluarga tidak
- keluarga Ny.S tidak
financial dan efektif
mengetahui tanda dan gejala
masalah kesehatan pengetahuan)
- keluarga Ny.S tidak
mengetahui akibat masalah
kesehatan yang dialami
anggota keluarganya bila
tidak diobati/dirawat
- keluarga belum mampu
memahami tentang
pengobatan masalah
kesehatan yang dialami oleh
anggota keluarga
- keluarga Ny.S belum mampu
melakukan pencegahan
masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya
Data objektif:
Keluarga nampak kurang
mengerti dalam menangani
masalah kesehatan

II. Perumusan diagnosa keperawatan


NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

III. Penilaian (scoring) diagnosa keperawatan

NO. KRITERIA SKOR PEMBENARAN


DX
1. Sifat masalah 3/3x1 = 1 - Hasil pengkajian pada Ny.S,
Skala : mengatakan bahwa penyakit
- Wellness =3 tbc yang dialami sudah
- Aktual =3 berlangsung lama dan tidak
- Resiko =2 tahu cara pencegahan dan
- Potensial =1 penularannya.

Kemungkinan masalah - Klien mengatakan sudah


dapat diubah melakukan pengobatan
Skala : 1/2x2 = 1 selama 6 bulan.
- Mudah =2
- Sebagian =1
- Tidak dapat = 0

Potensi masalah untuk


dicegah
- Keluarga memiliki SDA dan
Skala :
SDM untuk membantu dalam
- Tinggi =3
mencegah resiko terjadinya
- Cukup =2 3/3x1 = 1
komplikasi tbc.
- Rendah =1

Menonjolnya masalah
- Keluarga mengatakan bahwa
Skala :
penyakit yang diderita sudah
- Segera =2
cukup lama, dan sudah
- Tidak perlu =1 2/2x1 = 1
melakukan pengobatan 6
- Tidak dirasakan = 0
bulan
Total skor 4

IV. Prioritas diagnose keperawatan


PRIORITAS DIAGNOSA SKOR
KEPERAWATAN
1 Gangguan mobilitas fisik 4

B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DATA DIAGNOSA TUJUAN NIC


KEPERAWATA
N
Data subjektif: Kategori : Perilaku Setelah dilakukan a. Identifikasi
- Keluarga Ny.S gangguan
Subkategori : tindakan
tidak kesehatan setiap
mengetahui Penyuluhan dan keperawatan selama anggota keluarga
penyebab
pembelajaran manjeman kesehatan
masalah b. Fasilitasi
kesehatan Diagnosa : D. keluarga meningkat keluarga
- keluarga Ny.S mendiskusikan
0115 dengan criteria
tidak masalah
mengetahui Manajemen hasil: kesehatan yang
tanda dan gejala sedang di alami
kesehatan keluarga 1.
masalah
kesehatan tidak efektif menegnal c. Berikan
- keluarga Ny.S perawatan kepada
masalah
tidak anggota keluarga
mengetahui kesehatan yang sakit
akibat masalah
2.
kesehatan yang d. Ciptakan suasana
dialami anggota memutuskan rumah yang sehat
keluarganya bila dan mendukung
untuk menerima
tidak perkembangan
diobati/dirawat pendidikan kepribadian
- keluarga belum anggota keluarga
kesehatan
mampu
memahami 3. e. Pertahankan
tentang hubungan timbal
merawat anggota
pengobatan balik antara
masalah keluarga keluarga dan
kesehatan yang fasilitas
4.
dialami oleh kesehatan
anggota memodifikasi
keluarga
lingkungan dari
- keluarga Ny.S
belum mampu HE yang
melakukan
diberikan
pencegahan
masalah 5.
kesehatan yang
memanfaatkn
dialami anggota
keluarganya fasilitas
pelayanan
Data objektif:
- Keluarga kesehatan
nampak kurang
mengerti dalam
menangani
masalah
kesehatan

C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO. TGL DIAGNOSA


EVALUASI
& KEPERAWATA IMPLEMENTASI
FORMATIF
WAKTU N
Minggu Manajemen 1. Keluarga mampu S:
17/05/202 kesehatan keluarga  Keluarga
mengenal masalah
0 tidak efektif mengatakan telah
kesehatan mengetahui
tentang penyakit
a. Mengidentifikasi
yang di alami
gangguan oleh klien seperti,
penyebab, tanda
kesehatan setiap
dan gejala, dan
anggota keluarga pengetahuan
tentang cara
2. Keluarga mampu
pencegahannya
memutuskan cara O:
mengatasi  Keluarga nampak
memahami apa
a. Menfasilitasi yang telah di
keluarga sampaikan
terhadap penyakit
mendiskusikan yang di alami
masalah kesehatan oleh klien
A:
yang sedang di  Manajamen
alami kesehatan
keluarga tidak
3. Keluarga mampu efektif teratasi
merawat anggota
P:
keluarga
 Pertahankan
a. Memberikan Intervensi
perawatan kepada
anggota keluarga
yang sakit
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan dari HE
yang diberikan
a. Menciptakan
suasana rumah
yang sehat dan
mendukung
perkembangan
kepribadian
anggota keluarga
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
a. Menpertahankan
hubungan timbal
balik antara
keluarga dan
fasilitas kesehatan

D. EVALUASI SUMATIF

TGL & NO. DIAGNOSA EVALUASI SUMATIF


WAKTU KEPERAWATAN
Kamis Manajemen S : Keluarga Ny.S dapat mengetahui tentang
21/05/2020 kesehatan keluarga penyakit Tuberculosis
tidak efektif O : Keluarga Ny.S nampak memahami tentang
penyakit Tuberculosis
A : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
teratasi
P : Pertahankan pengetahuan Keluarga dan
klien tentang Tuberculosis serta cara
perawatan yang telah diajarkan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN


PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG TUBERCULOSIS
PADA KELUARGA NY. I KHUSUSNYA NY. I
A. Pokok Bahasan : Penyuluah Kesehatan tentang Rematik
B. Tujuan
1. Tujuan umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga Ny. I
terutama Ny.I diharapkan Ny.I dan keluarga mampu mengenal masalah penyakit
Tuberculosis.
2. Tujuan khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang remati kepada keluarga Ny. I
Khususnya Ny.I diharapkan keluarga dan klien mampu :
a. Menyebutkan pengertian tuberculosis dengan benar
b. Menjelaskan penyebab tuberculosis dengan benar
c. Menjelaskan tanda dan gejala tuberculosis dengan benar
d. Menjelaskan perawatan tuberculosis dengan benar
e. Menjelaskan pencegahan tuberculosis dengan benar
C. Sub Bahasa Pokok : 1. Pengertian tuberculosis
2. Penyebab tuberculosis
3. Tanda dan Gejala tuberculosis
4. Perawatan tuberculosis
5. Pencegahan tuberculosis
D. Sasaran : Keluarga Ny. I Khususnya Ny. I
E. Tempat : Rumah Ny. I
F. Hari/Tanggal : Senin, 18 Mei 2020
G. Waktu : 20 menit
H. Metode Penyuluhan : Ceramah, Diskusi dan tanya jawab
I. Media dan Alat Peraga : Leafleat
J. Kegiatan Penyuluhan

No. Fase Kegiatan Penyuluha Sasaran Waktu


1. Pembukaan a. Salam pembukaan Ny.I dan Keluarga 3 menit
b. Menjelaskan tujuan
c. Melakukan kontrak
2. Pelaksanaan a. Penyampaian materi a. Mendengarkan 15 menit
1. Pengertian b. Memperhatikan
tuberculosis c. Menyimak
2. Penyebab
tuberculosis
3. Tanda dan gejala
tuberculosis
4. Perawatan
tuberculosis
5. Pencegahan
tuberculosis
b. Memberikan
kesempatan klien
dan keluarga untuk
bertanya
3. Penutup a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan 2 menit
penyuluhan b. Menjawab
b. Mengakhiri dengan salam
salam
K. Rencana Evaluasi
Diharapkan Ny.I dan keluarga dapat :
1. Mengetahui pengertian tuberculosis dengan benar
2. Mengetahui penyebab tuberculosis dengan benar
3. Mengetahui tanda dan gejala tuberculosis dengan benar
4. Mengetahui perawatan tuberculosis dengan benar

Mengetahui pencegahan tuberculosis dengan benar


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai