Disusun
Oleh :
Dosen Pengampu :
Nurlaili, M.Pd
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha menguasai seluruh alam semesta
beserta isinya, Maha yang berkehendak atas segala sesuatu, dan telah menjadikan
manusia sebaik-baiknya ciptaan yang diberikan akal untuk berfikir. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa pula kami
curahkan kepada nabi kita Muhammad SAW.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan berhasil
dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai
pihak. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat serta hidayahnya sebagai
balasan atas amal baik dari semua pihak yang sudah menolong kami dalam
menulis makalah ini. Aamiin.
Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki, kami mohon
maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan dihati pendengar dan pembaca.
Saran dan kritik sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumus Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia disebut juga insan. Dalam bahasa arab, berasal dari kata nasiya
yang berarti lupa dan jika di lihat dari kata dasar dari al-uns yang berarti jinak.
Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa
dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru di
sekitarnya. Hal yang paling membedakan manusia dengan makhluk lainnya
adalah akal. Seperti yang kita ketahui bahwa kita sebagai manusia memiliki akal
pikiran, sedangkan hewan dan tumbuhan tidak memiliki akal. Siapapun dan
apapun kedudukannya, manusia harus memahami hakekat diri dan kehidupannya.
Keberadaan manusia pada hakekatnya terwujud sebagai makhluk alamiah dan
makhluk sosial.
Manusia adalah subyek pendidikan, yang sekaligus pula sebagai objek
pendidikan. Salah satu peranannya sebagai subyek pendidikan manusia
(khususnya manusia dewasa) bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pendidikan. Secara moral, manusia berkewajiban atas perkembangan pribadi
generasi penerusnya. Dalam sisi pendidikan, manusia dewasa berfungsi sebagai
pendidik yang bertanggung jawab untuk melaksanankan misi pendidikan sesuai
dengan tujuan dan nilai – nilai yang dikehendaki manusia dimana pendidikan itu
berlangsung. Selain itu sebagai objek pendidikan, manusia (khususnya anak)
merupakan “sasaran”, pembinaan yang dilakukan untuk melaksanakan suatu
proses pendidikan yang pada hakikatnya memiliki kepribadian yang sama seperti
manusia dewasa. Namun hal yang membedakannya ialah karena kodratnya belum
berkembang.
Proses pendidikan merupakan suatu interakasi antara manusia dengan
manusia, dengan lingkungan alamiahnya, dan sosialnya. Itu semua sangat
ditentukan oleh aspek manusianya. Kedudukan manusia sebagai subjek
pendidikan didalam masyarakat dan di alam semesta ini berperan bahwa manusia
dapat disebut sebagai makhluk alamiah dan makhluk social yang memiliki
tanggung jawab yang besar dalam mengemban amanat untuk membina dan
mengembangkan manusia sesamanya serta memelihara alam lingkungan hidupnya
secara bersama – sama. Lebih jauh lagi, manusia bertanggung jawab atas martabat
kemanusiaannya.
Pendidikan dalam arti luas dan mendasar adalah suatu usaha membantu
manusia untuk mengembangkan dirinya dan memanusiakan manusia sesuai
dengan filsafat yang ada pada dirinya. Pendidikan berusaha membantu manusia
untuk menyingkapkan dan menemui rahasia yang ada di alam, mengembangkan
fitrah manusia untuk mengembangkan potensinya, mengarahkan kecenderungan
emosinya dan membimbing manusia demi kebaikan dirinya dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial ?
2. Hakekat manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial ?
3. Bagaimana hubungan hakekat manusia dan filsafat pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui maksud dari manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial.
2. Mengetahui hakekat manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial.
3. Mengetahui hubungan manusia dan filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesmpulan
Manusia diartikan sebagai makhluk alamiah yaitu karena manusia tidak
bisa lepas dari alam. Manusia membutuhkan alam untuk hidup.
Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial artinya manusia hidup
dengan saling membutuhkan dan saling berinteraksi (berkomunikasi), karena
manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.
Hakekatnya manusia sebagai makhluk alamiah yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya, terkadang manusia memiliki banyak persamaan, namun
secara psikologi mereka menunjukan perbedaanya sendiri-sendiri. Kesadaran
manusia akan dirinya sendiri merupakan perwujudan dari sifat alamiah manusia.
Kesadaran ini memberi bukti bahwa manusia sadar terhadap eksistensi dirinya.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kaidah perilaku
serta bekerjasama dalam sekelompok orang yang lebih besar. Kemajuan manusia
nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama dalam
kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan
yang baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.
Kaitan antara filsafat dan manusia memang benar-benar erat, dimana
manusia itu sendirilah yang akan melahirkan sebuah filsafat.
B. Saran
Demikianlah pembahasan kelompok kami, kami sadari dalam makalah ini
masih banyak kekurangan sehingga kami sebagai penyaji memohon saran dan
kritik.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Wahyuni, Niniek. dan Yusniati. (2007). Manusia dan Masyarakat. Jakarta :
Ganeca Exact.
Sadulloh, Uyoh. (2007). Filsafat Pendidikan. Bumi Siliwangi : Cipta Utama.
Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Krishna, Anand. (2006). Neo psychic awareness. Jakarta : Gramedia Pusaka
Utama.
Rasyidin, Waini.dkk. (2006). Filsafat Pendidikan. Bandung : UPI Press.