Anda di halaman 1dari 11

BAB V

RANGKAIAN BIAS TETAP

Hari/Tanggal Percobaan : Senin/18 November 2019

Nama Asisten : Yenti Muliyani

Tujuan Percobaan : 1. Pembuktian tegangan dan arus pada rangkaian bias base sebaga

imana perencanaannya dengan garis beban untuk menentukan

titik kerja pada rangkaian (Q)

2. pembuktian tegangan dan arus pada rangkaian bias pembagi te

gangan sebagaimana perencanaannya dengan garis beban untuk

menentukan titik kerja rangkaian(Q)

A. Latar belakang
Pemanfaatan transistor sangatlah luas dan mempunyai peranan penting untuk
memperoleh kinerja yang baik bagi sebuah rangkaian elektronik. Dalam dunia
elektronika, fungsi transistor diantaranya sebagai sebuah penguat (amplifier), sirkuit
pemutus dan penyambung, stabilitasi tegangan, sebagai perantara arus, menguatkan arus,
membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi, modulasi sinyal dan fungsi-fungsi
lainnya. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam penguat, meliputi pengeras
suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio

41
B. Dasar Teori
Menurut Herman Dwi Surjono(2007:77-78) menyatakan bahwa, rangkaian
transistor dengan bias tetap cukup sederhana, karena hanya terdiri atas sua resistor Rb
dan Rc. Kapasitor C1 dan C2 merupakan kapasitor kopling yang berfungsi mengisolasi
tegangan dc dari transistor ke tingkat sebelum dan sesudahnya. Namun tetap
menyalurkan sinyal Ac nya.
Pada analisis dc, semua kapasitor dapat diganti dengan rangkaian terbuka. Hal ini
karena sifat kapasitor yang tidak dapat melewatkan arus dc.
Dengan menggunakan hukum Kirchhoff, tegangan pada kawat input (basis-
emitor), maka diperoleh persamaan:

IB . RB+VBE = VCC
𝑉𝐶𝐶 _𝑉𝐵𝐶
IB = 𝑅𝐵

Persamaan tersebut cukup mudah untuk diingat karena sesuai dengan hukum
ohm. Yakni arus yang mengalir pada RB adalah turunan tegangan pada RB dibagi dengan
RB. karena VCC dan VBE tetap, maka RB adalah penentu arus basis pada titik kerja.

Menurut Mahmod Nahvi, dan Joseph A Administer (2004:19-20) menyatakan


bahwa, seperangkat resistor yang terhubung seri disebut dengan pembagi tegangan
(voltage divider). Konsep ini berlaku bukan saja untuk resistor, tetapi juga berlaku untuk
impedansi yang terhubung seri. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh persamaan :

𝑅𝑖
Vi = V𝑅
1+ 𝑅2+ 𝑅3

Menurut Arief Hendra Saptadi, dkk (2010:44-46) menyatakan bahwa, transistor


merupakan kependekan dari “current transferring resistor”. Komponen ini pertama kali
ditemukan oleh William Shokley, Jhon Bordeen, Waiter Brattain ketika sedang bekrja
dalam laboratorium telepon bell pada tahun 1947. Transisitor pada umumnya digunakan
pada rangkaian penguat(amplifier) dan menjadi blok dasar teori grated circuits.

42
Untuk mendapat hasil tegangan dan arus keluaran tertentu yang terjaga dengan
baik, transistor perlu menggunakan sumber tegangan searah (direct current) yang
kemudian dirangkai dengan tatanan rangkaian resistor tertentu, yang lazimnya disebut
rangkaian pembiasan dc( Dc biasing circuits). Komponen-komponen dalam rangkaian
tertentu pada umumnya dihitung secara manual sesuai teori, namun berbagai tahapan
perhitungan yang harus ditempuh memungkinkan terjadinya kesalahan.
Terdapat dua jenis transistor, yaitu NPN dan PNP dengan berbagai macam bentuk
kemasan, antara lain selubung logam, keramik, dan payester. Pada Jenis PNP, transistor
beroprasi dengan diberikan bias kepada bagian emitor-base dan kolektor-base. Bias maju
pada VEB menyatakan sebagian besar arus pembawa mayoritas dari semikonduktor tipe
P( yaitu hole) bergerak melewati daerah percabangan, masuk ke kolektor. Hanya
sebagian kecil yang mengalir ke basis. Bias mundur pada terminal VCC menyebabkan
sebagian kecil arus mayoritas dari semikonduktor tipe N (yaitu electron) masuk ke
percabangan kolektor dan basis.
Rangkaian pembiasan (biasing circuits) adalah rangkaian elektronika yang terdiri
dari sumber tegangan searah (dc) dan susunan resistor.

43
C. Alat dan Bahan
1. Modul praktikum, breadboard dan komponennya
2. Mikro dan miili –ammeter dc
3. Voltmeter dc
4. DC power supplay

D. Prosedur percobaan
1. Digambar seperti gambar 5.8 yang bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan
menggunakan breadboard

Gambar 5.8

2. Dengan menggunakan voltmeter dc diukur tegangan pada RB dan RC. dari hasil
pengukuran tersebut dengan menggunakan hukum ohm, dihitung IBQ dan ICQ,
kemudian catat hasilnya pada tabel
3. Dari hasil langkah 2, ditentukan penguat arus dc transistor (β) dan dicatat hasilnya
pada tabel
𝐼
β = 𝐼 𝐶𝑄
𝐵𝑄

4. Dengan menggunakan voltmeter dc diukur tegangan pada VB dan VC (VCEQ) secara


individual, dan dicatat hasilnya pada tabel

44
5. Dibandingkan nilai yang didapat dari langkah (4) dengan nilai yang dapat secara teori
dengan nilai β yang didapat dari langkah 3. Dan untuk nilai VBE = 0,7v, dan dicatat
pada tabel
6. Dihitung titik saturasi (IC Sat) pada garis beban dari rangkaian percobaan ini dan
dicatat hasilnya pada tabel
7. Dihitung titik cut-off (VCE off) pada garis beban dari rangkaian percobaan ini dengan
persamaan
VCE off = VCC

Dan dibuat hasilnya pada tabel

8. Dari hasil langkah (6) dan (7), digambar garis beban pada kertas grafik (millimeter),
kemudian diletakkan titik kerja transistor nomor seri yang berbeda yang didapat
dengan pengukuran dan perhitungan.
9. Dengan menggunakan nomor transistor nomor seri yang berbeda, di ukangi langkah 2
sampai 8
10. Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel, diberikan kesimpulan yang didapat
pada percobaan ini.

45
E. Data Pengamatan
a. Data pengukuran dan perhitungan parameter resistor
Resistor
Parameter
Pengukuran Perhitungan
IB -
IC -
Β - -
VBC 1V -
VCB 1V -
VCC 0 -

b. Data untuk kondisi saturasi dan cut-off


Perhitungan
Kondisi
IC VCE
saturasi
ON
Langkah (6)
Cut off
0 mA
Langkah (7)

46
F. Pengolahan Data
a. Data pengukuran dan perhitungan transistor
 Mencari VB
Dik : BU =
ST =
JG =
PJ =
Dit : VB =…?
Jawab :
𝑆𝑇
HG = 𝐽𝐺
12
= 60

= 0,2

𝑃𝐽.𝐻𝐺
VB = x BU
𝑆𝑇
5.0,2
= x 12
12

= 1V

 Mencari VC
Dik : BU = 12V
ST = 12
JG = 60
HG = 0,2
PJ = 5
Dit : VC =….?
Jawab :
𝑃𝐽. 𝐻𝐺
VC = x BU
𝑆𝑇
5 .0,2
= x 12
12

= 1V

47
 Mencari IB
RB = RC
Coklat hitam coklat emas
1 0 1 5%
10x101 ± 5%
100 ± 5%

𝑉
IB = 𝑅𝐵
𝐵

1
= 100

= 0,01 A

 Mencari IC
𝑉
IC = 𝑅𝐶
𝐶

1
= 100

= 0,01 A

b. Data kondisi saturasi dan cut-off


 Saturasi
IC = 0Ma
VCC = 0V

 Cut-off
IC = 0Ma
VCC = 0 V

48
G. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
 Pada rangkaian bias base atau bias tetap, terdiri dari dua resistor RB dan RC.
apabila arus IB atau arus base bertambah, maka arus kolektor IC juga bertambah.
Sedangkan tegangan kolektor – emitor VCE berkurang. Begitu juga sebaliknya.
Sehingga perubahan pada VBB mengakibatkan perubahan titik kerja transistor
disepanjang garis lurus yang disebut dengan garis beban dc.
 Pada rangkaian bias pembagi tegangan juga menggunakan dua resistor yang
dipasang secara seri dan dengan sebuah input tegangan yang mana tegangan
output adalah hasil perhitungan dari tegangan input. Input tegangan ke rangkaian
pembagi tegangan adalan Vin. Tegangan bergerak menuju resistor yang
rangkaiannya seri.

b. Saran
Terima kasih kepada kakak asisten yang telah membimbing kami dalam
praktikum ini. Saran saya kepada kakak asisten, tetap semangat dan jangan pernah
bosan dalam menjalankan tugasnya sebagai asisten lab.

49
H. Tugas dan pertanyaan akhir
1. Apa yang dimaksud dengan bias tetap?
Jawab:
Bias tetap adalah proses pengeluaran tegangan oprasi DC atau arus ke tingkat yang
besar sehingga menghasilkan output.
2. Apa perbedaan perhitungan dengan pengukuran?
Jawab:
Perhitungan adalah hasil dari pengukuran, sedangkan pengukuran adalah suatu proses
yang sudah kita ketahui nilainya atau suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapat
gambaran bentuk suatu objek.

50
Daftar Pustaka

Arief Hendra Saptadi.2010. Aplikasi Perhitungan Pembiasan DC Pada Transistor


Dwi Kutub.NPN Dengan Visual Basic 6,0. Jurnal Infotel. Vol.2, No.1, hal. 44-46.
Herman Dwi Surjono. 2007. Elektronika Teori dan Penerapan. Jember : Cerdas Ulet
Kreatif.
Mahmod Nahvi. Joseph A Administer. 2004. Teori dan Soal Rangkaian Listrik. Band
ung : Erlangga.

51

Anda mungkin juga menyukai