PRATEGANGAN BASIS
Dosen pengampu: Erawan Kurniadi, S.Si., M.Pd.
Oleh :
1. OKTAVIANA NUR INSAN (2102112005)
2. MUHAMMAD ADAM (2102112011)
3. SINTA KUSUMA DEWI (2102112012)
Gambar 1 Rangkaian
E. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melalui simulasi menggunakan aplikasi
Electronics Workbench dengan pola eksperimen.
1. Alat dan Bahan
Pada praktikum ini menggunakan aplikasi simulasi yang bernama
Electronics Workbench. Dengan komponen yang digunakan ialah sebagai
berikut:
No Alat & Bahan Jumlah
1 Tegangan DC 2
2 Resistor 2
3 Transistor NPN 1
4 Amperemeter 2
5 Voltmeter 2
Tabel 1 Alat dan bahan
Percobaan 2
Percobaan 3
IB IC VCE
R B=300 Ω 30,06 mA = 0,03006 A 3,006 A 14,97 Volt
RC =5Ω
V BB=10 Volt
V CC =30 Volt
2. Analisis Data
Percobaan 1
R B=300 Ω
RC =5Ω
V BB=10 Volt
V CC =30 Volt
V BE=0 , 7 Volt untuk transistor silikon
2
1
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35
Garis Beban DC
7
6 6
5
4
3
2.6
2
1
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35
Garis Beban DC
7
6 6
5
4
3
2.3
2
1
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35
IB IC VCE
Percobaan 1 0,031 A 3,1 A 14,5 Volt
Percobaan 2 0,026 A 2,6 A 17 Volt
Percobaan 3 0,023 A 2,3 A 18,5 Volt
Tabel 3 perhitungan matematis prategangan basis
3. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum kali ini mengenai prategangan basis,
dimana diketahui prategangan basis adalah prategangan yang
penggunaan utamanya sebagai piranti rangkaian digital yang
transistornya digunakan sebagai switch diantara keadaan putus dan
keadaan jenuh.
Pada simulasi menggunakan aplikasi EWB untuk percobaan 1
dengan RB sebesar 300 Ω didapat IB sebesar 0,03006 A, IC sebesar
3,006 A, dan VCE sebesar 14,97 V. Pada percobaan 2 dengan R B
sebesar 350 Ω didapat IB sebesar 0,02578 A, IC sebesar 2,578 A, dan
VCE sebesar 17,11 V. pada percobaan 3 dengan R B sebesar 400 Ω
didapat IB sebesar 0,02257 A, IC sebesar 2,257 A, dan VCE sebesar
18,71 V.
Pada perhitungan menggunakan persamaan sistematis untuk
percobaan pertama dengan RB sebesar 300 Ω didapat IB sebesar 0,031
A, IC sebesar 3,1 A, VCE sebesar 14,5 V. Pada percobaan kedua
dengan RB sebesar 350 Ω didapat IB sebesar 0,026 A, IC sebesar 2,6
A, VCE sebesar 17 V. Pada percobaan ketiga dengan R B sebeasar 400
Ω didapat IB sebesar 0,023 A, IC sebesar 2,3 A, VCE sebesar 18,5 V.
Pada ketiga percobaan didapat juga IC(sat) sebesar 5,86 A atau
mendekati 6 A serta IB(sat) sebesar 0,006 A.
Dari data percobaan menunjukkan bahwa semakin besar nilai R B,
maka arus pada basis, arus pada kolektor semakin kecil. Arus pada
basis yang semakin mengecil ini sesuai dengan hukum ohm dimana
semakin besar resistor yang digunakan maka arus yang dihasilkan
akan semakin kecil. Arus pada kolektor juga mengecil dikarenakan
pengaruh arus dari basis. Kita ketahui bahwa arus basis dan kolektor
memiliki hubungan berbanding lurus. Jadi ketika arus basis mengecil
maka arus kolektor ikut mengecil pula. Perubahan arus listrik dalam
jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus
listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor.Prinsip inilah yang
mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik.Rasio
antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya
dilambangkandengan βDC atau h FE. β biasanya berkisar sekitar 100
untuk transistor-transisor BJT(Anonim 1, 2011).
Namun untuk VCE berlaku sebaliknya yaitu semakin besar. Nilai
VCE yang membesar disebabkan karena ketika resistor pada basis
membesar maka tegangan input 10 V akan banyak terkumpul pada
resistor sehingga tegangan emmiter mengecil. Tegangan emmiter yang
mengecil membuat beda tegangan kolektro –emmiter (V CE) membesar.
Semakin besar VCE atau semakin mendekati nilai V CC maka persamaan
IC
βdc = disini berlaku. Dimana dalam percobaan diketahui βdc
IB
tercapai (sekitar 100 untuk trasistor npn ideal ) jika V CEQ setara atau
mendekati setengah VCC (tegangan beban). Percobaan ini
menunjukkan bahwa semakin kecil arus yang lewat pada I B maka VCE
semakin besar sehingga transistor akan mendekati kondisi cutoff.
Namun selama masih ada arus pada I B, transistor akan berada pada
kondisi saturasi.
Pada hasil simulasi dan perhitungan sistematis didapat bahwa ada
sedikit perbedaan hasil rata-rata disetiap perhitungan sebesar 0,1. Hal
ini dikarenakan transistor merupakan piranti rangkaian non linier yang
terdiri dari 2 dioda dimana selalu mengalami perubahan sesuai dengan
besar arus yang mengalir didalamnya. Meskipun terdapat perbedaan
tetapi tidak besar sehingga baik hasil simulasi dengan perhitungan
sistematis memiliki kesesuaian.
G. Kesimpulan
1. Saat besar RB diubah-ubah maka nilai IC meningkat sebesar 100 IB.
2. Besar VCEQ (ideal) harus setara dengan setengah VCC (tegangan
IC
beban) agar hubungan basis dan emiter sesuai persamaan βdc = .
IB
3. Hasil perhitungan IB, IC, VCE menggunakan persamaan matematis
dengan hasil simulasi di EWB sesuai, hanya sedikit ada perbedaan
pada hasil koma jadi tidak terlalu mempengaruhi.
H. Daftar Pustaka
panduanteknisi.com, Pengertian dan Fungsi Transistor, (online),
(https://panduanteknisi.com/pengertian-dan-fungsi-transistor.html),
diakses pada 16 Oktober 2023