Elektronika
VBB − VBE
IB =
RB
VCC − I C R C − VCE = 0
IE = I C + I B IC
β DC =
IB
PD = VCE . IC
Nilai VBE tergantung dari jenis bahan
Idealnya VBE = 0 V, βDC = penguatan DC yang nilainya
VBE sekitar 0,7 volt untuk transistor Silikon. tergantung pada masing-masing transistor
VBE sekitar 0,3 volt untuk transistor Germanium
Contoh 1
Pada konfigurasi CE gambar sebelumnya, transistor mempunyai
nilai βDC = 300, VBB = 10 V, VCC = 10 V, RB = 1 MΩ dan RC = 2 kΩ.
Hitunglah nilai arus basis, arus kolektor, tegangan kolektor ke
emiter dan disipasi daya transistor.
Jawab
• Arus basis: VBB − VBE 10 − 0,7
IB = = = 9,3μA
RB 1M
• Awalnya kita anggap bahwa transistor bekerja pada daerah aktif sehingga IC
IC = βDC . IB = 300 . 9,3 μA = 2,79 mA
• Kemudian dapat dicari nilai VCE
• Karena VCE bernilai minus maka anggapan kita bahwa transistor bekerja di daerah aktif adalah
salah. Transistor bekerja di daerah jenuh. Karena transistor bekerja di daerah jenuh maka nilai
VCE adalah 0,2 volt. Sehingga IC
VCC − VCE 10 − 0,2
IC = = = 4,9 mA
RC 2kΩ
• Sehingga disipasi daya PD = VCE . IC = 0,2 V . 4,9 mA = 0,98 mW
Soal Latihan
1. Pada gambar Konfigurasi CE di atas, transistor mempunyai
nilai βDC = 50, VBB = 5 V, VCC = 12 V, RB = 10kΩ dan RC = 1 kΩ.
Hitunglah nilai arus basis, arus kolektor, tegangan kolektor ke
emitor serta disipasi daya transistor.
2. Pada soal no.1, bila transistor diganti dengan jenis lainnya
yang mempunyai βDC = 100, tentukan daerah dimana
transistor bekerja.
Macam Konfigurasi CE
VBB − VBE − I E R E = 0
VBB − VBE
IE =
RE
Karena IB = 0, maka IC = IE,
sehingga:
VCC − I C R C − VCE − I E R E = 0
Bias emitter
• Dengan substitusi diperoleh:
VCC − I C R C − VCE − VBB + VBE = 0
VC = 15 − 1,95 mA 1 k = 13,05 V
• Tegangan kolektor-emittornya:
VCE = VCC − I C R C − VBB + VBE
VCE = 15 − (1,95 mA 1 k ) − 5 V + 0,7 = 8,75 V
Bias balik kolektor-emitor
VCC − VBE
IE =
RB
RC + RE +
β DC
VE = I E R E VB = VE + VBE
VC = VCC − I C R C 𝐼𝐸 = 𝐼𝐶 + 𝐼𝐵 Sedangkan 𝐼𝐶 = 𝐼𝐵 . 𝛽𝐷𝐶
Sehingga 𝐼𝐸 = (𝛽𝐷𝐶 +1 ) . 𝐼𝐵
VCE = VC - VE = (VCC − I C R C ) − (I E R E )
Contoh 4
Pada rangkaian gambar di samping, transistor
mempunyai βDC = 100. Rangkaian tersebut
dicatu oleh sumber VCC = 15 volt. Tentukan:
• Arus emitor, basis dan kolektornya
• Tegangan basisnya
• Tegangan kolektor-emitor
Jawab
• Arus emitornya: VCC − VBE 15 V − 0,7 V
IE = =
RB 10 k
RC + RE + 1 k + 2 k +
β DC 100
14,3
IE = = 4,61 mA
3,1
• Karena IE = IB + IC, dan IC = βDC.IB, maka berlaku: IE = IB +
βDC . IB = IB (1 + βDC)
IE 4,61 mA
• Sehingga arus basisnya: I B = = = 45,6 μA
(1 + β DC ) 101
• Sedangkan arus kolektornya:
IC = IE - IB = 4,61 mA - 0,0456 mA
IC = 4,56 mA
• Tegangan basisnya:
VB = VE + VBE = (I E R E ) + 0,7 V
VB = (4,61 mA 2 k ) + 0,7
VB = 9,92 V
• Tegangan kolektor-emitor:
VCE = (15 − 4,56 mA 1 k ) − (4,61 mA 2 k )
VCE = 1,22 V
Bias balik emiter
VCC − VBE
Arus emitor: IE =
RB
RE +
β DC
Tegangan emitor: VE = I E R E
• Arus kolektornya:
IC = IE - IB = 6,35 mA - 0,032 mA
IC = 6,32 mA
• Tegangan emitornya: VE = I E R E = 6,35 mA 100
VE = 0,635 V
• Tegangan kolektor-emitor:
VCE = VC - VE = 9,25 V - 0,635 V
VCE = 8,615 V
Bias emiter catu ganda
Pada bias emiter dengan dua catu
daya mempunyai pendekatan dan
asumsi sebagai berikut,
– Tegangan basis cukup kecil sehingga
bisa katakan bahwa tegangan basis
sama dengan tegangan ground, VB
≈0V
– RB < 0,01 βDC.RE
Bias emiter catu ganda
Sehingga dengan asumsi diatas didapatkan persamaan:
• Arus emiter: VEE − VBE
IE =
RE
• Tegangan emitor VE = I E R E − VEE
• Tegangan basis VB = 0
• Tegangan kolektor VC = VCC − (I C R C )
• Tegangan kolektor-emitor VCE = VC + VBE
Contoh 6
Perhatikan gambar di
samping. Transistor yang
digunakan mempunyai
nilai βDC = 200. Jika
rangkaian tersebut dicatu
oleh VCC sebesar 15 volt
dan VEE sebesar -15 volt,
tentukan besarnya arus
emiter dan tegangan
kolektornya
Jawab
Pertama, cek dulu apakah RB < 0,01 βDC.RE ? Cek, 33 kΩ <
0,01.200.20 kΩ, -> memenuhi Sehingga kita dapat menggunakan
persamaan
15 − 0,7
IE = = 0,715 mA
20
• Dilakukan penyederhanaan ke
rangkaian ekivalen.
• Nilai-nilai VCC, RC, βDC, dan RE
tetap.
• Sedangkan nilai R1, R2 berubah
menjadi RTH dan suplai ke basis
yang awalnya berasal dari VCC
berubah menjadi dari VTH.
• Nilai hambatan pengganti RTH adalah
R1 R 2
R TH =
R1 + R 2
R 1 R 2 10k 2k 2
R TH = =
R 1 + R 2 10k + 2k 2
R TH = 1,83k 1,8k
VTH − VBE 1,8V − 0,7V
• Arus emitornya: IE = =
R TH 1,8k
RE + 1k +
β DC 200
1,1V
IE = = 1,09 mA
1k + 9
IE 1,09 mA
• Arus basisnya: IB = = = 5,4 μA
(1 + β DC ) 201
VEE − VBE
• Arus emitor: IE =
RE
• Pada loop kolektor: VCC − I C R C − VCB = 0
• Tegangan kolektornya,
VC = VCC – IC . RC = 20 V – (0,925 mA . 2 kΩ)
VC = 20 V – 1,85 V = 18,15 V
Konfigurasi Common Colector
• Konfigurasi common colektor (CC) atau emiter follower
merupakan konfigurasi dimana kolektor digroundkan dan
emiter di catu tegangan negatif.
• Namun tidak selalu demikian. Kadang kala kolektor tetap
dihubungkan ke catu positif tetapi tanpa melalui suatu
hambatan, sedangkan emiternya digroundkan.
Konfigurasi Common Colector
Pada Kolektor di-ground-kan
• Loop basis ke emitor VEE − I B R B − VCB − I E R E = 0
R1 R 2
RB =
R1 + R 2
Pada Emitor di-ground-kan
• Pada loop basis ke emitor VBB − I B R B − VCB − I E R E = 0
VBB − VBE
• dengan pendekatan IC ≈ IE = IB.βDC, maka IB =
R B + β DC R E