Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Pencemaran Udara ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada ibu Puji Lestari selaku Dosen   Mata kuliah Pengantar Kesehatan
Masyarakat yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pencemaran Udara. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tadak ada kata
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Ungaran, Mei 2016

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai dengan tahun 1960, pencemaran lingkungan (environmental
polution) belum menjadikan suatu permasalahan secara nasional maupun dunia.
Namun saat ini semua dapat merasakan dampak dari pencemaran tersebut dengan
meningkatnya pencemaran semakin menambah terpuruknya kualitas lingkungan.
T.J. McLoughin mendefinisikan tentang pencemaran sebagai berikut: Pollution as the
introduction by man of waste matter or surplus energy into the environment, which
directly or indirectly causes damage to man, and his environment other than himself,
his household, those in his employment, and those with whom he has a direct trading
relationship (pencemaran adalah suatu pemaparan oleh manusia dari bahan
buangan atau energi yang berlebih terhadap lingkungan, baik langsung maupun
tidak langsung, mengakibatkan kerugian bagi manusia dan lingkungannya sendiri,
rumah tangganya, kesenangannya, dan terhadap siapa yang ia menjalin hubungan
langsung).
Bahan pencemar disebut pollutant. Menurut Holister dan Porteous a
pollutant is a substance or effect which adversely altres the environment by changing
the growth rate of species, interferes with the food chain, is toxic, or interferes with
health, comfort, amenities, or properly values of people (polutan adalah suatu laju
pertumbuhan atau efek yang buruk yang mengubah lingkungan dengan mengubah
laju pertumbuhan spesies, mempengaruhi rantai makanan, yang beracun,
memengaruhi kesehatan, kenyamanan, atau nilai-nilai manusia yang patut).

2
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pencemaran udara
2. Untuk mengetahui sumber pencemaran udara
3. Untuk mengetahui jenis- jenis pencemaran udara
4. Untuk mengetahui pencemaran udara / atmosfer
5. Untuk mengetahui factor penyebab pencemaran udara
6. Untuk mengetahui dampak pencemaran terhadap lingkungan alam
7. Untuk mengetahui akibat oleh pencemaran udara
8. Untuk mengetahui upaya penanggulangan pencemaran udara
Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pencemaran udara?
2. Apa saja sumber pencemaran udara?
3. Apa saja jenis- jenis pencemaran udara?
4. Apa yang dimaksut pencemaran udara / atmosfer?
5. Apa saja factor penyebab pencemaran udara?
6. Apa saja dampak pencemaran udara terhadap lingkungan alam?
7. Apa yang diakibat oleh pencemaran udara ?
8. Bagaimana upaya penanggulangan pencemaran udara?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENCEMARAN UADARA


Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran
yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari
pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa
alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas,
dan awan panas.
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407
tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara,
pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan
manusia.
Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-bahan
atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing
tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat
menimbulkan gangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan
(Wardhana, 2004).

4
B. SUMBER PENCEMARAN UDARA
Menurut Harssema dalam Mulia (2005), pencemaran udara diawali oleh
adanya emisi. Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan
ke udara dalam satuan waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun
kegiatan manusia. Emisi akibat proses alam disebut biogenic emissions, contohnya
yaitu dekomposisi bahan organik oleh bakteri pengurai yang menghasilkan gas
metan (CH4). Emisi yang disebabkan kegiatan manusia disebut anthropogenic
emissions.
Contoh anthropogenic emissions yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil,
pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara, dan sebagainya. Nugroho
(2005) menyebutkan sumber pencemaran udara dengan istilah factor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara alamiah. Sedangkan factor eksternal
merupakan pencemaran udara yang diakibatkan ulah manusia.
Sumber pencemaran udara dapat pula dibagi atas:
1. Sumber bergerak, seperti: kendaraan bermotor.
2. Sumber tidak bergerak, seperti:
a. Sumber titik, contoh: cerobong asap.
b. Sumber area, contoh: pembakaran terbuka di wilayah pemukiman
(Soemirat,2002).

C. JENIS-JENIS PENCEMARAN UDARA


Ada beberapa jenis pencemaran udara, yaitu (Sunu, 2001):
1. Berdasarkan bentuk
a. Gas, adalah uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat cair karena
dipanaskan atau menguap sendiri. Contohnya: CO2, CO, SOx, NOx.
b. Partikel, adalah suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari
zarah-zarah kecil yang terdispersi ke udara, baik berupa padatan,
cairan, maupun padatan dan cairan secara bersama-sama.
Contohnya: debu, asap, kabut, dan lain-lain.

5
2. Berdasarkan tempat
a. Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution) yang disebut
juga udara tidak bebas seperti di rumah, pabrik, bioskop, sekolah,
rumah sakit, dan bangunan lainnya. Biasanya zat pencemarnya
adalah asap rokok, asap yang terjadi di dapur tradisional ketika
memasak, dan lain-lain.
b. Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) yang disebut
juga udara bebas seperti asap asap dari industri maupun
kendaraan bermotor.

3. Berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan


a. Irritansia, adalah zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi
jaringan tubuh, seperti SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
b. Aspeksia, adalah keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan
tidak mampu melepas Karbon Dioksida. Gas penyebab tersebut
seperti CO, H2S, NH3, dan CH4.
c. Anestesia, adalah zat yang mempunyai efek membius dan biasanya
merupakan pencemaran udara dalam ruang. Contohnya;
Formaldehide dan Alkohol.
d. Toksis, adalah zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat
penyebabnya seperti Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.

4. Berdasarkan susunan kimia


a. Anorganik, adalah zat pencemar yang tidak mengandung karbon
seperti asbestos, ammonia, asam sulfat, dan lain-lain.
b. Organik, adalah zat pencemar yang mengandung karbon seperti
pestisida, herbisida, beberapa jenis alkohol, dan lain-lain.

6
5. Berdasarkan Asalnya
a. Primer, adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan langsung ke
udara yang menyebabkan konsentrasinya meningkat dan
membahayakan. Contohnya: CO2, yang meningkat diatas
konsentrasi normal.
b. Skunder, adalah senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil
reaksi anatara zat polutan primer dengan komponen alamiah.
Contohnya: Peroxy Acetil Nitrat (PAN).

D. PENCEMARAN UDARA / ATMOSFER


Lapisan atmosfer terdiri dari empat lapisan :
1. Lapisan yang paling bawah (dekat permukaan bumi) disebut troposfer
dengan ketinggian lapisan meliputi 12 km. Pada lapisan ini terdapat
kehidupan makhluk bumi (biosfer), udara berisi oksigen, terdapat awan,
uap air, temperatur udara semakin tinggi semakin menurun.
2. Lapisan di atas troposfer disebut stratosfer dengan ketinggian sampai
50km. Pada lapisan ini tidak terdapat unsur apa-apa, tidak ada udara atau
uap air, semakin tinggi temperatur udara semakin turun.
3. Lapisan diatas mesosfer dan termosfer dengan ketinggian 40.000 km. Di
antara mesosfer, dan termosfer dengan ketinggian antara 70-650 km di
atas permukaan bumi. Pada lapisan ini tidak ada unsur-unsur maupun
uap air, namun terdapat unsur-unsur hidrogen, oksigen, nitrogen dan
helium terutama pada lapisan ionosfer. Di atas ionosfer temperatur udara
meningkat dengan cepat, di atas lapisan ionosfer peningkatan temperatur
udara menjadi lambat.

7
Pencemaran udara yang paling besar terjadi pada lapisan troposfer dengan
menembus lapisan bawah stratosfer.sumber utama pencemaran udara adalah
sebagai berikut (HMDix):
1. Pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan energi panas dan tenaga,
biasanya berasal dari industri, komersial dan rumah tangga.
2. Bahan buang kendaraan bermotor yaitu bensin, solar, minyak tanah
termasuk kereta api dan pesawat udara.
3. Gas buang debu dan energi panas dari beberapa kawasan industri,
termasuk pabrik kimia, peleburan besi dan baja, industri semen dan
keramik, aktivitas galian/pertambangan dan stasiun pembangkit listrik.
4. Akibat dari kegiatan manusia diantaranya dari kegiatan rumah tangga
(domestik) berupa pembakaran BBM, arang, kayu, dll. Untuk memasak,
pembakaran sampah, pembakaran hutan untuk membuat lading atau
perkebunan sertadari hasil kegiatan merokok.

Sumber pencemaran yang paling banyak adalah hasil dari pembakaran


bahan bakar (minyak bumi, batu bara,dll) hasil pencemaran berupa CO, Pb, SO2,
NOx, debu, asap, energi panas, serta bau. Sumber pencemar dari kegiatan manusia
hasil pencemarnya berupa PB, CO, SO2, zat dioxin, NOx, sedangkan zar pencemar
hasil pernafasan (respirasi) manusia dan hewan berupa gas CO2.
Di Indonesia yang paling banyak adalah dari pembakaran BBM kendaraan
bermotor, dari bahan buangan kendaraan bermotor menghasilkan CO, Pb, Nox dan
asap. Hasil studi yang dilakukan oleh Ditjen PPM dan PL tahun 1999 pada pusat
keramaian di tiga kota besar di Indonesia antara lain di Jakarta, Yogyakarta, dan
Semarang menunjukkan kadar debu sebesar 280 µg/m³, kadar SO2 sebesar 0,76
ppm, kadar NOx sebesar 0,50 ppm, dan angka angka tersebut sudah menunjukan di
atas nilai ambang batas kualitas udara.

8
Hasil penelitian yang di lakukan oleh FKMUI tahun 1987 di kota Jakarta
terhadap specimen darah pada pekerja jalan tol jagorawi, menunjukkan kadar timah
hitam (timbale, Pb) antara 3,92-7,59µg/dl, terhadap pengemudi dan polentas di atas
40µg/dl, padahal pencemaran timbale dapat menyebabkan penurunan tingkat
kecerdasan pada anak-anak.
Beberapa sumber pencemaran berbentuk gas di antaranya adalah karbon
monoksida (NO), karbon monoksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen
monoksida (NO), nitrogen oksida (NOx), sedangkan bahan padat terdiri dari Pb,
debu, semen, dan bahan lainnya di antaranya zat radioaktif.

 SULFUR DIOKSIDA (SO2)


SO2 terutama di hasilkan oleh hasil pembakaran BBM, batu bara, dan
industri kimia, industry besi baja yang menghasilkan uap sulfur serta
kegiatan vulkanik gunung berapi.bahan pencemar sulfur merupakan bahan
gas yang tidak berwarna,terdiri dari dua macam yaitu SO2 (sulfur dioksida)
dan SO3 (sulfur trioksida) dan kedua komponen ini biasa di sebut sulfur
oksida (Sox).SO2 merupakan komponen dengan jumlah bsar di udara.
Mekanisme terjadinya sulfur oksida di udara adalah sebagai berikut:
S + O2  SO2
2 SO2 + O2  2 SO3
SO3 akan tetap berada di udara jika konsentrasi uap air di udara
hanya sedikit (tidak cukup untuk bereaksi) namun apabila uap air di udara
cukup banyak maka akan bereaksi dengan SO3 menjadi droplet asam sulfat
(H2SO4) dengan reaksi kimia sebagai berikut.
SO3 + H2O  H2SO4
Setiap SO2 yang keluar dari sumber pencemar akan segera berubah
menjadi SO3 dan dengan adanya uap air di udara maka akan menjadi
H2SO4.droplet asam sulfat ini akan menimbulkan masalah perusakan
terhadap barang-barang antic yaitu patung-patung batu/pualam,kerusakan
pada konstruksi logam dan merusak tanaman.dampak terhadap kesehatan

9
manusia akibat kontak dengan SOx adalah terjadinya iritasi mata,kulit dan
gangguan pernafasan.
Pengawasan di tunjukkan kepada sumber pencemarnya pada industri
di upayakan memasang scrubber pada cerobong asap,mengurangi emisi
pencemaran pada gas buang kendaraan bermotor,di perbanyak penghijauan
sebagai paru kota,intensifikasi pengujian emisi bermotor dll.

 KARBON MONOKSIDA (CO)


CO dan CO2 di hasilkan oleh hasil pembakaran BBM, batu bara,
sampah, dan serta lahan/hutan selain itu dari kegiatan rumah tangga dalam
memasak menggunakan bahan bakar minyak, tungku pemanas
menggunakan minyak, batu bara, arang atau kayu bakar serta aktivitas
merokok. Hasil pembakaran yang sempurna menghasilkan CO2 sedangkn
hasil pembakaran yang tidak sempurna akan meghasilkan CO. Menurut WHO
(1992) bahwa 90% gas CO di hasilkan oleh bahan buang kendaran bermotor.
Dampak terhadap kerugian material relatif kecil, sedangkan dampak terhadap
kesehatan manusia cukup signifikan.hal ini berkaitan dengan kemampuan zat CO
untuk mengikat hemoglobin dalm darah 100 kali lebih kuat dari kemampuan
oksigen mengikat hemoglobin.
Hasil kerja HbCO ini menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel
pigmen dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh sehingga tubuh akan
kekurangan oksigen dan berakibat fatal karena akan terjadi keracunan
sehingga mengakibatkan orang mati lemas.
Pengawasan di tunjukan kepada sumber pencemarnya pada industri
di upayakan memasang scrubber pada cerobong asap, mengurangi emisi
pencemar pada gas buang kendaraan bermotor, diperbanyak penghijauan
sebagai paru kota, intensifikasi pengujian emisi bermotor, ventilasi cukup
pada rumah tangga, mengurangi merokok pada ruang tertutup dan banyak
orang, dll.

10
 NITROGEN OKSIDA (NOx)
NOx terdapat di atmosfer terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan
nitrogen monoksida (NO2). Kedua unsur nitrogen ini di kenal sebagai bahan
pencemar udara. NO merupakan zat yang tidak berwarna dan tidak berbau
sedangkan NO2 merupakan zat yang berwarna cokelat dan berbau tajam.
NOx di hasilkan di alam sebagai hasil kegiatan bakteri (ingat siklus
nitrogen) sedangkan sebagai sumber penghasil lainnya adalah akibat
kegiatan manusia berupa bahan buang kendaraan bermotor, pembakaran
smpah, pembakaran lahan, pembakaran batu bara, arang dan BBM keperluan
industri . Dampak terhadap kesehatan manusia adalah dengan terjadinya
keracunan berupa kesulitan bernafas yang berakibat kematian, NO2
kekuatanya empat kali lebih beracun dibanding NO.
Pengawasan ditunjukan pada sumber pencemarnya, pada industri
diupayakan memasang scrubber pada cerobong asap, mengurangi emisi
pencemaran, pada gas buang kendaran bermotor, diperbanyak penghijauan
sebagai paru-paru kota, intensifikasi pengujian emisi bermotor, ventilasi
cukup pada rumah tangga dll.

 OKSIDAN (O3)
Oksidan merupakan senyawa di udara selain oksigen bersifat sebagai
oksidator. Oksidan dihasilkan dari proses fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari. Senyawa hidrokarbon merupakan unsur yang menghasilkan
oksida melalui fotosintesis. Dalam proses ini juga melibatkan unsur NO2
hasil dari proses ini adalah ozon dan peroksiasetilnitrat.
Ozon merupakan zat oksidator yang sangat kuat selain fluoroksigen
dan oksigen fluoride atau OF2. Ozon apabila dekat dengan kehidupan
manusia merupakan bahan pencemar karena dalam jumlah besar bersifat
racun, namun ozon diangkasa sangat berguna untuk menahan paparan sinar
UV dari raiasi sinar matahari. Ozon terbentuk diudara pada ketinggian 30 km

11
salah satu produksi ozon adalah akibat dari pemecahan atau pembakaran
udara suhu tinggi oleh alilintar.

 HIDROKARBON (HC/CH)
HC merupakan bahan pencemar diudara yang dapat berbentuk gas,
cair maupun padat. Semakin tinggi jumlah atom karbon atau diatas 5 akan
semakin padat unsur ini. Padat jumlah atom 1-4 akan berbentuk gas atau
cair. Dalam bentuk gas unsur HC akan bercampur dengan gas buaangan
lainnya sedangkan dalam betuk cair akan membentuk semacam kabut
minyak, dalam betuk padat akan menggumpal menjadi debu.
HC dihasilkan dari proses industri yang dibuang udara menjadi
fotosintesis ozon. Industri yang menghasikan unsur ini antara lain industri
plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida, pemprosesan karet.
Sumber HC dapat juga dari bahan buangan kendaran bermotor yang
tidak sempurna.

 KLORIN (CL)
Klorin (CL) Unsur kimia murni klorin berwujud gas diatomik
berwarna hijau. Nama klorin berasal dari kata latin chloros, yang berarti
hijau, mengacu pada warna gas ini.Gas klorin memiliki berat 2,5 kali udara,
memiliki bau menyesakkan, serta sangat beracun.Dalam bentuk cair dan
padat, klorin merupakan oksidator kuat, pemutih, dan agen disinfektan kuat.
Elemen ini merupakan bagian dari seri halogen pembentuk garam yang bisa
diekstrak dari klorida melalui oksidasi dan elektrolisis. Di alam, klorin
banyak ditemukan bersenyawa dengan unsur natrium membentuk garam
dapur (NaCl), serta ditemukan dalam karnalit dan silvit. Klorida membentuk
banyak garam terlarut dalam lautan dengan sekitar 1,9% dari massa air laut
adalah ion klorida. Jumlah klorida dalam tanah bervariasi tergantung dari
jaraknya dengan laut. Rata-rata klorida di tanah bagian atas adalah sekitar
10 ppm.

12
 PARTIKEL DEBU
Partikel debu melayang adalah campuaran dari bermacm-macam
senyawa organic maupun anorganik diudara dengan diameter yang sangat
halus antara < 1-500 mikron. Partikulat ini selalu ada diudara dalam waktu
lama terutama di musim kemarau masu kedalam tubuh melalui paru. Sumber
partikulat ini berasal dari aktivitas gunung berapi, indutri, batu bara,
pembakaran sampah, kendara bermotor, pembakaran lading atau hutan,
mesin disel yang tidak terawatt. Dampak terhadap kesehatan adalah
gangguan pernafasan, pengelihatan , dan gangguan mata (iritasi).

 TIMAH HITAM (Pb)

Timah Hitam atau timbal atau plumbum (Pb) merupakan unsur logam
anorganik berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan. Senyawa Pb
antara lain Pb-organik (Pb-alkyl) yaitu Pb-tetraetil dan Pb-tetraemetil dalam
bentuk larutan yang bantyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar
kendaraan bermotor. Dengan proses penguapan bensin akan memekatkan
kedua unsur Pb-alkyl ini karena daya uap kedua unsur ini lebih lambat.
Dengan pemanasan kedua zat ini akan terdekomposisi kemudian terlontar ke
udara dan akan melayang keudara.

Sumber Pb lainnya adalah dari industri cat, peleburan logam, dan


pembakaran batu bara. Akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfidril dari
protein yang menyebabkan pengendapan protein dan penghambat
pembuatan hemoglobin, gejala keracunan akut ditemukan apabila tertelan
dalam jumlah besar yang menimbulkan sakit perut, muntah, atau diare akut.
Gejala keracunan kronis dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan,
konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang,
dan gangguan penglihatan.

13
Hasil penelitian yang dilakukan oleh FKMUI tahun 1987 di kota
Jakarta terhadap spesimen darah para pekerja jalan tol Jagorawi,
menunjukan kasdar timah hitam (Timbal, Pb) antara 3,92-7,59 πg /dl,
terhadap pengemudi dan polantas diatas 40 ug/dl, padahal pencemaran
timbal dapat mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan anak-anak.

 KEBISINGAN

Kebisingan (noise) merupakan suatu jenis pencemaran udara yang


potensial menimbulakn gangguan pada manusia, baik berupa gangguan
fisiologis, psikologis, kesehatan maupun keselamatan. Suara bising terjadi
aabila sudah melebihi 80 dB. Alat ukur kebisingan disebut noise meter atau
soundlevel meter dengan satuan ukuran decibel (db). Gangguan yang
ditimbulkannya adalah sebagai berikut:

1. Fisiologi. Dari aspek fisiologis atau gangguan jasmaniah dapat dirasakan


dengan adanya suara yang sangat bising yang mengakibakan gangguan pada
indra pengdengaran,menjadi kurang peka terhadap bunyi yang halus,
mengakibatkan tekanan darah naik, pusing, mual dan bahkan sampai
muntah.

2. Psikologis. Psikologis atau kejiwaan, dengan pengaruh suara bising


menggangu kesetabilan mental, sering marah/temperamental, kemungkinan
terjai gangguan emosi dan kejiwaan.

3. Gangguan kesehatan. Suara bising menjadikan orang kurang istirahat,


kurang tidur, akhirnya kondisi fisik menjadi lemah dan jatuh sakit. Suara
bising dapat mengganggu kesetabilan fungsi jantung.

4. Keselamatan. Kebisingan menyebabkab orang kuarang konsentrasi sehingga


mengakibatkan kecelakaan, baik dilingkungan kerja maupun tempat umum.

Kebisingan terjadi karena tidak teratur bunyinya, monoton, tidak


terduga/tiba-tiba, bunyi yang sangat keras, karena tidak disukai, tidak
menyenangkan atau tidak tiperlukan, tempat, dan waktunya tidak tepat.

14
E. FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam.

Contoh :

 Abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi


 Gas-gas vulkanik

 Debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin

 Bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah


organik

2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas


manusia.

Contoh :

 Hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor


 Bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang
memakai zat kimia

 Organik dan anorganik

 Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

 Pembakaran sampah rumah tangga

 pembakaran hutan

15
F. DAMPAK PENCEMARAN UDARA TERHADAP LINGKUNGAN ALAM

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan


alam, antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

1. Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith


ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah
hujan yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari 5,6.

o Proses terbentuknya hujan asam

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan
pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan
menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang
dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di
tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan NOx (NO2
dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun.
Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah
menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai
hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-
butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya
gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.

2. Penipisan Lapisan Ozon

16
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak
stabil. Di atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan
stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari
lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang
dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan. Namun, zat
kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak
lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi
karena zat kimia buatan tersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl)
yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon
yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).

3. Pemanasan Global

Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi


pantulan panas dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi
lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca (green house
effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara
di bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-
rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola
iklim.

o Proses terjadinya efek rumah kaca

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari


yang masuk ke bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena
meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan radiasi
matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali
dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi
menjadi semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama
dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di
dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di
17
luar ruangan. Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang
masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.

G. BEBERAPA KERUGIAN YANG DIAKIBATKAN OLEH PENCEMARAN:


1. Kerugian terhadap kesehatan manusia disebabkan oleh bahan kimia
spesifik yang terdapat di udara, makanan dan air serta radioaktif.
2. Kerugian terhadap lingkungan alami yang menyerang tanaman,
hewan, palawija, tanah dan air.
3. Kerugian terhadap kualitas estetika lingkungan disebabkan oleh asap,
kabut kimia, debu, kebisingan, penimbunan limbah dan sampah
kering, dan penelantaran (derelicton)
4. Kerugian diakibatkan oleh efek pencemaran jangka lama yang tidak
segera kelihatan. Efek yang tersamar disebabkan oleh pencemaran
jumlah rendah diserap oleh tubuh dalam waktu yang lama, contohnya
adalah bahan karsinogenik, bahan radioaktif, dan kebisingan yang
terus menerus.
H. UPAYA PENAGGULANGAN PENCEMARAN UDARA

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan


(preventif) yang dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif
yang dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.

1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

 Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah


lingkungan.

 Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup.

 Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan) bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
18
 Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

 Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan


membatasi penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.

 Tidak merokok di dalam ruangan.

 Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.

 Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

 Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon


pelindung.

 Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar


secara sembarangan.

 Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam


penyemprotan ruang.

 Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.

 Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

 Mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

2. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan
beberapa usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

 Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran


lingkungan.

19
 Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansi-instansi untuk
membersihkan lingkungan dari polutan.

 Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai


tempat/pabrik daur ulang.

 Menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak


atau pabrik yang menghasilkan asap atau jelaga penyebab
pencemaran udara.

 Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau


teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan setelah adanya
musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya menemukan
bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).

BAB III

PENUTUP

B. KESIMPULAN

PENCEMARAN UDARA adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya,


polutan (unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan).

ZAT-ZAT PENCEMARAN UDARA

Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2),


Partikulat(asap atau jelaga), Chlorofluorocarbon (CFC), Timbal (Pb), karbon dioksida
(CO2)

C. SARAN

20
Pencemaran Pb di dalam udara berasal dari gas buang kendaraan bermotor,
dimana zat pencemar tersebut berdampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan
teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar
alternatif. Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan
pendekatan planatologi, administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan
kedisiplinan perawatan dan cara pengemudian yang baik dan benar dapat dilakukan
melalui pendekatan edukatif.

DAFTAR PUSTAKA

-Harian Kompas, Madu dan Racun Bensin Bertimbal, 7 Nov 1996.


-Harian Kompas, Udara di Jakarta Bisa Bebas Polusi, 15 Juli 1996.
-Moch Solikin, Dampak dan Upaya Mengendalikan Gas Buang Kendaraan Bermotor,
Cakrawala Pendidikan No.3, Tahun XVI, Nov 1997.
-Akinin Bado, Model Transport Polutan Udara Sumber Tunggal Kontinu, Kursus
Singkat Analisa Limbah Industri Angkatan II Staf Akademik PTN Indonesia Timur,
Juli 1994.
http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-Devi3.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21275/3/Chapter%20II.pdf

Suyono dan Budiman.2010.Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam konteks kesehatan lingkungan. Jakarta.
Buku Kedokteran EGC.

21
22

Anda mungkin juga menyukai