A. Manajemen Asepsis
1. Sumber Mikroorganisme
a. Udara
Udara merupakan sumber kuman, karena debu-debu halus yang ada diudara
mengandung sejumlah mikroba yang dapat menempel pada alat bedah, permukaan kulit,
maupun peralatanlainnya. Agar tetap dapat hidup, bakteri membutuhkan komdisi
lingkungan tertentu, seperti suhu,kelembapan, ada atau tidak adanya oksigen, bahan nutisi
tertentu, danudara. Umumnya bakteri tumbuh subur pada suhu yang sama dengan suhu
tubuh manusia.Bakteri akan berkembang biak dengan cepat pada suhu antara 20-30°C
(Sjamsuhidayat, 2005).
b. Peralatan
Mikroba atau bakteri dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain melalui
perantara. Membawa kuman ini dapat berupa serangga, manusia,atau benda yang
terkontaminasi, seperti alat atau instrumen bedah. Jadi,alat bedah, personel, dan dokter
bedah merupakan media yang dapat memindahkan bakteri.
c. Kulit pasien
Ada dua macam mikroorganisme yang tinggal pada kulit manuisa, yaitu flora
komensal dan flora transien. Flora komensal, misalnya Staphylococcus epidermidis, pada
keadaan normal terdapat di kulit dan tidak patogen sampai kulit terluka. Flora transien
dipindahkan ke kulit penderita melalui sumber pencemaran, misalnya Staphylococcus
aureus yang bersifat patogenik dan dapat menyebebkan infeksi yang mengancam hidup
bila masuk ke dalam luka operasi (Sjamsuhidayat,2005).
d. Visera
Usus, terutama usus besar, merupakan sumber bakteri yang dapat muncul ke
luka operasi melalui hubungan langsung, yaitu melalui lubang anus atau pembedahan
pada usus. Bakteri yang berada di usus dalam keadaan fisiologis umumnya adalah bakteri
komensal, tetapi dapat menjadi patogenik jika masuk ke dalam luka pembedahan
(Sjamsuhidayat,2005)
a. Faktor-faktor luar (extrinsic factor) yang berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi
nosokomial seperti petugas pelayanan medis (dokter, perawat, bidan, tenaga
laboratorium, dan sebagainya), peralatan, dan dan material medis (jarum, kateter,
instrumen, respirator, kain/doek, kassa, dan lain-lain), lingkungan seperti lingkungan
internal seperti ruangan /bangsal perawatan, kamar bersalin, dan kamar bedah,
sedangkan lingkungan eksternal adalah halaman rumah sakit dan tempat pembuangan
sampah/pengelolahan limbah, makanan/minuman (hidangan yang disajikan setiap saat
kepada penderita, penderita lain (keberadaan penderita lain dalam satu
kamar/ruangan/bangsal perawatan dapat merupakan sumber penularan),
pengunjung/keluarga (keberadaan tamu/keluarga dapat merupakan sumber penularan).
b. Faktor-faktor yang ada dalam diri penderita (instrinsic factors) seperti umur, jenis
kelamin, kondisi umum penderita, risiko terapi, atau adanya penyakit lain yang
menyertai (multipatologi) beserta komplikasinya.
c. Faktor keperawatan seperti lamanya hari perawatan (length of stay), menurunnya
standar pelayanan perawatan, serta padatnya penderita dalam satu ruangan.
d. Faktor mikroba seperti tingkat kemampuan invasi serta tingkat kemampuan merusak
jaringan, lamanya paparan (length of exposure) antara sumber penularan (reservoir)
dengan penderita.
C. Kewaspadaan Umum/ Universal Precaution (UP)
1. Definisi
a. Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah prosedur kesehatan yang paling penting yang dapat
dilakukan oleh semua orang untuk mencegah penyebaran kuman
Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri
dari sumber bahaya tertentu baik yang berasal dari pekerjaan maupun dari lingkungan
kerja dan berguna dalam usaha untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan cidera
atau cacat, dan terdiri dari berbagai jenis APD di rumah sakit yaitu sarung tangan,
masker, penutup kepala, gaun pelindung dan sepatu pelindung (Syukri, 1982 dalam
Jumata, 2010
d. Sterilisasi Alat
a. Mencuci tangan.
Mencuci tanganWalaupun operator telah menggunakan sarung tangan steril,
tetapi dengan mencucidan menggosok tangan akan mengurangi risiko infeksi
karena kontaminasi mikroorganismedari tangan operator.
b. Pemakaian masker dan penutup kepala
Pemakaian masker dan penutup kepalaMasker digunakan oleh operator untuk
menghindari terjadinya penyebaran bakteridari operator kepada penderita pada
saat operator berbicara, bersin, batuk atau saatbernafas. Masker juga akan
melindungi operator dari percikan darah dari penderita.Penutup kepala digunakan
untuk mencegah kotoran atau bakteri dari kepalaoperator mengkontaminasi medan
operasi
c. Pemakaian sarung tangan dan jubah operasi.
d. Persiapan penderita.
Persiapan penderitaTeknik aseptik yang baik terhadap pasien yang akan
menjalani operasi akan dapat mengurangi jumlah organisme pada kulit pasien.
Seluruh daerahoperasi harus dibersihkan seluruhnya.Pada daerah kulit yang
berambut tidak direkomendasikanuntuk mencukur rambut dengan shaverkarena
goresan dan luka pada kulit dapat menjaditempat pertumbuhan bakteri.Lebih
disarankan untuk menggunakan clipper. Lakukan pencukuran sesaat sebelum
dilakukantindakan
e. Memelihara sterilisitas medan operasi.
Memelihara sterilitas medan operasiSterilitas medan operasi dilakukan dengan
cara memasang duk steril berlubangpada daerah operasi dan melapisi meja yang
digunakan untuk meletakkan alat-alat yangakan digunakan untuk operasi dengan
duk steril.•Hanya benda-benda steril yang boleh berada disekitar medan
operasi.•Perhatikan jangan sampai mengotori alat operasi pada saat membuka dari
bungkusansteril.•Ganti alat yang terkontaminasi.•Jangantempatkan medan steril dekat
dengan pintu atau jendela.Bila anda ragu masih steril atau telah terkontaminasi,
anggaplah sudah terkontaminasi.
f. Menggunakan teknik operasi aman.
Menggunakan teknik operasi yang amanMenggunakan teknik operasi yang halus,
mengendalikan perdarahan dengan baikdan memperlakukan jaringan dengan
baik, akan dapat mengurangi risiko infeksi pasca operasi, karena bakteri akan
mudah menyerang setelah perlakuan yang kasar danberlebihan pada jaringan dan
perdarahan yang tidak terkontrol.
g. Sterilisitas dari ruang operasi minor dan alat operasi.
Sterilisasi ruang operasiSterilisasi ruang operasi dapat dijaga dengan cara-cara sebagai
berikut:
1) Membatasi jumlah orang di dalam ruang operasi.
2) Menutuppintu ruang operasi.
3) .Membatasi orang yang keluar dan masuk ruang operasi. Yang diijinkan masuk
hanya petugasyang berkepentingan dalam prosedur ini.
4) Setiap petugasyang masuk harus mengenakan penutup kepala, alas kaki,
masker, danbaju khusus ruang operasi.
5) Menjaga kelembaban ruang operasi
6) .Membersihkanlingkungan dan peralatan di ruang operasi menggunakan
disonfektan yang adekuat (misalnya chlorin) dan dengan frekuensi
pembersihan yang tepat.
7) .Menjaga sirkulasi udara tetap baik di ruang operasi (misalnya dengan
pemasangan exhaust.
Adalah suatu tindakan yang dilakukan pada bagian tubuh atau area operasi agar
bebas dari debu, mikroorganisme atau minyak yang menempel pada kulit.
a. Tujuan
Menekan seminimal mungkin bahaya infeksi oleh sayatan kulit sehingga komplikasi
yang mungkin timbul tidak terjadi.
2. Persiapan Preparasi
a. Set preparasi;
2 mangkok
1 spong holding forcep
1 dressing forcep
sKassa steril
Duk bolong
b. Sarung tangan steril
c. Bethadin 10 %
d. Nacl 0,9%
e. Alkohol
f. Clorhexidin 4 %
g. Cateter
h. Urin bag
i. Spuit 10 cc
3. Cara kerja
a. Buka set prepares
b. Tuangkan NaCl 0,9% + savlon/clorhexidin ke dalam mangkok 1
c. Tuangkan bethadin pada mangkok 2
d. Buka sarung tangan, cateter, spuit, urin bag
e. Gunakan sarung tangan
f. Siapkan cateter, urin bag, spuit yang sudah diisi cairan
g. Ambil mangkok yang berisi cairan antiseptik dengan beberapa kassa
h. Bersihkan area operasi dengan antiseptik dari arah dalam keluar
i. Keringkan dengan kasa steril
j. Bilas dengan alcohol
k. Dengan spong holding forcep keringkan area operasi yang sudah diberi alcohol
l. Ambil mangkok bethadin, jepit kasa dengan spong holding dengan menggunakan
bethadin lakukan preparasi area operasi dengan memutar dari arah dalam menuju
periper
m. Lakukan berulang
n. Buang kasa ketempat sampah
4. Pemasangan catheter
5. Drapping
Suatu tindakan untuk membatasi lapangan pembedahan dengan kain linen steril
Dilakukan di meja operasi Setelah pasen teranestesi Setelah dilakukan preparasi dan
pemasangan cateter
Tujuan:
Linen :
a. Mudah basah
b. Supple akan jatuh dengan baik
c. Perlu dicuci, pelipatan, pensterilan
d. Opsite
Jumlah linen
a. Tromol, terdiri dari: Gaun 5 buah, TPB 4 buah (180 x 140 cm), TPA 6 buah (150 x 90
cm), Duk bolong besar 1 buah Dibungkus Sesuai kebutuhan daerah operasi Nonwoven
Single use Waterproo Kakum Mudah terkontamiasi
Perlengkapan drapping :
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27606/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://docplayer.info/46660552-Teknik-aseptik-dan-sterilisasi.html
https://islidedocs.com/document/manajemen-lingkungan-bedah