Komunitas KDRT New
Komunitas KDRT New
Disusun oleh :
5. Rama (1720170001)
AKADEMI KEPERAWATAN
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran ................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan
berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan
kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri
dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga
disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari
Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan
yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam
hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah
keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang
ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan
terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga.
Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya.
Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua
dengan anak merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah
tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam
rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Hampir semua keluarga pernah
mengalaminya. Yang menjadi berbeda adalah bagaimana cara mengatasi dan
menyelesaikan hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?
b. Apa saja bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga ?
c. Apakah faktor-faktor penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga ?
d. Apa dampak KDRT pada anak?
e. Bagaimana cara penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah
tangga.
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga
c. Untuk mengetahui faktor-fartor apa saja yang menjadi penyebab
Kekerasan dalam Rumah Tangga.
d. Untuk mengetahui dampak KDRT pada anak
e. Untuk mengetahui cara penanggulangan kekerasan dalam Rumah Tangga.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas
dari segala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan
Undang-undang Republik Indonesia tahun 1945.
b. Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama Kekerasan dalam rumah
tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia, dan kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk deskriminasi yang harus
dihapus.
c. Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang kebanyakan adalah
perempuan, hal itu harus mendapatkan perlindungan dari Negara
dan/atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau
ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan
derajat dan martabat kemanusiaan.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d perlu dibentuk Undang-undang tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
Tindak kekerasan yang dilakukan suami terhadap isteri sebenarnya
merupakan unsur yang berat dalam tindak pidana, dasar hukumnya adalah
KUHP (kitab undang-undang hukum pidana) pasal 356 yang secara garis
besar isi pasal yang berbunyi:
a. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
sakit atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini
antara lain adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut
(menjambak), menendang, menyundut dengan rokok, memukul/melukai
dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan nampak
seperti bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka lainnya.
b. Kekerasan psikologis / emosional
Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan / atau penderitaan
psikis berat pada seseorang.
Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah
penghinaan, komentar-komentar yang menyakitkan atau merendahkan
harga diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam atau menakut-
nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.
c. Kekerasan seksual
Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari
kebutuhan batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa
selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.
d. Kekerasan ekonomi
Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah
tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena
persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan
atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis ini
adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri.
C. Faktor-Faktor Penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seharusnya seorang suami dan istri harus banyak bertanya dan
belajar, seperti membaca buku yang memang isi bukunya itu bercerita
tentang bagaimana cara menerapkan sebuah keluarga yang sakinah,
mawaddah dan warahmah.
Di dalam sebuah rumah tangga butuh komunikasi yang baik antara
suami dan istri, agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan
harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan
kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu
timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. Seharusnya seorang suami dan
istri bisa mengimbangi kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu sangat
mempengaruhi keinginan kedua belah pihak yang bertentangan. Seorang
suami atau istri harus bisa saling menghargai pendapat pasangannya
masing-masing.
Seperti halnya dalam berpacaran. Untuk mempertahankan sebuah
hubungan, butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan
sebagainya. Begitu juga halnya dalam rumah tangga harus dilandasi
dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka
mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa
kepercayaan maka yang timbul adalah sifat cemburu yang kadang berlebih
dan rasa curiga yang kadang juga berlebih-lebihan. Tidak sedikit seorang
suami yang sifat seperti itu, terkadang suami juga melarang istrinya untuk
beraktivitas di luar rumah. Karena mungkin takut istrinya diambil orang
atau yang lainnya. jika sudah begitu kegiatan seorang istri jadi terbatas.
Kurang bergaul dan berbaur dengan orang lain. Ini adalah dampak dari
sikap seorang suami yang memiliki sifat cemburu yang terlalu tinggi.
Banyak contoh yang kita lihat dilingkungan kita, kajadian seperti itu. Sifat
rasa cemburu bisa menimbukan kekerasan dalam rumah tangga.
Maka dari itu, di dalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak
harus sama-sama menjaga agar tidak terjadi konflik yang bisa
menimbulkan kekerasan. Tidak hanya satu pihak yang bisa memicu
konflik di dalam rumah tangga, bisa suami maupun istri. Sebelum kita
melihat kesalahan orang lain, marilah kita berkaca pada diri kita sendiri.
Sebenarnya apa yang terjadi pada diri kita, sehingga menimbulkan
perubahan sifat yang terjadi pada pasangan kita masing-masing.
B. Saran
KDRT memang bukan hal jarang kita dengar, mungkin saja bisa
terjadi pada orang-orang disekitar kita bahkan pada diri kita sendiri
sehingga patutlah bagi seorang perempuan khususnya untuk membentengi
diri dengan pendidikan yang mumpuni karena walau bagaimanapun
ketidaktepatan dlam penyelesaian masalah dapat menimbulkan kekerasan
dalam rumah tangga, juga dengan ilmu yang dimiliki bisa dapat mencegah
terjadinya KDRT.
Selain pendidikan dalam ilmu pengetahuan juga sangat penting
dalam memahami ilmu agama, karena didalamnya akan banyak sekali
penuturan dan pengajaran bagaimana kita menjalani hidup, baik pria
maupun wanita juga anak-anak sebaikya memperdalami ilmu agama
sehingga dalam berperilaku kita memiliki landasan yang tepat.
Juga yang tidak kalah penting agar setiap manusia memiliki jiwa
sosial yang tinggi dan komunikasi yang baik, sehingga hubungan yang
dibangun akan berjalan dengan baik dan tentunya sesuai dengan visi dan
misi bagi setiap pasangan.
DAFTAR PUSTAKA