Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FARMASI FISIKA


“Mikromeritika”

Hari/Jam Praktikum : Senin, 11 Mei 2020 (07.00-10.00)


Asisten Lab : 1. Maratul Mahdiyyah
2.Reza Laila Najmi
3.Rizqa Nurul Aulia

SHIFT B 2019
CHAIRANI PUTRI SUSANTI
260110190050

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
I. Tujuan
1.1 Menentukan ukuran partikel secara mikroskopik
1.2 Menentukan kerapatan kerapatan partikel dengam piknometer
1.3 Menentukan kecepatan alir serbuk dan sudut
1.4 Menentukan kerapatan curah (ruang, longgar, bulk) dan kerapatan
mampat
1.5 Menentukan sifat aliran serbuk
II. Data Pengamatan dan Perhitungan
2.1 Data Pengamatan
a. Penentuan Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat
No. Bahan Pengulangan Waktu(s) Diameter (cm) Tinggi (Cm)
Asetosal 1 4 2 8,9
2 2.6 2,3 7,75
3 2.3 1 8,2
Amprotab 1 1,13 3 16,6
2 23,7 3 12,1
3 31,14 3 11,25
Starch 1500 1 2.38 4 9,9
2 47.32 4 10,9
3 34.55 4 11,2
b. Penetapan kecepatan curah mampat
Jumlah ketukan Volume (ml)
Amprotab Asetosal Starch 1500
0 48 30 56
50 40 29 45
100 38 27 41
125 38 27 41
200 37 27 40
250 37 27 39
300 37 27 39

c. Penentuan Kerapatan Partikel Sejati


No Sampel W1 W2 W3 W4
1 Amprotab 29,93 19,73 20,159 21,312
2 Asetosal 29,93 20,655 15,065 21,952
3 Starch 1500 29,93 20,151 13,546 20,865
w1 = berat piknometer kososng
w2 = berat solven saja
w3 = berat sampel saja
w4 = berat sampel + solven
2.2 Perhitungan
a. Sudut istirahat

tan θ =

θ = tan-1 θ
1. Asetosal
i. tan θ =

θ = 83,59o

ii. tan θ =

θ = 81,56o

iii. tan θ =

θ = 86,51o
Rata-rata = 83,89o
2. Amprotab

i. tan θ =

θ = 84,84o

ii. tan θ =

θ = 82,93o

iii. tan θ =

θ = 84,40o
Rata-rata = 84.06o
3. Starch 1500
i. tan θ =

θ = 78,58o
ii. tan θ =

θ = 79,60o
iii. tan θ =

θ = 79,87o
Rata-rata = 79,35o
b. Kecepatan alir
Kecepatan alir =

m = massa (25 gram)


t = waktu dalam sekon
1. Asetosal
i.

ii.

iii.

Rata-rata = 8,91 g/s


2. Amprotab

i.

ii.

iii.

Rata-rata = 7,99 g/s


3. Starch 1500

i. g/s

ii.

iii.

Rata-rata = 3,918 g/s


c. Kerapatan curah dan kerapatan mampat
1. Asetosal

2. Amprotab

3. Starch 1500
d. Index Carr

%=

Saat 300 ketuk

1. Asetosal =

2. Amprotab =

3. Starch 1500 =

e. Rasio Hanser

1. Asetosal =

2. Amprotab =

3. Starch 1500 =

f. Kerapatan sejati
III. Pembahasan
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang teknologi
partikel kecil. Setiap kumpulan partikel pada umumnya disebut
polidispersi, sehingga tidak hanya ukuran partikel tertentu yang harus
diketahui tetapi juga berapa banyak partikel pada sampel dengan ukuran
yang sama. Perkiraan kisaran ukuran tertentu serta banyaknya atau berat
fraksi tiap ukuran partikel diperlukan untuk menghitung ukuran rata-rata
partikel pada suatu sampel (Martin, 2008).
Ada beberapa metode yang digunakan dalam menentukan ukuran
partikel, bentuk partikel, luas partikel permukaan maupun ukuran pori-
pori, yaitu dengan metode pengayakan, metode sedimentasi, metode
mikroskopic optic, serta berdasarkan pengukuran volume partikel. Metode
yang paling sederhana dalam menentukan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengaayak sederhana, dimana pengayak terbuat dari kawat
dengan ukuran lubang tertentu, atau lebih dikenal dengan istilah mesh
(Tambun et al, 2015). Ukuran partikel pada bahan obat yang padat
memiliki peranan yang sangat penting dalam farmasi dikarenakan ukuran
partikel memiliki peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga
efek fisiologisnya (Moechtar, 1990).
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat alir serbuk atau granul itu
sendiri adalah kompresibilitas, faktor housner, dan porositas, dimana
ketiga faktor tersebut ditentukan oleh Berat Jenis Nyata, Berat Jenis
Benar, dan Berat Jenis Mampat. Faktor housner yang mempunyai nilai
lebih kecil dari 1,25 mengindikasikan serbuk tersebut mempunyai sifat alir
yang baik (Kurniawan et al, 2016).
Pada praktikum kali ini, dilakukan perhitungan nilai kerapatan
sejati dari sampel, kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat, serta
kerapatan curah dan mampat. Adapun sampel yang digunakan adalah
Asetosal, amprotab, dan juga starch 1500.
Pertama-tama dilakukan penentuan nilai kerapatan sejati dari
sampel. Dalam menentukan nilai dari kerapatan suatu zat didapat dari
perbandingan antara massa dan volumenya dari zat tersebut. Namun
menentukan kerapatan dengan menimbang massa dan mengukur
volumenya kurang akurat. Dikhawatirkan ada kemungkinan terdapat celah
- celah yang berisi udara di antara serbuk-serbuk sampel. Maka dari itu,
digunakanlah piknometer sebagai alat untuk menentukan kerapatan
partikel.
Sebelum digunakan untuk mengukur kerapatan sejati, piknometer
perlu dikalibrasi dahulu. Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran nilai. Selain itu dengan kalibrasi kesalahan dalam hasil
penimbangan dapat dikurangi. Saat menggunakan piknometer, harus
menggunakan tissue atau bahan lain yang bersih, tidak menggunakan
tangan langsung. Hal ini dapat mempengaruhi hasil penimbangan. Nilai
kerapatan sejati yang diperoleh dari asetosal yakni 0,856 g/ml, amprotab
0,904 g/mL, dan starch 1500 yakni 0,851 g/mL.
Pengujian selanjutnya adalah mengetahui kerapatan mampat,
kerapatan curah dan kecepatan alir masing-masing sampel. Sampel yang
digunakan untuk uji ini adalah sampel yang sama dengan massa 25 gram.
Saat menguji kecepatan alir, serbuk dimasukkan ke dalam corong yang
berada pada alat pengukur kecepatan alir serbuk. Corong yang digunakan
harus berada pada kondisi yang tertutup di bagian bawahnya. Di bagian
bawah disediakan kertas perkamen untuk menampung serbuk yang turun
dari corong nantinya. Penutup corong tersebut dibuka dan lalu dihitung
waktunya hingga serbuk turun seluruhnya. Dari percobaan ini, didapatkan
sudut istirahat yang dihitung dari diameter dan tinggi timbunan serbuk
tersebut. Berdasarkan pengujian, asetosal memiliki rata-rata waktu alir
sekitar 2,96 detik dengan sudut istirahat 83,89 o dan tinggi timbunan sekitar
8,28 cm. Kemudian amprotab memiliki kecepatan watu alir rata-rarta
sekitar 18,65 detik dengan rata-rata sudut istirahat 84,40o dan tinggi
timbunan 14,32 cm. Terakhir, kecepatan waktu alir dari starch 1500 rata-
rata sekitar 28,08 detik dengan nilai rata-rata sudut istirahat 79,35o dan
tinggi timbunan 10,6 cm.
Selanjutnya adalah menguji kerapatan curah dan kerapatan mampat
dari serbuk. Kerapatan curah diuji dengan menuangkan serbuk ke dalam
sebuah gelas ukur untuk dilihat volumenya. Kerapatan curah dapat
dihitung dari massa serbuk dan volume curah.
Nilai dari kerapatan curah dapat berubah tergantung bagaimana
serbuk tersebut ditangani. Oleh karena itu, kerapatan curah ini bukanlah
sifat intrinsik dari suatu serbuk. Jika silinder diberi gangguan, maka
partikel akan bersatu dan turun ke bawah bersama-sama sehingga nilai
kerapatan curahnya semakin besar. Berdasarkan pengujian, hasil nilai
kerapata curahnya yaitu sebesar 0,833 g/ml untuk asetosal, 0,52 g/ml
untuk amprotab, dan 0,446 g/ml untuk starch 1500.
Kerapatan mampatnya dapat diperoleh dengan alat tapping density.
Alat tersebut akan bekerja mengetuk serbuk yang berada dalam tabung
sehingga serbuk akan menjadi lebih mampat. Dari data hasil kerapatan
curah dan kerapatan mampat, dapat diperoleh nilai indeks Carr juga rasio
Hausner. Indeks Carr merupakan persen yang menyatakan seberapa besar
suatu serbuk dapat dimampatkan. Sedangkan rasio Hausner adalah
perbandingan antara kerapatan mampat dengan kerapatan curah.
Maka didapatkan indeks Carr dari semua sampel adalah 10,04%
untuk asetosal, 23,08% untuk amprotab, dan 30,42% untuk starch 1500.
Untuk rasio Hausner yang didapatkan pada semua sampel yaitu, sebesar
1,11 untuk asetosal, 1,3 untuk amprotab, dan 1,44 untuk starch 1500. Jika
rasio Hausner <1,25, maka alirannya baik, sedangkan jika >1,5 maka
alirannya buruk.

IV. Simpulan
4.1 Tidak ditentukan ukuran partikel secara mikroskopik
4.2 Ditentukan kerapatan sejati asetosal, amprotab, dan starch 1500
dengan piknometer, masing-masing sebesar 0,856 g/ml; 0,904 g/ml;
dan 0,851 g/ml.
4.3 Ditentukan kecepatan alir serbuk dan sudut masing-masing dengan
nilai 8,91 g/s dan 83,89°untuk asetosal, 7,99 g/s dan 84,06°untuk
amprotab, dan 3,918 g/s dan 79,35° untuk starch 1500.
4.4 Menentukan kerapatan curah asetosal, amprotab, dan starch 1500
sebesar 0,833 g/ml; 0,52 g/ml; dan 0,446 g/ml. Dan kerapatan mampat
masing- masing sebesar 0,926 g/ml; 0,676 g/ml; dan 0,641 g/ml.
4.5 Ditentukan sifat aliran serbuk, asetosal baik, amprotab buruk, dan
starch 1500 sangat buruk.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, D., Arif, B., Khilman, H.P. 2016. Karakteristik Agar dari Hasil Produksi
Petani Kabupaten Brebes sebagai Eksipien Mukoadesit dalam Sediaan
Farmasi. Journal Trap. Pharm. Chem. Vol. 3(3)
Martin, A. 2008. Farmasi Fisika Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik.
Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: UI Press.
Moechtar, S. 1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta: UGM Press.
Tambun, R., Nofrika, P., Ely., Farida, H. 2015. Penentuan Distribusi Ukuran Partikel
Tepung Terigu dengan Menggunakan Metode Pengapungan Batang
(Buoyancy Weighting-Bar Method). Jurnal Teknik Kimia USU. Vol. 4(1).

Anda mungkin juga menyukai