Perawatan Kesehatan
Perawatan Kesehatan
Jurnal Perawat
Persatuan Indonesia,
Perawat Volume
Nasional 3 NoJawa
Indonesia 2, Hal 183-192, November 2019
Tengah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah p-ISSN 2714-6502
Abstrak
Pembangunan di bidang kesehatan, diupayakan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS PK), yang diaplikasikan dalam kegiatan perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian
untuk mengidentifiaksi pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat yang bersinergi terhadap PIS PK.
Rancangan penelitian menggunakan metode mixed method. Penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional, menggunakan sampel sebesar 110 dan diambil secara cluster sampling. Instrumen menggunakan
format pelaksanaan perkesmas yang terdiri dari kunjungan untuk pendataan, promosi kesehatan, dan tindak
lanjut. Penelitian kualitatif untuk memperoleh gambaran pelaksanaan PIS PK yang diintegrasikan dengan
perawatan kesehatan masyarakat, melalui Focus Group Discussion. Partisipan adalah masyarakat (kader),
staf puskesmas, dan staf dinas kesehatan. Pelaksanaan kunjungan rumah oleh petugas kesehatan
(puskesmas) yang paling banyak menunjukkan 65.5% keluarga pernah dikunjungi. Kegiatan yang dilakukan
oleh petugas kesehatan saat kunjungan rumah meliputi: pendataan keluarga 32.7%, pemeriksaan kesehatan
40%, penyuluhan kesehatan 10.9%, pemberantasan sarang nyamuk 17 15.5%, dan kesehatan ibu anak 2
1.8%. Kegiatan tindak lanjut terhadap kunjungan rumah yang sudah dilakukan lebih banyak tidak dilakukan
69.1%.Hasil FGD dengan kader didapatkan 4 tema: kegiatan perawatan kesehatan masyarakat oleh
puskemas, peran kader kesehatan dalam perawatan kesehatan masyarakat, masalah dalam pelaksanaan
perawatan kesehatan masyarakat, harapan terhadapan pelayanan kesehatan di masyarakat. Pelaksanaan
perkesmas dalam rangka PIS PK, berdasarkan hasil FGD dengan pelaksana perkesmas di puskesmas dan
staf bidang pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang didapatkan 2 tema: pelaksanaan
perawatan kesehatan masyarakat dalam rangka PIS PK dan kendala pelaksanaan perkesmas dalam rangka
PIS PK. Diperlukan evaluasi bersama pelaksanaan PIS PK antara pelaksana dan penanggung jawab program
PIS PK agar indikator keberhasilan PIS PK dapat tercapai maksimal.
Kata kunci: Pelaksanaan perkesmas, program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
Abstract
The Implementation Community Health Care of The Healthy Indonesia Program With The Family
Approach. Development in the health sector, is pursued through the Healthy Indonesia Program with the
Family Approach, which is applied in community health care activities. The research objective was to
identify the implementation of community health care that synergizes with Healthy Indonesia Program. The
research design uses the mixed method. Quantitative research with cross sectional design, using a sample of
110 and taken by cluster sampling. The instrument uses the format of the implementation of the social
security program consisting of visits for data collection, health promotion, and follow-up. Qualitative
research to obtain an overview of the implementation of Healthy Indonesia Program integrated with
community health care, through a Focus Group Discussion. Participants are the community (cadres),
puskesmas staff, and health service staff. Conducting home visits by health workers which showed the most
65.5% of families had been visited. Activities undertaken by health workers during home visits included:
family data collection 32.7%, health checks 40%, health education 10.9%, eradication of mosquito nests 17
15.5%, and maternal health of children 2 1.8%. More follow-up activities on home visits were not carried
out 69.1%. FGD results with cadres found 4 themes: community health care activities by the health center,
the role of health cadres in community health care, problems in the implementation of public health care,
expectations towards health services in society. The implementation of community health care in the
framework of program, based on the results of the FGD with the implementation of community health care
in the health center and the health service staff in the Semarang City Health Office, obtained two themes:
the implementation of community health care in the framework of the program and the constraints in
209
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
implementing the community health care in the framework of the program. A joint evaluation of the
program implementation is needed between the implementer and the person responsible for the program so
that the indicators can be achieved optimally.
Keywords: Implementation of community health care, healthy Indonesia program with family approach
210
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
rehabilitatif. Hal ini sejalan dengan PIS PK, “Posyandu lansia, posyandu balita, ada yang
yang salah satunya dilaksanakan dengan digabung.”(P3)
penerapan paradigma sehat melalui
penguatan upaya promotif dan preventif, “Posyandu lansia dan balita.
serta pemberdayaan masyarakat. Tujuan Pelaksanaannya digabung.” (P4)
penelitian ini adalah untuk mengidentifiaksi
pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat Dari 16 kader menyatakan bahwa
yang bersinergi terhadap Program Indonesia pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan
Sehat dengan Pendekatan Keluarga. masyarakat berupa kunjungan rumah,
meliputi kunjungan ibu hamil, PSN,
Metode pemantauan jentik, lansia, pasien yang tidak
Rancangan penelitian menggunakan bisa ke puskesmas, pemantauan kesehatan
metode mixed method. Penelitian kuantitatif (tekanan darah, masalah berat badan), ibu
dengan desain cross sectional, mengunnakan nifas (keluhan, rencana KB), penderita darah
sampel sebesar 110 dan diambil secara tinggi, rematik, diare,TB paru dan stroke.
cluster sampling. Instrumen menggunakan
format pelaksanaan perkesmas yang terdiri “Kegiatan apa?......pemantauan jentik,
dari kunjungan untuk pendataan, promosi kunjungan bumil, rumah sehat.” (P1)
kesehatan, dan tindak lanjut. Hasil analisa
ditampilkan dalam bentuk distribusi “Kunjungan lansia, bumil risti, terus
frekuensi.Penelitian kualitatif dilakukan kunjungan kepada pasien yang tidak bisa ke
untuk memperoleh gambaran pelaksanaan puskesmas.” (P2)
PIS PK di wilayah kerja Puskesmas
Pudakpayung yang diintegrasikan dengan “Ya mantau tensi, masalah berat badannya,
perawatan kesehatan masyarakat, melalui rencana melahirkan dimana. Didatangi,
Focus Group Discussion. Partisipan adalah kelilingi.” (P7)
masyarakat (kader), staf puskesmas pelaksana
kegiatan perkesmas, staf dinas kesehatan kota “Kunjungan ibu nifas ditanya ada keluhan
Semarang. ndak. Terus ditanya rencana KB apa…..mau
spiral, mau implant atau mau apa.” (P8)
Hasil
Pelaksanan Perawatan Kesehatan “Kalau ditempatku darah tinggi dan rematik
Masyarakat Focus Group Discussion orangnya, jadi ndak bisa datang (ke
bersama kader puskesmas), terus dikunjungi sama ambulan
Hasil Focus Group Discussion yang siaga.” (P9)
dilakukan pada 16 kader kesehatan dari 16
RW di Kelurahan Pudakpayung didapatkan 4 “Ditempat saya juga….dikunjungi puskesmas
Tema, yaitu : bersama tim ambulan siaga…kasus
Tema 1. Kegiatan perawatan kesehatan diare……penyuluhan, stroke….diarahkan
masyarakat oleh puskemas cara makan, cara menolong diri…” (P10)
Tiga dari 16 kader menyatakan bahwa “Kalau ditempat saya, rumah sakit
pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat memberikan surat ke puskesmas, lewat
oleh puskesmas berupa kegiatan posyandu, puskesmas atau diantar lewat puskesmas.
baik untuk balita maupun lansia. Terus ditangani pihak puskemas, ditanyain,
dikunjungi. Terus di skrining.” (P11)
“Kegiatan apa ya? Posyandu….”(P1)
211
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
“Di wilayah saya, pasien darah tinggi terus “Di Kelurahan Pudakpayung berjalan setiap
lari ke mata kan jadi buta, puskesmas jumat serentak bersama (PSN), muter setiap
datang….kontrol juga didatengi, pasien dan RW.” (P14)
keluarganya.” (P12)
Tema 2. Peran kader dalam perawatan
“Ada lagi pasien TB dikunjungi.” (P15) kesehatan masyarakat
Tiga dari 16 kader menyampaikan perannya
Delapan dari 16 kader menyatakan pada kegiatan perkesmas dalam rangka PIS
bahwa dalam rangka kegiatan perawatan PK adalah melakukan pendampingan.
kesehatan masyarakat, puskesmas melakukan
upaya tindak lanjut berupa: meminta “Bumil sama nifas itu biasanya gasurkes
informasi dari kader, melalui kegiatan yang mengunjungi sama kadernya juga”.
prolanis, kunjungan rumah oleh kader dan (P2)
gasurkes, kunjungan petugas puskesmas, dan
kegiatan dilingkup RW. “Pendampingan ibu hamil.” (P6)
212
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
rangka PIS PK adalah memberikan informasi “…. Cuma kesulitannya, kita akan merekrut
dari masyarakat ke puskesmas. kader yang baru, biasanya susah. Antara
kader balita dan lansia sama.” (P16)
“Menunjukkan kalau ada bumil.” (P8)
“Kelihatannya untuk merekrut kaderisasi
“Info dari kader, bisa yang datang dari agak susah, kesulitannya disitu.
ambulan siaga maupun dari Kemungkinan kurang gaji kurang vitamin
puskesmas”.(P3) ataupun support nggih.” (P1)
Empat dari 16 kader menyampaikan “Kadang kemauan masyarakat atau kader itu
masalah kegiatan perkesmas adalah tidak sesuai program pemerintah.
kurangnya dukungan dari masayarakat. Harapannya sih puskesmas intinya kan
pelayanan kepada masyarakat, jadi banyak
213
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
senyum dan tidak cemberut. Fasilitas saat puskesmas, intervensi dengan kunjungan
menunggu di puskesmas ditingkatkan. (P2) rumah dan secara berkelompok, . Hal tersebut
disampaikan oleh partisipan berikut:
“Pasien puskesmas penuh…tambah
banyak….perlu kunjungan “PIS PK itu yang melaksanakan puskesmas
rumah..didampingi kader.” (P5) karena itu adalah basic-nya puskesmas kan
melayani masyarakat dengan dasar
pendekatan keluarga…..kunjungan ke rumah
Focus Group Discussion bersama Dinas juga kemudian intervensinya juga jelas dan
Kesehatan dan Pelaksana program tindakannya tindakan keperawatan.”
Hasil Focus Group Discussion yang (Dinkes1)
dilakukan pada 2 orang staf bidang pelayanan
kesehatan Dinas Kota Semarang, dan 2 orang “….beberapa intervensi awal sudah
pelaksana perawatan kesehatan masyarakat dilakukan oleh enumerator itu sudah
Puskesmas Pudakpayung didapatkan 2 Tema, dilakukan. Untuk selanjutnya kami
yaitu: melanjutkan intervensi lanjutan, nah itu
memang tidak bisa melakukan intervensi
Tema 1. Pelaksanaan perkesmas dalam lanjutan per kepala keluarga. Jadi kami
rangka PIS PK melanjutkan itu di kegaitan-kegiatan
Pelaksana perkesmas di puskemas dan perkumpulan seperti mungkin ada di
Staf bidang pelayanan kesehatan dinas posyandu, komunitas.” (Puskesmas2)
kesehatan menyampaikan bahwa pendataan
keluarga dilakukan oleh enumerator. Hal “Saya sudah mendapatkan analisa itu di
tersebut disampaikan oleh partisipan sebagai Puskesmas Pudakpayung sudah ada dan juga
berikut: sudah melakukan intervensi juga. Untuk
intervensi…eee…karena kita banyak peran
“Dari Puskesmas Pudakpayung ini untuk dari perawat itu untuk membantu PIS PK
kegiatan pendataaan PIS PK itu memang kita yang bermasalah jadi mungkin bisa
menyewa enumerator.” (Puskesmas 1) berkoordinasi kepada pemegang program.”
(Dinkes2)
“….. nah kadang kuesioner itu dititipan ke
ibu-ibu PKK, dan KKnya sendiri itu tidak “Jadi gini dengan adanya PIS PK itu,
seperti yang saya harapkan.” (Dinkes 2) seharusnya puskesmas ini sesuai dengan
istilahnya Permenkes No. 75 Tahun 2014, itu
“Untuk dinas kesehatan kota sendiri sudah tugas pokoknya hanyalah promotif dan
melakukan refreshing juga, baik itu petugas preventif, kuratif itu pun diserahkan ke
coordinator sama enumerator. Kemudian rumah sakit. Karena dengan adanya PIS PK
untuk enumerator minimal lulusan D3 ini kan yang diuplek-uplek itu kan bagaimana
kesehatan yang harubns didampingi petugas kesehatan masyarakat.” (Puskesmas1)
puskesmas.” (Dinkes1)
Tema 2. Kendala pelaksanaan perkesmas
Pelaksana perkesmas di puskemas dan dalam rangka PIS PK
Staf bidang pelayanan kesehatan dinas Pelaksana perkesmas di puskemas dan
kesehatan menyampaikan teknis pelaksana Staf bidang pelayanan kesehatan dinas
perawatan kesehatan masyarakat dalam kesehatan menyampaikan kendala disebabkan
rangka PIS PK adalah dilaksanakan oleh karena kurangnya SDM.
214
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
“…..memang kami itu diantara 37 puskesmas “Aplikasinya pernah jebol juga, sehingga
itu SDM paling sedikit, jujur. Bahkan hasil data yang pernah di entri itu banyak yang
dari PIS PK yang kemarin kami laksanakan hilang, sedangkan teman-teman ada yang
secara total itu kami belum bisa sudah back up data tetapi juga ada yang
mengevaluasi atau belum bisa mengecek belum.” (Dinkes1)
secara langsung untuk monevnya….”
(Puskesmas1) “Kemarinbarudisosialisasikan ke semua
puskesmas bahkan sudah diuji coba, Cuma
“Sedangkan petugas yang melakukan sosialisasi ke puskesmas itu baru, bulan
(perkesmas) masih terbatas.” (Dinkes1) oktober. Agar semua puskesmas melakukan
entry di aplikasi, nah pada emoh (tidak
Pelaksana perkesmas di puskesmas mau)…..padahal kota itu membutuhkan data
dan staf bidang pelayanan kesehatan dinas segera untuk dikirimkan ke pusat…mau
kesehatan menyampaikan adanya mekso-mekso, sudah dipekso.” (Dinkes2)
ketidaksesuaian data.
“Cuma kadang-kadang setelah entry kita
“….mungkin ini bener ndak, karena ada memang nggak sampai nganu ya bu, tidak
perbedaan menurut saya ada perbedaan sampai di analisakan. Pokoknya dimasukkan,
antara hasil yang di data….. makanya saya meskipun masing-masing puskesmas sudah
juga bertanya, masak dalam satu RW ini ada yang dilatih.” (Puskesmas1)
banyak hasilnya dari 12 indikator ini banyak
orang gila, padahal kita tidak pernah Pelaksana perkesmas di puskesmas
merujuk ke aminogondho seperti itu, dan staf bidang pelayanan kesehatan dinas
jaranglah ya mungkin satu atau dua, tapi ini kesehatan menyampaikan intervensi yang
kok kalau di data saya lihat dari klinik umum dilakukan belum tepat sasaran.
kok tidak sesuai dengan apa yang kami
lakukan seperti di lapangan.” (Puskesmas1) “Untuk kelompok itu apakah sudah tepat
sasaran, sesuai dengan masalah atau
“Hanya sekedar data, pendataannya itu tidak….misalnya penyuluhan tentang
memang belum valid tidak berkualitas lah gangguan jiwa, disitu tidak ada keluarga
istilahnya.” (Dinkes 1) yang mempunyai anggotanya dengan
gangguan jiwa, untuk merubah IKS itu kan
“Untuk pendataan PIS PK adalah petugas harus tepat sasaran.” (Dinkes 1)
kesehatan, tetapi kenyataan di lapangan,
mungkin bisa dikatakan teman-teman yang “Kalau saya jawab ya sebagian, karena
terjun ini pemahamannya masih kurang. kelompok itu bagian dari total coverage,
Sehingga mekipun pencapaiannya 100% menurut saya seperti itu.” (Puskesmas 1)
tetapi hasilnya itu masih perlu ditanyakan
kualitasnya, apakah sesuai dengan indikator “Puskesmas itu kok disuruh menurunkan
yang ada di kuesioner itu.” (Dinkes 2) (IKS). Sebenarnya ya mudah, focus saja di
promotif dan preventif, jadi promosi dan
Pelaksana perkesmas di puskesmas dan staf pencegahan seperti itu. Sehingga apa yang
bidang pelayanan kesehatan dinas kesehatan diharapkan pemerintah ini sesuai dengan
menyampaikan adanya masalah di sistem permenkes…..tapi menurut saya indikator
aplikasi PIS PK. pelayanan di puskesmas itu adalah
pelayanan didalam gedung, sedangkan yang
215
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
diluar gedung ketoke nomer 10, padahal itu Pelaksanaan Perawatan Kesehatan
penting dengan adanya PIS PK itu, iya Masyarakat
gak?” (Puskesmas1) 1. Kunjungan rumah oleh petugas kesehatan
(Puskesmas)
Tabel 1.
Distribusi angka kunjungan rumah oleh petugas kesehatan (Puskesmas) (n = 110)
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Tidak pernah 38 34.5
Pernah 72 65.5
Tabel 1 menyatakan bahwa 72 keluarga 2. Kegiatan petugas kesehatan saat
(65.5%) pernah dikunjungi oleh petugas kunjungan rumah
kesehatan, sedangkan 38 keluarga (34.5%)
belum pernah dikunjungi.
Tabel 2.
Distribusi kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (Puskesmas) saat kunjungan rumah
(n = 72)
Kegiatan f %
Pendataan keluarga 24 32.7
Pemeriksaan kesehatan 29 40
Penyuluhan kesehatan 8 10.9
Pemberantasan sarang nyamuk 13 15.5
Kesehatan Ibu dan Anak 2 1.8
Tabel 2 menyatakan bahwa saat kunjungan 12 (10.9%), pemberantasan sarang nyamuk
rumah petugas kesehatan melakukan 17 (15.5%), dan kesehatan ibu anak 2 (1.8%).
pendataan keluarga 36 (32.7%), pemeriksaan
kesehatan 44 (40%), penyuluhan kesehatan 3. Tindak lanjut kunjungan rumah yang
dilakukan oleh petugas kesehatan
Tabel 3.
Distribusi Tindak Lanjut Kunjungan Rumah yang Dilakukan Petugas Kesehatan (n = 72)
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Tidak dilakukan tindak lanjut 49 69.1
Dilakukan tindak lanjut 23 30.9
Tabel 3.menyatakan bahwa petugas dilaksanakan melalui kegiatan perawatan
kesehatan melakukan tindak lanjut terhadap kesehatan masyarakat (perkesmas) oleh
kunjungan rumah yang dilakukan 23 puskesmas. Karena sasaran program ini
(30.9%), tidak dilakukan tindak lanjut adalah total coverage, maka petugas
kesehatan harus mengunjungi setiap rumah
Pembahasan atau keluarga untuk melakukan pendataan,
Hasil penelitian menunjukkan intervensi, dan evaluai serta tindak lanjut
sebagain besar responden pernah dikunjungi intervensi yang telah dilakukan. Namun ada
oleh petugas kesehatan dari puskesmas sekitar 34.5% keluarga belum pernah
(65.5%). Kunjungan rumah yang dilakukan dilakukan kunjungan oleh petugas kesehatan.
oleh petugas kesehatan dilakukan dalam Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan,
rangka program Indonesia sehat dengan jika ada beberapa kunjungan yang dilakukan
pendekatan keluarga (PIS-PK). Program ini oleh kader, bukan petugas dari puskesmas.
216
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Pendidikan kesehatan berpengaruh positif 30.9% keluarga yang dikunjungi lagi oleh
terhadap kesehatan dengan merubah perilaku petugas kesehatan setelah dilakukan
termasuk perubahan kesadaran, pengetahuan, pendataan. Pelaksana PIS PK juga
ketrampilan, kepercayaan, sikap, dan nilai- menyampaikan, kegiatan monitor evaluasi
nilai yang dianut masyarakat. Penyuluhan belum terlaksanan secara optimal karena
yang dilakukan di masyarakat akan melihat keterbatasan SDM. Padahal semua pihak
kesehatan komunitas secara menyeluruh, yang terlibat pertanggung jawab terhadap
berusaha untuk mengatasi masalah kesehatan pelaksanaan PIS-PK. Sehingga evaluasi yang
dan isu-isu yang ada. dilakukan harus berjenjang sesuai dengan
Menurut Permenkes RI No. 75 Tahun tugas dan fungsi masing-masing level
2014, selain sebagai penyelenggara UKM, penanggung jawab (Kemenkes RI, 2017).
puskesmas juga menyelenggarakan Upaya Tujuan dilakukannya monitor dan evaluasi ini
Kesehatan Perorangan (UKP), dalam rangka adalah untuk memastikan PIS-PK berjalan
mencapai tujuan pembangunan kesehatan. sesuai regulasi, serta menilai kemajuan
Hasil penelitian menunjukkan, selain UKM implementasi PIS-PK dalam upaya
yang dilakukan pelaksana PIS PK di mewujudkan Indonesia Sehat.
Puskesmas untuk mengintervensi hasil Implementasi PIS-PK melalui
pendataan, UKP juga telah dilakukan berupa kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
kunjungan rumah untuk kasus-kasus tertentu, telah diupayakan oleh Dinas Kesehatan Kota
misalnya ibu hamil resiko tinggi, lansia sakit, Semarang melalui pelaksananya di
dank klien dengan masalah kesehatan yang Puskesmas. Dan di wilayah Kelurahan
perlu kunjungan rumah. Namun dari kader Pudakpayung, pihak puskemas juga telah
menyampaikan, kunjungan rumah untuk para berupaya melakukan pendataan keluarga dan
lansia, khususnya yang tidak bisa intervensi melalui kegiatan UKP dan UKM.
mengunjungi puskesmas atau posyandu, Berdasarkan hasil survei dan Focus Group
perlu ditingkatkan lagi. Penelitian oleh Discussion, ada beberapa hal yang masih
Huang (2015) menyebutkan keluarga yang diupayakan agar implementasi PIS-PK dapat
merawat lansia dengan lebih dari satu lebih dioptimalkan, khususnya dalam
penyakit kronis membutuhkan informasi mengembangkan perawatan kesehatan
terkait penyakit dan pelayanan yang ada di masyarakat (Perkesmas) di puskesmas.
masyarakat. Mereka memilih untuk mendapat
segala macam informasi terkait penyakit dari Simpulan dan Saran
petugas kesehatan yang profesional. . Pelaksanaan perkesmas dalam rangka
Program Preventive Home Visits juga PIS PK, berdasarkan hasil Focus Group
menghasilkan efek positif pada status Discussion dengan kader kesehatan
fungsional, kesejahteraan, dan mortalitas didapatkan 4 tema: kegiatan perawatan
secara permanen pada lansia (Liimatta, kesehatan masyarakat oleh puskemas, peran
2016). Oleh karena itu, kunjungan rumah kader kesehatan dalam perawatan kesehatan
bagi lansia dengan penyakit kronis sangat masyarakat, masalah dalam pelaksanaan
dibutuhkan oleh lansia maupun keluarga yang perawatan kesehatan masyarakat, harapan
merawatnya. terhadapan pelayanan kesehatan di
Intervensi yang telah dilakukan masyarakat.
puskesmas dalam penyelenggaraan UKP Pelaksanaan perkesmas dalam rangka
maupun UKM akan lebih efektif hasilnya jika PIS PK, berdasarkan hasil Focus Group
dilakukan tindaklanjut terhadap apa yang Discussion dengan pelaksana perkesmas di
telah dilakukan dalam bentuk monitor dan puskesmas dan staf bidang pelayanan
evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan hanya kesehatan Dinas Kesehatan didapatkan 2
218
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
219
Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 209-220, November 2019
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
220