Zinc PDF
Zinc PDF
TESIS
AMIRUDDINLAOMPO
1306490390
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS II
JAKARTA
MEI 2017
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Dokter
Konsultan Spesialis Anak
AMIRUDDIN LAOMPO
1306490390
FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS II
JAKARTA
MEI 2017
iv
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
Akhir kata, saya berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan pahala
atas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu yang akan datang, terima kasih.
Amiruddin
v
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
ABSTRAK
Nama : AmiruddinLaompo
Program Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis II Respirologi
Judul : Hubungan pemberian seng profilaksis terhadap kejadian
infeksi respiratori akut (IRA) pada balita
Hasil. Sebanyak 160 orang subyek berpartisipasi dalam penelitian ini, terbagi
dalam kelompok seng 79 subyek (49.4%) dan plasebo 81 subyek (50.6%). Tidak
terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada insidens IRA antara
kelompok seng dengan plasebo, 38.8% vs 44.4%. (p= 0.406), demikian juga pada
frekuensi episode IRA tidak terdapat perbedaan bermakna yaitu rerata 1.20 kali
episode pada kelompok seng, dan rerata 1.19 kali episode pada kelompok plasebo.
Pemberian seng secara bermakna berhubungan dengan rerata durasi episode IRA
pada kelompok seng dan plasebo 5,28 hari vs 6,28 hari, (p= 0.05). Pemberian seng
berhubungan bermakna dengan durasi IRA kurang dari 5 hari yaitu 63.3% pada
kelompok seng dan 38.9% pada kelompok plasebo. (p= 0.04).
Results. One hundred and sixty infants participatedin the study and were divided
into zinc group (79 subjects) and placebogroup(81 subjects). There was no
statistically significant difference in incidence of ARI between both groups.
(38.8% in zinc group) and(44.4% in placebo group), (p = 0.406). Therewas also
no significant difference in frequencyepisodes of ARI between both groups (1.2
episodes inzinc group and 1.19 episodes in placebo group). While, average of
durationofARI, in zinc and placebo group was statistically significant5,28 and
6,28 day,respectively.(p = 0.05). Administration of zinc was also significantly
related to shorter duration of ARI(less than 5 days) (63.3% in zinc group) and
(38.9% in placebo group), (p = 0.04).
1. PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................3
1.3 Hipotesis ....................................................................................................3
1.4 Tujuan penelitian .......................................................................................3
1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................................3
1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................4
ix Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
2.2.6 Tatalaksana .....................................................................................20
2.3 Faktor Lingkungan Dan Perilaku .............................................................21
2.4 Kerangka Teori ........................................................................................23
6. PEMBAHASAN...............................................................................................42
7. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................47
7.1 Kesimpulan ..............................................................................................47
7.2 Saran ........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................49
LAMPIRAN ..........................................................................................................55
x Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kebutuhan seng per hari sesuai umur yang direkomendasikan
seperti berikut .......................................................................................7
Tabel 2.2. Implikasi/akibat defisiensi seng ..........................................................10
Tabel 2.3. Dalam penelitian diatas didapatkan, sebagai berikut (37) .....................15
Tabel 5.1. Karakteristik sampel pada kelompok sengdan kelompok
plasebo. ................................................................................................38
Tabel 5.2. Jumlah persentase insidens IRA pada kelompok seng dan
kelompok plasebo:...............................................................................39
Tabel 5.3. Hubungan Pemberian seng terhadap frekuensi episode IRA,
pada kelompok Zn dan kelompok plasebo. .........................................39
Tabel 5.4. Hubungan pemberian seng terhadap rerata durasi episode IRA
pada kelompok seng dan kelompok plasebo. ......................................40
Tabel 5.5. Hubungan pemberian seng terhadap durasi episode IRA dengan
durasi ≤ 5 hari dan > 5 hari. ................................................................40
xi Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peranan Zinc mobile intraselular pada epitel paru ..............................8
Gambar 2.2. Gambaran peranan seng pada sel-sel imun (Th1, makrofag,
dan sel monosit) ................................................................................12
Gambar 2.3. Gambaran peranan seng sebagai antioksidan dan agen anti-
inflamsi. ............................................................................................13
Gambar 2.4. Triangle of causation ........................................................................22
Gambar 5.1. Proporsi jumlah sampel (persentase) kelompok seng dan
kelompok plasebo. ............................................................................37
BB : Berat Badan.
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
CAP : Community Acquired Pneumoni
CMV : Cytomegalovirus
DC : Dendritic Cells
DNA : Deoxyribonucleic Acid
dTMP : Deoxythymidine 5’ Mono-Phosphate
ICAM-1 : Intercellar Adhesion Molecule-1
IFN-γ : Interferon-γ
IL : Interleukin
IGF-1 : Insulin-like Growth Factor 1
IKA : Ilmu Kesehatan Anak
IL-1β : Interleukin-1β
IL-2 : Interleukin 2
IRA : Infeksi respiratori akut
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Kima : Kawasan Industri Makassar
LPS : Lipopolysaccharide
MAPK : Mitogen-Activated Protein Kinase
mRNA : Messenger RNA
MT : Metallothionein
NF-κB : Nuclear Factor kappa B
NK : Natural Killer
PDE : Phosphodiesterase
PHA : Phytohemagglutinim,
RDA : Recommended Dietary Allowances
RNA : Ribonucleic Acid
ROS : Reactive Oxygen Species
SCD : Sickle Cell Disease
SOD : Superoxide Dismutase
sICAM-1 : Soluble Intercellular Adhesion Molecule-1
TB : Tinggi Badan
T-cell : Thymic Cell
TCR : T Cell Receptor
Th1 : T Helper One
Th2 : T Helper two
DTK : Deoxythymidine Kinase
TLR 4 : Toll Like Receptor 4
TNF-α : Tumor Necrosis Factor-α
TRAF : TNF-Receptor Associated Factor
TTP : Thymidine Triphosphate
WHO : World Health Organization
CLD : Chronic Lung Disease
PCP : PneumicysticPneumoni
CuZnSOD : Copper zinc superoxidedismutase
1 Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
2
Dari data tersebut diatas maka penting dilakukan penelitian lebih jauh tentang
bagaimana infeksi respiratori akut dapat dicegah, sehingga beban materi maupun
non-materi pada masyarakat dapat dikurangi.Oleh karena itu penulis ingin
mengetahui lebih jauh mengenai “Apakah pemberian suplementasi seng sebagai
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
3
1.3 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Insidens IRA lebih rendah pada kelompok seng dibandingkan dengan
kelompok plasebo.
2. Frekuensi eposode IRA pada kelompok seng lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok plasebo.
3. Durasi episode IRA yang ≤ 5 hari lebih banyak pada kelompok seng
dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Durasi episode IRA yang ˃ 5 hari lebih sedikit pada kelompok seng
dibandingkan dengan kelompok plasebo.
4. Rerata durasi episode IRA pada kelompok seng lebih singkat dibandingkan
dengan kelompok plasebo.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
4
plasebo.
3. Mengetahui frekuensi episode IRA pada kelompok seng dan kelompok
plasebo.
4. Membandingkan frekuensi episode IRA antara kelompok seng dengan
kelompok plasebo.
5. Mengetahui durasi (lama) episode IRA pada kelompok seng yang durasi ≤ 5
hari dan durasi ˃ 5 hari dan kelompok plasebo yang durasi ≤ 5 hari dan durasi
˃ 5 hari.
6. Membandingkan durasi episode IRA antara kelompok seng dengan
kelompok plasebo yang durasi ≤ 5 hari dan durasi ˃ 5 hari.
7. Mengetahui rerata durasi episode IRA pada kelompok seng dan kelompok
plasebo.
8. Membandingkan rerata durasi episode IRA antara kelompok seng dengan
kelompok plasebo.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Seng
Seng (Zinc) pertama kali terbukti diperlukan untuk pertumbuhan jamur
Aspergillusniger oleh Raulin pada tahun 1869. Sejak itu, seng telah menjadi
penting untuk pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi dari semua jenis
kehidupan, termasuk mikroorganisme, tumbuhan dan hewan. Setelah besi, seng
adalah zat logam kedua yang paling banyak dalam tubuh manusia; rata-rata 70 kg
manusia dewasa mengandung 2,3 g seng.(23)
5 Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
6
Tubuh manusia mengandung 2–2,5 gram seng yang tersebar pada hampir
semua sel seperti hati, pankreas, ginjal, otot, dan tulang. Jaringan yang banyak
mengandung seng adalah mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut, dan
kuku.Porsi yang terbesar terdapat dalam tulang dan otot sekitar 65%.Konsentrasi
seng serum yang normal sekitar 80–140ug/dL, ekskresi terutama melalui cairan
pankreas, intestinal dan keluar bersama feses. Pengeluaran melalui saluran cerna
lebih kurang 50% dari ekskresi seng Pengeluaran melalui urin sekitar 500 ug/hari,
sedangkan ekskresi melalui jaringan tubuh lain terjadi dalam kulit, sel dinding
usus, cairan haid, dan sperma.(26)
Kebutuhan seng setiap hari tergantung pada umur, angka kecukupan gizi
yang direkomendasikan sebagai berikut.(28-30)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
7
Tabel 2.1. Kebutuhan seng per hari sesuai umur yang direkomendasikan
seperti berikut (30)
Umur Kebutuhan (mg)
- Bayi 0 - 6 bulan 2 mg
- Bayi 7-12 bulan 3 mg
- Anak 1-3 tahun 4 mg
- Anak 4-6 tahun 5 mg
Sumber : Permenkes RI No.75. Tentang rekomendasi angka kecukupan
gizi untuk Indonesia, 2013
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
8
Seng telah disebut sebagai "pedang bermata dua" baik dampaknya pada
defisiensi seng maupun pada kelebihan seng, terkait dengan efek buruk pada
fisiologi sel, deficiensi seng merangsang antar-nucleosomal fragmentasi DNA dan
apoptosis pada usus, saraf, epitel pernapasan, dan dalam endotelium sistemik, dan
kelebihan seng (> 250 μM) berhubungan dengan konsentrasi, menyebabkan
peningkatan kematian sel di paru dan endotel otak. Sebaliknya pada kadar seng
rendah (< 10 μM) akan menghambat pembentukan cadmiun, asam lenuleat dan
tumor nekcrosis factor-α (TNF-α) sehingga mengakibatkan apoptosis pada sel
endotel sistemik.(32)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
9
Pada orang yang menderita defisiensi seng ringan, tanda-tanda klinik seperti
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
10
:sistem kekebalan tubuh turun, gangguan rasa dan penciuman, timbulnya rabun
senja, gangguan memori, dan penurunan spermatogenesis pada pria. Defisiensi
seng yang parah ditandai dengan fungsi kekebalan tubuh mengalami depresi berat
sehingga mudah terjadi infeksi, dermatitis pustularbulosa, diare kronik, alopecia,
dan gangguan mental, Sebuah kelainan genetik langka, yang dikenal sebagai
enteropathicaacrodermatitis, terjadi pada sapi dan manusia, yang mengakibatkan
penurunan penyerapan seng disertai dengan lesi karakteristik hiperpigmentasi
kulit, pertumbuhan yang buruk, dan konsentrasi seng plasma yang rendah.(15)
Tabel 2.2. Beberapa implikasi defisiensi seng dalam berbagai hal seperti
tabel berikut :(29)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
11
Peranan seng dalam tubuh sangat esensial pada berbagai fungsi, pada level
seluler fungsi seng secara garis besar di bagi atas 3 kategori : 1). Katalitikal, 2).
Struktural, dan 3). Regulator.(14,29,37)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
12
produksi oksidasi DNA, dan adhesi sel vaskular molekul-1 (VCAM-1) menurun
dibandingkan dengan kelompok plasebo.Suplemen seng individual menurun
secara signifikan dalam LPS yang diinduksi oleh TNF- dan IL-1 mRNA, dan
TNF-α diinduksi oleh NF-kB DNA yang diikat pada MNC (mononuklear cells)
dibandingkan dengan kelompok plasebo.Secara ex-vivo seng pada MNC yang
diisolasi dari kelompok plasebo TNF- dan IL-1 mRNA menurun. Kelompok
suplemen kadar IL-2 dan IL-2Rα mRNAs dalam PHA (phytohemagglutinins)
yang distimulasi oleh MNC juga meningkat secara relatif . Penelitian ini
menunjukkan efek yang baik dari suplemen zink dalam mencegah infekasi pada
SCD (sickle cell disease), memperbaiki generasi sitokin-sitokinTh1, dan
menurunkan stres oksidatif serta-sitokin inflamasi.(36)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
13
Seng merupakan molekul induser pada intraseluler dalam monosit, sel dendritik
dan makrofag.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
14
Berperan sebagai kofaktor enzim DNA polimerase dan RNA polimerase, yang
diperlukan dalam sintesis DNA, RNA dan protein.Peran seng dalam pertumbuhan
jaringan terutama dalam pengaturan sintesis protein.Metaloenzim DNA dan RNA
polimerase dan deoksitimidin kinase sangat penting dalam sintesis asam nukleat,
yang dibutuhkan untuk penyimpanan tymin pada DNA.Katabolisme RNA diatur
oleh seng dengan mempengaruhi kerja ribonuklease.Enzimdeoksinukleotil-
transferase, nukleosid-fosforilase, dan reverse-transkriptase juga membutuhkan
seng. Seng juga dibutuhkan dalam proses transkripsi DNA. (15,26,29)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
15
Berperan dalam fungsi imunitas, seng diperlukan untuk fungsi sel T dan
pembentukan antibodi oleh sel B. Defisiensi seng menyebabkan atropitimus,
berkurangnya produksi limfokin, hormon yang diproduksi oleh timus, natural
killer cell, aktifitas limfosit, dan reaksi hipersentitifitas tipe lambat. Hubungan
antara seng dengan imunitas tubuh ini telah banyak diketahui.Shankar dan Prasad
menyatakan bahwa seng berperan dalam aktifasilimfosit T, produksi Th-1, dan
fungsi limfosit B. Frakerdkk.di Amerika Serikat, mendapatkan hasil bahwa
terdapat rangkaian yang dinamis antara status imunitas dengan status seng. Pada
defisiensi seng yang berat seperti pada penyakit. Akrodermatitisenteropatika
terjadi gangguan pada imunitas seluler dan memudahkan terjadi infeksi
oportunistik yang mengancam kehidupan.(13,26,37) Kami mencoba membujuk
beberapa orang yang menderita defisiensi seng ringan untuk mengurangi
komsumsi seng dalam diet perharinya sebanyak 3-5 mg per hari. Aktivitas
thymulin (hormon thymic) yang dipengaruhi oleh seng mengalami penurunan
dalam waktu 12 minggu setelah diretriksi seng dalam dietnya, dan hasilnya adalah
Ratio T4+ / T8+ menurun, generasi IL-2 menurun, dan keadaan ini kembali
berubah setelah diberikan kembali suplemen seng.(37)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
16
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
17
mengurangi level ICAM-1. Kemungkinan lain adalah bahwa ion seng dapat
membentuk ikatan kompleks dengan ICAM-1, sehingga mencegah pengikatan
rhinovirus ke sel tubuh.(29,37)
Seng plasma dan PHA diinduksi oleh IL-2 mRNA dalam sel mononuklear
terisolasi (MNC) secara signifikan lebih tinggi pada kelompok suplemen seng
dibandingkan dengan kelompok plasebo. Penelitian ini menunjukkan efek
menguntungkan dari suplementasi seng pada sel imunitas, petanda stres oksidatif
dan sitokin inflamasi pada orang tua.(37)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
18
2.1.9 Toksisitas
Meskipun seng tidak terlibat dalam siklus reduksselular dan secara
tradisional dianggap relatif tidak toksik.Studi terbaru menunjukkan bahwa
semakin tinggi ion seng bebas (Zn2+) dalam darah dapat merusak sel-sel neuron,
sel glia dan sel-sel lainnya. Konsentrasi Zn di otak dipertahankan kurang lebih
600-800 ng/L, penyimpangan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
menyebabkan kejang-kejang atau kematian sel.(39)
Ion seng bebas jauh lebih toksik daripada sifat biologis sesungguhnya.
Konsentrasi Zn2+ fisiologis optimal dalam sel eukariotik sekitar 10 ng/L dan
ketika seng turun di bawah 0,06 ng/L dapat memicu apoptosis, tetapi ketika naik
di atas 60 ng/L sangat toksik.(39,40)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
19
2.2.3 Etiologi
Berbagai bakteri dan virus dapat menjadi etiologirinitis, faringitis, baik
faringitis sebagai manifestasi tunggal maupun sebagai bagian dari penyakit lain.
Virus merupakan etiologi terbanyak faringitis akut, terutama pada anak berusia ≤3
tahun (prasekolah). Virus penyebab penyakit respiratori seperti Adenovirus,
Rhinovirus, dan virus Parainfluenza dapat menjadi penyebab faringitis. Virus
Epstein Barr (epsteinbarr virus, EBV) dapat menyebabkan faringitis. Infeksi
sistemik seperti infeksi virus campak, Cytomegalovirus (CMV), virus Rubella,
dan berbagai virus lainnya juga dapat menunjukkan gejala faringitis akut.(41,42)
2.2.4 Patogenesis
Mikroorganisme penyebab Infeksi respiratori akut menular melalui udara (droplet
infection), nasofaring dan orofaring adalah tempat penyebab IRA berkembang,
kontak langsung dengan mukosa nasofaring atau orofaring yang terinfeksi atau
dengan benda yang terkontaminasi seperti sikat gigi merupakan cara penularan
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
20
2.2.6 Tatalaksana
Usaha untuk membedakan IRA dengan etiologi bakteri dan virus bertujuan agar
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
21
Prinsip utama pemilihan antibiotik adalah bakteri yang kita tuju sensitif
dengan antibiotik yang kita berikan, untuk itulah diperlukan biakan dan uji
resistensi kuman penyebab.Namun hal tersebut banyak sekali kendalanya,
sehingga sebagian besar pengobatan antibiotik dilakukan secara empirik.Idealnya
antibiotik yang digunakan adalah spesifik untuk bakteri penyebabnya, misalnya
kloramfenikol untuk Salmonella thyposaataurifampisin untuk Mycobacterium
tuberculosis. Sayangnya dalam banyak kasus kita sulit untuk mengetahui kuman
penyebab secara definitif, sehingga kita gunakan antibiotik berspektrum luas.(5,6,41)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
22
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
23
Pejamu Lingkungan
Zn+ThymulinkinaseTh0Th
1 IL2 dan IFN-γ aktifasi
Sel NK dan sel Sitolitik
Makrofag& monosit IL-12
bersama dengan IFN-γ
membunuh bakteri,virus, dan
parasit.
Agen
Anak Sehat
3 bulan – <5 tahun Invasi
Mikroorganisme :
1.Virus
2. Bakteri
3.Parasit
4.Jamur
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
BAB 3
KERANGKA KONSEP
24 Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain
Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis acak terkontrol (Randomized
Coltrolled Trial = RCT), untuk menilai manfaat suplementasi seng yang
diberikan pada anak yang sehat. Pelaksanaan rancangan penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan cara tersamar ganda (double blind randomized).
25 Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
26
seng dalam penelitian ini, dianggap bermakna jika selisihnya 25%. Diketahui dari
kepustakaan bahwa tingkat pencegahan suplementasi Seng terhadap insidens IRA
(bawah) sebanyak 45%.(21) Ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% hipotesis satu
arah, maka Zα=1.96. sedangkan kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka
Zβ= 0,84.
Rumus:
√ √
⌈ ⌉
Diketahui :
P2= angka tingkat pencegahan suplementasi Seng. Berdasarkan
kepustakaan adalah 25% (Suplementasi Seng menurunkan 25%
insidens IRA) atau 0.25. P2= 0,25
Q2 = 1─ P2 = 1─ 0,25 = 0,75
P1─ P2 = selisih minimal proporsi tingkat pencegahan suplementasi
Seng dan plasebo dianggap bermakna, bila (ditetapkan) nilai= 0,25
(25% lebih baik dari plasebo). P1─ P2= 0,25
Dengan demikian;
P1 = P2 + 0,25 = 0,25+0,25 = 0,5
Q1 = 1─ P1 = 1─ 0,5 = 0,5
P= = = = 0,375
Q = 1─ P = 1─ 0,375 = 0,625
Dengan memasukkan nilai di atas pada rumus :
Rumus :
√ √
⌈ ⌉
√ √
=[ ]
√ √
=[ ]
=[ ]
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
27
= [ ] = [ ] = [ ] = 57,456 58
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
28
(lampiran 2) dan permintaan ijin dari orang tua penderita (informed consent)
(lampiran 3) agar penderita dapat dijadikan sampelpenelitian. serta persetujuan
dari Komisi Etik PenelitianBiomedis pada manusia Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia dan FKUnhas tempat dilakukan penelitian ini.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
29
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
30
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
31
Informed Consent
Randomisasi
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
32
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
33
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
34
jumlah yang sama. Minum 1 kali sehari 2,5 ml (1/2 sendok obat), selama 14
hari bertut-turut.
15. Insidens adalah suatu peristiwa, kasus baru penyakit, terjadi pada populasi
penelitian selama periode waktu tertentu. Penyebut adalah populasi berisiko;
Pembilang adalah jumlah kasus baru yang terjadi selama jangka waktu
tertentu.
Insidens = x 100%
16. Satu episode serangan IRA adalah tenggang waktu mulainya muncul gejala
IRA sampai dinyatakan sembuh.
17. Sembuh adalah pencapaian hilangnya gejala IRA seperti batuk, pilek, hidung
tersumbat, sakit menelan, tenggorokan merah (hyperemis), demam, suara
serak, sesak, pernapasan cuping hidung, atau retraksi dinding dada, selama
1x24 jam.
18. Frekuensi episode adalah kekerapan munculnya serangan IRA, dalam masa
penelitian (4 bulan).
19. Durasi (lama) episode adalah waktu dihitung mulainya muncul gejala IRA
sampai hilang gejala IRA selama 1 x 24 jam, dinyatakan dalam hari.
20. Durasi episode ≤ 5 hari adalah lama sakit ≤ 5 x 24 jam.
21. Durasi episode > 5 hari adalah lama sakit > 5 x 24 jam.
22. Subyek penelitian adalah anak yang tempat tinggalnya di kompleks Rumah
Susun Sederhana Jl.Kima 3. Kompleks KIMA Makassar atau di kompleks
perumahan Mangga Tiga Permai, Makassar, selama 3 bulan terakhir.
23. DO (dropout) jika subyek tidak minum obat 3 hari berturut-turut atau tidak,
baik karena lupa atau sengaja atau dengan alasan lain.
24. Status gizi dinilai berdasarkan pemeriksaan antropometris berat badan (BB)
menurut tinggi badan (TB) yang ditetapkan oleh kemenkes RI Nomor:
1995/Menkes/SK/XII/ 2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi
anak, diplot pada kurva WHO 2005 (usia <5 tahun) seperti berikut :
a. Obesitas jika BB menurut TB pasien berada di atas garis skor Z ≥ 3 kurva
WHO (usia <5 tahun)
b. Gizi lebih jika BB menurut TB pasien berada di antara garis skor Z > 2
dan garis skor Z < 3 kurva WHO atau BB menurut TB pasien 110- <120%.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
35
2. Analisis bivariat
a. Uji Anova
Digunakan untuk menganalisa data dengan variabel bebas nominal dengan
variabel tergantung yang berskala numerik yang datanya terdistribusi
normal dan mempunyai varians yang sama. Dalam hal ini digunakan untuk
membandingkan nilai rata-rata dari kelompok yang mendapat
suplementasi seng, kelompok yang mendapat plasebo seng.
b. Uji x (Chi - Square)
Digunakan untuk membandingkan 2 variabel yang berskala nominal antara
2 kelompok atau lebih yang tidak berpasangan.
Dalam hal ini membandingkan nilai proporsi hasil suplementasi dari
kelompok suplementasiseng.kelompok plasebo.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Informed Consent
Randomisasi
167 sampel
Kelompok Seng Kelompok Tanpa Seng
(83 sampel) (84 sampel)
Dropout :3 sampel
Dropout :4 sampel -Obat tdk teratur 1
-Obat tdk teratur 3 -MRSkarena Diare 1
-R.Rhinitis alergi 1 -Pindah alamat 1
36 Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
37
Proporsi jumlah sampel kelompok seng dan kelompok placebo dapat dilihat pada
gambar berikut :
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
38
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
39
Tabel 5.2. Jumlah persentase insidens IRA pada kelompok seng dan
kelompok plasebo:
Insidens IRA
Perlakuan p
IRA Tdk IRA Total
Seng (%) 30 (38.0) 49 (62.0) 79 0.406
Plasebo(%) 36 (44.4) 45 (55.6) 81
Total 66 (41.3) 94 (58.8) 160
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna jumlah persentase insidens IRA antara
kelompok seng dengan kelompok plasebo, berturut-turut 30 (38.8%) dan 36
(44.4%). dengan nilai signifikan (p= 0.406). (p≤ 0.05).
Tabel 5.3. Hubungan Pemberian seng terhadap frekuensi episode IRA, pada
kelompok Zn dan kelompok plasebo.
Frekuensi IRA
Perlakuan 1 kali IRA 2 kali IRA Total p
Episode
Seng (%) 24 (80.0) 6 (20.0) 36 0.955
Plasebo(%) 29 (80,6) 7 (19,4) 43
Total 53 (80,3) 13 (19.7) 66
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna, frekuensi episode IRA antara kelompok
seng dengan kelompok plasebo, dengan nilai signifikan (p= 0.955). (p≤ 0.05).
1. Frekuensi episode IRA pada kelompok seng yaitu 36 kali episode IRA dari
30 subjek atau rata-rata 1.20 kali episode IRA selama 4 bulan.
2. Frekuensi episode IRA pada kelompok plasebo yaitu 43 kali episode IRA
dari 36 subjek atau rata-rata 1.19 kali episode IRA selama 4 bulan.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
40
5.5 Hubungan pemberian seng terhadap rerata durasi (lama) episode IRA.
Tabel 5.4. Hubungan pemberian seng terhadap rerata durasi episode IRA
pada kelompok seng dan kelompok plasebo.
5.6 Hubungan pemberian seng terhadap durasi episode IRA dengan durasi
≤ 5 hari dan > 5 hari
Tabel 5.5. Hubungan pemberian seng terhadap durasi episode IRA dengan
durasi ≤ 5 hari dan > 5 hari.
Terdapat perbedaan yang bermakna, durasi episode IRA, antara kelompok seng
dengan kelompok plasebo. Durasi ≤5 hari, kelompok seng 19 (63.3%) sedangkan
kelompok plasebo 14 (38.9%), dan durasi > 5 hari, kelompok seng 11 (36.7%)
sedangkan kelompok plasebo 22 (61.1%) dengan nilai signifikan (p= 0.04). (p≤
0.05).
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
41
Didapatkan nilai Relatif Risk (RR) sebesar 1,62, artinya kemungkinan subyek
pada kelompok yang dapat seng, akan sembuh ≤ 5 hari adalah 1,62 kali lebih
banyak dibanding dengan kelompok yang dapat plasebo.
Nilai NNT = 4,1. artinya kita perlu memberikan seng profilaksis kepada 4 orang
untuk dapat 1 orang yang sembuh ≤ 5 hari.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
BAB 6
PEMBAHASAN
Subyek penelitian adalah anak sehat (tidak sedang mengalami gejala IRA)
yang berusia 3 bulan sampai 5 tahun, Jumlah subyek yang masuk pada awal
penelitian ini berjumlah 167 anak, Ada 7 anak DO (dropout), 4 anak karena tidak
teratur minum obat, 1 anak pindah alamat, 1 anak masuk RS karena diare akut, 1
anak ada riwayat rhinitis alergi, 4 subyek dari kelompok seng dan 3 subyek dari
kelompok plasebo. Dari total yang ikut sampai akhir penelitian ini sebanyak 160
subyek yang terdiri dari 66 (41,3%) subyek yang mengalami serangan IRA dan 94
(58,7%) subyek tidak mengalami IRA. Antara kelompok seng dan kelompok
plasebo tidak berbeda bermakana.dansubyek selama dalam penelitian ini tidak ada
yang mengalami serangan IRA (bawah) atau berat seperti pneumonia.
Pada (tabel 5.1) subyek penelitian ini proporsi jenis kelamin, umur, status
gizi, riwayat kelahiran, ASI, paparan asap rokok, jumlah saudara, jumlah
penghuni, secara statistik tidak berbeda bermakna kecuali jumlah penghuni,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara kelompok seng dan kelompok
plasebo secara umum tidak berbeda bermakna yang artinya kedua kelompok ini
(kelompok perlakuan dan plasebo) setara atau sebanding sehingga layak untuk
dibandingkan.
42 Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
43
Diketahui bahwa peranan seng dalam tubuh sangat kompleks mulai dari
epitelisasi penyembuhan luka, peranan dalam enzym-enzym (metalloenzym), juga
pada fungsi DNA polimerase, thymidin kinase, sintesis DNA, sintesis asam
nukleat, serta peranan dalam sistem imunitas tubuh, terutama pada golongan yang
beresiko defisiensi seng seperti bayi dan balita, dan akibat dari defisiensi seng
adalah sistem kekebalan tubuh akan turun sehingga rentan terutama terhadap
penyakit-penyakit infeksi, termasuk infeksi respiratori akut.(16,40)
Pada (tabel 5.2) tentang hubungan pemberian seng terhadap insidens IRA,
didapatkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna jumlah persentase insidens
IRA antara kelompok seng dengan kelompok plasebo, dengan nilai signifikan (p=
0.406) (p ≤ 0.05). Sedang pada (tabel 5.3) tentang hubungan pemberian seng
terhadap frekuensi episode IRA juga tidak berbeda bermakna antara kelompok
seng dan kelompok plasebo dengan nilai signifikans (p=0.955). Oleh karena itu
pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian seng selama 14 hari
sebagai profilaksis terhadap insidens dan frekuensi episode IRA kurang
bermanfaat. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor lain yang dapat
berpengaruh, seperti dosis dan lama pemberian seng yang belum maksimal
(cukup), selain itu metodologi dan karakteristik sampel, juga dapat
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
44
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
45
Dari hasil perhitungan sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus besar
sampel, pada ke 2 kelompok yaitu masingmasing 58 subyek, namun pada hasil
akhir penelitian dilapangan didapatkan pada masingmasing kelompok hanya 33
subyek. Maka pada penelitian ini perlu dilakukan perhitungan uji Post Hoc
terhadap perbedaan lama sakit IRA, setelah dihitung berdasarkan rumus besar
sampal didapatkan Zβ sebesar 96,9 % (nilai Zβ antara 0,842-1,036) atau dengan
power sebesar 80-85%, dan dinyatakan cukup kuat untuk menolahH0 (berbeda
bermakna).
Pada durasi episode IRA ≤ 5 hari didapatkan nilai Relatif Risk (RR) sebesar 1,62
artinya kemungkinan subyek pada kelompok yang dapat seng, akan sembuh ≤ 5
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
46
hari adalah 1.62 kali lebih banyak dibandingkan dengan kelompok plasebo. dan
nilai NNT = 4,1 artinya diperlukan pemberian seng profilaksis kepada 4 orang
untuk dapat 1 orang yang sembuh ≤ 5 hari. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pemberian seng propilaksis selama 14 hari, subyek yang dapat seng,
kemungkinan sembuh ≤ 5 hari, adalah 1,62 kali lebih banyak dibanding dengan
kelompok plasebo.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Insidens IRA pada kelompok seng yaitu 30 dari 79 subyek (38.8%). dan pada
kelompok plasebo yaitu 36 dari 81 subyek (44.4%).
2. Insidens IRA pada kelompok seng tidak berbeda bermakna dibandingkan
dengan kelompok placebo.
3. Frekuensi episode IRA pada kelompok seng yaitu 36 kali episode dari 30
subyek atau rata-rata 1.20 kali episode IRA per subyek selama 4 bulan, dan
pada kelompok plasebo yaitu 43 kali episode dari 36 subyek atau rata-rata
1.19 kali episode IRA per subyek selama 4 bulan.
4. Frekuensi episode IRA pada kelompok seng tidak berbeda bermakna
dibandingkan dengan kelompok plasebo.
5. Durasi episode IRA pada kelompok seng, yang ≤ 5 hari sebanyak 19
(63.35%) dan > 5 hari 11(36.7%), dan pada kelompok plasebo yang ≤ 5 hari
sebanyak 14 (38.9%) dan > 5 hari 22 (61.1%).
6. Durasi episode IRA yang ≤ 5 hari dan > 5 hari pada kelompok seng berbeda
bermakna dibandingkan dengan kelompok plasebo.
7. Rerata durasi episode IRA pada kelompok seng 5.27 hari, dan pada kelompok
plasebo 6.27 hari.
8. Rerata durasi episode IRA pada kelompok seng berbeda bermakna
dibandingkan dengan kelompok plasebo.
7.2 Saran
1. Dapat dipertimbangkan pemberian seng 10 mg selama 14 hari berturut-turut,
sebagai profilaksis pada sarana pelayanan kesehatan masyarakat untuk
mempersingkat durasi episode infeksi respiratori akut atas pada balita,
terutama pada kelompok terindikasi defisiensi seng (seperti: sistem imun
yang rendah, stunting, gizi buruk, diare persisten, sindrommalabsorpsi), atau
musim rawan penyebaran IRA seperti pada musim hujan. Pemberian
47 Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
48
suplementasi seng dapat diulang setiap 6-9 bulan, karena kadar seng dalam
darah akan cepat kembali terjadi defisiensi bila mana konsumsi harian tidak
adekuat (cukup).
2. Perlu penelitian lanjut tentang hubungan/pengaruh seng terhadap insiden,
frekuensi, durasi episode, dan rerata durasi episode IRA atas dan bawah,
dengan dosis 10 mg/hari selama 12 minggu (3 bulan) dengan pemantauan 12
bulan, dengan dasar beberapa penelitian telah dilakukan di India, Pakistan,
Iran dan Bangladesh, dosis 10 mg/hari, lama pemberian bervariasi dari 2
minggu hingga 12 bulan, dengan pemantauan 6 bulan sampai 12 bulan dan
pada umumnya berkesimpulan terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok seng dengan kelompok plasebo.
3. Perlu penelitian lanjut untuk melihat berapa lama pengaruh proteksi seng
terhadap infeksi respiratori akut atas dan bawah.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
DAFTAR PUSTAKA
49 Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
50
11. Liu WK, Liu Q, Chen DH, Liang HX, Chen XK, Chen MX, et al.
Epidemiology of Acute Respiratory Infections in Children in Guangzhou:
A Three-Year Study. 2014;1-9.
12. Sandora TJ, Sectish TC. Community acquired pneumonia. Dalam: Stanton
BF, Geme JW, Schor NF, Behrman RE. Kliegman RM, editors. Nelson
Textbook of Pediatrics. 19thed. California, Philadelphia USA: Elsevier
Saunders; 2011.393-405.
13. Cuevas LE, Koyanagi A. Zinc and infection: a review. Ann Trop Paediatr.
2005;25:149-60.
15. Shankar AH, Prasad AS. Zinc and immune function: the biological basis
of altered resistance to infection. Am J Clin Nutr. 1998;68:447s-63s.
16. Black, RE. Zinc deficiency, immune function, and morbidity and mortality
from infectious disease among children in developing countries. Dalam:
Brown KH,ScrimshawNS, editors. Food and Nutr Bull. Canada: The
United Nations University press; 2001;22:155-62
18. Roth DE, Richard, SA, Black RE. Zinc supplementation for the prevention
of acute lower respiratory infection in children in developing countries:
meta-analysis and meta-regression of randomized trials. Oxford University
Press;Int J Epidemiol.2010;39:795–808.
21. Hussain H, Water H, Khan AJ, Omer SB, Halsey NA.Economic analysis
of childhood pneumonia in Northern Pakistan. Oxford University Press;
2008;23;438-42.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
51
25. Brown KH, Wuehler SE, Peerson JM. The importance of zinc in human
nutrition and estimation of the global prevalence of zinc
deficiency.Scrimshaw NS. Special Issue on Recent Intervention Trials
with Zinc: Implications for Programs and Research. United Nations
University Press; 2001;22:113-23.
30. Zinc Fact Sheet for Consumers. National Institutes of Health. available
from: https://ods.od.nih.gov/pdf/factsheets/Zinc-Consumer.pdf2011:1-4
31. Ngom PT, Howie S, Ota MO, Prentis AM, The Potential Role and
Possible Immunological Mechanisms of Zinc Adjunctive Therapy for
Severe Pneumonia in Children. Banjul, The Gambia : The Open Immun J.
2011;4:1-10
32. Thambiayya K, Kaynar AM, St. CroixCM Pitt BR. Functional role of
intracellular labile zinc in pulmonary
endothelium.PulmCirculation.2012;2:pp.443-51.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
52
35. Hotz, Christine dan Brown, Kenneth H. Assessment of the Risk of Zinc
Deficiency in Populations and Options for Its Control and Options for Its
Control.Irwin H Rosenberg. Food and Nutr Bull. Toronto,Canada:
International Nutrition Foundation for The United Nations University;
2004;25:108-12.
36. Prasad AS. Zinc: role in immunity, oxidative stress and chronic
inflammation. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2009;12:646-52.
37. Singh M, Das RR. Zinc for the common cold, The Cochrane collaboration.
Published by John Wiley & Sons, Ltd.India.2011;1-60
38. Prasad AS. Impact of the Discovery of Human Zinc Deficiency on heath. J
Am College Nutr. 2009;28:257-65.
39. Dardenne, M. Zinc and immune function. Eur J Clin Nutr. 2002;56:S20-
S23.
41. Plum LM, Rink L,Haase H.The Essential Toxin: Impact of Zinc on Human
Health. Int J EnvironRes Public Health. 2010;7:1342-65.
43. Skevaki CL, Papadopo NG, Tsakris A, Johnston SL. Infections of the
Respiratory Tract. Kendig, Chernick V, Wilmott RW, Boat TF,
editors.Kendig and Chernick's Disordes of the Respiratory Tract in
Children. 8th ed.Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012:399-423.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
53
47. Rady HI, Rabie WA, Rasslan HA.Blood zinc levels in children
hospitalized with pneumonia: A cross sectional study. Elsevier B.V; Egypt
J Chest Diseases and Tuberculosis.2013:62:697-700.
50. Prasad AS, Beck FW, Bao B,Snell D, Fitzgerald JT.Duration and Severity
of Symptoms and Levels of Plasma Interleukin-1 Receptor Antagonist,
Soluble Tumor Necrosis Factor Receptor, and Adhesion Molecules in
patients with common cold treated with Zinc Asetat. JInf Disease.
2008;197:795-802.
53. Prasad AS.Zinc: A Miracle Element. Its Discovery and Impact on Human
Health. Clin Oncol and Res. 2014;2:1-7.
54. Prasad AS. Zinc is an antioxidant and anti-inflammatory agent: its role in
human health. Front Nutr. 2014;1:1-10.
56. Solomons, Noel W. Dietary sources of zinc and factors affecting its
bioavailability. Scrimshaw NS. Special Issue on Recent Intervention Trials
with Zinc: Implications for Programs and Research. United Nations
University Press, 2001;22:138-48
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
54
57. Temple VJ, Masta A.Zinc in human health. PNG Med J, 2004;47:146-58.
60. Prasad AS. Zinc in Human Health: Effect of Zinc on Immune Cells. Mol
Med. 2008;14:353-57.
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
55
Lampiran 1.
NRM :
RSCM Nama :
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo JenisKelamin :
Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta 10430 Tanggallahir :
Telp: (021) 3918301 Fax: (021) 3148991 (Mohondiisiatautempelkanstikerjikaada)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
56
Lampiran 1.
NRM :
RSCM Nama :
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo JenisKelamin :
Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta 10430 Tanggallahir :
Telp: (021) 3918301 Fax: (021) 3148991 (Mohondiisiatautempelkanstikerjikaada)
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
57
Lampiran 1.
NRM :
RSCM Nama :
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo JenisKelamin :
Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta 10430 Tanggallahir :
Telp: (021) 3918301 Fax: (021) 3148991 (Mohondiisiatautempelkanstikerjikaada)
Setelah mendengarkan penjelasan pada halaman 1,2, dan 3 mengenai penelitian yang akan dilakukan
oleh dr. Amiruddin Laompo,Sp.A dengan judul : Korelasi Pemberian Suplementasi Zinc Profilaksis
Terhadap Insidens Infeksi Respiratori Akut (Ira) Pada Anak Usia Dibawah 5 Tahun
_________________________ _________________________
TandaTangan Subyek atau cap jempol Tanggal
_________________________
NamaSubyek
_________________________
TandaTanganSaksi/ Wali Tanggal
________________________
NamaSaksi/ Wali
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
58
Lampiran 1.
NRM :
RSCM Nama :
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo JenisKelamin :
Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta 10430 Tanggallahir :
Telp: (021) 3918301 Fax: (021) 3148991 (Mohondiisiatautempelkanstikerjikaada)
Ket: Tanda tangan saksi / wali diperlukan bila subyek tidak bisa baca tulis, penurunan kesadaran, mengalami
gangguan jiwa, dan berusia dibawah 18 tahun.
Saya telah menjelaskan kepada subyek secara benar dan jujur mengenai maksud penelitian,
manfaat penelitian, prosedur penelitian, serta resiko dan ketidak-nyamanan potensial yang mungkin timbul
(penjelasan terperinci sesuai dengan hal yang Saya tandai diatas).Saya juga telah menjawab pertanyaan-
pertanyaan terkait penelitian dengan sebaik-baiknya.
_________________________ ______________________
TandaTanganPeneliti Tanggal
___________
NamaPeneliti
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
Lampiran 2. 59
NAMA
Anak ke-
•!• Riwayat Asma dalam keluarga: Ada I tidak ada (*coret yg salah)
Bila ada 1. Dari Ibu 2. Dari Bapak 7 ( Lingkari yg benar )
•!• Riwayat Gatal2/ bersin2 orang tua: Ada I tidak ada (*coret yg salah):
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017
60
Universitas Indonesia
Hubungan pemberian..., Amiruddin L, FK UI, 2017