Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL

EFEKTIVITAS SENAM HAMIL TERHADAP KUALITAS TIDUR


PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH
KERJA UPTD PUSKESMAS TIRAWUTA
KABUPATEN KOLAKA TIMUR
TAHUN 2019

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) DIV Kebidanan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Megarezky

NENGSI AMBARWATI

NIM. A1 B1 19297

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan kondisi perubahan fisik, psikis, dan sosial.

Seorang wanita dewasa yang mengalami kehamilan dituntut untuk siap

secara fisik dan secara psikologis. Kesiapan dalam menghadapi

perubahan fisiologis dan psikologis pada saat masa kehamilan sangat

dibutuhkan guna melindungi fungsi normal dalam menyediakan

kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kehamilan

bukanlah suatu penyakit melainkan kondisi normal seorang wanita.

Penyakit atau komplikasi dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan,

dan masa nifas, yang dapat membahayakan ibu ataupun janin yang

dikandung.

Saat kehamilan hampir semua wanita dalam memenuhi

kebutuhan tidur tidak optimal. Hal tersebut terjadi karena perubahan-

perubahan yang dialami ibu hamil. Seiring dengan bertambahnya usia

kehamilan akan muncul keluhan-keluhan seperti nyeri punggung, susah

bernapas, tidur kurang nyenyak, sering kencing, kontraksi perut,

pergelangan kaki membengkak, kram pada kaki, dan keluhan lainnya.

Kesulitan dalam pemenuhan istirahat tidur dapat membuat kondisi ibu

hamil menurun, konsentrasi kurang, mudah lelah, badan terasa pegal,

tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Ibu hamil harus

menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, dan harus berjuang

menghadapi stamina yang menurun drastis (Renityas et al., 2017).


Berdasarkan penelitian Sumardani (2015), peneliti memperoleh

hasil 3 ibu mempunyai kualitas tidur yang baik (waktu yang dibutuhkan

untuk tidur di malam hari 5-6 jam, mulai tertidur di malam hari 16-30

menit dan 1-2 kali terbangun di malam hari) dimana 1 ibu mengalami

cemas ringan (tidak pernah merasa mudah tersinggung, gelisah ataupun

takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan) dan 2 ibu mengalami

cemas sedang (tidak pernah merasa mudah tersinggung, namun sering

gelisah ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan). Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil trimester III

mempunyai kualitas tidur kategori buruk meskipun mereka mengalami

cemas kategori ringan.

Adapun terkait kebutuhan istirahat tidur apabila belum terpenuhi

akan berpengaruh terhadap kesehatan janin. Ibu hamil memerlukan

sekitar 8 jam untuk tidur di malam hari, selain itu tidur siang juga

dibutuhkan oleh ibu hamil. Ketika memasuki trimester III semakin banyak

keluhan-keluhan yang dirasakan ibu sehingga mengganggu istirahat dan

tidur. Periode yang membutuhkan perhatian khusus adalah selama

trimester III karena masa ini masa terjadinya pertumbuhan dan

perkembangan janin yang meningkat drastis menyebabkan ibu hamil

merasa sukar tidur. Peningkatan tinggi fundus uteri yang disertai

pembesaran perut membuat beban tubuh lebih kedepan.

Gangguan tidur banyak dialami pada ibu hamil terutama pada usia

kehamilan trimester III. Wanita hamil mengalami kecemasan yang


berakibat munculnya depresi dan kesulitan tidur atau insomnia. Kesulitan

tidur pada wanita hamil bisa berupa penurunan durasi tidur ibu hamil.

Menurut Reichner (2015), gangguan tidur yang dialami ibu hamil

selama kehamilan trimester I sebanyak 13%, pada trimester II 19% dan

meningkat pada trimester III yaitu sebesar 66 %.

Dampak dari gangguan tidur dapat berpengaruh pada

peningkatan tekanan darah sehingga dapat berpotensi terjadinya

preeklampsia, serta dapat memicu terjadinya persalinan lama yang

berujung pada persalinan secara operasi caesar (Wangel, et al., 2011).

Dampak lain dari gangguan tidur jika terjadi secara

berkepanjangan selama kehamilan maka dikhawatirkan bayi yang akan

dilahirkan memiliki Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), perkembangan

sarafnya tidak seimbang, lahir premature, dan melemahnya sistem

kekebalan tubuh bayi. Stres ringan juga menyebabkan janin mengalami

peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang berat dan lama akan

membuat janin menjadi lebih hiperaktif (Okun, Schetter & Glynn, 2011).

Kematian ibu menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari

suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau

penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)

selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah

melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan. Adapun Penyebab

kematian ibu adalah komplikasi kehamilan seperti anemia dan hipertensi.

Gangguan persalinan langsung misalnya perdarahan sebesar 28%,


infeksi sebesar 11%, eklampsia sebesar 24%, dan partus macet (lama)

sebesar 5% (Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI, 2018).

Salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan

adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian Ibu dapat digunakan dalam

pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini

dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan

selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan

pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan

pembangunan sektor kesehatan. AKI di dunia secara global sebesar

216/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015 dan UNICEF, 2012).

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000

kelahiran hidup. Dan menurut Survei Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015,

AKI kembali turun menjadi 305 per 100.000 KH. Target global SDGs

(Suitainable Development Goals) adalah menurunkan Angka Kematian

Ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 KH pada tahun 2030. Mengacu

dari kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target SDGs untuk

menurunkan AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan

sungguh-sungguh untuk mencapainya (Pusat Data dan Informasi

Kesehatan RI, 2018).

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran terhadap

pentingnya kesehatan selama kehamilan adalah dengan program yang

diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan, yaitu kelas ibu hamil, yang

didalam programnya terdapat senam hamil.


Senam hamil terbukti dapat membantu dalam perubahan

metabolisme tubuh selama kehamilan. Kegiatan ini mengakibatkan

meningkatnya konsumsi oksigen untuk tubuh, aliran darah jantung, dan

curah jantung. Perubahan-perubahan peranan jantung atau

kardiovaskuler selama kehamilan dengan melakukan senam hamil akan

membantu fungsi jantung sehingga ibu akan merasa lebih sehat dan

tidak merasa sesak nafas (Maryunani, 2013).

Salah satu manfaat senam hamil secara teratur dan terukur yaitu

meningkatkan kualitas tidur dan menguasai teknik-teknik pernapasan

dan dapat mengatur diri kepada ketenangan. Senam hamil sebagai salah

satu alternatif dan pelayanan prenatal yang dapat memutuskan siklus

kecemasan dan meningkatkan rasa nyaman ibu hamil ketika tidur

ataupun untuk mengurangi keluhan-keluhan ibu hamil yang

mengakibatkan penurunan durasi tidur ibu hamil.

Berdasarkan pengambilan data awal yang telah dilakukan di

UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur, pada tahun 2018

dari 369 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, terdapat 148

(40%) ibu hamil yang mengikuti kegiatan senam hamil. Sedangkan pada

tahun 2019 terhitung dari bulan Januari sampai November, ibu yang

mengikuti kegiatan senam hamil sebanyak 114 (37,7%) orang dari 302

ibu hamil.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti

di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur

terhadap ibu hamil trimester III dengan memberikan kuesioner pada 10


orang ibu hamil mengenai kualitas tidur pada ibu hamil, terdapat 8 (80%)

ibu hamil yang mengalami kualitas tidur yang buruk dan 2 (20%) ibu

hamil yang mengalami kualitas tidur yang baik.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan

penelitian tentang “Efektivitas Senam Hamil terhadap Kualitas Tidur pada

Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan

permasalahan yaitu “apakah senam hamil efektif terhadap peningkatan

kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektivitas senam hamil terhadap kualitas tidur

pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pemberian senam hamil pada ibu hamil trimester

III di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka

Timur.

b. Untuk mengetahui kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.


c. Untuk mengetahui efektivitas senam hamil terhadap kualitas tidur

pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberi sumbangan teoritik bagi ilmu kesehatan, sebagai

sumber referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran

terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi ibu hamil dapat menjadi sarana informasi atau pengetahuan

yang lebih tentang manfaat senam hamil terhadap kualitas tidur

pada ibu

hamil dan kapan waktu yang tepat untuk melakukan senam hamil.

b. Bagi puskesmas dapat memberikan masukan dan informasi yang

bermanfaat bagi pelayanan kesehatan untuk lebih memperhatikan

betapa pentingnya program senam hamil terhadap peningkatan

kualitas tidur pada ibu hamil trimester III, serta mempertahankan

program yang sudah ada menjadi lebih baik.

c. Bagi institusi diharapkan dapat memberikan masukan dalam sistem

pendidikan, terutama untuk materi perkuliahan dan memberikan

gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya.

d. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

melakukan penelitian yang berkaitan atau penelitian yang

sejenisnya yang dapat dikembangkan di kemudian hari.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester

kedua dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester

ketiga dalam 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,

S. 2011).

Proses kehamilan merupakan matarantai yang

berkesinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, implantasi pada uterus,

pembentukkan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm (Manuaba, 2010).

2. Ketidaknyaman Umum Selama Kehamilan

Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial

pada ibu. Oleh karena itu, peran keluarga sangat besar dalam upaya

memelihara kehamilan. Perubahan fisik pada ibu hamil seperti


perubahan bentuk tubuh yang semakin membesar, munculnya jerawat

diwajah atau kulit muka yang mengelupas.

Menurut Morgan, G (2009) Beberapa bentuk ketidaknyamanan

yang sering dialami ibu hamil yaitu :

a. Nyeri Punggung

Nyeri punggung diakibatkan adanya ketegangan otot karena

perpindahan pusat gravitasi tubuh yang disebabkan oleh

pembesaran uterus, kadar progesteron dalam darah yang tinggi

sehingga melunakkan kartilago dan mengurangi kestabilan sendi

panggul yang memungkinkan terjadinya gerakan, serta terjadi

relaksasi otot abdomen terutama pada multigravida.

b. Konstipasi

Kadar hormon progesteron saat hamil yang menyebabkan

relaksasi otot polos pada usus sehingga menyebabkan penurunan

motilitas, tonus serta peristaltik pada saluran cerna. Konstipasi juga

terjadi akibat kompresi mekanis pada usus akibat pembesaran

uterus serta konsumsi vitamin tambahan dengan zat besi atau

kasium.

c. Edema Lokal

Kadar estrogen yang tinggi membuat pembuluh darah

rentan, gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan pada

ekstremitas bawah. Serta penambahan volume darah selama

kehamilan.
d. Keletihan

Pada trimester I keletihan sering dialami ibu hamil

karena peningkatan konsumsi oksigen, kadar progesteron, dan

kebutuhan janin. Sedangkan pada trimester III, gangguan tidur

akibat peningkatan

berat badan dan ketidaknyamanan fisik.

e. Sakit Kepala

Sakit kepala dipicu oleh vasodilatasi akibat kadar

progesteron dalam sirkulasi, edema jaringan akibat kongesti

vaskular, stress, keletihan, serta kadar gula darah rendah.

f. Nyeri Ulu Hati

Nyeri ulu hati disebabkan akibat peningkatan kadar

progesteron dan estrogen dalam sirkulasi yang menyebabkan

penurunan peristaltik dan refluks isi lambung atau duodenum ke

esofagus bagian bawah.

g. Hemoroid

Hemoroid dipicu oleh peningkatan tekanan vena pada

panggul yang disebabkan oleh pembesaran uterus, efek relaksasi

progesteron pada dinding dan katup vena, konstipasi dan

pengerasan feses.

i. Insomnia

Insomnia sering terjadi pada ibu hamil karena adanya faktor

kecemasan dan ketidaknyamanan pada fase akhir kehamilan, serta


adanya perubahan dalam siklus tidur-terjaga yang sifatnya normal

pada akhir kehamilan.

j. Leukorea/Keputihan

Leukorea atau keputihan disebabkan karena kadar estrogen

yang tinggi yang menyebabkan peningkatan vaskularitas dan

hipertrofi kelenjar serviks dan sel vagina.

k. Nokturia

Nokturia sering terjadi pada kehamilan trimester I dan III,

diakibatkan adanya pembesaran uterus pada rongga pelvik yang

menyebabkan tekanan pada kandung kemih.

l. Mual

Terjadinya mual disebabkan peningkatan hormon yang tiba-

tiba, terutama kadar estrogen, dan efek endokrin pada sistem

syaraf pusat yang mengendalikan mual dan muntah.

m.Kram Tungkai

Kram tungkai terjadi karena ketidakadekuatan atau

gangguan asupan kalsium, serta adanya tekanan dari pembesaran

uterus pada saraf ekstremitas bawah, terjadi terutama pada

trimester II dan III.

n. Nyeri Sekeliling Ligamen

Nyeri dikarenakan pertumbuhan selama kehamilan, yang

menyebabkan ligamen (struktur penopang uterus) meregang dan

sering berkontraksi, menyebabkan timbulnya nyeri tajam di

sepanjang sisi abdomen, dan diatas area inguinal.


o. Kesemutan dan Mati Rasa pada Jari Tangan

Kesemutan pada jari tangan terjadi karena peningkatan

lordosis dan tekanan di punggung bawah disertai bahu terdorongke

depan (kebanyakan terjadi pada malam dan dini hari).

p. Sesak Napas

Sesak napas dipicu oleh pembesaran uterus, menekan

kearah organ abdomen dan diafragma yang mencegah ekspansi

penuh paru-paru, serta tekanan dari uterus gravidarum ke arah

vena cava yang menurunkan aliran darah vena balik ke jantung,

sehingga membuat ibu menjadi sesak napas.

q. Sindrom Hipotensi pada Posisi Telentang

Hal ini dapat terjadi akibat penumpukan darah pada

ekstremitas bawah, ekspansi dan penekanan vena cava dan paru-

paru oleh uterus.

r. Varises

Terjadi akibat peningkatan kadar progesteron yang mampu

menyebabkan relaksasi dinding dan katup vena, serta otot

disekelilingnya. Varises juga dapat terjadi karena penggunaan

pakaian yang ketat atau duduk lama yang mengganggu aliran

darah balik dari vena dari ektremitas.

3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Atas dasar berbagai perubahan fisik dan fisiologis serta

munculnya berbagai ketidaknyamanan selama masa kehamilan, maka

sudah pasti ibu hamil memiliki berbagai kebutuhan khusus. Menurut


Asrinah, dkk. (2010) Kebutuhan dasar ibu hamil diantaranya sebagai

berikut :

a. Oksigen

Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan

mempengaruhi pusat pernapasan. Pada trimester III, janin

membesar dan menekan diafragma, menekan vena cava inferior,

yang menyebabkan napas menjadi pendek-pendek. Perubahan ini

biasanya menyebabkan ketidaknyamanan pada wanita hamil.

Fungsi relaksasi bisa membantu seorang wanita mengatasi hal ini

yaitu diantaranya dengan pernapasan. Selain itu, pernafasan bisa

melatih otot dinding perut dan diafragma sehingga berfungsi saat

persalinan.

b. Personal Hygiene

Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan.

Perubahan anatomik pada perut, area genetalia dan lipatan paha,

serta payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih

lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Merawat

kebersihan gigi, rutinitas mandi, perawatan rambut, payudara,

vagina, dan perawatan kuku.

c. Seksual

Kehamilan bukan merupakan halangan untuk berhubungan

seksual, hanya saja pada saat kehamilan sedapat mungkin

dikurangi terutama pada kehamilan muda dan tua.


d. Pakaian

Pakaian yang dikenakan harus selalu bersih, nyaman,

longgar, dan tidak ada ikatan yang ketat di daerah perut, serta

mudah menyerap keringat. Ibu hamil juga dianjurkan memakai

sepatu dengan hak rendah.

e. Pekerjaan

Seorang wanita hamil tetap boleh bekerja namun aktivitas

yang dijalaninya tidak boleh terlalu berat. Istirahat untuk perempuan

hamil dianjurkan sesering mungkin dan disarankan untuk

menghentikan aktivitasnya apabila mereka merasakan gangguan

kehamilan.

f. Mobilisasi

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung

bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke

belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan

yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di

punggung dan kram kaki ketika tidur malam. Ibu hamil harus

mengetahui cara memperlakukan diri dengan baik, dan kuat berdiri,

duduk, dan mengangkat badan tanpa menjadi tegang.

g. Eliminasi

Keluhan yang seing muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan

pencegahan konstipasi yang dapat dilakukan adalah dengan

mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih,


terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Sedangkan

sering BAK merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu

hamil trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.

Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini

sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.

h. Istirahat

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang

dilakukan, wanita hamil harus menghindari duduk dan berdiri dalam

waktu yang lama. Pola istirahat ibu harus benar-benar dijaga, tidur

malam kurang lebih 8 jam dan tidur siang 2 jam. Ibu hamil

dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat

memasuki trimester III. Posisi berbaring miring dianjurkan untuk

meningkatkan perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental.

i. Olahraga

Olahraga bisa memberi energi dan membantu tidur lebih

baik. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan rasa nyaman dengan

mengurangi ketegangan dan melepaskan hormon yang mengurangi

rasa sakit dan mengangkat mood. Olahraga juga bisa

meningkatkan kekuatan. Olahraga yang paling aman saat hamil

adalah senam hamil/exercise.

B. Tinjauan Umum tentang Kualitas Tidur

1. Definisi Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan ukuran dimana seseorang itu dapat

kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur.


Kualitas tidur seseorang itu dapat digambarkan dengan lama waktu

tidur, dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun setelah

bangun tidur (Sinta, 2016).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi

dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau menghilang,

dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang

cukup. Sedangkan kualitas tidur adalah kemampuan individu untuk

tetap tertidur dan untuk mendapatkan jumlah tidur yang tepat. Kualitas

tidur yang baik akan ditandai dengan tidur yang tenang, merasa segar

pada pagi hari dan merasa semangat untuk melakukan aktivitas.

Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani

seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat

terbangun. Kualitas tidur yang mencakup aspek kuantitatif dari tidur,

seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif, seperti tidur dan

istirahat. Kualitas tidur merupakan kemampuan setiap orang untuk

mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur

Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan tidur Rapid Eye Movement

(REM) yang pantas (Aliyah, 2016).

a. Tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM)

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam.

Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingakn pada

orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara

lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun,


kecepatan pernapasan turun, metabolism turun, dan gerakan bola

mata lambat.

Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing

tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak.

Keempat tahap tersebut yaitu:

1) Tahap I

Merupakan tahap transisi di mana seseorang beralih dari

sadar menjadi tidur. Pada tahap I ini ditandai dengan seseorang

merasa kabur dan rileks seluruh otot menjadi lemas, kelopak

mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke

kanan, kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara

jelas, pada Elektroensefalogram (EEG) terlihat terjadi

penurunan voltasi gelombang-gelombang alfa. Seseorang yang

tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah.

2) Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus

menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti

bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahan-lahan

berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun

dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang

berfungsi 14-18 siklus/detik. Gelombang-gelombang ini

disebut dengan gelombang tidur. Tahap II ini berlangsung

sekitar 10-15 menit.


3) Tahap III

Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus

otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung,

pernapasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan

akibat dominasi system saraf parasimpatis. Pada EEG

memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1-2

siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit

dibangunkan.

4) Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang

berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan

fisik yang sudah lemah lunglai, dan sulit dibangunkan. Pada

EKG, tampak hanya terlihat gelombang delta yang lambat

dengan frekuensi 1-2 siklus/detik. Denyut jantung dan

pernapasan menurun sekitar 20-30%. Pada tahap ini dapat

terjadi mimpi. Selain itu, tahap ini dapat memulihkan keadaan

tubuh.

Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi

yakni tahap V, tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana

setelah tahap IV seseorang masuk ke tahap V. Hal tersebut

ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang

berkecepatan lebih tinggi dari tahap sebelumnya. Tahap V ini

berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.


b. Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial.

Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang dapat tidur

dengan nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola

matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ini ditandai dengan

mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata

cepat (mata cenderung bergerak bolak – balik), sekresi lambung

meningkat, ereksi penis tidak teratur sering lebih cepat, serta

suhu dan metabolisme meningkat, tanda tanda orang yang

mengalami kehilangan tidur REM yaitu, cenderung hiperaktif,

emosi sulit terkendali, nafsu makan bertambah, bingung dan

curiga.

Kebutuhan tidur manusia tergantung pada tingkat

perkembangannya. Tabel berikut merangkum kebutuhan tidur

manusia berdasarkan usia:

Tabel 1
Durasi Tidur Berdasarkan Usia Manusia

Usia Tingkat Perkembangan Jumlah kebutuhan


0 – 1 bulan Bayi baru lahir 14 – 18 jam/hari
1 bulan - 18
Masa Bayi 12 – 14 jam/hari
bulan
18 bulan - 3
Masa Anak 11 – 12 jam/hari
tahun
3 tahun - 6 tahun Masa Prasekolah 11 jam/hari
6 tahun - 12
Masa Sekolah 10 jam/hari
tahun
12 tahun - 18
Masa Remaja 8,5 jam/hari
tahun
18 tahun - 40
Masa Dewasa 7 –8 jam/hari
tahun
40 tahun - 60 Masa Muda Paruh
7 jam/hari
tahun Baya
60 tahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jam/hari
Sumber: Aliyah, 2016

2. Faktor-Faktor Terjadinya Gangguan Tidur

Menurut Krueger dan Friedman (2017), penyebab gangguan

atau susah tidur diantaranya :

a. Faktor psikologi (Stres dan Depresi)

Stres yang berkepanjangan sering menjadi penyebab dari

insomnia jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana

dapat menjadi penyebab insomnia transient. Bangun lebih pagi dari

biasanya yang tidak diinginkan adalah gejala paling umum dari

awal depresi, cemas, neorosa dan gangguan psikologi lainnya

sering menjadi penyebab dari gangguan tidur.

b. Sakit fisik

Sesak nafas pada orang yang terserang asma, hipertensi,

penyakit jantung koroner sering dikarakteristikkan dengan episode

nyeri dada yang tiba-tiba dan denyut jantung yang tidak teratur,

sehingga seringkali mengalami frekuensi terbangun yang sering,

dan nokturia atau berkemih pada malam hari.

c. Faktor lingkungan

Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat,

lintasan kereta api, pabrik atau TV tetangga dapat menjadi faktor

penyebab susah tidur.

d. Gaya hidup
Mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, obat penurun berat

badan, serta jam kerja yang tidak teratur, menjadi faktor penyebab

sulit tidur.

e. Usia

Usia mempengaruhi psikologi seseorang. Semakin

bertambah usia seseorang, semakin siap pula dalam menerima

cobaan dan berbagai masalah.

f. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan status gender dari seseorang

yaitu laki- laki dan perempuan. Wanita secara psikologis memiliki

mekanisme koping yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki

dalam mengatasi suatu masalah. Dengan adanya gangguan secara

fisik maupun secara psikologis tersebut maka wanita akan

mengalami suatu kecemasan, jika kecemasan itu berlanjut maka

akan mengakibatkan seseorang wanita lebih sering mengalami

kejadian insomnia dibandingkan dengan laki-laki. Durasi tidur yang

lebih panjang atau lebih pendek dari 7-8 jam selama 24 jam

berhubungan dengan penyakit jantung dan faktor risiko diabetes,

depresi, berkendara dan kecelakaan kerja, belajar dan masalah

memori, dan mortalitas. Durasi tidur pendek dikaitkan dengan faktor

usia menua dan gender perempuan.

Kehamilan dan mengasuh mendukung gaya hidup yang

sehat, tetapi merawat anak-anak dapat mengganggu tidur, dan

perubahan hormonal meningkatkan tidur pada ibu hamil. Merokok


dan mengkonsumsi alkohol memberikan efek penurunan durasi

tidur, dan kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan durasi tidur

pendek maupun panjang. Perilaku hidup sehat dapat meningkatkan

ataupun menekan rangsangan fisiologis tubuh atau

mengindikasikan gaya hidup yang mengganggu kesehatan tidur

yang baik. Kesehatan yang buruk juga dapat mengganggu tidur

sehingga dapat meningkatkan nyeri dan ketidaknyamanan,

menimbulkan masalah pernapasan, ataupun meningkatkan stres

atau memberi efek pada rangsangan fisiologis seperti kecemasan

dan depresi.

3. Kualitas Tidur pada Kehamilan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidur pada ibu hamil,

di antaranya ialah keadaan perut yang semakin membesar sehingga

sulit untuk menentukan posisi tidur yang nyaman, gerakan janin,

tertekannya kandung kemih akibatnya sering berkemih sehingga

wanita hamil sering terjaga di malam hari, serta kekhawatiran calon

ibu untuk tidur dalam posisi tertentu karena takut janin di dalam

kandungannya menjadi tidak nyaman (Tiran, 2015).

Sharma dan Franco (2014), mengatakan bahwa 97% wanita

hamil pada trimester ketiga mengalami gangguan tidur. Gangguan

tidur yang sering dialami oleh ibu hamil adalah penurunan durasi tidur.

Penurunan durasi tidur pada ibu hamil dapat membuat kondisi ibu

hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa


pegal, tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Hal ini dapat

membuat beban kehamilan menjadi semakin berat.

Gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang

berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan

menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi

stres yang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif.

C. Tinjauan Umum tentang Senam Hamil

1. Pengertian Senam Hamil

Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan. Namun,

dengan melakukan senam hamil akan banyak memberi manfaat

dalam membantu kelancaran proses, antara lain dapat melatih

pernapasan, relaksasi, menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta

melatih cara mengejan yang benar (Asrinah, dkk. 2010).

Senam hamil merupakan senam yang dilakukan untuk

mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan

untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal (Manuaba,

2010).

Senam hamil adalah latihan berupa beberapa gerakan tertentu

yang dilakukan khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil.

Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu

hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun

mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat,

aman dan spontan (Herdiani et al, 2019).

2. Manfaat Senam Hamil


Senam hamil dinilai dapat memberi dorongan serta melatih fisik

dan psikologis ibu secara bertahap agar ibu mampu menghadapi

berbagai ketidaknyamanan yang timbul selama masa kehamilan. Bila

dicermati lebih lanjut, sebenarnya dalam gerakan senam hamil

terkandung efek relaksasi yang dapat menstabilkan kecemasan dan

mengurangi rasa takut dengan cara relaksasi fisik dan mental, serta

mendapatkan informasi yang mempersiapkan mereka untuk

mengalami apa yang akan terjadi selama persalinan dan kelahiran.

Senam hamil yang teratur dapat mengurangi ketidaknyamanan dan

keluhan-keluhan ibu dalam menghadapi kehamilan, seperti; nyeri

punggung, mual, kejang tungkai, konstipasi, sesak nafas, serta

kecemasan. Senam hamil juga berguna melancarkan sirkulasi darah,

nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur

menjadi lebih nyenyak (Aliyah, 2016).

Gerakan senam hamil dapat mempengaruhi kualitas tidur ibu

hamil. Salah satu gerakan senam hamil adalah gerakan relaksasi.

Secara fisiologis latihan relaksasi pada senam hamil akan

menimbulkan relaks yang melibatkan saraf parasimpatis dalam sistem

saraf pusat. Dimana salah satu fungsi saraf parasimpatis ini adalah

hormone adrenaline dan epinefrin (hormone stress) dan meningkatkan

ekskresi hormone nonadrenaline dan nonepinefrin (hormone relaks)

sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu

hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi relaks (Wulandari,

2006).
Dengan demikian ibu hamil dapat tidur dengan mudah dan

nyaman, mengingat pentingnya senam hamil sebagai salah satu

alternatif untuk mengurangi keluhan-keluhan yang mengakibatkan

penurunan durasi tidur ibu hamil. Sedangkan menurut Asrinah (2010),

manfaat senam hamil secara teratur dan terukur ialah sebagai berikut:

a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Membantu menyediakan Energi

c. Mengurangi pembengkakan

d. Memperbaiki keseimbangan otot

e. Mengurangi resiko komplikasi kehamilan seperti gangguan

gastrointerstinal, termasuk sembelit

f. Membantu mengurangi stress dan membangkitkan suasana hati

g. Mengurangi ketidaknyamanan saat hamil

h. Membuat tidur lebih nyenyak

i. Menguatkan otot perut

j. Membantu tubuh mempersiapkan kelahiran

k. Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan

3. Syarat-Syarat Melakukan Senam Hamil

Menurut Maryunani (2013) beberapa persyaratan yang harus

diperhatikan untuk melakukan senam hamil yaitu :

a. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter

atau bidan

b. Latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana yang tenang

c. Berpakaian cukup longgar


d. Menggunakan kasur atau matras

e. Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin

f. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin

dibawah pimpinan instruktur senam hamil.

4. Konta Indikasi Senam Hamil

Indivara (2016) menjelaskan ada beberapa kontra indikasi

senam hamil yang harus diperhatikan, antara lain:

a. Kontra Indikasi Absolut atau Mutlak

Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit

paru, serviks inkompeten, kehamilan kembar, riwayat perdarahan

pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak plasenta, seperti

plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi.

b. Kontra Indikasi Relatif

Bila ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung tidak teratur,

paru bronchitis kronis, riwayat diabetes mellitus, obesitas, terlalu

kurus, penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedi dan perokok

berat.

Menurut Yuliarti (2012), dalam beberapa kondisi senam hamil

harus dihentikan. Ada beberapa tanda dan gejala senam hamil harus

dihentikan, antara lain:

1) Rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri pada

persendian

2) Kontraksi rahim yang lebih sering (interval kurang dari 20 menit)

3) Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban


4) Nafas pendek yang berlebihan

5) Denyut jantung yang meningkat (lebih dari 140 kali per menit)

6) Mual dan muntah yang menetap

7) Kesulitan berjalan

8) Pembengkakan yang menyeluruh

9) Aktifitas janin yang berkurang

Ada beberapa gerakan yang harus dihindari ibu hamil saat

melakukan senam hamil yaitu mengangkat kedua kaki dan sit-up

dengan kaki tetap lurus, posisi berdiri lama, dan duduk atau berbaring

dengan kaki menyilang agar sirkulasi tidak terganggu. Gerakan ini

sangat beresiko tinggi untuk dilakukan ibu hamil karena dapat

mengakibatkan cedera kompresi pada diskus vertebralis dan

kerusakan otot serta ligamen karena adanya peregangan otot dan

ligamen yang lentur (Brayshaw, 2017).

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi untuk Senam Hamil

Menurut Aliyah (2016) faktor-faktor yang mempengaruhi untuk

senam hamil adalah sebagai berikut :

a. Usia Kehamilan

Senam hamil pada kehamilan normal dapat dimulai pada

kehamilan kurang lebih 16-38 minggu. Pada sumber lain dikatakan

senam hamil biasanya bisa mulai diberikan setelah keluhan-keluhan

yang biasa timbul pada periode kehamilan muda seperti mual sampai

muntah, tidak ada perdarahan dalam kehamilan atau kehamilan sudah

memasuki mid trimester, yaitu sekitar usia 20 minggu kehamilan,


karena pada usia kehamilan ini plasenta telah terbentuk sempurna

sehingga kemungkinan untuk terjadinya ancaman keguguran lebih

kecil.

b. Pendidikan dan pengetahuan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mempengaruhi

keikutsertaan ibu dalam senam hamil. Semakin tinggi pengetahuan

ibu hamil tentang senam hamil, maka makin tinggi pula minat ibu

dalam melakukan senam hamil.

c. Status kesehatan ibu

Ibu yang dapat melakukan senam hamil adalah ibu dengan

status kesehatan yang baik dan memenuhi syarat untuk senam

hamil. Maka dari itu, sebelum melaksanakan senam hamil ibu

terlebih dahulu diperiksa kesehatannya, apakah ibu memiliki kondisi

yang kontraindikasi dengan senam hamil atau tidak.

d. Status Sosial

Terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dan

keikutserataan ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil. Dukungan

sosial suami merupakan faktor yang paling berperan untuk

berpartisipasi. Dukungan tersebut berupa dukungan instrumental,

emosional, dukungan informational, dan dukungan ekonomi bagi

ibu untuk mengikuti senam hamil.

6. Gerakan Senam Hamil


Gerakan-gerakan pada senam hamil memiliki ciri khasnya

sendiri. Adapun gerakan-gerakan tersebut menurut Manuaba (2010)

yaitu :

a. Pemanasan dan pendinginan

1) Pengaturan pernapasan

Sambil jalan ditempat tarik nafas dari hidung dan keluarkan

lewat mulut. Saat menarik nafas, tangan diangkat ke atas. Dan

waktu membuang nafas tangan diturunkan.

Gambar 1 Gerakan Pengaturan Pernapasan Senam Hamil

2) Peregangan leher

Tetap jalan ditempat, pegang perut dengan kedua tangan,

tunduk tegakkan kepala miring ke kanan dan ke kiri serta

tengok kanan kiri.

Gambar 2 Gerakan Peregangan Leher


3) Memutar bahu kebelakang

Dengan posisi kangkang dan lutut sedikit ditekuk atau sambil

duduk, bahu diputar ke belakang bergantian kanan dan kiri.

Gambar 3 Gerakan Bahu Senam Hamil

4) Peregangan otot samping

Dengan panggul ke kanan dan ke kiri, regang otot samping

sambil menarik satu tangan bergantian. Pada saat peregangan

dipertahankan beberapa detik.

Gambar 4 Peregangan Otot Samping

5) Peregangan lengan, punggung dan pinggang

Posisi membungkuk, lempar-tarik lengan ke depan dan

selanjutnya ke bawah untuk meregang pinggang.

6) Peregangan kencang panggul


Satu kaki jinjit miring bergantian, kemudian rasakan

peregangan panggul dan tarik dubur maupun perut bagian

bawah ke dalam.

b. Latihan kebugaran

1) Langkah depan, lengan depan atas

Dengan posisi berdiri tungkai kanan melangkah maju satu kali

diikuti tungkai kiri merapat. Bersamaan dengan itu dorong

kedua lengan lurus ke depan setinggi bahu, selanjutnya

lakukan langkah mundur satu kali bersamaan dengan gerakan

kedua lengan atas.

2) Langkah depan, lengan bawah samping

Gerakan tungkai seperti latihan pertama, hanya kedua tangan

diayun ke bawah pada saat langkah mundur kedua tangan

dibuka kesamping.

Gambar 5 Gerakan Langkah Depan Lengan Bawa Samping

3) Langkah samping, ayun lengan depan

Gerakan tungkai melangkah ke kanan satu kali, dengan tungkai

kiri merapat, bersamaan dengan itu kedua lengan diangkat


lurus ke depan setinggi bahu dan diturunkan kembali,

dilanjutkan gerakan dengan arah sebaliknya.

4) Langkah samping, ayun lengan samping

Langkah sama dengan langkah tiga, namun kedua lengan

diayunkan ke samping kemudian diturunkan.

5) Kebelakang, lengan depan atas

Gerakan sama dengan latihan pertama, hanya variasi langkah

tungkai ke belakang.

6) Langkah belakang, lengan bawah samping

Gerakan sama dengan latihan dua, hanya variasi langkah ke

belakang.

7) Langkah samping, tangan atas

Langkahkan kaki ke kanan, dan ikuti dengan kaki kiri. Langkah

ke kiri kembali ke posisi semula. Sambil melangkah, naikkan

kedua lengan ke atas dan ke bawah.

8) Langkah samping, tangan bawah

Langkahkan kaki seperti pada latihan tujuh, namun lengan

bawah diayun kebelakang dan kedepan dengan posisi lengan

atas ke belakang.

c. Latihan penguatan dan peregangan

1) Penguatan otot leher

Satu tangan menyangga kepala, yang lain berkacak pinggang.

Dorongkan kepala ke tangan dan dorongkan tangan ke kepala.

Lakukan bergantian dengan sisi yang lain.


2) Penguatan otot bahu

Tekuk satu tangan di atas bahu, dengan tangan lain lurus ke

samping, lakukan gerakan ngeper baik pada tangan maupun

kaki.

Lakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri.

3) Penguatan otot lengan depan

Tekuk kedua lengan di depan badan bersama-sama, kemudian

sambil mengangkat dan tekuk kaki bergantian ke atas.

4) Penguatan otot

Kaitkan kedua lengan lurus dibelakang badan, gerakkan naik

turun dengan posisi kaki berdiri tegak.

5) Penguatan otot perut

Dengan posisi kaki kangkang dan lutut sedikit ditekuk,

gerakkan satu tangan lurus dari atas sampai kedepan badan

bersamaan dengan mengkontraksikan otot perut maupun otot-

otot dasar panggul.

6) Penguatan otot kaki

Ambil posisi duduk dengan kedua tangan menyangga di

belakang badan, luruskan kaki ke depan ke belakang

bergantian dan teruskan dengan kedua kaki bersama-sama.

Variasikan gerakan ini dengan gerakan kaki ke samping

maupun memutar.
Gambar 6 Gerakan Penguatan Otot Kaki

7) Penguatan otot samping panggul

Dengan posisi duduk seperti latihan enam, tarik satu tungkai

menyilang tungkai yang lain, tarik kembali sehingga lurus dan

ulangi gerakan ini beberapa kali, bergantian kanan dan kiri.

Gambar 7 Gerakan Penguatan Otot Samping Panggul

8) Penguatan otot dasar panggul

Dengan posisi duduk bersila, tekan lutut dengan kedua tangan,

bungkukkan badan.

Gambar 8 Gerakan Penguatan Otot Dasar Panggul

9) Penguatan otot bahu


Dengan posisi duduk bersilang letakkan kedua tangan di atas

bahu. Putar siku ke depan alas, belakang dan bawah berulang

kali.

Gambar 9 Gerakan Bahu Senam Hamil

10) Penguatan otot lengan

Dengan posisi merangkak, julurkan satu lengan ke depan

setinggi bahu. Lakukan gerakan ini bergantian kanan dan kiri.

Dengan 2x8 pengulangan.

Gambar 10 Gerakan Merangkak Senam Hamil

11) Penguatan otot punggung

Dengan posisi merangkak naik turunkan punggung secara

perlahan.
Gambar 11 Gerakan Penguatan Otot Punggung

12) Penguatan otot panggul

Dengan posisi merangkak, goyangkan panggul ke kanan dan

ke kiri dengan gerakan ngeper.

13) Penguatan otot lengan

Dengan posisi merangkak ayunkan badan ke depan dan ke

belakang, kemudian tahan pada posisi panggul di atas tumit

beberapa saat.

14) Penguatan otot belikat

Dengan posisi tidur telentang kaitkan kedua tangan di belakang

kepala. Tekan kedua lengan ke lantai tahan beberapa detik,

kemudian kendorkan.

15) Penguatan otot tubuh bagian atas

Dengan posisi tidur telentang dan kedua lutut ditekuk angkat

panggul sampai badan lurus membentuk segitiga antara kedua

tungkai bawah dengan lantai.

Gambar 12 Gerakan Membentuk Segitiga Senam Hamil

16) Penguatan otot perut bagian atas


Dengan posisi tidur telentang tarik kedua kaki mendekati perut

angkat kepala dan tahan beberapa saat untuk kemudian

dikendorkan kembali. Pada saat mengangkat kepala nafas

harus ditahan.

Gambar 13 Gerakan Mengejan Senam Hamil

17) Penguatan otot panggul dan perut bagian bawah

Dengan posisi tidur telentang tekuk kedua lutut dan kemudian

gerakkan kedua lutut bersama-sama ke arah lantai, kembali ke

posisi semula dan gerakkan kedua lutut kearah yang lain.

Gambar 14 Gerakan Senam Dua Lutut

d. Latihan relaksasi

1) Relaksasi otot muka

Kerutkan otot muka, tahan 1-2 detik, kemudian lepaskan

sehingga betul-betul terasa relaksasi. Posisi tidur terlentang,

lutut ditekuk.
2) Relaksasi lengan-tangan

Dengan posisi tidur terlentang angkat lengan bawah 900 dari

lantai. Genggam tangan dan kerutkan lengan kuat-kuat

pertahankan 1-2 detik, dan lepaskan kembali.

3) Relaksasi otot perut dan dasar panggul

Dengan posisi terlentang atau miring, kerutkan otot perut, tahan

1-2 detik, lalu lepaskan. Ulangi beberapa kali, tarik juga dan

perut bawah ke dalam.

4) Relaksasi kaki dan tungkai

Dengan posisi tidur terlentang atau miring luruskan ujung kaki

menghadap ke bawah tahan beberapa detik kemudian

lepaskan.

Gambar 15 Gerakan Kaki Senam Hamil

5) Relaksasi seluruh tubuh

Dengan posisi tidur terlentang atau miring, kontraksikan seluruh

otot dan ambil nafas teratur, relaks. Bayangkan sesuatu yang

menyenangkan dan nikmatilah relaksnya tubuh.


Gambar 16 Gerakan Relaksasi Seluruh Tubuh

e. Latihan pernapasan

1) Pernapasan perut

Dengan sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua

lengan di samping badan, dan relaks, letakkan tangan kiri di

atas perut. Tarik napas dalam melalui hidung, sampai perut

menggelembung dan tangan kiri terangkat. Tahan sampai

beberapa detik dan hembuskan nafas lewat mulut. Ulangi

dengan frekuensi 8 kali per menit. Teknik pernapasan ini

digunakan untuk mempercepat relaksasi, dan mengatasi stress.

Gambar 17 Gerakan Pernapasan Senam Hamil

2) Pernapasan dada dalam

Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua

lengan di samping badan dan relaks, letakkan tangan di atas


dada. Tarik napas dalam melalui hidung dengan

mengembangkan dada sehingga tangan kanan terangkat.

Tahan 1-2 detik, dan hembuskan napas lewat celah bibir

sehingga tangan kanan turun mengikuti surutnya badan.

Frekuensi yang dianjurkan 8 kali per menit.

3) Pernapasan dada cepat

Dengan sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua

lengan di samping badan dan relaks tarik nafas cepat melalui

hidung dan hembuskan cepat melalui mulut, mulailah dengan

frekuensi 30 kali per menit yang makin lama makin dipercepat

hingga 60 kali per menit, perlambat lagi sedikit demi sedikit

hingga kembali menjadi 30 kali per menit.

4) Pernapasan kombinasi perut dan dada

Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua

lengan di samping dada dan relaks, katubkan kedua tangan

pada batas antara dada dan perut. Lakukan pernapasan perut

selama 30 detik.

5) Pernapasan kombinasi perut, dada dalam, dan dada cepat

Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua

lengan di samping dada dan relaks. Lakukan pernapasan perut

selama 15 detik, lanjutkan dengan pernafasan dada dalam 15

detik, kemudian pernapasan dada cepat yang makin lama

makin dipercepat untuk kemudian diperlambat dan dilanjutkan

pernapasan dada dalam dan diakhiri pernapasan perut. Teknik


pernapasan ini digunakan untuk mengatasi rasa nyeri his

pertengahan dan akhir kala I dan juga mengatasi keinginan

mengejan yang belum boleh dilakukan.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Sukorini (2017) di Surabaya bahwa kualitas tidur

buruk yang terjadi pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor lain seperti

gangguan kenyamanan fisik maupun ketakutan ibu hamil menjelang

persalinan. Risiko mengalami kualitas tidur yang buruk meningkat pada

ibu hamil yang memiliki gangguan kenyamanan fisik berat. Selain itu

pada ibu hamil yang mempunyai penyakit meningkatkan risiko untuk

mengalami kualitas tidur buruk.

Hasil penelitian dari Palifiana & Wulandari (2018) menunjukkan

bahwa dari 71 ibu hamil, sebanyak 53 (74,6%) ibu hamil mengalami

kualitas tidur buruk sedangkan 18 responden (25,4%) mengalami

kualitas tidur baik.

Sedangkan hasil penelitian Herdiani, et al. (2019) di wilayah kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu didapatkan hasil penelitian pada

26 orang ibu hamil trimester III bahwa sebanyak 23 ibu hamil mengalami

penurunan kualitas tidur yang kurang baik menjadi baik dari sebelum ke

sesudah melakukan senam hamil.

E. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Kualitas Tidur pada Ibu


Hamil
Senam Hamil
Trimester III
Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Hubungan variabel yang diteliti

F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Senam Hamil

Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada

ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun

mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat,

aman dan spontan. Senam hamil diberikan 2 kali dalam seminggu

selama kurun waktu 1 bulan pada ibu hamil dengan usia kehamilan

≥28 minggu.

Kriteria Objektif :

Ya : Jika dilakukan senam hamil

Tidak : Jika tidak dilakukan senam hamil

2. Kualitas Tidur pada Ibu Hamil Trimester III

Kualitas tidur merupakan ukuran dimana seseorang itu dapat

kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur.

Kualitas tidur seseorang itu dapat digambarkan dengan lama waktu


tidur, dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun setelah

bangun tidur. Kualitas tidur pada ibu hamil dalam penelitian ini adalah

kualitas tidur yang dirasakan oleh ibu hamil khususnya pada trimester

III dan diukur menggunakan kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality

Index (PSQI) yang memiliki 7 komponen pertanyaan yaitu kualitas

tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur,

gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan fungsi tubuh di

siang hari. Penilaian jawaban berdasarkan skala dari 0-3, dimana skor

3 menggambarkan hal negatif. Rentang jumlah skor adalah 0-21 dari

ketujuh komponennya.

Kriteria Objektif :

Baik : Jika hasil nilai ≤5

Buruk : Jika hasil nilai >5 (Curcio et al, 2012)

G. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Null (Ho)

Tidak terdapat efektivitas senam hamil terhadap kualitas tidur

pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat efektivitas senam hamil terhadap kualitas tidur pada

ibu hamil trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasy eksperimental

dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas senam hamil terhadap

kualitas tidur pada ibu hamil trimester III. Rancangan penelitian ini adalah

Post-Test Only Control Group Design. Dalam desain penelitian ini

terdapat dua kelompok yaitu kelompok satu diberi treatment (X) disebut

sebagai kelompok eksperimen (O1) dan kelompok kedua tidak diberi

treatment disebut kelompok kontrol (O2). Setelah kelompok eksperimen

diberi treatment, dilakukan pengukuran terhadap kedua kelompok.

Perbandingan hasil antara kedua kelompok menunjukkan efek dari

treatment yang telah diberikan. Kelompok kontrol berfungsi sebagai

pembanding dengan kelompok eksperimen yang telah diberikan

perlakuan selama kurun waktu tertentu. Pengaruh adanya treatment

adalah (O1:O2).
Tabel 2

Rancangan Penelitian

Kelompok Perlakuan Post Test


Eksperimen Senam Hamil O1
Kontrol - O2
Sumber : Hidayat, 2014.

Keterangan :

O1 = Post-Test Kelompok Eksperimen (diberi treatment)

O2 = Post-Test Kelompok Kontrol (tanpa diberi treatment)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari s/d April

2020.

2. Tempat

Penelitian ini berlokasi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Tirawuta.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua

ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu hamil

Trimester III yang memeriksakan kehamilannya sesuai dengan

kriteria inklusi di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur.


3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode

Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Dimana subjek peneliti didapatkan dari ibu

hamil dengan usia kandungan ≥28minggu yang memeriksakan

kandungannya di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirawuta

Kabupaten Kolaka Timur. Sampel dalam penelitian adalah sebagian

dari populasi dalam penelitian ini yang memenuhi Kriteria. Adapun

Kriteria pengambilan sampel yaitu :

a. Kriteria Inklusi:

1) Kehamilan normal

2) Kehamilan tunggal

3) Primigravida

4) Usia kehamilan ≥28minggu

5) Memiliki gangguan tidur

b. Kriteria Eksklusi:

1) Pernah mengikuti senam hamil selama hamil terakhirnya

2) Tekanan darah di atas normal (sistolik ≥130mmHg dan diastolik

≥90 mmHg)

3) Perokok berat atau mengkonsumsi alkohol

4) Memiliki penyakit bawaan.

5) Menderita kelainan jantung, anemia berat, asthma atau

masalah paru-paru kronik, serviks inkompeten, ataupun

kelainan letak plasenta.


6) Memiliki riwayat perdarahan pervaginam/pendarahan

antepartum.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat pengukuran

kualitas tidur yaitu kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

versi bahasa Indonesia. Instrumen ini telah baku dan banyak digunakan

dalam penelitian terkait kualitas tidur, terdiri dari 9 pertanyaan. PSQI

menggunakan skala ordinal dengan skor keseluruhan adalah 0 sampai

dengan nilai 21 yang diperoleh dari 7 komponen penilaian, yaitu: latensi

tidur, durasi tidur, kualitas tidur, efisiensi kebiasan tidur, gangguan tidur,

penggunaan obat tidur dan gangguan fungsi tubuh di siang hari. Apabila

semakin tinggi skor yang didapatkan, maka akan semakin buruk nilai

kualitas tidur (Aliyah, 2016).

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data

primer dengan membagikan kuesioner PSQI sesudah dilakukannya

senam hamil.

F. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

Menurut Notoatmodjo (2016), prosedur pengolahan data melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah upaya yang dilakukan untuk memeriksa kembali

kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat


dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah pengumpulan

data.

2. Koding

Koding adalah usaha untuk mengklarifikasi jawaban-jawaban

dari responden menurut jenisnya, dilakukan untuk memudahkan

pengolahan data dengan cara memberi simbol atau kode setiap

pengolahan berupa angka untuk selanjutnya dimasukkan dalam tabel

kerja untuk memperoleh pembacaan.

3. Tabulating

Tabulasi yaitu kegiatan memasukkan data yang telah ditabulasi

ke dalam program aplikasi statistik berbasis komputer.

4. Entry Data

Entri data adalah memasukkan data yang telah ada di tabulasi

kedalam program aplikasi statistik berbasis komputer.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data

kemudian data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk

mendapatkan dalam bentuk tabulasi, minimum, maksimum, dan mean

dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara

statistik deskriptif untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi dari

masing-masing variabel (Notoatmodjo, 2016).


Rumus :

f
P= × K (100 %)
N
Keteran gan:

P : Angka persentase variabel yang diteliti

f :Frekuensi

N : Jumlah populasi

K : Konstanta (100%) (Hidayat, 2014).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,

2016). Untuk mengetahui adanya efektivitas senam hamil terhadap

kualitas tidur pada ibu hamil trimester III, maka data dianalisis

menggunakan uji chi-square dan hasil tersebut akan diolah untuk

menetukan adanya hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen.

Rumus :

N ( ad−bc )2
X2 =
( a+ b ) ( c+ d )( a+c )( b +d )

Keterangan :

X 2 : Nilai chi-square

N : Jumlah sampel

a : Kategori I variabel dependen dan independen

b : Kategori II variabel dependen dan independen

c : Kategori I variabel dependen dan kategori II variabel independen

d : Kategori II variabel dependen dan kategori I variabel independen


Interpretasi :

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila p>α (0,05) yang berarti tidak

terdapat efektivitas

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila p<α (0,05) yang berarti terdapat

efektivitas

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan

izin kepada responden dan instansi tempat penelitian. Setelah mendapat

persetujuan, kemudian melakukan penelitian dengan menekankan

masalah etika yang meliputi :

1. Informed Concent

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang

memenuhi kriteria inklusi. Jika pasien bersedia menjadi responden

maka harus menandatangani lembar persetujuan dan pasien yang

menolak tidak akan dipaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan

nama responden, tetapi hanya memberi kode tertentu pada setiap

responden.

3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin

oleh peneliti dan hanya sekelompok data yang dilaporkan dalam hasil

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, J. 2016.Pengaruh Pemberian Senam Hamil Terhadap Tingkat


Kecemasan dan Kualitas Tidur Ibu Hamil di Puskesmas Samata
Kabupaten Gowa. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar.

Asrinah, dkk. 2010.Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Graha


Ilmu.Yogyakarta.

Curcio G., Tempesta D., Scarlanta S., Marzano C., Moroni F., Rossini P.,et
al. 2012. Validity of the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
Euronal Sci. Pubmed US National Library of Medicine.

Herdiani, TN & Simatupang, AU. 2019. Pengaruh Senam Hamil terhadap


Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas
Ratu Agung Kota Bengkulu. Journal for Quality in Women’s Health
Vol. 2 No.1 (pp. 26-35). Bengkulu.

Hidayat, Az. 2016. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Salemba Medika. Jakarta.

Indivara. 2016. The Mom’s Secret. Pustaka Anggrek. Yogyakarta

Krueger, Patrick dan Friedman, Elliot. 2017. Sleep Duration in the United
States: A Cross-Sectional Population-Based Study. United States:
Johns Hopkins Bloomberg Schoole of Public Health.
Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.

Maryunani, A & Yetty, S. 2013. Senam Hamil, Senam Nifas dan Terapi
Musik. Trans Info Media. Jakarta.

Morgan, G. & Hamilton, C. 2009. Obstetri & Ginekologi: Panduan Praktik


Edisi 2. EGC. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.


Jakarta.

Okun, M.L., Schetter, C.D., & Glynn, L.M. 2011. Poor Sleep Quality is
associated with preterm birth. Sleep; 34:1493e8.
https://academic.oup.com

Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018.
https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/19070500001/profil-
kesehatan-indonesia-2018.html

Renityas, N. N. dkk. 2017. Efektivitas Acuyoga Terhadap Keluhan Insomnia


Pada Ibu Hamil Trimester III di Masyarakat Agriculture Tradisional Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngamcar Kabupaten Kediri. Jurnal Ners
Dan Kebidanan Vol 4. STIKES Patria Husada Blitar.

Reichner, C.A. 2015. Insomnia and Sleep deficiency in pregnancy. Obstetric


Medicine, Vol. 8 (4) 168-171. DOI: 10.1177/1753495X15600572

Sharma, S. & Franco, R. 2014. Sleep and Its Disorders In Pregnancy.


Wisconsin Medical Journal, 103 (5).

Sinta, L. EL. dkk. 2016. Pengaruh Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Dengan
Kejadian Pre Eklamsia.

Sukorini, M. U. 2017. Hubungan Gangguan Kenyamanan Fisik Dan Penyakit


Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III. The Indonesian
Journal Of Public Health Vol 12. Universitas Airlangga.

Sumardani, E, dkk. 2015. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas


Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas
Ungaran. STIKES Ngudi Waluyo.

Tiran, D. 2015. Mengatasi Mual-mual dan Gangguan Lain Selama


Kehamilan. Disglossia. Jakarta.
Wangel, A.M., et al. 2011. Emergency Cesarean Sections Can Be Predicted
By Markers of Stress, worry, and Sleep Disturbances in first-time
mothers. Acta Obstet Gynecol Scand; 90: 238-224.
https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com

Wulandari. 2006. Efektivitas Senam Hamil Sebagai Pelayanan Prenatal


Dalam Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama.
Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Yuliarti, Nurheti. 2012. Panduan Lengkap Olahraga Bagi Wanita Hamil dan
Menyusui. Andi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai