Anda di halaman 1dari 4

Nama kelompok 5 :

1. Vanisia Permata K.

2. Wiwik Budi Rahayu N.

3. Yayuk Ida Rahayu

4. Yuni Kartika Indah

Tugas dan kewenangan perawat

Tenaga keperawatan merupakan salah satu tenaga kesehatan di rumah sakityang menentukan penilaian
terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Sehingga pelayanan keperawatan yang prima secara psikologis
merupakan sesuatu yangharus dimiliki dan dikuasai oleh perawat (Kusnanto, 2004). Menurut
Kusnantotahun 2004 fungsi perawat adalah :

1.Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yang tersedia dan
potensial untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2.Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompokdan masyarakat


berdasarkan diagnosis keperawatan.

3.Melaksanakan rencana keperawatan meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,


penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan pasien dan keadaan
terminal.

4.Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.

5.Mendokumentasikan proses keperawatan

6.Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari sertamerencanakan studi kasus guna
meningkatkan pengetahuan dan pengembangan ketrampilan dan praktek keperawatan.

7.Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien,keluarga, kelompok serta
masyarakat.

8.Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

9.Mengelola perawatan pasien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan
keperawatan.

Khusus untuk pelayanan keperawatan gawat darurat, setiap perawat melakukankegiatan berupa
pengelolaan peralatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain, pasien dan keluarga pasuien, serta
melakukan rujuan pasien (Kusnanto, 2004).Pelayanan kegawatdaruratan memerlukan penanganan
secara terpadu dandilakukan oleh multi disiplin dan multi profesi termasuk pelayanan
keperawatan.Pelayanan kegawatdaruratan sudah diatur dalam suatu sistem yang dikenal dengansistem
penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT). Sebagai salah satu bagiandari pelayanan
kegawatdaruratan, pelayanan keperawatan mengutamkan akseskesehatan bagi korban yang bertujuan
untuk mencegah dan mengurangi angkakesakitan, kematian, dan kecacatan. Saat bekerja di rumah sakit,
perawat diharapkan mampu untuk melakukan triase, resusitasi dengan atau tanpa alat,mengetahui
prinsip stabilisasi dan terapi definitif, mampu bekerja dalam tim,melakukan komunikasi dengan tim,
pasien beserta keluarganya (Kemenkes RI,2011). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2014Tentang keperawatan menjelaskan bahwasanya perawat:

1.Dalam keadaan darurat perawat dapat memberikan pertolongan pertama, perawat dapat melakukan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengankompetensinya.

2.Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan
mencegah kecacatan lebih lanjut

3.Keadaan darurat yang dimaksud merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan klien.

4.Keadaan darurat ditetepkan oleh perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan kelimuannya.

Mengacu pada kondisi pelayanan kegawat daruratan menurut DepartemenbKesehatan Republik


Indonesia tahun 2006 menyebutkan bahwasannya perawatgawat darurat mempunyai peran dan fungsi:

1.Fungsi independen : Memiliki fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (care)

2.Fungsi dependen : Memiliki fungsi didelegasikan sepenuhnya atau sebagaian dari profesi lain

3.Fungsi kolaboratif : Melakukan kerja sama saling membantu dalam program kesehatan
(perawatsebagai anggota tim kesehatan).

Menurut Hamurwono (2002), untuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya,maka perawat gawat
darurat harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut:

1.Mengenal klasifikasi pasien

2.Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal jantung paru dan otak,kejang, koma, perdarahan,
kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah pinggul dan kasus ortopedi

3.Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan gawat darurat

4.Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan internal.

Prinsip-prinsip etik :

1.Beneficence : mengerjakan yang baik.

2.Nonmaleficence : tidak merugikan orang.


3.Otonomi : menghargai penentuan sendiri.

4.Kesetiaan : ketulusan hati

5.Altruistik : mementingkan klien.

Isu legal dalam kegawat daruratan keperawatan adalah sebagai berikut :

1.Negligence (kelalaian)

2.Malpractice (tindakan yang salah)

3.Good Samaritan Laws (status ini melindungi privasi pasien tetapi biasanyatidak berlaku pada situasi
gawat darurat biasa)

4.Informed consent

5.Implied consent

6.Kewajiban melaporkan tersangka kejahatan kepada polisi

7.Kewajiban mengumpulkan bukti pada investigasi kejahatan, mengerti tentang kebijakan RS dan hukum
yang berlaku untuk pengumpulan bukti.

Kinerja perawat di IGD berdasarkan implementasi asuhan keperawatan kegawatdaruratan yaitu :


preparation, triage, basic life support (khususnya pelaksanaan tahapan ABCD ( Airway-
Breathing_Circulation-Disability).

Kasus :

Tn. M usia 42 tahun mengalami kecelakan tabrak lari di jalan tol sekitar pukul 14.00 Wib . Pada saat
kejadian Tn. M pingsan . Dan langsung dilarikan ke RS.

Perawat IGD menemukan adanya open fraktur pada tangan sebelah kanan disertai adanya Hematom
pada daerah frontal. Dari hasil pemeriksaan : TD :100/80mmHg , RR :17x/mnt , N : 60x/mnt.

Penjelasan :

Hal pertama yang dilakukan perawat di ruang IGD yaitu 3 perawat membantu mengambil pasien. Dan 2
perawat mempersiapkan alat. Perawat memasang tag triase yang didapat dari pasien adalah P1.
Kemudian perawat melakukan penangamam primary survey yaitu melakukan pemeriksaan airway,
breathing, circulation, karena pasien tidak sadarkan diri dan didapatkan N : 60 x/menit dan RR :
17x/menit, TD : 100/80 mmHg. Perawat melakukan pemasangan oksigen dan pasangan infus. Dan
melakukan perawatan luka serta imobilisasi serta pembalutan luka (pembidaian). Sedangkan perawat
lain menghubungi keluarga pasien. Dan perawat melakukan kolaborasi dengan dokter jaga terkait
fraktur yang dialami pasien. Dan dokter menyarankan pasien untuk dilakukan amputasi. Setelah
keluarga pasien datang dan pasien datang. Perawat menyampaikan informasi dan menjelaskan tentang
anjuran dari dokter terkait tindakan amputasi kepada keluarga dan pasien. Dan keluarga serta pasien
menyetujui tindakan amputasi tersebut dengan tujuan yang terbaik untuk pasien.

Peran perawat pada kasus tersebut adalah memberi asuhan keperawatan, advokat klien, edukator,
koordinator, dan kolaborator. Dan fungsi perawat interdependen.

Anda mungkin juga menyukai