Anda di halaman 1dari 17

Pendugaan Dampak Lingkungan

DISUSUN OLEH :
1. Ledius Zega ( 18400101)

Dosen Pengasuh:
Prof.Dr.Hasan Sitorus, Ms

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN
T/A 2020

1
KATA PENGANTAR

puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, Karena dengan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berisikan “Pendugaan Dampak Lingkungan”. Makalah ini sudah disusun
semaksimal mungkin dengan kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi baik dalam
materi maupun pikirannya.

Adapun tujuan dan maksud dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai salah
satu pemenuhan tugas mata kuliah AMDAL peternakan. Dengan harapan bahwa
makalah ini dapat membantu serta memberikan tambahan pengetahuan kepada
pembacanya.

Akhir kata, penulis menyadari karna keterbatasan pengetahuan maupun


pengalaman maka masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan serta menghargai
berbagai saran dan kritik dari pembaca untuk menambah ilmu serta memperbagus
makalah-makalah penulis selanjutnya.

Medan , 12 maret 2020


Penulis,

Ledius zega

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2

1.3. Tujuan............................................................................................................. 2

1.4. Manfaaat.......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dampak Lingkungan .................................................................... 3

2.2. Prinsip Dasar Perkiraan Dampak.................................................................... 4

2.3. Lingkungan Kajian Prakiraan Dampak........................................................... 5

2.4. Perkiraan (Besar) Dampak ............................................................................. 5

2.5. Evaluasi Dampak ........................................................................................... 7

2.6. Evaluasi Sifat Penting Dampak....................................................................... 9

2.7. Ketidak Pastian Dampak............................................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 13

3.1 Saran............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dampak lingkungan hidup adalah perubahan pada lingkungan hidup (bersifat +
atau -) yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan. Oleh karena itu dampak
Iingkungan tidak sama dengan perubahan lingkungan yang direncanakan yang
merupakan tujuan atau sasaran pembangunan. Supaya analisis dampak tersebut dapat
dipercaya, maka dampak hipotetisnya ditentukan terlebih dahulu.
Dampak dapat bersifat negatif maupun positif, demikian pula dari besarannya
dapat bersifat penting atau tidak. Terdapat kecenderungan untuk menganggap
dampak hanya sebagai dampak negatif dan tidak memperhatikan dampak positif,
bahkan umumnya dampak positif diabaikan. Oleh karena itu dalam banyak buku
terdapat bagian atau bab yang menguraikan tentang penanganan dampak (mitigation
of Impact), yang secara implisit mengandung arti dampak negatif. Tetapi sebaliknya
tidak mengandung bagian yang menguraikan tentang usaha untuk mengelola dampak
dengan memperbesar dampak positif. Oleh karena itu, sebaiknya ada perhatian yang
seimbang antara dampak negatif dan positif.
Penilaian dampak merupakan pertimbangan nilai (value judgment) dan karena
itu berisfat subyektif, meski penilaian itu dilakukan oleh pakar sekalipun. Karenanya
potensi konfl ikakan mungkin terjadi. Karena itu seyogyanyaANDALmencakup pula
usaha untuk mengatasi, atau paling tidak memperkecil konfl ik tersebut seperti
dengan mengembangkan metode perundingan (negotiation) (Carpenter, 1983;
Dostson,1983; dan John, 1986).
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) merupakan salah
satu alat pengelolaan lingkungan hidup yang digunakan secara efektif di Indonesia.
AMDAL mulai diatur secara resmi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1986 tentang AMDAL, kemudian diubah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 51
Tahun 1993 dan disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1999. AMDAL merupakan alat bantu pengambilan keputusan yang digunakan oleh
Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota dalam menentukan kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan suatu rencana usaha dan atau kegiatan. Untuk itu,
kompetensi orang yang memberikan masukan kepada pengambil keputusan perlu
ditingkatkan dan distandardisasi, antara lain melalui pelatihan penilaian AMDAL.

4
1.2. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara memprakirakan dampak lingkungan?
2. Bagaimana cara prakiraan dari suatu kegiatan manusia?
3. Bagaimana cara mengevaluasi dampak lingkungan ?

1.3. Tujuan
2. Memahami cara-cara prakiraan dampak penting secara formal maupun
non formal.
3. Menggunakan menilai metode dan teknik prakiraan dampak yang
digunakan dalam dokumen AMDAL untuk setiap parameter lingkungan
yang terkena dampak
4. Memahami cara-cara penetapan tingkat kepentingan dampak lingkungan

1.4. Mamfaat
Adapun manfaat daripada penulisan makalah ini, diharapkan dapat:
1. Dijadikan sebagai pedoman penulisan makalah mahasiswa yang lain.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang prakiraan
dampak dan evaluasi dampak dalam AMDAL.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan dapat diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh suatu
komponen lingkungan tertentu pada ruang dan waktu tertentu sebagai akibat adanya
kegiatan tertentu. Kegiatan ini dapat bersifat alami, seperti letusan gunung merapi,
gempa bumi, semburan gas beracun dari kawah dan lain sebagainya, yang pada
dasarnya mengakibatkan perubahan yang cukup mendasar pada lingkungan
disekitarnya. Kegiatan yang menimbulkan dampak juga dapat disebabkan oleh
kegiatan manusia, seperti misalnya pembangunan industri pupuk, pembangunan
waduk, atau pembangunan pemukiman transmigrasi.
Dalam proses AMDAL dampak lingkungan yang dikaji adalah dampak
lingkungan yang akan timbul akibat adanya kegiatan yang direncanakan oleh
manusia, yang dalam hal ini sering diistilahkan sebagai (proyek) pembangunan. Di
dalam analisis dampak lingkungan dikenal dua jenis pengertian atau batasan tentang
dampak lingkungan, yakni (Soemarwoto, 1988):
1. Dampak (proyek) pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan
antara kondisi lingkungan sebelum ada proyek dan yang diprakirakan akan
terjadi setelah ada (proyek) pembangunan.
2. Dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan yang diprakirakan akan terjadi tanpa adanya (proyek)
pembangunan dan yang diprakirakan akan terjadi dengan adanya (proyek)
pembangunan tersebut Secara umum dampak lingkungan dikategorikan atas
dampak primer dan dampak sekunder. Dampak primer umumnya timbul
sebagai akibat adanya pengunaan bahan baku/input produksi  dan atau
kegiatan konstruksi suatu proyek. Sedang dampak sekunder umumnya timbul
sebagai akibat adanya proses atau produk (product) dari rencana kegiatan.
Dampak primer umumnya relatif lebih mudah diukur, sedang dampak
sekunder lebih sulit. padahal umumnya dampak sekunder inilah yang sering
lebih nyata (signifi cant) dibandingkan dengan dampak primer. Sebagai
contoh, dampak primer suatu kegiatan adalah perubahan komposisi jenis
vegetasi, namun dampak sekundernya jenis satwa liar.

6
2.2 Prinsip Dasar Prakiraan Dampak
Dalam studi ANDAL, prakiraan dampak merupakan suatu proses untuk
menduga/mengantisipasi respon atau perubahan suatu kondisi lingkungan tertentu
akibat adanya rencana kegiatan tertentu, yang berlangsung pada ruang dan waktu
tertentu. Sebagai contoh dampak penambangan batubara terhadap vegetasi, erosi,
kualitas air, dan pendapatan masyarakat. Terhadap kegiatan penambangan batubara
tersebut masing-masing komponen lingkungan tersebut (vegetasi, erosi, kualitas air,
pendapatan masyarakat) pada ruang dan waktu tertentu, memberi respon/perubahan
yang berbeda-beda.  
Tampak bahwa dalam memprakirakan dampak lingkungan terkandung makna
analisis prakiraan atas besaran dampak lingkungan (magnitude of impact). Dapat
dikatakan prakiraan dampak merupakan salah satu titik kritis dalam proses
penyusunan ANDAL. Sehingga prakiraan dampak merupakan “trade mark” dalam
dokumen ANDAL, dan merupakan ciri pembeda dengan dokumen-dokumen riset
lainnya. Dapat dipahami bila Beanlands dan Duinker (1983) menjuluki prakiraan
dampak ini sebagai “urat Achilles” dari studi ANDAL.
Ada 3 (tiga) prinsip dasar yang perlu diketahui dalam melakukan prakiraan
dampak lingkungan, termasuk dalam hal ini prakiraan dampak aspek sosial, yakni:
 Prinsip 1, Merujuk pada batasan tentang dampak lingkungan yang digunakan
dalam AMDAL, maka prakiraan dampak lingkungan harus dilakukan dengan
pendekatan “Dengan dan Tanpa Proyek”. Dengan pendekatan ini pakar ilmu
sosial yang terlibat dalam penyusunan AMDAL tidak hanya memprakirakan
kondisi sosial/ ekonomi/budaya yang akan terjadi bila ada proyek
pembangunan, tetapi juga harus memprakirakan kondisi
sosial/ekonomi/budaya bila tanpa ada proyek pembangunan. Ini sungguh
merupakan suatu tantangan karena umumnya pakar ilmu sosial relatif lebih
mengetahui perilaku perubahan sosial akibat adanya proyek pembangunan,
ketimbang memprakirakan perubahan yang akan terjadi bila tanpa ada proyek
pembangunan.
 Prinsip 2, Keterkaitan dengan dokumen Kerangka Acuan (KA). Prakiraan
dampak lingkungan yang tertuang di dalam dokumen ANDAL harus
difokuskan pada setiap komponen lingkungan yang menurut dokumen KA
berpotensi mengalami perubahan mendasar. Sebagai misal, dalam dokumen
KA teridentifi kasi bahwa 5 komponen aspek fi sik-kimia, 3 komponen aspek

7
biota, dan 6 komponen aspek sosial diduga akan terkena dampak penting
(berubah mendasar); maka prakiraan dampak harus difokuskan ke setiap
komponen dari 14 komponen lingkungan yang tercantum di dalam dokumen
KA. Apabila dalam studi ANDAL ternyata dijumpai bahwa hanya 12
komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak penting, sehingga
berbeda dengan yang tercantum dalam dokumen KA, maka perbedaan
tersebut perlu diutarakan/dibahas di dalam dokumen ANDAL.
 Prinsip 3, Keterkaitan antar komponen lingkungan yang terkena dampak.
Mengingat dampak lingkungan pada dasarnya saling terkait dan pengaruh
mempengaruhi satu sama lain (lihat Lembar Informasi 3 dari bahan ajar 1,
tentang Karakteristik Dampak Sosial); maka dalam melakukan prakiraan
dampak hal ini harus diperhatikan benar karena analisa dilakukan oleh tenaga
ahli yang bidangnya berbeda-beda. Disinilah peranan Ketua Tim Studi
AMDAL: senantiasa menjaga keterkaitan antar dampak lingkungan yang
ditelaah.
2.3. Lingkungan Kajian Prakiraan Dampak
Dalam prakiraan dampak lingkungan terkandung dua macam kajian, yakni:
1. Prakiraan atas seberapa besar perubahan atau dampak lingkungan (magnitude
of impact) yang akan timbul sebagai akibat adanya proyek. 
2. Evaluasi atas mendasar tidaknya atau penting tidaknya dampak lingkungan
yang akan timbul bagi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan
ekologi. Kajian yang pertama pada dasarnya bertujuan untuk menjawab
pertanyaan: apakah dampak yang akan timbul berskala besar atau kecil (big
or little magnitude of impact), dan bersifat positif atau negatif? Sedangkan
kajian yang kedua berkenaan dengan seberapa jauh perubahan atau dampak
lingkungan yang akan timbul itu bersifat penting atau mengubah secara
mendasar aspek-aspek tertentu dari kehidupan sosial, ekonomi, budaya,
kesehatan dan ekologi. Dengan perkataan lain kajian tentang penting dampak
berkenaan dengan sejauh mana kepentingan manusia dan kepentingan
kehidupan ekologi berubah mendasar sebagai akibat adanya proyek.

2.4. Prakiraan (Besar) Dampak


Berdasarkan Prinsip Pertama tersebut, maka untuk mengetahui seberapa besar
dampak lingkungan yang akan timbul pada dasarnya harus diukur selisih antara:

8
 Kondisi lingkungan sosial tertentu yang diprakirakan akan terjadi di waktu
mendatang sebagai akibat adanya proyek (sebagai misal, tingkat pendapatan
penduduk sekitar proyek tujuh tahun setelah proyek beroperasi) Kondisi
lingkungan yang diprakirakan akan terjadi di ruang dan waktu tertentu tanpa
adanya kegiatan proyek (sebagai misal, tingkat pendapatan penduduk pada
tujuh tahun mendatang bila tidak ada proyek). Untuk memudahkan prakiraan
kondisi lingkungan tanpa proyek di masa mendatang, umumnya para
penyusun AMDAL mengasumsikan kondisi lingkungan di masa mendatang
dipandang sama atau konstan dengan situasi sebelum ada proyek.
Hal lain yang perlu diketahui adalah, prakiraan dampak sangat terkait dengan
dimensiruang dan waktu berlangsungnya dampak. Sehingga dapat dikatakan dampak
lingkungan suatu rencana usaha/kegiatan bersifat unik dan khas, yakni hanya berlaku
untuk ruang dan waktu tertentu akibat aktivitas tertentu dari rencana usaha/kegiatan.
Sehingga dalam konteks prakiraan dampak aspek sosial harus dapat dianalisis:
1. Siapa yang terkena dampak (who are going to be aff ected). Siapa menunjuk
pada berapa orang yang terkena, ciri-ciri mereka bagaimana (umur,
pekerjaan, tingkat kerentanan dan sebagainya). Siapa disini juga bisa
menunjukkan satuan analisa: individu, keluarga atau masyarakat.
2. Dalam bentuk apa (in what way) mereka terkena dampak. Misalnya,
penduduk yang tinggal disepanjang rute menuju ke proyek, akan terkena
dampak dari aktivitas transportasi peralatan. Aktivitas ini akan menimbulkan
bising dan debu.
3. Berapa lama dampak itu berlangsung. Dampak bising dan debu akan
berlangsung selama masa konstruksi. Penyusun studi bisa menghitung berapa
lama masa konstruksi itu berjalan.
Langkah prakiraan atau “proyeksi” sangat dekat dengan pelingkupan dan identifi
kasi rona lingkungan. Dalam pelingkupan, para peneliti menentukan ruang lingkup
studi (space and time boundaries, key topics dan unit of analysis) melalui pengkajian
kegiatan proyek dan kondisi masyarakat. Jika para peneliti telah melakukan dua
proses ini dengan baik, tahap prakiraan dampak akan mudah dilakukan. Prakiraan
dampak lingkungan memiliki perbedaan yang mendasar dengan evaluasi dampak
lingkungan. Bila dalam prakiraan dampak lingkungan yang diteliti adalah: respon
atau perubahan setiap komponen lingkungan lingkungan yang berpotensi terkena
dampak, maka dalam evaluasi dampak lingkungan yang dikaji adalah totalitas respon

9
dari berbagai komponen lingkungan yang pada ruang dan waktu tertentu terkena
dampak dari proyek.   

2.5. Evalusi Dampak


Evaluasi dampak sering diartikan sebagai penilaian terhadap sesuatu
perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah
baik kimia, fisik maupun biologi.
Dampak dapat dievaluasi secara informal dan formal
a. Metode Informal
Metode Informal yang sederhana ialah dengan memberi nilai variabel,
misalnya kecil, sedang, dan besar. Cara lain ialah dengan memberi skor, misalnya
dari 1 (satu) sampai 5 (lima) tanpa patokan yang jelas. Namun metode ini tidak
memberi pegangan cara untuk mendapatkan nilai penting dampak. Karena itu
disinipun terjadi fluktuasi yang besar antara anggota tim dan pemberian nilai. Kadar
subyektivitas evaluasi itu tinggi. Misalnya, seorang pejabat Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) akan cenderung untuk
memberikan nilai penting yang lebih tinggi untuk dampak margasatwa daripada
seorang pejabat Direktorat Jenderal Industri Dasar.
b. Metode Formal
Metode formal dapat dibedakan dalam:
 Metode Pembobotan
Dalam sistem ini dampak diberi bobot dengan menggunakan metode yang
ditentukan secara eksplisit. Sebuah contoh ialah sistem pembobotan menurut Battelle
utnuk pengembangan sumberdaya air (Dee.el.al.1973). Dalam sistem Battelle ini
lingkungan dibagi dalam empat kategori utama, yaitu ekologi, fisik/ kimia, estetik,
dan kepentingan manusia/ sosial. Masing-masing kategori terdiri atas komponen.
Misalnya, komponen dalam katergori ekologi ialah jenis dan populasi teresterial.
Selanjutnya komponen dibagi dalam indikator dampak. Contoh indikator dampak
dalam komponen jenis dan populasi teresterial ialah tanaman pertanian dan vegetasi
alamiah. Masing-masing kategori, komponen dan indikator dampak dinilai
pentingnya relatif terhadap yang lain dengan menggunakan angka desimal antara 0
dan 1.

10
Angka dalam sistem evaluasi lingkungan Battelle diragukan kegunaannya
diIndonesia, karena sistem nilai kita berbeda dengan di Amerika serikat. Namun
demikian metode untuk mendapatkan bobot dalam sistem evaluasi lingkungan itu
kiranya pantas untuk diteliti kegunaannya di Indonesia. Sudah barang tentu kategori,
komponen dan indikator serta peruntukannya harus disesuaikan dengan keadaan
di Indonesia. Mongkol (1982) membuat modifikasi sistem evaluasi lingkungan
Battelle. Pertama fungsui nilai tidaklah dibuat dari grafik mutu lingkungan terhadap
indikator dampak, melainkan grafik mutu lingkungan terhadap M/S, M ialah
indikator dampak dan S adalah batas maksimum atau minimum indikator dampak
yang tidak boleh dilampaui.
Modifikasi kedua ialah Mongkol tidak menggunakan biaya lingkungan netto
atau manfaat lingkungan netto.
Agar operasi matematik dapat dilakukan dalam metode pembobotan, metode itu
harus menggunakan skala interval atau skala nisbah.
 Metode Ekonomi
Metode ini mudah diterapkan pada dampak yang mempunyai nilai uang. Untuk
dampak yang mempunyai nilai uang penerapan metode ini masih mengalami banyak
kesulitan. Cara yang umum dipakai ialah untuk memberikan harga bayangan
(shadow price) pada dampak tersebut. Harga bayangan itu didasarkan pada
kesediaan orang atau pemrintah untuk membayar / untuk menerima biaya ganti rugi
untu lingkungan yang terkena dampak tersebut. Misalnya pemerintah
mengalokasikan anggaran belanja tertentu untuk penjagaan dan pemeliharaan cagar
alam dan taman nasional. Demikian pula orang bersedia untuk mengeluarkan biaya
untuk mengunjungi suatu cagar alam atau taman nasional. Besarnya anggaran
belanja atau biaya perjalanan tersebut merupakan harga bayangan cagar alam, yaitu
nilai yang diberikan oleh pemerintah/ orang kepada cagar alam itu.
Dalam hal lingkungan yang tercemar biaya deperlukan untuk membersihkan
lingkungan dari pencemaran, biaya itu makin tinggi, dengan demikian tingginya
tingkat kebersihan yang dikehendaki masyarakat.
Pada prinsifnya dampak pada manusia dapat pula diberi harga bayangan.
Misalnya, harga bayangan untuk dampak kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah
yang hilang dan atau biaya pengobatan. Demikian pula biaya yang dikeluarkan
pemerintah untuk dampak kesehatan dapat dihitung berdasarkan upah yang hilang

11
dan atau biaya pengobatan. Demikian pula biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk
pelayanan kesehatan, misalnya vaksinasi, dapat disebut pula sebagai harga
membayar perlindungan jiwa dari kematian. Banyak tantangan masih diberiklan
terhadap pemberian nilai uang pada lingkungan terutama pada jiwa dan kesehatan
manusia, tantangan itu terutama berkaitan dengan masalah etik.

2.6. Evalusai Sifat Penting Dampak


Evaluasi terhadap sifat penting dampak merupakan hal yang lebih subyektif
dibanding prakiraan (besar) dampak. Sebab dampak lingkungan yang berskala besar
(big magnitude of impact), belum tentu mengakibatkan perubahan yang mendasar
atau penting (importance) pada aspek-aspek tertentu dari kehidupan. Sebaliknya,
dampak lingkungan yang berskala kecil (little magnitude of impact) dapat saja
merubah secara mendasar kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan ekologi di
sekitarnya.
Hal tersebut tidak lain karena penilaian atas pentingnya dampak merujuk pada
pengertian sejauh mana dampak lingkungan yang timbul bersifat mendasar atau
penting bagi stabilitas dan kepulihan ekosistem (ecological importance), serta bagi
kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat (social importance). Setiap
kelompok masyarakat memberi nilai penting yang berbeda-beda terhadap perubahan
stabilitas dan kepulihan ekosistem, serta kehidupan sosial ekonominya. Perbedaan
ini muncul karena adanya perbedaan dalam latar belakang budaya, serta perbedaan
ruang dan waktu. Dengan demikian “nilai penting” ini bersifat dinamis, sesuatu yang
dipandang penting saat ini oleh suatu kelompok masyarakat dapat berubah menjadi
tidak penting pada beberapa tahun mendatang, demikian pula sebaliknya. Disamping
faktor budaya, penting tidaknya dampak pada kehidupan sosial juga dapat berbeda-
beda tergantung pada lapisan sosial (misal kaya, menengah atau miskin), dan
golongan sosial yang terkena dampak (misal, kalangan pemerintah, masyarakat
sekitar proyek, kalangan pakar, kalangan LSM). Misalnya, suatu rencana
usaha/kegiatan diduga akan menimbulkan dampak penting positif terhadap
pendapatan dikalangan penduduk yang memiliki ketrampilan yang menunjang
kegiatan proyek, namun dampak penting positif ini tidak berlaku bagi lapisan sosial
masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan.
Dalam evaluasi sifat penting, besar dampak lingkungan yang akan timbul
--termasuk dalam hal ini aspek sosial-- dievaluasi secara cermat sejauh mana

12
perubahan tersebut membawa pengaruh yang mendasar terhadap tatanan kehidupan
sosial dan ekologi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan seperangkat kriteria
tertentu yang bersifat legal, yakni Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting,
yang dikukuhkan melalui Keputusan Kepala Bapedal. Dalam Pedoman tersebut
secara formal ditetapkan batasan dan criteria dampak yang bersifat penting yang
berlaku untuk aspek fisika kimia, biologi, dan sosial.
Agar pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai persepsi dan kriteria yang
sama tentang dampak penting, beberapa peraturan perundang-undangan yang
diterbitkan telah memuat beberapa ketentuan tentang faktor-faktor penentu dan tolok
ukur dampak penting. Dalam UU No. 23 tahun 1993 dan PP No. 27 Tahun 1997
dimuat enam faktor yang menentukan dampak lingkungan dapat bersifat penting,
yakni :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
Untuk mengukur sejauh mana perubahan lingkungan bersifat mendasar, telah
diterbitkan ketentuan tentang tolok ukur dampak penting, yakni Keputusan Kepala
BAPEDAL No. KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting. Keputusan tersebut menyatakan bahwa ukuran dampak penting terhadap
lingkungan ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan secara
relatif dengan skala usaha (besar kecilnya), hasil guna, dan daya guna dari
rencana usaha atau kegiatan.
2. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula
didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah satu
aspek lingkungan, atau juga terhadap kesatuan dan kaitannya dengan aspek-
aspek lingkungan lain dalam wilayah studi yang telah ditentukan.
3. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat
positif atau negatif, tidak boleh dipandang sebagai faktor yang berdiri sendiri-
sendiri, melainkan harus diperhitungkan keseluruhannya sebagai satu
kesatuan untuk keperluan pengambilan keputusan.

13
3.7. Ketidak Pastian Dampak
Memprakirakan suatu dampak dalam studi ANDAL memiliki tingkat kesulitan
yang cukup tinggi. Penguasaan dari anggota tim dan perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang yang akan diprakirakan dampaknya memegang peranan yang
sangat penting. Disamping itu faktor-faktor lingkungan juga perlu diketahui, karena
dalam memprakirakan dampak harus memenuhi dinamika dari lingkungan tempat
studi diadakan.
Informasi mengenai sejarah dan perkembangan lingkungan didaerah studi juga
mempermudah dalam memprakirakan dampak. Oleh karena itu diperlukan
pengumpulan data dan informasi keadaan lingkungan dimasa lalu dan sekarang
secara lengkap (data runtutan) di semua aspek (fi sika-kimia, biologi dan sosial
ekonomi). Bidang sosial ekonomi dan sosial budaya adalah bidang yang paling sulit
diprakirakan dampaknya. Hal ini disebabkan karena belum banyaknya teknik-teknik
prakiraan dampak yang dikembangkan sehingga sepenuhnya bergantung
pada professional judgement atau pertimbangan dari keahlian anggota tim.
Besar dampak yang terjadi di masa yang akan datang tergantung dari waktu
dan berapa lama dampak terjadi. Perlu diperjelas dalam jangka waktu berapa lama
dampak tersebut akan diprakirakan. Prakiraan dampak untuk jangka waktu yang
lebih lama atau makin panjang akan makin sulit dan makin terbuka untuk melakukan
kesalahan yang lebih besar. Oleh karena itu, maka pada saat memprakirakan dampak
harus dipertimbangkan adanya ketidakpastian (uncertainty). Untuk menjamin presisi
pendugaan besaran dampak dan menanggulangi ketidakpastian ini maka perlu
diketahui adanya kesalahan yang berasal dari beberapa sumber ketidakpastian.
Sumber kesalahan dimungkinkan dapat berasal dari salah satu sumber-sumber
ketidakpastian berikut ini.
1. Type of One Error atau Alpha Error
Tipe Alpha Error adalah tipe kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan
penarikan kesimpulan. Dari pendugaan terhadap dampak seluruh komponen
lingkungan yang telah dilakukan harus disimpulkan komponen apa saja yang terkena
dampak yang cukup besar.
2. Type of Two Errors atau Betha Error
Tipe kesalahan ini terjadi pada saat menentukan hipotesis yang diajukan.
Dalam pemikiran setiap pakar mengenai suatu komponen lingkungan tertentu pasti

14
telah ada hipotesis tentang dampak yang mungkin akan timbul. Dalam memutuskan
dampak yang sesuai dengan hipotesis, biasanya akan terjadi kesalahan.
3. Type of S Error atau Subject Error
Kesalahan dalam pendugaan dampak tipe ini disebabkan oleh karena tidak
baiknya dalam menentukan unit cuplikan (unit sampel). Dengan unit cuplikan yang
salah maka data dan informasi tentang kondisi lingkungan dan deskripsi tentang
rona lingkungan juga salah. Akibatnya dalam pendugaan dampak, juga terjadi
kesalahan.
4. Type G Error atau Group Error
Tipe kesalahan ini biasanya pada pendugaan dampak sosial ekonomi. Pada
hakekatnya pendapat suatu kelompok masyarakat sering berbeda dengan pendapat
individu. Apabila dilaksanakan pengamatan dalam kelompok saja, kemungkinan
terjadi kesalahan karena sifat-sifat individual tidak diketahui. Sementara itu apabila
diamati sifat dan persepsi individual seringkali tidak sesuai dengan persepsi
berdasarkan kelompok. Oleh karena itu perlu didapatkan informasi secara kelompok
dan informasi individual. Setelah data dan informasi ini dinilai telah memenuhi
syarat, baru kemudian dilakukan prakiraan dampak.
5. Type of R Error atau Replication Error
Tipe kesalahan ini terjadi karena keterangan atau data diperoleh berdasarkan
pada pengamatan yang ulangan cuplikannya tidak memenuhi syarat. Pada studi
AMDAL hal ini sering terjadi, karena metode penelitian secara ilmiah diabaikan.
Perlu dikemukakan bahwa dalam pendugaan dampak untuk sesuatu yang
akan datang maka masalah ketidakpastian patut mendapat perhatian dan
pertimbangan. Masalah ketidakpastian dapat dimasukkan kedalam analisa
probabilitas.

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dampak lingkungan dapat diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh suatu
komponen lingkungan tertentu pada ruang dan waktu tertentu sebagai akibat adanya
kegiatan tertentu. Kegiatan ini dapat bersifat alami, seperti letusan gunung merapi,
gempa bumi, semburan gas beracun dari kawah dan lain sebagainya, yang pada
dasarnya mengakibatkan perubahan yang cukup mendasar pada lingkungan
disekitarnya. Dalam studi ANDAL, prakiraan dampak merupakan suatu proses untuk
menduga/mengantisipasi respon atau perubahan suatu kondisi lingkungan tertentu
akibat adanya rencana kegiatan tertentu, yang berlangsung pada ruang dan waktu
tertentu. Dapat dikatakan prakiraan dampak merupakan salah satu titik kritis dalam
proses penyusunan ANDAL. Sehingga prakiraan dampak merupakan “trade mark”
dalam dokumen ANDAL, dan merupakan ciri pembeda dengan dokumen-dokumen
riset lainnya.
Ada 3 (tiga) prinsip dasar yang perlu diketahui dalam melakukan prakiraan
dampak lingkungan, termasuk dalam hal ini prakiraan dampak aspek sosial, yakni:
Merujuk pada batasan tentang dampak lingkungan yang digunakan dalam AMDAL,
Keterkaitan dengan dokumen Kerangka Acuan (KA) dan Keterkaitan antar
komponen lingkungan yang terkena dampak. Dalam prakiraan dampak lingkungan
terkandung dua macam kajian, yakni, prakiraan atas seberapa besar perubahan atau
dampak lingkungan (magnitude of impact) yang akan timbul sebagai akibat adanya
proyek dan evaluasi atas mendasar tidaknya atau penting tidaknya dampak
lingkungan yang akan timbul bagi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan
ekologi.

3.2. Saran
Semoga prakiraan dan evaluasi dampak ini dapat dijadikan secara optimal
dalam pengambilan suatu keputusan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Fandeli, Ch, 2004. Analisis Mengenai Dampak Linkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan. Penerbit Liberty, Yogyakarta
Marsono, Dj, 1992. Dampak Pelaksanaan Amdal Hak Pengusahaan Hutan. Buletin
Instiper Vol. 3. Nomor.1, Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Soemarwoto, Otto, 1996. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Bandung: Gajah 
Mada 
University Pres.
Wiki media 2009. Evaluasi Dampak dan Resiko  dalam AMDAL (online).
(Http//:www.google.com. diakses 12 Juni 2020/13;00).

17

Anda mungkin juga menyukai