PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2. Bagaimana proses terjadinya umpan balik positif dan umpan balik negatif
pada siklus menstruasi?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui proses terjadinya umpan balik positif dan umpan balik
negatif pada siklus menstruasi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menstruasi adalah gejala periodik pelepasan darah dan mukosa jaringan dari
lapisan dalam rahim melalui vagina. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama
masa reproduksi, dimulai saat pubertas (menarche) dan berakhir saat menopause,
kecuali selama masa kehamilan. Berdasarkan pengertian klinik, menstruasi dinilai
berdasarkan 3 hal yaitu, siklus menstruasi, lama menstruasi, dan jumlah darah yang
keluar. (Sarwono, 2011)
Lama menstruasi adalah durasi atau lamanya darah yang muncul saat
menstruasi pada wanita (MedScape), atau jarak dari hari pertama menstruasi (darah
keluar dari vagina) sampai perdarahan menstruasi berhenti. Biasanya lama menstruasi
yang dapat dikatakan normal berkisar antara 4 – 8 hari. (Sarwono, 2011). Volume
menstruasi merupakan jumlah darah yang keluar selama masa menstruasi. Dikatakan
volume yang normal jika jumlah darah yang keluar selama menstruasi berlangsung
tidak lebih dari 80 ml, atau dalam satu harinya ganti pembalut sebanyak 2 – 6 kali.
(Sarwono, 2011)
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium
(indung telur) dan siklus uterus (rahim).
a. Siklus Ovarium
3
untuk mengeluarkan darah haid. Kontraksi yang kuat dalam rahim dapat menyebabkan
suplai oksigen ke rahim tidak berjalan dengan lancar.
2. Fase Folikular
Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memacu perkembangan
10 - 20 folikel dengan satu folikel dominan. namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’
yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang
tinggi disebabkan oleh kadar estrogen dan progesteron yang rendah pasca fase haid
sebelumnya. Selama dan segera setelah haid kadar estrogen relatif rendah tapi mulai
meningkat karena terjadi perkembangan folikel..
4
(2) Hari ke 9 - 14:
3. Fase Ovulasi
Kejadian ini terjadi pada hari ke-14 dari siklus, sel telur yang dilepaskan tersapu
ke tuba falopi oleh silia fimbriae. Fimbriae adalah struktur berbentuk seperti jari-jari
yang terletak di ujung tuba falopi dekat dengan ovarium. Sedangkan silia merupakan
rambut getar yang halus, berfungsi untuk mengantarkan sel telur menuju rahim.
5
4. Fase Luteal
Fase Luteal Hari ke-15 – 28, sisa folikel tertahan dalam ovarium dipenitrasi oleh
kapilar dan fibroblas dari teka. Sel granulosa mengalami luteinisasi menjadi korpus
luteum. Korpus luteum merupakan sumber utama hormon steroid seks, estrogen dan
progesteron disekresi oleh ovarium pada fase pasca-owlasi. Korpus luteum
meningkatkan produksi progesteron dan estradiol. Kedua hormon tersebut diproduksi
dari prekursor yang sama. Selama fase luteal kadar gonadotropin mencapai nadir dan
tetap rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi pada hari ke-26 - 28. Jika
terjadi konsepsi dan implantasi, korpus luteum tidak mengalami regresi karena
dipertahankan oleh gonadotrofin yang dihasilkan oleh trofoblas. Jika konsepsi dan
implantasi tidak terjadi korpus luteum akan mengalami regresi dan terjadilah haid.
Setelah kadar hormon steroid turun akan diikuti peningkatan kadar gonadotropin untuk
inisiasi siklus berikutnya.
6
Gambar Siklus Menstruasi
7
B. Siklus Endomentrium
1) Fase menstruasi
Pada fase menstruasi, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai
pendarahan. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada
awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon)menurun
atau pada kadar terendahnya, sedangkan siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating
Hormon) baru mulai meningkat.
Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini
berlangsung 4 hari. Dengan haid itu keluar darah, potongan potongan endometrium
dan lendir dari cervik. Darah tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah
pembekuan darah dan mencairkan potongan - potongan mukosa. Hanya kalau banyak
darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah
dalam darah haid.
2) Fase proliferasi
Pada fase ini ovarium sedang melakukan proses pembentukan dan pematangan
ovum. Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak
sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Permukaan endometriumsecara
lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam
fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari
semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Pada fase proliferasi terjadi peningkatan kadar
8
hormon estrogen, karena fase ini tergantung pada stimulasi estrogenyang berasal dari
folikel ovarium.
3) Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasisampai sekitar tiga hari sebelum
periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang
matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.
Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. Umumnya pada fase
pasca ovulasi wanita akan lebih sensitif. Sebab pada fase ini hormon reproduksi (FSH,
LH, estrogen dan progesteron)mengalami peningkatan. Jadi pada fase ini wanita
mengalami yang namanya Pre Menstrual Syndrome (PMS). Beberapa hari kemudian
setelah gejala PMS maka lapisan dinding rahim akan luruh kembali.
4) Fase iskemi/premenstrual
1. FSH
9
merangsang kelenjar pituitari untuk memproduksi banyak follicle stimulating
hormone (FSH) dan menurunkan jumlah hormon LH.
2. Estrogen
Selama folikel berkembang dan menjadi matang, pada saat yang bersamaan
memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen berperan penting untuk
memberitahukan otak bahwa sel telur telah matang. Setelah itu, hormon estrogen akan
mengirimkan sinyal pada kelenjar pituitari untuk berhenti memproduksi FSH dan mulai
memproduksi banyak luteinizing hormon atau hormon LH - kebalikan dari yang tadi.
Jika tidak terjadi pembuahan, hormon estrogen akan menurun tajam dan terjadilah
menstruasi.
3. LH
4. Progesteron
Setelah terjadinya ovulasi, folikel kosong atau korpus luteum akan melepaskan hormon
progesteron. Hormon progesteron adalah hormon yang membantu mempersiapkan
lapisan rahim untuk berjaga-jaga jika nantinya terjadi pembuahan (kehamilan). Namun,
jika tidak ada kehamilan, maka kadar progesteron akan kembali menurun dan
menyebabkan dinding rahim meluruh. Proses inilah yang disebut dengan menstruasi
atau haid.
10
11