Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada wanita terdapat siklus menstruasi. Siklus ini berkaitan dengan


pembentukan sel telur dan pembentukan endometrium. Haid atau menstruasi merupakan
suatu tanda  bahwa  alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak
antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang baru.Biasanya, periode
pertama terjadi sekitar usia 12 atau 13. Namun, beberapa anak perempuan mulai
mengalami masa haid pada usia 8 atau 9 tahun, sedangkan yang lain mungkin lebih
lama, sekitar umur 15 atau 16 tahun. Jika haid tidak terjadi pada saat seorang gadis
sudah mencapai usia 16, sebaiknya ia segera menghubungi dokter untuk evaluasi. 
Haid biasanya dimulai sekitar 2 1/2 tahun setelah payudara gadis mulai
berkembang, dan berkenaan dengan perkembangan pinggang dan rambut di sekitar
vagina.Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang  siklus haid
yang normal atau siklus dianggap sebagai siklus yang  klasik ialah 28  hari, tetapi
variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang
sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya selalu tidak sama.
Lebih dari 90% wanita mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai 35
hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi.
Lama haid biasanya antara 3 – 6  hari, ada yang 1 – 2 hari dan diikuti darah
sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya
lama haid itu tetap. Kurang lebih 50% darah menstruasi dikeluarkan dalam 24 jam
pertama. Kesehatan menstruasi merupakan salah satu aspek penting dalam membangun
kualitas sumber daya manusia dan berkaitan erat dengan kesehatan reproduksi.Aspek
kesehatan menstruasi merupakan bagian penting kesehatan reproduksi seorang
perempuan, yang tidak hanya meliputi aspek kesehatan fisik, tetapi juga aspek
kesehatan mental, spiritual maupun sosial. Seorang perempuan perlu mengetahui pola
dan jarak dari menstruasi masing-masing, sehingga dapat menilai apabila terjadi hal di
luar kebiasaan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses siklus menstruasi?

2. Bagaimana proses terjadinya umpan balik positif dan umpan balik negatif
pada siklus menstruasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses siklus menstruasi

2. Untuk mengetahui proses terjadinya umpan balik positif dan umpan balik
negatif pada siklus menstruasi

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Proses Siklus Menstruasi

Menstruasi adalah gejala periodik pelepasan darah dan mukosa jaringan dari
lapisan dalam rahim melalui vagina. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama
masa reproduksi, dimulai saat pubertas (menarche) dan berakhir saat menopause,
kecuali selama masa kehamilan. Berdasarkan pengertian klinik, menstruasi dinilai
berdasarkan 3 hal yaitu, siklus menstruasi, lama menstruasi, dan jumlah darah yang
keluar. (Sarwono, 2011)

Siklus menstruasi merupakan daur menstruasi yang tiap bulannya dialami


wanita dihitung mulai dari hari pertama menstruasi atau datang bulan, sampai hari
pertama menstruasi di bulan berikutnya. Menstruasi dikatakan normal bila didapati
siklus mentruasi tidak kurang dari 24 hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, kira-kira 24 –
35 hari dikatakan siklus menstruasi yang normal (Sarwono, 2011).

Lama menstruasi adalah durasi atau lamanya darah yang muncul saat
menstruasi pada wanita (MedScape), atau jarak dari hari pertama menstruasi (darah
keluar dari vagina) sampai perdarahan menstruasi berhenti. Biasanya lama menstruasi
yang dapat dikatakan normal berkisar antara 4 – 8 hari. (Sarwono, 2011). Volume
menstruasi merupakan jumlah darah yang keluar selama masa menstruasi. Dikatakan
volume yang normal jika jumlah darah yang keluar selama menstruasi berlangsung
tidak lebih dari 80 ml, atau dalam satu harinya ganti pembalut sebanyak 2 – 6 kali.
(Sarwono, 2011)

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium
(indung telur) dan siklus uterus (rahim).

a. Siklus Ovarium

1. Fase Menstruasi atau Pendarahan

Fase menstruasi merupakan keluarnya darah haid dimulai pada hari


pertama menstruasi dan berlangsung sampai hari ke-5 dari siklus menstruasi. Bisa
berlangsung sampai hari ke-7 dan ini masih dianggap normal. Pada saat menstruasi
terjadi, hormon progesteron turun drastis, lapisan rahim luruh dan keluar dalam bentuk
darah menstruasi, darah yang keluar sekitar 10-80 ml, dan kadang wanita
mengalami kram perut. Kram perut disebabkan oleh kontraksi rahim dan otot-otot perut

3
untuk mengeluarkan darah haid. Kontraksi yang kuat dalam rahim dapat menyebabkan
suplai oksigen ke rahim tidak berjalan dengan lancar.

Kontraksi yang terjadi selama menstruasi berfungsi membantu mendorong dan


mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.Luruhnya
lapisan dinding rahim disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron. Pada
saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH) mulai sedikit meningkat dan
memancing perkembangan 5-20 folikel (kantong yang berisi indung telur) di dalam
ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang, hanya ada satu folikel yang terus
berkembang akan memproduksi estrogen. Selama masa menstruasi hormon estrogen
akan berada pada tingkatan yang rendah.

2. Fase Folikular

Disebut fase folikuler karena kelenjar pituitari (hipofisia)


melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH), yang
merangsang folikel dalam ovarium untuk tumbuh menjadi dewasa (matang). Fase ini
dimulai dari hari pertama menstruasi, tetapi berlangsung sampai hari ke-13 dari siklus
menstruasi. Pada saat fase folikular, kelenjar hipofisis di otak
mengeluarkan hormon FSH yang merangsang sel-sel telur dalam ovarium untuk
tumbuh. Salah satu sel telur mulai masak di dalam struktur yang disebut folikel
(kantung) dan dibutuhkan 13 hari bagi sel telur untuk mencapai kematangan. Pada
saat sel telur matang, folikel mengeluarkan hormon yang merangsang rahim untuk
membentuk lapisan pembuluh darah dan jaringan lunak yang baru disebut endometrium.

(1) Fase folikular, Hari ke 1- 8:

Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memacu perkembangan
10 - 20 folikel dengan satu folikel dominan. namun hanya 1 folikel yang ‘dominan’
yang menjadi matang dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang
tinggi disebabkan oleh kadar estrogen dan progesteron yang rendah pasca fase haid
sebelumnya. Selama dan segera setelah haid kadar estrogen relatif rendah tapi mulai
meningkat karena terjadi perkembangan folikel.. 

4
(2) Hari ke 9 - 14:

Folikel membesar dan membentuk ruang penuh cairan (ANTRUM).


Folikel d’graaf : oosit dikelilingi oleh 2 – 3 lapisan sel granulosa yang disebut cumulus
oophorus. Sejalan dengan maturasi folikel maka produksi estrogen (terutama estradiol)
oleh sel granulosa meningkat dan mencapai puncaknya 18 jam menjelang ovulasi.
Peningkatan estradiol menyebabkan penurunan FSH dan LH ( proses umpan balik
negatif )
Perubahan hormon, hubungannya dengan pematangan folikel adalah ada
kenaikan yang progresif dalam produksi estrogen (terutama estradiol) oleh sel granulosa
dari foiikel yang berkembang. Mencapai puncak 18 jam sebelum ovulasi. Karena kadar
estrogen meningkat, pelepasan kedua gonadotropin ditekan (umpan balik negatif) yang
berguna untuk mencegah hiperstimulasi dari ovarium dan pematangan banyak folikel.
Sel granulosa juga menghasilkan inhibin dan mempunyai implikasi sebagai faktor
dalam mencegah jumlah folikel yang matangl.

3. Fase Ovulasi

Ovulasi adalah puncak dari semua kerja keras tubuh selama fase


menstruasi sebelumnya. Atas perintah otak melalui produksi hormon LH (luteinizing
hormone), sel telur yang sudah matang akan dilepaskan dari folikel di ovarium ke
saluran tuba (tuba fallopi) dan akan bertahan selama 12-24 jam.

Kejadian ini terjadi pada hari ke-14 dari siklus, sel telur yang dilepaskan tersapu
ke tuba falopi oleh silia fimbriae. Fimbriae adalah struktur berbentuk seperti jari-jari
yang terletak di ujung tuba falopi dekat dengan ovarium. Sedangkan silia merupakan
rambut getar yang halus, berfungsi untuk mengantarkan sel telur menuju rahim.

Pada fase ini, produksi hormon estrogen  mencapai puncaknya, sehingga


meningkatkan efek dari fase folikular. Hari ke-14 Ovulasi adalah pembesaran folikel
secara cepat yang diikuti dengan protrusi dari permukaan korteks ovarium dan pecahnya
folikel dengan ekstrusinya oosit yang ditempeli oleh kumulus ooforus. Pada beberapa
perempuan saat ovulasi dapat dirasakan dengan adanya nyeri di fosa iliaka. Pemeriksaan
USG menunjukkan adanya rasa sakit yang terjadi sebelum folikel pecah. Perubahan
hormon: estrogen meningkatkan sekresi LH (melalui hipotalamus) mengakibatkan
meningkatnya produksi androgen dan estrogen (umpan balik positif). Segera sebelum
ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol yang cepat dan peningkatan produksi
progesteron. Ovulasi terjadi dalam 8 jam dari mid-cycle surge LH

5
4. Fase Luteal

Disebut fase luteal karena pada fase menstruasi ini terbentuk korpus luteum,


yaitu bekas folikel setelah ditinggal sel telur. Korpus luteum menghasilkan hormon
progesteron. Fase luteal adalah fase menstruasi yang terkahir. Fase luteal dimulai pada
hari ke-15 dan berlangsung sampai akhir siklus menstruasi. Pada saat terjadi fase luteal,
sel telur yang dilepaskan selama fase ovulasi akan tetap berada di tuba falopi selama 24
jam. Jika sel sperma tidak membuahi sel telur dalam waktu tersebut, sel telur akan
hancur. Hormon progesteron yang membuat rahim mempertahankan endometrium akan
habis pada akhir siklus menstruasi. Hal ini menyebabkan dimulainya kembali fase
siklus menstruasi berikutnya.

Fase Luteal Hari ke-15 – 28, sisa folikel tertahan dalam ovarium dipenitrasi oleh
kapilar dan fibroblas dari teka. Sel granulosa mengalami luteinisasi menjadi korpus
luteum. Korpus luteum merupakan sumber utama hormon steroid seks, estrogen dan
progesteron disekresi oleh ovarium pada fase pasca-owlasi. Korpus luteum
meningkatkan produksi progesteron dan estradiol. Kedua hormon tersebut diproduksi
dari prekursor yang sama. Selama fase luteal kadar gonadotropin mencapai nadir dan
tetap rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi pada hari ke-26 - 28. Jika
terjadi konsepsi dan implantasi, korpus luteum tidak mengalami regresi karena
dipertahankan oleh gonadotrofin yang dihasilkan oleh trofoblas. Jika konsepsi dan
implantasi tidak terjadi korpus luteum akan mengalami regresi dan terjadilah haid.
Setelah kadar hormon steroid turun akan diikuti peningkatan kadar gonadotropin untuk
inisiasi siklus berikutnya.

6
Gambar Siklus Menstruasi

7
B. Siklus Endomentrium

Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus


-endometrium. Pada akhir fase menstruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan
memasuki fase proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat
dan kelenjar endometrium menjadi lebih aktif – fase sekresi. Setiap satu siklus
menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini
merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium,
dan uterus.
Endometrium terdiri atas 2 lapis, yaitu lapisan superfisial yang akan mengelupas
saat haid dan lapisan basal yang tidak ikut dalam proses haid, tetapi ikut dalam proses
regenerasi lapisan superfisial untuk siklus berikutnya. Batas antara 2 lapis tersebut
ditandai dengan perubahan dalam karakteristik arteriola yang memasok endometrium.
Basal endometrium kuat, tapi karena pengaruh hormon menjadi berkeluk dan
memberikan kesempatan a. spiralis berkembang. Susunan anatomi tersebut sangar
penting dalam fisiologi pengelupasan lapisan superfisial endometrium.

1) Fase menstruasi

Pada fase menstruasi, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai
pendarahan. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada
awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon)menurun
atau pada kadar terendahnya, sedangkan siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating
Hormon) baru mulai meningkat.

Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini
berlangsung 4 hari. Dengan haid itu keluar darah, potongan potongan endometrium
dan  lendir dari cervik. Darah tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah
pembekuan darah dan mencairkan potongan - potongan mukosa.  Hanya kalau banyak
darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah
dalam darah haid. 

2) Fase proliferasi

Pada fase ini ovarium sedang melakukan proses pembentukan dan pematangan
ovum. Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak
sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Permukaan endometriumsecara
lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam
fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari
semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Pada fase proliferasi terjadi peningkatan kadar

8
hormon estrogen, karena fase ini tergantung pada stimulasi estrogenyang berasal dari
folikel ovarium.

Selama fase folikular di ovarium, endometrium di bawah pengaruh estrogen.


Pada akhir haid proses regenerasi berjalan dengan cepat. Saat ini disebut fase
proliferasi, kelenjar tubular yang tersusun rapi sejajar dengan sedikit sekresi.

3) Fase sekresi/luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasisampai sekitar tiga hari sebelum
periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang
matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.
Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. Umumnya pada fase
pasca ovulasi wanita akan lebih sensitif. Sebab pada fase ini hormon reproduksi (FSH,
LH, estrogen dan progesteron)mengalami peningkatan. Jadi pada fase ini wanita
mengalami yang namanya Pre Menstrual Syndrome (PMS). Beberapa hari kemudian
setelah gejala PMS maka lapisan dinding rahim akan luruh kembali.

Setelah owlasi, produksi progesteron menginduksi perubahan sekresi endometrium.


Tampak sekretori dari vakuole dalam epitel kelenjar di bawah nukleus, sekresi maternal
ke dalam lumen kelenjar dan menjadi berkelok-kelokl.

4) Fase iskemi/premenstrual

Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus Luteum yang


mensekresi estrogen dan progesterone menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan
progesterone yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke
endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari
lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

a. Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi

Ada 4 hormon penting yang memengaruhi keberjalanan siklus menstruasi setiap


bulannya, yaitu:

1. FSH

Semua hormon yang diproduksi oleh tubuh berasal dari hipotalamus.


Hipotalamus adalah bagian kecil pada pusat otak, bertindak sebagai "kelenjar master"
yang mengendalikan banyak fungsi vital dalam tubuh. Siklus haid dimulai
ketika hipotalamus merangsang kelenjar endokrin untuk memproduksi banyak hormon,
salah satunya gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Hormon GnRH ini

9
merangsang kelenjar pituitari untuk memproduksi banyak follicle stimulating
hormone (FSH) dan menurunkan jumlah hormon LH.

FSH adalah hormon yang bertanggung jawab untuk merangsang perkembangan


folikel (kantung kecil) menjadi sel telur yang matang. Sel telur inilah yang nantinya
dipersiapkan menjelang masa subur.

2. Estrogen

Selama folikel berkembang dan menjadi matang, pada saat yang bersamaan
memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen berperan penting untuk
memberitahukan otak bahwa sel telur telah matang. Setelah itu, hormon estrogen akan
mengirimkan sinyal pada kelenjar pituitari untuk berhenti memproduksi FSH dan mulai
memproduksi banyak luteinizing hormon atau hormon LH - kebalikan dari yang tadi.
Jika tidak terjadi pembuahan, hormon estrogen akan menurun tajam dan terjadilah
menstruasi.

Namun jika sel telur berhasil dibuahi sel sperma, maka estrogen akan bekerja


bersama dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan. Hal inilah
yang membuat Anda tidak menstruasi saat hamil.

3. LH

Luteinizing hormon atau LH adalah hormon yang bertugas untuk memicu


terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. Folikel sel telur yang sudah
dilepaskan akan berubah menjadi korpus luteum atau folikel kosong.

4. Progesteron

Setelah terjadinya ovulasi, folikel kosong atau korpus luteum akan melepaskan hormon
progesteron. Hormon progesteron adalah hormon yang membantu mempersiapkan
lapisan rahim untuk berjaga-jaga jika nantinya terjadi pembuahan (kehamilan). Namun,
jika tidak ada kehamilan, maka kadar progesteron akan kembali menurun dan
menyebabkan dinding rahim meluruh. Proses inilah yang disebut dengan menstruasi
atau haid.

10
11

Anda mungkin juga menyukai